66 d.
Pendapat Orang Tua Orang tua kedua terdakwa bersedia mengasuh, membimbing,
mendidik dan mengawasi para terdakwa dengan lebih baik lagi.
4.2.3 Analisis hasil Penelitian
Pertimbangan hakim menurut peneliti dalam memutuskan perkara tindak pidana dengan terdakwa I Ria Setia Irawan dan terdakwa II Yoga Ananda Aulia
sudah tepat, karena dalam mengambil pertimbangan, hakim tidak hanya berpacu pada fakta-fakta dipersidangan yuridis namun juga mempertimbangkan keadaan
sosiologis anak non yuridis. Pertimbangan yang harus diperhatikan hakim menurut Sutatiek S 2013:33 bahwa “Sebelum mengambil putusan terhadap
perkara tindak pidana yang dilakukan anak, seorang hakim dapat mengambil pertimbangan-pertimbangan yuridis dan non yuridis apek sosiologis, psikologis,
etika, historis dari an ak tersebut.”
Dasar pertimbangan hakim menurut Maidin Gultom 2014: 153 bahwa “yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan, antara lain
adalah keadaan psikologis anak pada saat melakukan tindak pidana, keadaan psikologis anak setelah dipidana, keadaan psikologis hakim dalam menjatuhkan
hukuman.” Pertimbangan hakim dalam putusan Nomor: 133Pid.Sus2014PN.Byl
dijleaskan oleh Galih Dewi Kinanthi Ahmad, S.H : “…Pertimbangan hakim dalam memutuskan persidangan ini mengacu pada
hasil penelitian masyarakat yang dilakukan oleh BAPAS, tetapi juga dalam
67 persidangan juga harus dipertimbangkan dan keterangan orang tua.”
wawancara Hakim Pengadilan Negeri Boyolali pada tanggal 25 Juni 2015. Hal serupa juga dikemukakan oleh Maidin Gultom 2014: 152 bahwa
“dalam mengambil keputusan, Hakim wajib mendengarkan dan mempertimbangkan hasil penelitian Petugas Penelitian Kemasyarakatan , agar
dalam menjatuhkan putusan Hakim dapat bijaksana dan adil.” Dalam Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak, “Sistem Peradilan Pidana Anak wajib mengutamakan pendekatan Keadilan Restoratif”. Pertimbangan hakim dalam
memutuskan perkara dengan terdakwa I Ria Setia Irawan dan terdakwa II Yoga Ananda Aulia sudah berorientasi pada masa depan anak, tidak hanya berpacu pada
kesalahan anak dan mempertimbangkan hak-hak anak. Dengan pertimbangan yuridis fakta-fakta selama persidangan dan non yuridis diharapkan putusan
yang diambil untuk anak adalah sebagai upaya memberikan efek jera kepada kedua terdakwa bukan sebagai balas dendam akan apa yang telah dilakukan kedua
terdakwa.