Asuhan Keperawatan pada Tn.P dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nyaman (Nyeri) di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas

(1)

SKRIPSI

PERBANDINGAN KINERJA BANK SWASTA DAN BANK PEMERINTAH YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH JUITA ERLISA B.

120502226

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan antara bank swasta dan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank swasta dan bank pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis korelasi, uji beda dua rata-rata, dan uji Mann-Whitney. Analisis deskriptif menunjukkan bahwa LDR bank pemerintah meningkat secara teratur. Rasio keuangan lainnya ditemukan berfluktuasi. Juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara CAR dan LDR. Sesuai dengan uji Mann-Whitney terdapat perbedaan yang signifikan pada ROA, ROE, dan NIM antara bank swasta dan bank pemerintah. Kata kunci: Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity, Return on Asset, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, dan Posisi Devisa Neto.


(3)

ABSTRACT

This study aims is to analyze the differences between private bank and government banks performance go public in Indonesia Stock Exchange toward Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), Operational Expense to Operational Revenue (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposits Ratio (LDR), and Net Open Position (PDN). The population of this research are all private banks and government banks go public in Indonesia Stock Exchange in the period of 2010 until 2014. The sampling technique used in this study was purposive sampling. Analysis techniques use descriptive analysis, correlation analysis, Independent Sample T-Test, and Mann-Whitney test. Result of descriptive analysis showed that LDR of government bank was found to steadily increase. Other financial ratios were found to be fluctuated. It is also found that there significant correlation amongst CAR and LDR. According to the Mann-Whitney test it has a significant difference at ROA, ROE, and NIM between private banks and government banks. Key words: Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity, Return on Asset, Operational Expense to Operational Revenue, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, and Net Open Position.


(4)

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera bagi kita semua…

Segala puji syukur dan kemuliaan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah-Nya yang melimpah sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERBANDINGAN KINERJA BANK SWASTA DAN BANK PEMERINTAH YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua Ayahanda Loisder Banurea dan Ibunda Risma Hasugian yang telah mendidik dengan sepenuh hati sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan dan dukungan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti sadalia, SE., ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si, dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME, selaku Dosen Pembanding I yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

8. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberi ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

9. Seluruh sahabat saya di manajemen 2012 yang telah menginspirasi peneliti, dan kepada organisasi HMM tempat peneliti menerapkan ilmu-ilmu yang dipelajari di kampus selama ini.

Medan, 09 Oktober 2015 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Bank ... 14

2.2 Perbedaan Bank Swasta dengan Bank Pemerintah ... 16

2.3 Kinerja Keuangan Bank ... 17

2.4 Laporan Keuangan Bank ... 18

2.5 Analisis Rasio Keuangan Bank ... 21

2.6 Penelitian Terdahulu ... 29

2.7 Kerangka Konseptual ... 34

2.8 Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 38

3.5 Populasi dan Sampel ... 40

3.6 Jenis Data ... 42

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.8 Statistik Deskriptif ... 42

3.8 Uji Persyaratan Analisis ... 42

3.8.1 Uji Normalitas ... 42

3.9 Teknik Analisis Data ... 43

3.9.1 Analisis Korelasi ... 43

3.9.2 Independent Sample T-Test ... 43

3.9.3 Uji Mann-Whitney ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 46


(7)

4.2 Statistik Deskriptif ... 54

4.3 Uji Normalitas ... 57

4.4 Analisis Korelasi ... 58

4.5 Uji Independent Sample T-Test ... 59

4.6 Uji Mann-Whitney ... 60

4.7 Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Rasio Kinerja Bank Swasta ... 7

Tabel 1.2 Rasio Kinerja Bank Pemerintah ... 8

Tabel 2.1 Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat CAR ... 23

Tabel 2.2 Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat NPL ... 23

Tabel 2.3 Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat ROA ... 24

Tabel 2.4 Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat ROE... 25

Tabel 2.5 Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat BOPO ... 26

Tabel 2.6 Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat NIM ... 27

Tabel 2.7 Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat LDR... 27

Tabel 2.8 Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat PDN... 28

Tabel 2.9 Penelitian Terdahulu ... 32

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 39

Tabel 3.2 Daftar Sampel... 41

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Bank Swasta ... 55

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Bank Pemerintah ... 55

Tabel 4.3 Uji Normalitas ... 57

Tabel 4.4 Uji Korelasi ... 58

Tabel 4.5 Uji Independent Sample T-Test ... 59


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman Gambar 1.1 Perkembangan Kantor Bank di Indonesia Tahun

2010-2014 ... 2 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 36


(10)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan antara bank swasta dan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank swasta dan bank pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis korelasi, uji beda dua rata-rata, dan uji Mann-Whitney. Analisis deskriptif menunjukkan bahwa LDR bank pemerintah meningkat secara teratur. Rasio keuangan lainnya ditemukan berfluktuasi. Juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara CAR dan LDR. Sesuai dengan uji Mann-Whitney terdapat perbedaan yang signifikan pada ROA, ROE, dan NIM antara bank swasta dan bank pemerintah. Kata kunci: Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity, Return on Asset, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, dan Posisi Devisa Neto.


(11)

ABSTRACT

This study aims is to analyze the differences between private bank and government banks performance go public in Indonesia Stock Exchange toward Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), Operational Expense to Operational Revenue (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposits Ratio (LDR), and Net Open Position (PDN). The population of this research are all private banks and government banks go public in Indonesia Stock Exchange in the period of 2010 until 2014. The sampling technique used in this study was purposive sampling. Analysis techniques use descriptive analysis, correlation analysis, Independent Sample T-Test, and Mann-Whitney test. Result of descriptive analysis showed that LDR of government bank was found to steadily increase. Other financial ratios were found to be fluctuated. It is also found that there significant correlation amongst CAR and LDR. According to the Mann-Whitney test it has a significant difference at ROA, ROE, and NIM between private banks and government banks. Key words: Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity, Return on Asset, Operational Expense to Operational Revenue, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, and Net Open Position.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sektor perbankan merupakan salah satu tulang punggung yang membangun perekonomian suatu negara karena berfungsi sebagai lembaga intermediasi (Yuliani, 2007). Pembiayaan dan investasi yang besar sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak, sehingga peran masyarakat dapat ditingkatkan dan akhirnya kemandirian bangsa dalam pembangunan dapat terwujud.

Sejak dilakukannya liberalisasi sektor perbankan dengan kebijaksanaan paket Oktober 1988 (Pakto 88), sektor perbankan Indonesia tumbuh dengan sangat pesat. Namun, pertumbuhan tersebut tidak diikuti dengan berbagai infrastruktur yang diperlukan, seperti peraturan kehati-hatian perbankan (prudential regulation) yang menyeluruh, terperinci, dan terdefinisi secara baik, ditambah dengan lemahnya kontrol terhadap implementasi dari peraturan dan perundang-undangan yang ada (Dendawijaya, 2003:127).

Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan baik bank swasta maupun pemerintah banyak yang mengalami kesulitan keuangan sehingga pada 1 November 1997 terdapat 16 (enam belas) bank dilikuidasi, pada April 1998 terdapat 7 (tujuh) bank dibekukan operasinya


(13)

dan pada 13 Maret 1999 terdapat 38 bank yang dilikuidasi (Surifah, 2002). Salah satu penyebab dibekukannya kegiatan operasional perbankan oleh pemerintah adalah pinjaman luar negeri yang membengkak akibat nilai tukar rupiah terhadap dollar naik secara drastis. Di samping itu, penyaluran kredit yang berindikasi KKN tidak hanya dilakukan oleh bank swasta, tetapi bank pemerintah juga ikut melakukannya. Hanya saja, dalam perjalanannya pemerintah lebih cenderung membekukan kegiatan perbankan swasta, sedangkan bank pemerintah dilakukan dengan restrukturisasi dengan cara penggabungan dan rekapitalisasi melalui penerbitan obligasi pemerintah untuk menambah modal bank (Samosir, 2003).

Industri perbankan di Indonesia saat ini sangat bersaing dengan tajam sehingga mengabaikan kualitas aset dan rendahnya tingkat permodalan bank dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Hal ini dapat dilihat dengan bermunculannya bank yang baru dan cabang dari bank yang telah berdiri sebelumnya.

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, 2015

Gambar 1.1

Perkembangan Kantor Bank di Indonesia Tahun 2010-2014

Dari Gambar 1.1 terlihat bahwa bank di Indonesia cenderung mengalami peningkatan jumlah kantor bank selama periode 2010 hingga 2014.

0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000

2010 2011 2012 2013 2014

Bank Pemerintah Bank Swasta Devisa Bank Swasta Non-Devisa Bank Pembangunan Daerah Bank Campuran


(14)

Bertambahnya jumlah bank maupun kantor bank menyebabkan investor tidak lagi hanya terfokus pada produk-produk simpanan perbankan semata, seperti tabungan, deposito, commercial paper, dan sebagainya, tetapi mereka dapat memilih sederetan instrumen pasar modal, seperti saham obligasi, dan instrumen derivatif. Demikian pula bagi peminjam yang membutuhkan dana, pilihan atau alternatif pembiayaan saat ini semakin bervariasi, tidak lagi hanya berfokus pada pembiayaan kredit (Siamat, 2005:18). Oleh karena itu, kini masyarakat mulai selektif dalam memilih suatu bank karena memiliki berbagai alternatif pilihan dalam menyimpan kelebihan dana dan mendapatkan dana yang diperlukan melalui bank. Hal ini tentunya akan menyebabkan banyak bank yang rapuh karena tidak mampu bersaing dalam dunia perbankan.

Memburuknya kualitas aset dan menurunnya tingkat kecukupan modal bank menyebabkan bank tidak dapat memberikan pinjaman baru dan bahkan harus menutup fasilitas kredit modal kerja dan perdagangan yang belum dipakai. Tidak adanya fasilitas tersebut menyebabkan tingkat produksi menurun dan mendorong inflasi. Meningkatnya inflasi menyebabkan daya beli masyarakat menurun yang berakibat pada penurunan pendapatan perusahaan dan badan usaha di satu sisi, sementara di sisi yang lain biaya meningkat sebagai akibat dari peningkatan bunga. Dengan kondisi tersebut, perusahaan dan badan usaha, baik swasta maupun pemerintah mulai mengalami kesulitan bukan hanya untuk pembayaran pokok pinjaman, tetapi juga pinjaman. Sebagai akibatnya, tingkat kualitas dari aset perbankan terus memburuk dan tingkat kecukupan modal bank menjadi negatif (Dendawijaya, 2003:129).


(15)

Masalah lain yang biasanya dihadapi oleh perbankan adalah mengenai efisiensi dalam kegiatan operasional suatu bank. Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap bank selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun di sisi lain bank juga harus berupaya untuk beroperasi secara efisien. Adanya kompetisi dalam industri perbankan dapat menyebabkan menurunnya tingkat profitabilitas masing-masing bank, dan apabila tingkat profitabilitas ini rendah maka akan mengakibatkan bank mengalami kerugian yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu bank (Sabir, 2012).

Ditinjau dari segi kepemilikannya, bank dapat dibagi menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu bank milik pemerintah, bank swasta, bank campuran, bank pembangunan daerah, dan bank syariah (Ikatan Bankir Indonesia, 2013:8). Kelima kelompok bank ini bersaing ketat untuk menunjukkan good performance di mata publik.

Tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap bank pemerintah cenderung lebih tinggi dibandingkan kepercayaan masyarakat pada bank swasta. Bank pemerintah dipersepsikan oleh masyarakat sebagai bank yang permodalan dan kinerjanya akan selalu ditopang oleh pemerintah sehingga relatif lebih mudah memobilisasi dana dari masyarakat. Walaupun budaya birokrasi pemerintah relatif tidak efisien mempengaruhi pola pengelolaan bank-bank pemerintah namun tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi memberikan kesempatan untuk mempertahankan kinerjanya bahkan untuk keluar dari kondisi


(16)

yang buruk sehingga kepercayaan nasabahnya dapat dipertahankan (Tanggulungan, 2012).

Salah satu unsur yang diperhatikan masyarakat dalam memilih bank adalah mengenai kinerja suatu bank. Kinerja suatu bank dapat dianalisis dengan laporan keuangan, dimana data pokok sebagai input dalam analisis ini adalah neraca dan laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan dan pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dengan cepat. Analisis rasio menghubungkan unsur-unsur rencana dan perhitungan laba rugi sehingga dapat menilai efektivitas dan efisiensi perusahaan (Orniati, 2009).

Penilaian kinerja keuangan bank dapat dilakukan dengan menggunakan teknik analisis CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk) yang mengacu pada ketentuan penilaian yang diatur dalam SE Bank Indonesia Nomor 30/2/UPPB/tgl 30/4/1997 junto SE Nomor 30/UPPB/tgl 19/03/1998 (Jumingan, 2005:246-247). Dari aspek capital (permodalan) dapat diketahui bagaimana kemampuan dan kecukupan modal bank, diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). Dari aspek assets quality (kualitas aktiva produktif) dapat diketahui kinerja dalam menangani aktiva produktif yang bermasalah, diproksikan dengan Non Performing Loan (NPL). Dari aspek earning (profitabilitas) dapat diketahui berapa tingkat keuntungan yang dihasilkan dan tingkat efisiensi yang dihasilkan, diproksikan dengan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban Operasional


(17)

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM). Dari aspek liquidity (likuiditas) dapat diketahui berapa tingkat likuiditas yang diperoleh bank untuk memenuhi kewajibannya, diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Sedangkan dari rasio sensitivity to market risk (sensitivitas terhadap risiko pasar) dapat diketahui pergerakan harga pasar yang merugikan bank, baik itu suku bunga maupun valas, diproksikan dengan Posisi Devisa Neto (PDN). Aspek manajemen tidak dimasukkan dalam penelitian ini karena penilaian terhadap aspek manajemen dilakukan dengan menggunakan penilaian kualitatif untuk setiap aspek dari manajemen umum, manajemen risiko, dan manajemen kepatuhan (Ikatan Bankir Indonesia, 2015:66).

Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk menilai kecukupan modal yang dimiliki oleh suatu bank. Non Performing Loan (NPL) menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Return on Equity (ROE) untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Octifane, 2014). Net Interest Margin (NIM) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Loan to Deposit Ratio (LDR) mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari


(18)

dana yang dikumpulkan oleh bank (dana dari pihak ketiga atau masyarakat) (Nugroho, 2012). Posisi Devisa Neto (PDN) digunakan agar bank selalu menjaga keseimbangan posisi antara sumber dana valas dan penggunaan dana valas (Maharani dan Afandy, 2012).

Tabel 1.1

Rasio Kinerja Bank Swasta Bank

Swasta

Tahun Rasio Keuangan (%)

CAR NPL ROA ROE BOPO NIM LDR PDN Bank

Central Asia, Tbk.

2010 13.5 0.2 3.5 33.3 65.1 5.3 55.2 1.0 2011 12.7 0.2 3.8 33.5 60.9 5.7 61.7 0.5 2012 14.2 0.2 3.6 30.4 62.4 5.6 68.6 0.9 2013 15.7 0.2 3.8 28.2 61.5 6.2 75.4 0.2 2014 16.9 0.2 3.9 25.5 62.4 6.5 76.8 0.6 Bank

Danamon Indonesia,

Tbk.

2010 16.0 0.0 2.52 16.17 81.1 11.3 93.8 0.6 2011 17.6 0.0 2.58 13.35 79.3 9.9 98.3 0.5 2012 18.9 0.2 2.64 14.33 75.0 10.1 100.7 0.5 2013 17.9 1.1 2.26 13.18 82.86 9.6 95.1 0.6 2014 17.9 1.3 1.12 6.71 76.61 8.4 92.6 1.1 Bank

Cimb Niaga,

Tbk.

2010 13.47 1.92 2.75 18.61 76.80 6.46 88.04 3.54 2011 13.16 1.46 2.85 17.29 76.10 5.63 94.41 1.72 2012 15.16 1.11 3.18 18.76 71.70 5.87 95.04 0.99 2013 15.36 1.55 2.76 16.50 73.79 5.34 94.49 2.32 2014 15.58 1.94 1.44 8.13 87.86 5.36 99.46 0.76 Bank Pan

Indonesia, Tbk.

2010 18.34 2.68 1.87 11.62 44.76 4.59 74.22 0.31 2011 19.28 0.92 2.02 14.72 51.47 4.64 80.36 0.60 2012 16.31 0.48 1.96 15.37 49.57 4.19 88.46 1.17 2013 16.74 0.75 1.85 14.56 53.61 4.09 87.71 3.54 2014 17.30 0.46 1.79 13.09 57.03 3.83 90.51 0.61 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2010-2014


(19)

Tabel 1.2

Rasio Kinerja Bank Pemerintah Bank

Pemerintah

Tahun Rasio Keuangan (%)

CAR NPL ROA ROE BOPO NIM LDR PDN

Bank Mandiri (Persero),

Tbk.

2010 13.36 0.54 3.50 33.09 66.43 5.39 65.44 1.85 2011 15.34 0.45 3.37 25.57 67.22 5.29 71.65 1.50 2012 15.48 0.37 3.55 27.23 63.93 5.58 77.66 1.27 2013 14.93 0.37 3.66 27.31 62.41 5.68 82.97 2.40 2014 16.60 0.44 3.57 25.81 64.98 5.94 82.02 2.01 Bank

Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk.

2010 13.76 0.74 4.64 31.28 70.86 10.77 75.17 4.45 2011 14.96 0.42 4.93 30.28 66.69 9.58 76.20 5.49 2012 16.95 0.34 5.15 28.80 59.93 8.42 79.85 3.00 2013 16.99 0.41 5.03 26.92 60.58 8.55 88.54 3.15 2014 18.31 0.57 4.74 24.82 63.37 8.51 81.68 3.86 Bank

Negara Indonesia (Persero),

Tbk.

2010 18.63 1.11 2.49 24.70 75.99 5.78 70.15 4.49 2011 17.63 0.51 2.94 20.06 72.58 6.03 70.37 2.82 2012 16.67 0.75 2.92 19.99 70.99 5.93 77.52 2.24 2013 15.09 0.55 3.36 22.47 67.12 6.11 85.30 3.39 2014 16.22 0.39 3.49 23.64 69.78 6.20 87.81 1.61 Bank

Tabungan Negara (Persero),

Tbk.

2010 16.74 2.66 2.05 16.56 82.39 5.99 108.42 2.18 2011 15.03 2.23 2.03 17.65 81.75 5.76 102.56 1.73 2012 17.69 3.12 1.94 18.23 80.74 5.83 100.90 0.70 2013 15.62 3.04 1.79 16.05 82.19 5.44 104.42 1.07 2014 14.64 2.79 1.12 10.66 89.19 4.47 108.86 1.92 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2010-2014

Dari Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 dapat dilihat kinerja bank swasta dan bank pemerintah dari 4 (empat) bank, beserta rasio yang digunakan untuk melihat kinerja bank, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban Operaional terhadap Pendapatan Operaional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN).

Pada kinerja bank swasta terlihat rasio CAR bank secara keseluruhan cenderung meningkat dari tahun 2010 hingga 2014. Sedangkan pada bank pemerintah terlihat rasio CAR bank secara keseluruhan mengalami fluktuasi dari tahun 2010 hingga 2014. Pada rasio NPL, bank swasta cukup beragam. Pada


(20)

Bank Central Asia, Tbk. terlihat konstan, pada Bank Danamon Indonesia, Tbk. terlihat mengalami peningkatan, pada Bank CIMB Niaga, Tbk. dan Bank Pan Indonesia, Tbk terlihat berfluktuasi dari tahun 2010-2014. Sedangkan pada bank pemerintah rasio NPL bank secara keseluruhan mengalami fluktuasi. Pada rasio ROA, ROE, BOPO, NIM dan PDN bank swasta mengalami fluktuasi dari tahun 2010 hingga 2014. Sedangkan pada bank pemerintah, hanya ROA Bank Tabungan Negara, Tbk. yang mengalami penurunan, bank pemerintah lainnya mengalami fluktuasi. ROE bank pemerintah, hanya Bank Rakyat Indonesia yang mengalami penurunan, bank pemerintah lainnya mengalami fluktuasi. BOPO bank pemerintah, hanya Bank Negara Indonesia, Tbk. yang mengalami penurunan, bank pemerintah lainnya mengalami fluktuasi. NIM dan PDN bank pemerintah secara keseluruhan mengalami fluktuasi. Pada rasio LDR bank swasta terlihat LDR bank secara keseluruhan mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2014. Sedangkan pada bank pemerintah, hanya LDR Bank Tabungan Negara, Tbk. yang mengalami fluktuasi, bank pemerintah lainnya mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2014.

Melihat data di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan rasio kinerja bank swasta dengan bank pemerintah. Selain sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan bank swasta dan bank pemerintah, namun hasilnya tidak selalu konsisten.

Penelitian yang dilakukan oleh Maharani dan Afandy (2014) memperlihatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank pemerintah dan bank swasta ditinjau dari rasio keuangan LDR, NPL, ROA,


(21)

ROE, BOPO, dan PDN. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta ditinjau dari rasio keuangan NIM. Sedangkan penelitian lain yang dilakukan Purwoko dan Sussanto (2008) memperlihatkan hasil bahwa CAR, NIM, ROE, dan ROA antara bank pemerintah dan bank swasta tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Di samping itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Farazi et al. (2011) memperlihatkan hasil bahwa bank swasta memiliki ROA dan ROE yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank pemerintah, tetapi bank pemerintah memiliki aset total lebih tinggi dari bank-bank swasta. Bank-bank pemerintah lebih efisien dalam biaya daripada bank swasta. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fernando dan Nimal (2014) memperlihatkan hasil bahwa bank swasta lebih efisien dibandingkan dengan bank pemerintah.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada pemilihan rasio keuangan yang digunakan serta periode penelitian. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan rasio yang menurut penelitian sebelumnya berpengaruh dalam membandingkan kinerja bank swasta dengan bank pemerintah. Oleh karena itu, perlu diuji kembali konsistensi dari variabel-variabel tersebut dalam mempengaruhi kinerja bank. Alasan dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik.

Sehubungan dengan uraian di atas, maka timbul motivasi bagi peneliti untuk melakukan analisis lebih lanjut mengenai sejauh mana perbandingan


(22)

kinerja keuangan antara bank swasta dan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul penelitian ini, yaitu “PERBANDINGAN KINERJA BANK SWASTA DAN BANK PEMERINTAH YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban Operaional terhadap Pendapatan Operaional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN) antara bank swasta dan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban Operaional terhadap Pendapatan Operaional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN) antara bank swasta dan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut ini. 1. Bagi Investor


(23)

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan bahan pertimbangan membantu pengambilan keputusan berinvestasi pada sektor perbankan.

2. Bagi Perbankan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam mengevaluasi kinerja keuangan perbankan dari aspek rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban Operaional terhadap Pendapatan Operaional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN). 3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya mengenai kinerja keuangan perbankan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan acuan untuk melakukan penelitian mengenai materi yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti oleh peneliti.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian dan Fungsi Bank

Menurut Crosse dan Hemple (dalam Rivai, 2012:1), bank adalah suatu organisasi yang menggabungkan usaha manusia dan sumber-sumber keuangan untuk melaksanakan fungsi bank dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat dan untuk memperoleh keuntungan bagi pemilik. Sementara itu, menurut Perry (dalam Rivai, 2012:1), bank adalah suatu badan usaha yang transaksinya berkaitan dengan uang, menerima simpanan (deposit) dari nasabah, menyediakan dana atas setiap penarikan, melakukan penagihan cek-cek atas perintah nasabah, memberikan kredit, dan atau menanamkan kelebihan simpanan tersebut sampai dibutuhkan untuk pembayaran kembali.

Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2013:6) pada intinya bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan kembali taraf hidup rakyat banyak. Hal itu sesuai dengan Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998, yang menjelaskan pengertian bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan memiliki kegiatan pokok dengan 3 (tiga) fungsi pokok, yaitu sebagai berikut.

a. Menerima penyimpanan dana masyarakat dalam berbagai bentuk. b. Menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat.


(25)

c. Melaksanakan berbagai jasa dalam kegiatan perdagangan dan pembayaran dalam negeri maupun luar negeri, serta berbagai jasa lainnya di bidang keuangan.

Menurut Triandaru dan Budisantoso (2006:9), secara lebih spesifik fungsi bank dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi Bank sebagai Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, dan debitur akan mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Fungsi Bank sebagai Agent of Development

Fungsi bank sebagai agent of development adalah suatu lembaga yang memobilisasi dana guna pembangunan ekonomi suatu negara. Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling memengaruhi. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan


(26)

bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

c. Fungsi Bank sebagai Agent of Services

Fungsi bank sebagai agent of services adalah lembaga yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum, berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

2.2Perbedaan Bank Swasta dengan Bank Pemerintah

Dalam hal menjalankan usaha atau operasionalnya, bank swasta dan bank pemerintah memiliki kesamaan, seperti cara menghimpun dana, menyalurkan pinjaman, dan jasa-jasa lainnya. Perbedaan antara bank pemerintah dengan bank swasta menyangkut aspek kepemilikannya, dimana yang dikatakan bank swasta adalah bank yang akte pendirian maupun sahamnya baik seluruh atau sebagian besar dimiliki pihak swasta. Sedangkan yang dikatakan bank pemerintah adalah bank yang akte pendiriannya dimiliki oleh pemerintah pusat dan sahamnya baik seluruh atau sebagian besar juga dimiliki oleh pemerintah pusat. Perbedaan ini sangat menentukan pihak manajemen yang akan mengelola bank tersebut


(27)

nantinya, dimana manajemen merupakan pihak yang akan menentukan keberhasilan bank tersebut melalui keputusan-keputusan yang mereka ambil (Meitasari, 2014).

Berdasarkan Ikatan Bankir Indonesia (2013:8), perbedaan antara bank swasta dengan bank pemerintah menyangkut aspek pendiriannya, dimana bank swasta adalah bank yang didirikan dan menjalankan usaha golongan pengusaha tertentu setelah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan, sedangkan bank pemerintah adalah bank yang hanya dapat didirikan berdasarkan undang-undang.

2.3Kinerja Keuangan Bank

Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank (Jumingan, 2005:239). Jika dikaitkan dengan keuangan, maka kinerja merupakan hasil yang dicapai dari input finansial yang telah digunakan menghasilkan output. Diharapkan dari sumber dana tersebut dapat digunakan secara optimal sesuai dengan proporsinya untuk digunakan mencapai tujuan perusahaan secara umum adalah untuk menghasilkan laba bagi perusahaan (Muqorobin dan Nasir, 2009).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:8), kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham.


(28)

Kinerja bank merupakan hal yang penting karena merupakan cerminan dari kemampuan bank dalam mengelola aspek permodalan dan asetnya dalam mendapatkan laba, serta implikasi dari fungsi bank sebagai intermediary dimana likuiditas bank diukur berdasarkan kredit yang disalurkan kepada masyarakat dibanding dana yang diberikan oleh pihak ketiga. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian Indonesia di sektor perbankan mengalami keadaan yang pasang surut (Octaviyanty, 2013). Kesulitan keuangan jika tidak ditangani dengan baik dapat memaksa pemilik untuk menambah setoran dana ke dalam perusahaan atau malah merelakan menutup perusahaannnya. Melalui manajemen keuangan yang baik diharapkan bank dapat meningkatkan kinerja keuangannya dalam setiap kondisi ekonomi (Afriyeni, 2008).

Dengan kinerja yang baik, bank akan dapat lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari para nasabah (agent of trust). Perbankan sebagai badan usaha yang bergerak di bidang keuangan atau finansial sangat membutuhkan kepercayaan dari para nasabah tersebut guna mendukung dan memperlancar kegiatan yang dilakukannya. Lancarnya kegiatan yang dilakukan oleh bank akan sangat mendukung dalam mencapai kesejahteraan para stackholder dan akan meningkatkan nilai perusahaan (Sukarno, 2006).

2.4Laporan Keuangan Bank

Menurut Syahyunan (2013:25), laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum, laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat


(29)

tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami, dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antarperusahaan sejenis.

Laporan keuangan pada perusahaan mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan (Sugiono dan Untung, 2008:3).

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, penggabungan, dan pengikhtisaran semua transaksi yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di perusahaan. Laporan keuangan bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat karena laporan keuangan memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis. Dengan membaca laporan keuangan dengan tepat, maka seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya (Syahyunan, 2013:35).

Menurut Hery (2012:4) laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kinerja perusahaan. Tujuan khusus laporan keuangan


(30)

adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), laporan keuangan perbankan bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, dan memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan sehingga dapat diadakan perbaikan di masa yang akan datang.

Menurut Siamat (2005:367-371) salah satu aspek penting dalam pencapaian tata kelola perusahaan yang baik dalam perbankan Indonesia adalah transparani kondisi keuangan bank kepada publik. Adanya transparani diharapkan dapat meningkatkan kepercayan publik terhadap lembaga perbankan nasional. Dalam rangka peningkatan transparani kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari:

a. Laporan tahunan, yaitu laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun.

b. Laporan keuangan publikasi triwulanan, yaitu laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.


(31)

c. Laporan keuangan publikasi bulanan, yaitu laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.

d. Laporan keuangan konsolidasi. Bank Indonesia dapat menetapkan tambahan cakupan perusahaan yang laporan keuangannya wajib dikonsolidasikan dengan laporan keuangan bank. Penyertaan bank yang mengakibatkan timbulnya pengendalian namun hanya bersifat sementara, dapat dikecualikan dari penyusunan laporan keuangan konsolidasi.

2.5Analisis Rasio Keuangan

Menurut Sugiono dan Untung (2008:56) yang dimaksud dengan analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya (Syahyunan, 2013:91).

Analisis rasio keuangan dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan finansial dan posisi finansial perusahaan. Analisis rasio keuangan berguna sebagai analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil finansial yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern bagi kreditor dan investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan (Usman, 2003).

Rasio keuangan yang digunakan untuk melihat kinerja bank swasta dan bank pemerintah dalam penelitian ini adalah:


(32)

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan perbandingan antara selisih modal dan harta tetap (equity capital-fixed assets) dengan pinjaman macet (estimated risk in loans). CAR digunakan untuk mengukur kemampuan dana internal menutup kredit macet. Semakin besar nilai rasio ini, semakin baik performa perkreditan cabang tersebut karena semakin besar dana yang tersedia untuk menutup kredit macet (Rivai, 2012:306).

CAR menunjukkan kemampuan bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan kegiatan operasional bank. Penilaian rasio ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhannya. Apabila CAR perusahaan perbankan cukup tinggi, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan perbankan tersebut memiliki kecukupan modal, sehingga kepercayaan masyarakat akan semakin meningkat. Apabila perusahaan perbankan telah go public, peningkatan kepercayaan itu tercermin melalui kenaikan harga sahamnya. Peningkatan harga saham akan meningkatkan nilai perusahaan dan return saham. Perhitungan CAR didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman dana bank yang mengandung resiko harus disediakan jumlah modal sebesar presentase tertentu dari jumlah penanamannya (Angel, 2014). Dalam praktiknya, perhitungan CAR oleh Bank Indonesia disebut Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (KPMM).


(33)

Tabel 2.1

Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat CAR Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat

4 Peringkat 5 Rasio KPMM lebih tinggi sangat signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan Rasio KPMM lebih tinggi cukup signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan Rasio KPMM lebih tinggi secara marginal

dibandingkan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan

(8%≤KPMM≤9%)

Rasio KPMM di bawah ketentuan yang berlaku Rasio KPMM di bawah ketentuan yang berlaku dan bank cenderung tidak solvabel

Sumber: SEBI No. 6/23/PDNP/Tahun 2004

2. Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kualitas aktiva kredit yang jika kolektibilitasnya kurang lancar, diragukan dan macet dari kredit secara keseluruhan, maka bank tersebut mengalami kredit bermasalah (Maharani, 2012). Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang berhubungan dengan aktiva produktif bermasalah. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar dan memungkinkan pencapaian laba semakin rendah (Octifane, 2014).

Tabel 2.2

Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat NPL

Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Sangat baik atau rasio NPL<2% Baik atau rasio berkisar antara 2%-5% Cukup baik atau rasio berkisar antara 5%-8% Kurang baik atau rasio berkisar antara 8%- 12% Tidak baik atau rasio NPL>12%


(34)

3. Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total aset adalah rata-rata volume usaha atau aktiva (Maharani, 2012).

Tabel 2.3

Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat ROA

Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Perolehan laba sangat tinggi atau rasio ROA>1,5% Perolehan laba tinggi atau rasio berkisar antara 1.25%-1,5% Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio berkisar antara 0,5%-1,25% Perolehan laba bank rendah, atau rasio berkisar antara 0-0,5% Bank mengalami kerugian yang besar atau ROA≤0%

Sumber: SEBI No. 6/23/PDNP/Tahun 2004

4. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Rasio ini sebagai perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Kenaikan risiko ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari laba yang bersangkutan yang selanjutnya berkaitan dengan peluang kemungkinan pembayaran dividen (terutama bagi bank yang go public) (Rivai, 2012:481).


(35)

Return on Equity (ROE) dapat diperbesar di samping meningkatkan jumlah penjualan perusahaan dan dapat pula ditempuh melalui pengubahan struktur finansial perusahaan, yaitu dengan cara menambah kredit dalam membelanjai kegiatan-kegiatan perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang lebih menekankan keamanan dalam sistem pembelanjaannya cenderung memperoleh ROE yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang lebih banyak menggunakan kredit dalam membelanjai kegiatan-kegiatannya (Purba, 2002:118-119).

Tabel 2.4

Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat ROE

Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Perolehan laba sangat tinggi, atau ROE>15% Perolehan laba tinggi, atau rasio berkisar antara 12,5%-15% Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio berkisar antara 5%-12,5% Perolehan laba bank rendah, atau rasio berkisar antara 0%-5% Bank mengalami kerugian yang besar, atau ROE≤0%

Sumber: SEBI No. 6/23/PDNP/Tahun 2004

5. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, sehingga beban dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi bank (Rivai, 2012:482).


(36)

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).

Tabel 2.5

Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat BOPO Peringkat

1

Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Tingkat efiiensi sangat baik atau rasio BOPO≤94 % Tingkat efisiensi baik atau rasio berkisar antara 94%-95% Tingkat efiiensi cukup baik atau atau rasio berkisar antara 95%-96% Tingkat efisiensi buruk atau atau rasio berkisar

antara 96% -97% Tingkat efisiensi sangat buruk atau rasio BOPO>97%

Sumber: SEBI No. 6/23/PDNP/Tahun 2004

6. Net Interest Margin (NIM)

Rasio Net Interest Margin (NIM) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih dari kegiatan operasional bank. Untuk perhitungan pendapatan bersih diperoleh dari selisih antara pendapatan bunga dan beban bunga, sedangkan untuk aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga (Maharani, 2012).

Semakin besar rasio Net Interest Margin (NIM), maka meningkat pula pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Angel, 2014).


(37)

Tabel 2.6

Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat NIM

Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Margin bunga bersih sangat tinggi, atau NIM>3% Margin bunga bersih tinggi, atau rasio berkisar antara 2%-3% Margin bunga bersih cukup tinggi atau rasio berkisar antara 1,5%-2% Margin bunga bersih rendah, atau rasio berkisar antara 1%-1,5% Margin bunga bersih sangat rendah, atau NIM≤1%

Sumber: SEBI No. 6/23/PDNP/Tahun 2004

7. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya atau dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang hendak menarik kembali dananya yang telah disalurkan oleh bank berupa kredit. Semakin tinggi rasio ini, memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas suatu bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Rivai, 2012:153).

Tabel 2.7

Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat LDR Peringkat

1

Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 50%<Rasio

≤75% 75%<Rasio85% ≤

85%<Rasio≤10 0% atau Rasio≤50% 100%<Rasio≤ 12% Rasio >120%


(38)

8. Posisi Devisa Neto (PDN)

Rasio Posisi Devisa Netto (PDN) dapat didefinisikan sebagai rasio yang menggambarkan tentang perbandingan antara selisih aktiva valas dan passiva valas ditambah dengan selisih bersih off balance sheet dibagi dengan modal, selain itu dapat pula diartikan sebagai angka yang merupakan penjumlahan dari nilai abosolut untuk jumlah dari selisih bersih aktiva dan passiva dalam neraca untuk setiap valuta asing, ditambah dengan selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun kontijensi dalam rekening administratif untuk setiap valas, yang semuanya dinyatakan dalam rupiah (Mayasari dan Setiawan, 2013).

Semakin rendah Posisi Devisa Netto (PDN), maka semakin baik pula risiko dalan memenuhi kewajiban penyediaan modal minimum dengan memperhitungkan risiko pasar (Maharani dan Afandy, 2012).

Tabel 2.8

Penetapan Kriteria Penilaian Tingkat PDN Peringkat

1

Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Tidak ada pelanggara n rasio PDN. Pernah melakukan pelanggaran, pelanggaran tersebut telah diselesaikan pada masa triwulanan penilaian. 0%<pelanggaran rasio PDN<10% Frekuensi pelanggaran rendah. 10%<pelang garan rasio PDN<25% Frekuensi pelanggaran cukup tinggi. Pelanggaran rasio PDN≥25% Frekuensi pelanggaran tinggi.


(39)

2.6Penelitian Terdahulu

Banyak penelitian yang dapat dijadikan sebagai penelitian terdahulu untuk penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Purwoko dan Sussanto (2008) melakukan penelitian yang dengan judul “Perbandingan Kinerja antara Bank Pemerintah dan Bank Swasta Periode 2001-2006” menggunakan uji Mann-Whitney untuk menganalisis perbedaan CAR antara bank pemerintah dan bank swasta membuktikan bahwa tidak ada perbedaan nyata kinerja rasio CAR antara bank pemerintah dan bank swasta. Sedangkan pada hasil uji beda rata-rata NIM, ROE, dan ROA antara bank pemerintah dan bank swasta membuktikan bahwa NIM, ROE, dan ROA bank pemerintah dan bank swasta tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

2. Farazi et al. (2011) melakukan penelitian yang dengan judul “Bank Ownership and Performance in The Middle East and North Africa Region” membuktikan bahwa terdapat perbedaan pada ROA, ROE, total aset dan pinjaman antara bank swasta dan bank pemerintah. Bank swasta memiliki ROA dan ROE yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank-bank pemerintah, tetapi bank-bank pemerintah memiliki aset total lebih tinggi dari bank-bank swasta. Bank pemerintah lebih efisien dalam biaya dibandingkan dengan bank swasta. 3. Kapur dan Gualu (2012) melakukan penelitian yang dengan judul “Financial

Performance and Ownership Structure of Ethiopian Commercial Banks” membuktikan bahwa bank-bank swasta memiliki profitabilitas, kualitas aset dan kinerja kecukupan modal yang lebih baik dibandingkan dengan bank pemerintah. Bank pemerintah lebih baik dalam manajemen biaya. Dalam hal


(40)

likuiditas, tidak ada perbedaan yang diamati antara bank swasta dan bank pemerintah.

4. Jamaluddin (2012) melakukan penelitian yang dengan judul “Perbedaan Kinerja Keuangan pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta” dengan menggunakan uji normalitas membuktikan bahwa nilai K-S variabel ROA, CAR, NIM, LDR, dan NPL berdistribusi normal. Pada uji t dua sampel bebas membuktikan bahwa terdapat perbedaan nyata variabel ROA antara kinerja keuangan bank pemerintah dengan keuangan bank swasta, sedangkan untuk variabel CAR, LDR, dan NPL membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata kinerja keuangan variabel CAR, LDR, dan NPL antara bank pemerintah dengan bank swasta.

5. Agustin et al. (2013) melakukan penelitian yang dengan judul “Financial Performance and Ownership Structure: A Comparison Study between Community Development Banks, Government Banks and Private Banks in Indonesia” membuktikan bahwa bank pembangunan daerah memiliki ROA lebih baik dibandingkan bank pemerintah dan bank swasta. Dalam hal ROE, bank pemerintah memiliki ROE tertinggi tetapi tidak berbeda secara signifikan dengan bank pembangunan daerah. ROE, baik bank pembangunan daerah maupun bank pemerintah, secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta.

6. J.M.R. Fernando dan P.D. Nimal (2014) melakukan penelitian yang dengan judul “Does Ownership and Size Influence Bank Efficiency? Evidence from Sri Lanka Banking Sector” menggunakan teknik analisis data Independent


(41)

Sample T-Test membuktikan bahwa bank swasta lebih efisien dibandingkan dengan bank pemerintah.

7. Maharani dan Afandy (2014) melakukan penelitian yang dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2012” menggunakan rasio LDR, NPL, ROA, ROE, BOPO, NIM, dan PDN dengan teknik uji beda dua mean (Pair Sample T-Test) membuktikan bahwa dari ketujuh rasio keuangan yang diteliti hanya satu rasio keuangan yang signifikan artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dengan bank swasta, yaitu rasio NIM.

8. Ahmad et al. (2014) melakukan penelitian yang dengan judul “Analisis Kinerja Perbandingan Bank Devisa BUMN dan Bank Devisa Swasta pada Tahun 2006-2011” menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif, Paired Sample T-Test, dan wilcoxon signed rank-test. Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan rasio CAR yang signifikan pada bank devisa BUMN dan bank devisa swasta, namun terdapat perbedaan pada rasio ROA, ROE, dan LDR yang signifikan pada bank devisa BUMN dan bank devisa swasta.


(42)

Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu No . Peneliti/ Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis

Data Hasil Penelitian 1. Agustinus

Purwoko dan Herry Sussanto (2008) Perbandingan Kinerja antara Bank Pemerintah dan Bank Swasta Periode 2001-2006 Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return on Equity (ROE), dan Return on Assets (ROA). 1. Analisis Deskriptif 2. Analisis Korelasi Linier

3. Uji t sampel independen, 4. Uji

Mann-Whitney

1. CAR, NIM,

ROE, dan ROA bank swasta dan bank pemerintah mengalami

fluktuasi, hanya

NIM bank

pemerintah yang mengalami peningkatan. 2. Rata-rata CAR,

NIM, ROE, dan ROA yang dicapai pemerintah tidak berbeda dengan yang dicapai bank swasta.

2. Subika Farazi, Erik Feyen, dan Roberto Rocha (2011) Bank Ownership and Performance in The Middle East And North Africa Region Profitability, Efficiency, Asset

Allocation, and Asset Quality

1. T-Test

2. Wilcoxon RanksumTest

3. Terdapat

perbedaan pada ROA, ROE, total

aset dan

pinjaman pada bank swasta dan bank pemerintah. 4. Bank swasta

memiliki ROA dan ROE yang lebih tinggi dibandingkan

dengan bank pemerintah.


(43)

Lanjutan Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu No . Peneliti/ Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian 3. Deepak

Kapur dan Abebaw Kassie Gualu (2012) Financial Performance and Ownership Structure of Ethiopian Commercial Banks Profitability, Efficiency, Asset Quality, Liquidity and Capital Adequacy Measures 1. Independ ent T-Test 2. Mann- Whitney Test

1. Bank swasta memiliki

profitabilitas,

kualitas aset dan kinerja kecukupan modal yang lebih baik dibandingkan dengan bank pemerintah.

2. Bank pemerintah lebih baik dalam langkah-langkah manajemen biaya. 3. Dalam hal likuiditas,

tidak ada perbedaan yang diamati antara bank swasta dan bank pemerintah. 4. Jamaluddi

n (2012) Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dengan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Return on Assets (ROA), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit

Ratio,dan Non Performing Loan (NPL)

Independent Sample Test

Dari kelima variabel pengukur kinerja terbukti hanya ROA yang menunjukkan perbedaan nyata antara kinerja keuangan bank swasta dengan kinerja

keuangan bank pemerintah.

5. Hamdi Agustin, Rohani, dan Kamarun Nisham Taufil Mohd (2013) Financial Performance and Ownership Structure: A Comparison Study between Community Development Banks, Government Banks and Private Banks in Indonesia Profitability, Capital Structure, Bank Risk, Efficiency, Size, and Deposits Independent T-test

1. ROA, equity, deposits, dan liquid bank swasta lebih tinggi dibandingkan dengan bank pemerintah.

2. ROE dan cost bank pemerintah secara signifikan lebih tinggi dibanndingkan dengan bank swasta.


(44)

Lanjutan Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu No . Peneliti/ Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian 6. J.M.R.

Fernando dan P.D. Nimal (2014) Does Ownership and Size Influence Bank Efficiency? Evidence from Sri Lanka Banking Sector Assets, Advances, Deposits, CAR, Non-Performing Ratio, ROA, and ROE Independent Sample T-test

Bank swasta lebih efisien dibandingkan

dengan bank pemerintah.

7. Vivi Putri Maharani dan Chairil Afandy (2014) Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2012 Loan to Deposit Ratio

(LDR), Non Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), dan Posisi Devisa Neto (PDN)

Pair Sample T-Test

1. Tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara bank pemerintah dan bank swasta ditinjau dari rasio LDR, NPL, ROA, dan PDN.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta ditinjau dari rasio NIM.

8. Gatot Nazir Ahmad, Naezmi Renofa, dan Umi Mardiyati (2014) Analisis Kinerja Perbandingan Bank Devisa BUMN dan Bank Devisa Swasta pada Tahun 2006-2011 Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) 1. Statistik Deskripti f, 2. Paired Sample T-test 3. Wilcoxon Signed Rank-Test

4. Tidak terdapat

perbedaan CAR yang signifikan pada bank devisa BUMN dan bank devisa swasta. 5. Terdapat perbedaan

ROA, ROE, dan

LDR yang signifikan pada Bank devisa BUMN dan bank

devisa swasta.

5.7Kerangka Konseptual

Isi kerangka konseptual adalah pendapat atau teori-teori yang dikemukakan beberapa ahli ataupun penelitian terdahulu. Capital Adequacy Ratio


(45)

(CAR) mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko (Meliyanti, 2012). Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio keuangan yang menunjukkan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yag berbeda (Sukarno, 2008). Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba yang dikaitkan dengan pembayaran deviden (Meliyanti, 2012). Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Sukarno, 2008). Net Interest Margin (NIM) menunjukkan kemampuan earning assets dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih (Rivai, 2012:481). Loan to Deposit Ratio (LDR) menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Meliyanti, 2012). Posisi Devisa Neto (PDN) digunakan agar bank selalu menjaga keseimbangan posisi antara sumber dana valas dan penggunaan dana valas (Maharani dan Afandy, 2014).

Menurut Fernando dan Nimal (2014) menunjukkan bahwa CAR bank swasta lebih baik dibandingkan dengan bank pemerintah. Penelitian yang dilakukan Jamaludin (2012) menunjukkan bahwa ROA bank pemerintah lebih baik dibandingkan dengan bank swasta. Agustin et al. (2013) menunjukkan bahwa ROE bank pemerintah secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan


(46)

bank swasta. Maharani dan Afandy (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta ditinjau dari rasio NIM. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ROA, ROE, dan LDR yang signifikan pada bank pemerintah dengan bank devisa swasta. Octivane et al. (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja bank swasta dan bank pemerintah pada rasio CAR, NPL, ROE, BOPO, dan LDR.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 5.8Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Return on

Rasio Kinerja Bank Swasta:

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

2. Non Performing Loan (NPL) 3. Return on Asset (ROA) 4. Return on Equity (ROE) 5. Beban Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO)

6. Net Interest Margin (NIM) 7. Loan to Deposit Ratio (LDR) 8. Posisi Devisa Neto (PDN)

Rasio Kinerja Bank Pemerintah:

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

2. Non Performing Loan (NPL) 3. Return on Asset (ROA) 4. Return on Equity (ROE) 5. Beban Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO)

6. Net Interest Margin (NIM) 7. Loan to Deposit Ratio (LDR) 8. Posisi Devisa Neto (PDN)


(47)

Equity (ROE), Beban Operaional terhadap Pendapatan Operaional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN) antara bank swasta dan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kinerja bank swasta dengan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan situs Desember 2015.

3.3Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bank swasta dan bank pemerintah yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2010-2014.

2. Variabel yang digunakan terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban Operaional terhadap Pendapatan Operaional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN).

3.4Definisi Operasional Variabel

Variabel biasanya abstrak dan berupa konsep. Oleh karena itu, perlu dilakukan operasionalisasi variabel agar variabel yang abstrak tersebut dapat


(49)

diturunkan menjadi suatu yang dapat lebih diamati (observable) yang kemudian diukur (measurable), sehingga dapat mempermudah mendapatkan data yang diperlukan bagi penilaian masalah penelitian (Indrawati, 2015:124).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Parameter Skala

Ukur Capital Adequacy

Ratio (CAR)

Rasio yang digunakan

untuk mengukur

kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.

CAR =

Modal

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ×100%

Rasio

Non Performing Loan (NPL)

Rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam mengelola kegiatan perkreditan.

NPL =Jumlah Kredit Bermasalah

Total Kredit × 100%

Rasio

Return on Asset (ROA)

Rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

ROA =Laba Sebelum Pajak

Rata−rata total aset × 100%

Rasio

Return on Equity (ROE)

Rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income.

ROE =Laba setelah pajak

Modal sendiri × 100%

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional bank.

BOPO = Biaya Operasional

Pendapatan Operasional × 100%

Rasio

Net Interest Margin (NIM)

Rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

NIM =Pendapatan Bunga−Beban Bunga

Rata−rata Aktiva Produktif × 100%


(50)

Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Parameter Skala

Ukur Loan to Deposit

Ratio (LDR)

Rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan bank dalam

membayar semua dana masyarakat serta modal

sendiri dengan mengandalkan kredit yang telah didistribusikan kepada masyarakat.

LDR = Kredit yang Diberikan

����� ������ℎ�������� × 100% Rasio

Posisi Devisa Neto (PDN)

Rasio yang digunakan mengukur kemampuan

bank dalam mengendalikan posisi

pengelolaan valuta asing.

PDN

=(aset−pasiva valas) + rekening administratif modal

× 100%

Rasio

3.5Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah bank swasta dan bank pemerintah yang go public terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 hingga 2014 sebanyak 40 (empat puluh) emiten.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut:

1. Bank swasta dan bank pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sudah go public selama periode penelitian 2010-2014.

2. Bank yang mempunyai total modal minimum Rp. 3 triliun per 31 Desember 2014 (Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992 tentang Bank Umum). 3. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode penelitian.


(51)

Tabel 3.2 Daftar Sampel No

.

Kode Nama Perusahaan Status

1. BAEK Bank Ekonomi Raharja, Tbk Bank Swasta 2. BBCA Bank Central Asia, Tbk. Bank Swasta

3. BBKP Bank Bukopin, Tbk. Bank Swasta

4. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Bank Pemerintah 5. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Bank Pemerintah 6. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Bank Pemerintah 7. BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk. Bank Swasta 8. BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk. Bank Pemerintah

9. BNGA Bank Cimb Niaga, Tbk. Bank Swasta

10. BNII Bank Internasional Indonesia Bank Swasta

11. BNLI Bank Permata, Tbk. Bank Swasta

12. BSIM Bank Sinar Mas, Tbk. Bank Swasta

13. BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional, Tbk. Bank Swasta

14. MEGA Bank Mega, Tbk. Bank Swasta

15. NISP Bank OCBC NISP, Tbk. Bank Swasta

16. PNBN Bank Pan Indonesia, Tbk. Bank Swasta 17. SDRA Bank Woori Saudara Indonesia, Tbk. Bank Swasta 18. MCOR Bank Windu Kentjana Internasional,

Tbk.

Bank Swasta

3.6Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia, buku-buku referensi, internet, dan literatur-literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian.

3.7Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data dari literatur, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia.


(52)

3.8Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Thoifah, 2015:75). Melalui uji statistik deskriptif ini dapat dilihat nilai maksimum, nilai minimum, dan rata-rata (mean) dari data.

3.9Uji Persyaratan Analisis 3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain uji Chi-Kuadrat, uji Liliefors, dan uji Kolmogorov-Smirnov (Supranto dan Limakrisna, 2012:152). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas atau tidaknya adalah sebagai berikut.

1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai signifikansi di atas 5% menunjukkan sebaran data besifat normal,

2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai signifikansi di bawah 5% menunjukkan sebaran data besifat tidak normal.

Uji normalitas atas semua data dilakukan untuk menentukan jenis uji yang cocok, apakah uji parametrik (uji Independent Sample T-Test dan analisis korelasi linier) atau nonparametrik (uji Mann-Whitney).


(53)

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk menentukan hubungan antara dua atau lebih variabel, dimana data variabel tersebut terdistribusi secara normal.

Dasar pengambilan keputusan untuk uji korelasi linier dengan taraf signifikasi sebesar 5% dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka terdapat korelasi. 2. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terdapat korelasi.

3.10.2 Uji Independent Sample T-Test

Uji Independent Sample T-Test (beda dua rata-rata) merupakan uji parametrik yang digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata 2 kelompok dengan data variabel yang berdistribusi normal. Uji ini dilakukan dengan membandingkan rata-rata (mean) dua variabel bebas tersebut apakah sama atau berbeda.

Dasar pengambilan keputusan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, dengan taraf signifikansi yang diterapkan adalah 5%.

a. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, maka hipotesis diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban Operaional terhadap Pendapatan Operaional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN) antara bank swasta dan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia.


(54)

b. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, maka hipotesis ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban Operaional terhadap Pendapatan Operaional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN) antara bank swasta dan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia.

3.10.3 Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney adalah uji nonparametrik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata (mean) 2 kelompok yang berbeda apabila data variabelnya tidak berdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, dengan taraf signifikani yang diterapkan adalah 5%.

a. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, maka hipotesis diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban Operaional terhadap Pendapatan Operaional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN) antara bank swasta dan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia.

b. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka hipotesis ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),


(55)

Beban Operaional terhadap Pendapatan Operaional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Posisi Devisa Neto (PDN) antara bank swasta dan bank pemerintah yang go public di Bursa Efek Indonesia.


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Perusahaan

Bank yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah bank yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Bank yang memenuhi kriteria tersebut berjumlah 18 (delapan belas) bank. Profil perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut.

1. Bank Ekonomi Raharja, Tbk.

Bank Ekonomi Raharja, Tbk. didirikan pada tanggal 15 Mei 1989 dengan nama awal Bank Mitra Raharja lalu 4 (empat) bulan kemudian berganti nama menjadi Bank Ekonomi Raharja (lebih dikenal dengan nama Bank Ekonomi). Pada tahun 1992, Bank Ekonomi Raharja, Tbk. berhasil mengakreditasi status menjadi bank devisa sehingga bentuk pelayanan kepada masyarakat semakin dapat diperluas dan dikembangkan. Total modal Bank Ekonomi Raharja, Tbk. per 31 Desember 2014 mencapai Rp. 3.023.145.000.000,00. Bank Ekonomi Raharja, Tbk. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Januari 2008.

2. Bank Central Asia, Tbk

Bank Central Asia, Tbk. berdiri pada tahun 1981 dengan nama Central Sari Metropolitan Leasing Corporation (CSML). Pada tahun 2001, Central Sari Metropolitan Leasing berubah nama menjadi Central Sari Finance (CSF), diikuti dengan perubahan kepemilikan saham, dimana Bank Central Asia, Tbk (BCA) menjadi pemegang saham mayoritas, serta perubahan fokus usaha menjadi


(1)

2014 18.38 2.56 1.02 5.72 83.75 5.87 83.88 0.18 Bank

Tabungan Pensiun Nasional,

Tbk.

2010 23.4 1.1 4.0 36.4 59 14 91 0

2011 20.5 0.7 4.4 31.8 54 13 85 0

2012 21.5 0.6 4.7 32.6 54 13.1 86 0

2013 23.1 0.7 4.5 26.2 53 12.7 88 0

2014 23.3 0.7 3.6 18.4 58 11.4 97 0

Bank Mega, Tbk.

2010 15.03 0.90 2.45 27.20 77.79 4.88 56.03 2.96 2011 11.86 0.98 2.29 26.74 81.84 5.40 63.75 2.56 2012 16.83 2.09 2.74 27.44 76.73 6.45 52.39 9.20 2013 15.74 2.17 1.14 9.65 89.66 5.38 57.41 5.07 2014 15.23 2.09 1.16 10.05 91.25 5.27 65.85 5.93 Bank OCBC

NISP, Tbk.

2010 17.63 0.94 1.29 8.12 83.25 5.04 80.00 1.30 2011 13.75 0.59 1.91 12.90 79.85 4.80 87.04 3.22 2012 16.49 0.37 1.79 12.22 78.93 4.17 86.79 0.71 2013 19.28 0.35 1.81 11.87 78.03 4.11 92.49 0.40 2014 18.74 0.80 1.79 9.68 79.46 4.15 93.59 0.95 Bank Pan

Indonesia, Tbk.

2010 18.34 2.68 1.87 11.62 44.76 4.59 74.22 0.31 2011 19.28 0.92 2.02 14.72 51.47 4.64 80.36 0.60 2012 16.31 0.48 1.96 15.37 49.57 4.19 88.46 1.17 2013 16.74 0.75 1.85 14.56 53.61 4.09 87.71 3.54 2014 17.30 0.46 1.79 13.09 57.03 3.83 90.51 0.61 Bank Woori

Saudara Indonesia,

Tbk.

2010 17.77 0.86 2.78 17.45 79.30 10.24 100.20 0.88 2011 13.38 1.08 3.00 23.36 80.03 9.14 81.70 11.47 2012 14.70 0.57 2.78 27.44 84.39 8.28 84.39 4.74 2013 27.91 0.41 5.14 13.95 33.28 3.83 140.72 0.91 2014 21.71 1.81 2.81 8.35 56.04 1.89 101.20 1.91 Bank Windu

Kentjana Internasional,

Tbk.

2010 17.12 1.12 1.11 7.24 91.21 4.61 81.29 1.48 2011 11.67 1.42 0.96 6.94 92.97 4.62 79.30 1.30 2012 13.86 1.44 2.04 15.91 81.74 5.18 80.22 1.58 2013 14.68 1.33 1.74 10.79 84.89 4.87 82.73 1.04 2014 14.15 2.43 0.79 5.28 93.19 3.76 84.03 0.22 Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2010-2014


(2)

Lampiran 4

Rasio Keuangan Bank Pemerintah

Bank Pemerintah

Tahun Rasio Keuangan (%)

CAR NPL ROA ROE BOPO NIM LDR PDN Bank

Mandiri (Persero),

Tbk.

2010 13.36 0.54 3.50 33.09 66.43 5.39 65.44 1.85 2011 15.34 0.45 3.37 25.57 67.22 5.29 71.65 1.50 2012 15.48 0.37 3.55 27.23 63.93 5.58 77.66 1.27 2013 14.93 0.37 3.66 27.31 62.41 5.68 82.97 2.40 2014 16.60 0.44 3.57 25.81 64.98 5.94 82.02 2.01 Bank

Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk.

2010 13.76 0.74 4.64 31.28 70.86 10.77 75.17 4.45 2011 14.96 0.42 4.93 30.28 66.69 9.58 76.20 5.49 2012 16.95 0.34 5.15 28.80 59.93 8.42 79.85 3.00 2013 16.99 0.41 5.03 26.92 60.58 8.55 88.54 3.15 2014 18.31 0.57 4.74 24.82 63.37 8.51 81.68 3.86 Bank

Negara Indonesia (Persero),

Tbk.

2010 18.63 1.11 2.49 24.70 75.99 5.78 70.15 4.49 2011 17.63 0.51 2.94 20.06 72.58 6.03 70.37 2.82 2012 16.67 0.75 2.92 19.99 70.99 5.93 77.52 2.24 2013 15.09 0.55 3.36 22.47 67.12 6.11 85.30 3.39 2014 16.22 0.39 3.49 23.64 69.78 6.20 87.81 1.61 Bank

Tabungan Negara (Persero),

Tbk.

2010 16.74 2.66 2.05 16.56 82.39 5.99 108.42 2.18 2011 15.03 2.23 2.03 17.65 81.75 5.76 102.56 1.73 2012 17.69 3.12 1.94 18.23 80.74 5.83 100.90 0.70 2013 15.62 3.04 1.79 16.05 82.19 5.44 104.42 1.07 2014 14.64 2.79 1.12 10.66 89.19 4.47 108.86 1.92


(3)

Lampiran 5

Hasil Penelitian

1.

Statistik Deskriptif

A.

Bank Swasta

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

CAR 70 11.67 27.91 16.1641

NPL 70 .00 2.68 1.0906

ROA 70 .30 5.14 2.1484

ROE 70 2.30 36.40 16.1277

BOPO 70 33.28 97.97 77.0701

NIM 70 1.89 14.00 5.9784

LDR 70 52.39 140.72 83.7933

PDN 70 .00 13.42 2.3099

Valid N (listwise) 70

B.

Bank Pemerintah

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

CAR 20 13.36 18.63 16.0320

NPL 20 .34 3.12 1.0900

ROA 20 1.12 5.15 3.3135

ROE 20 10.66 33.09 23.5560

BOPO 20 59.93 89.19 70.9560

NIM 20 4.47 10.77 6.5625

LDR 20 65.44 108.86 84.8745

PDN 20 .70 5.49 2.5565


(4)

2.

Uji Persyaratan Analisis

Uji Normalitas

Test Statisticsa

CAR NPL ROA ROE BOPO NIM LDR PDN Most Extreme

Differences

Absolute .286 .329 .514 .550 .464 .486 .229 .464 Positive .286 .186 .514 .550 .171 .486 .221 .464 Negative -.186 -.329 .000 -.043 -.464 -.093 -.229 -.114 Kolmogorov-Smirnov Z 1.127 1.296 2.028 2.169 1.831 1.916 .901 1.831 Asymp. Sig. (2-tailed) .158 .070 .001 .000 .002 .001 .391 .002 a. Grouping Variable: JENIS BANK

3.

Teknik Analisis Data

Uji Korelasi

Correlations

CAR NPL LDR

CAR Pearson Correlation 1 -.085 .377**

Sig. (2-tailed) .428 .000

N 90 90 90

NPL Pearson Correlation -.085 1 .133

Sig. (2-tailed) .428 .211

N 90 90 90

LDR Pearson Correlation .377** .133 1

Sig. (2-tailed) .000 .211

N 90 90 90


(5)

Uji Independent Sample T-Test

Group Statistics

JENIS BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

CAR bank swasta 70 16.1641 3.23248 .38636

bank pemerintah 20 16.0320 1.44579 .32329

NPL bank swasta 70 1.0906 .71485 .08544

bank pemerintah 20 1.0900 1.02212 .22855

LDR bank swasta 70 83.7933 13.25569 1.58436

bank pemerintah 20 84.8745 13.38915 2.99390

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. T Df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper CAR Equal variances

assumed

7.786 .006 .177 88 .860 .13214 .74545 -1.34929 1.61357

Equal variances not assumed

.262 71.736 .794 .13214 .50377 -.87217 1.13646

NPL Equal variances assumed

5.151 .026 .003 88 .998 .00057 .20065 -.39817 .39931

Equal variances not assumed

.002 24.550 .998 .00057 .24400 -.50243 .50357

LDR Equal variances assumed

.516 .475 -.321 88 .749 -1.08121 3.36826 -7.77493 5.61250

Equal variances not assumed


(6)

Uji Mann-Whitney

Ranks

JENIS BANK N Mean Rank Sum of Ranks

ROA bank swasta 70 39.89 2792.50

bank pemerintah 20 65.13 1302.50

Total 90

ROE bank swasta 70 40.66 2846.00

bank pemerintah 20 62.45 1249.00

Total 90

BOPO bank swasta 70 49.37 3456.00

bank pemerintah 20 31.95 639.00

Total 90

NIM bank swasta 70 41.09 2876.00

bank pemerintah 20 60.95 1219.00

Total 90

PDN bank swasta 70 42.10 2947.00

bank pemerintah 20 57.40 1148.00

Total 90

Test Statisticsa

ROA ROE BOPO NIM PDN

Mann-Whitney U 307.500 361.000 429.000 391.000 462.000 Wilcoxon W 2792.500 2846.000 639.000 2876.000 2947.000

Z -3.810 -3.290 -2.630 -2.999 -2.310

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .001 .009 .003 .021