ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MASALAH KESEHATAN SEBELUM DAN SETELAH ADANYA BPJS (Studi kasus di Kecamatan Lubuk Besar)

(1)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MASALAH KESEHATAN SEBELUM DAN SETELAH ADANYA BPJS

(Studi kasus di Kecamatan Lubuk Besar)

ANALYSIS OF CONSUMER BEHAVIOR IN HEALTH PROBLEMS BEFORE AND AFTER THE BPJS INSURANCE

(Case study in the District Lubuk Besar) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh MAYANG SARI

20130430135

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

PERNYATAAN

Nama : Mayang Sari Nomor mahasiswa : 20130430135

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MASALAH KESEHATAN SEBELUM DAN SETELAH ADANYA BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN (BPJS) (Studi kasus di Kecamatan Lubuk Besar)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan selama sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 29 November 2016 Materai, 6.000,-


(3)

ii Motto

....

ْ سفنأباما ريغيىَتحم قبامريغيا َ لاَنإ

....

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah ( Nasib ) suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri “

( Ar-Ra'd :11)

“Barang siapa menginginkan kebahagia didunia maka haruslah dengan ilmu,

barang siapa yang menginginkan kebahagian di akhirat haruslah dengan ilmu dan barang siapa yang menginginkan kebahagian

pada keduanya maka haruslah dengan ilmu” (HR.ibn Asakir)

“Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak menfaatkannya menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu (mengilasmu)”


(4)

iii Persembahan

Skripsi ini Kupersembahkan untuk. . . .

Untuk Mamak Maryani malaikat tanpa sayapku sang inspiratorku, motivator hidup segalanya bagiku, saya bangga dan bahagia telahir menjadi putriMu, sosok

Ibu yang Luar biasa serta Sempurna.

Untuk para lelaki yang sangat amat ku cintai didunia ini Ayah Rusyadi, Boby Pramana dan Agung.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MASALAH KESEHATN SEBELUM DAN SETELAH ADANYA BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL (BPJS) STUDI KASUS DI KECAMATAN LUBUK BESAR”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Diharapkan skripsi ini dapat memberikan informasi kepada pembaca sebagai ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya serta dapat memberikan masukan kepada pemerintah terhadap kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Allah SWT atas segala nikmat kesehatan dan kemudahan dari segala urusan dalam menyelesaikan skripsi ini dan Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya yang telah membimbing seluruh umat manusia dari zaman Jahiliah ke zaman terang benerang yang penuh rahmat seperti saat ini, dan banyak contoh dan panutan positif yang diajarkan yang dapat dicontoh. 2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bapak Dr.


(6)

v

3. Bapak Masyhudi M, M.Ec.Ph.D.Akt. yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi ini. 4. Mamak Maryani dan Ayah Rusyadi yang senantiasa mendoakan, memberikan

dorongan baik segi finansial dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

5. Abang Boby Pramana, Kaka ipar Santiyas, Adik Agung, Keponakan Agra Bobylla, dan Jiga Bobylla yang memberikan semangat, dorongan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

6. Keluarga besarku yang ada di Bangka yang tidak bisa disebut satu persatu disini yang selalu memberi dorongan dan mendukung serta mendoakanku 7. Sepupuku Gelvi Sulista S.ikom yang menemani dari awal masuk kuliah

hingga terselesai studinya diyogyakarta dan Tiara Venti Tantri yang selalu memberi semangat tiada hentinya.

8. Kepada Dr.Syafril Syah Hasibuan yang telah memberi ijin untuk meneliti Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar serta masyarakat yang bepartisipasi untuk mengisi kuisoner dalam penelitian ini.

9. Kost Angsana tercinta Nisa Mutia Sari, Juju Juhariah, Nurul Puspita Sari, Fikri Aulia, dan Firda Nana Karlina yang selalu mendukung, menyemangati, mendengarkan cerita keluh kesah dan menghiburku kalian semua istimewa. 10.Sahabat tercinta “kita berempat” Febby Widya Savitri, Virginia Kharunnisa

dan Wilda Kridani, yang selelu memberi semangat dari semester awal hingga terselesaikannya skripsi ini, aku akan merindukan kebersamaan kita perjuangan kita.

11.Nabillah, Alfiani Luluk, , Andi Sarah yang memberi semangat dukungan dan membantu , Amnisar, Mas Mahrus yang suda membantu dan menerangi data di titik akhir kebingungan.


(7)

vi

12.Kita berasal dari pulau bangka tercinta sama-sama menuntut ilmu keyogyakarta Hevi Zainuri, Nozovah Ummudiyah, Rahmi Suryantini, Resti selalu memberi semangat, pantang menyerah, dukungan sampai terselesainya skripsi ini.

13.Sahabatku Evi, Tari, Mitha, Ulan, Qoini, Utin, Siska, Manda yang mendengarkan cerita, mendukung, menyemangati, menghibur selalu dari jauh.

14.Seluruh mahasiswa KKN Kelompok 159 UMY yang mengisi hari-hari selama satu bulan penuh dan memberi pengalaman baru selama perkuliahan. 15.Teman-teman, saudara dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, semoga kita selalu sukses dijalan Allah SWT.

Sebagai kata terakhir, meskipun manusia adalah makhluk Tuhan paling sempurna dibandingkan dengan ciptaan lain-Nya, namun kesempurnaan itu tetap milik-Nya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis topik ini.

Yogyakarta, 29 November 2016


(8)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERNYATAAN ... i

HALAMANMOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

INTISARI ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B.Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E.Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A.Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined. 1.Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ... Error! Bookmark not defined.

2.Puskesmas ... Error! Bookmark not defined. 3.Pengobatan Tradisional ... Error! Bookmark not defined. 4.Perilaku Konsumen ... Error! Bookmark not defined. B.Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. D.Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.


(9)

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A.Objek/Subyek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B.Jenis Data ... Error! Bookmark not defined. C.Teknik Pengambilan Sampel ... Error! Bookmark not defined. D.Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. E.Definisi Operasional Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F.Teknik Penentuan Skala ... Error! Bookmark not defined. G.Uji Kualitas Data ... Error! Bookmark not defined. H.Uji Analisis Data dan Alat Ukur Data . Error! Bookmark not defined. BAB IV GAMBARAN UMUM ... Error! Bookmark not defined. A.Lubuk Besar Bangka Tengah ... Error! Bookmark not defined. B.Puskesmas Lubuk Besar ... Error! Bookmark not defined. C.Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial ( BPJS ) Kesehatan ... Error! Bookmark not defined.

BAB VHASIL DAN ANALISIS ... Error! Bookmark not defined. A.Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. B.Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined. C.Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. D.Uji Beda Paried Sampel t-Test ... Error! Bookmark not defined. E.Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB VIKESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... Error! Bookmark not defined.

A.Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B.Saran ... Error! Bookmark not defined. C.Keterbatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA


(10)

ix

DAFTAR TABEL

1.1. Jumlah Pasien yang berkunjung di Puskesmas Kecamatan

Lubuk Besar... 5

3.1. Skala Pengukuran... 37

4.1. Letak Geografis kecamatan Lubuk Besar... 42

4.2. Jumlah Responden Masyarakat dan Pegawai Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar Berdasarkan Rentang Usi... 48

4.3. Jumlah Responden Masyarakat dan Pegawai Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 49

4.4. Jumlah Responden Masyarakat dan Pegawai Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar Berdasarkan Jenis Pekerjaannya... 49

5.1. Uji Validitas... 51

5.2. Uji Reliabilitas... 52

5.3. Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov Test Sebelum dan Setelah... 52

5.4. Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov Test Pelayanan dan Fasilitas... 53

5.5. Uji Beda Rata-Rata Sebelum dan Setelah... 54

5.6. Uji Beda Correlations Sebelum dan Setelah... 54

5.7. Uji Beda Rata-Rata Pelayanan dan Fasilitas... 55

5.8.Uji Beda Correlations Pelayanan dan Fasilitas... 55

5.9. Uji Paried Sampel Test Sebelum dan Setelah... 56


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

2.1. Kerangka Pemikiran... 28 5.1. Perilaku Konsumen antara BPJS dan Pengobatan Tradisional... 6


(12)

(13)

(14)

iii INTISARI

Kesehatan merupakan suatu keadaan sejahtera dari jiwa, badan dan sosial yang memungkinkan setiap orang yang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. kesehatan sangat penting bagi seseorang supaya memudahkan untuk melakukan suatu aktivitas, termasuk masyarakat Indonesia.Perekonomian berpengaruh terhadap suatu sistem pembiayan yang dijalankan untuk kesehatan memperoleh stsatus sehat seorang individu. Pemeliharaan kesehatan dengan upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat dilakukan dengan berbagai cara ke Puskesmas, Rumah sakit maupun ke tenaga medis lainnya (Tabib). Penelitian ini Analisis perilaku konsumen dalam masalah kesehatan sebelum dan setelah adanya BPJS. Tujuan dari utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apahkah terdapat perbedaan terhadap kesehatan masyarakat di Kecamatan Lubuk Besar sebelum dan setelah adanya BPJS.Menggunakan data primer dengan metode kuisioner kepada 100 orang responden dan metode yang digunakan dalam menganalisis data berupa uji beda Paried Sample t-Test. Dari hasil analisis yang dilakukan ditemukan hasil tidak dapat perbedaan sebelum dan setelah adanya BPJS di masyarakat, sedangkan dipuskesmas ada perbedaan pelayanan setelah adanya BPJS. Sebelum adanya BPJS lebih baik karena tingkat rata-ratanya lebih besar dibandingkan dengan setelah adanya BPJS.

Kata kunci : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS), Pengobatan Tradisional, Pelayanan dan Fasilitas.


(15)

ABSTRACT

Health is a state of mental, physical, and social prosperity that enable everyone to be productive socially and economically. Health is crucial for someone to do activities, especially for Indonesia society. Economics affects the cost system which is run to get individual health status. Health maintenance through preventing or anticipating health disorders that needs examination, medication and treatment can be done using various ways ini Puskesmas (Public Health Centre), hospitals, and other medical

workers (Traditional healers). This research analyzed consumers’ behavior in health

problems before and after the inssuance of BPJS (Sosial Securty Agency). The main objective of this research is to find out whether there is difference towards society’s health in LubukBesar District before and after the issuance of BPJS. this research used primary data using questionnaire method to 100 respondents and the method used in analyzing data paried form different test sample t test. The result of the analysis shows that there is no different result before and after issuance of BPJS in society, meanwhile in Puskesmasthere is a different sevice after the issuance of BPJS. Before BPJS issuance, the service was better because it has higner average rate than after BPJS issuance.

Key words: BPJS (Social Security Agency), Traditional medication, Service and Facilities.


(16)

(17)

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan suatu aspek penting di dalam kehidupan yang dapat merefleksikan tinggi rendahnya standar hidup seseorang. Kesehatan sangat penting bagi kehidupan seorang individu karena memudahkan untuk melakukan suatu aktivitas. Untuk memperoleh status sehat individu bisa menggunakan cara dengan mengkonsumsi barang dan jasa kesehatan ataupun melakukan kegiatan yang dianggap menyehatkan. Timbulnya sakit akan berdampak terganggunya segala aktivitas apabila status kesehatan tidak terpenuhi. Sakit berhubungan dengan terhadapnya perilaku untuk pencarian obat supaya bisa memperoleh status sehat, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan cara ke bidan, medis dokter dan tenaga medis lainnya.

Selain pengobatan medis penyakit juga bisa disembuhkan dengan cara sendiri misalnya dengan membeli obat di toko-toko ataupun apotik dengan cara tetap memerhatikan cara petunjuk pemakaiannya dan bisa juga dengan cara pengobatan tradisional yang masih eksis pada individu dalam rumah tangga (Jennifer, 2015). Pembanguan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya untuk seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah menyelenggarkan program pembangunan yaitu salah satunya dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Tujuan pembangunan kesehatan ialah untuk meningkatkan kemampuan hidup yang sehat bagi setiap penduduk dalam upaya mencapai derajat yang


(19)

2 optimal kesehatan bagi masyarat, pada hakikatnya ialah agar mencipatkan manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas kerja yang tinggi, sehingga akan menjadi modal pembangunan yang tangguh (Soesilo, 1996).

Kebijakan kesehatan sangat mempengaruhi tingkat akses masyarakat serta ekuitas akses terhadap layanan kesehatan, terutama terhadap kebijakan sistem pembiayaan yang dijalankan. Untuk menilai kinerja sistem penyediaan layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah, harus dilihat dari tiga aspek, yaitu: efisiensi, efektivitas, dan ekuitas. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan, tidak dapat berdiri sendiri. Di dalam SKN 2009 tujuan upaya kesehatan adalah mengatur terselanggranya upaya kesehatan yang adil, merata, terjangkau dan bermutu untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Retnaningsih, 2013) .

Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah upaya seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi untuk memilhara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. WHO menyatakan tahun 1977 melalui resolusi bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak akan merata tanpa adanya mengikutsertakan sistem pengobatan tradisional. Obat tradisional dengan Pengobatan tradisional sosial budaya masyarakat, yang digolongkan untuk teknologi yang mudah digunakan sebab bahan yang dipakai terdapat disekitar lingkungan masyarakat itu sendiri. Sehingga dalam penggunaannya tanpa memerlukan peralatan yang mahal,


(20)

3 biaya yang murah dan mudah didapatkan. Pengobatan Tradisional itu sendiri adalah Salah satu upaya kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di turunkan secara lisan maupun tulisan yang berasal dari Indonesia atau luar Indonesia. Sedangkan obat tradisional adalah obat yang dibuat dari bahan yang diperoleh dari tanaman, hewan atau mineral yang berupa zat murni (Soesilo, 1996) .

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJNS) disahkan di dalam Undang Undang No 40 tahun 2004 untuk mewujudkan kebutuhan kesehatan masyrakat di Indonesia. SJNS bentuk pelindungan sosial yang menjamin kehidupan dasar hidup yang layak bagi seluruh masyarakat. Undang-Undang No 24 tahun 2011 dibentutknya Badan Penyelenggaraan jaminan Sosial (BPJS) sebagai penyempurna untuk bisa mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial yang rasional bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pada tanggal 1 januari 2014 BPJS kesehatan resmi beroperasi. PT Askes (persero) dulunya yang menangani asuransi kesehatan sekarang berubah menjadi BPJS kesehatan . BPJS kesehatan merupakan Badan transformasi jaminan sosial yang dibentuk oleh pemerintah yang memberikan jaminan kesehatan untuk masyarakat. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagian dari SJSN yang bersifat wajib. Dilaksanakan melalui sistem kesehatan untuk melindungi masyarakat dalam sistem asuransi yang di gunakan memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak (Iriani, 2015) .

Penelitian terdahulu Supadmi (2013) menyatakan bahwa perilaku geriatric dalam melakukan pengobatan sendiri adalah kepemilikan


(21)

4 asuransi kesehatan dimana dalam studi ini menunjukkan bahwa jumlah pasien yang tidak memiliki asuransi kesehatan lebih banyak melakukan pengobatan sendiri, di bandingkan dengan yang memiliki asuransi kesehatan yang artinya kepemilikan asuransi kesehatan memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pengobatan sendiri. Iriani (2015) menunjukkan bahwa sosialisai JKN dilaksanakan dengan cukup baik sehingga menghasilkan suatu efektivitas program. Dibuktikan dengan adanya peningkatan peserta JKN dan memberikan pencitraan yang positif terhadap BPJS temanggung.

Provinsi Bangka Belitung memiliki enam Kabupaten dan satu kota. Adat dan Tradisi di Bangka Belitung sampai saat ini masih menggunakan atau mempercayai khasiat obat-obatan tradisional. Salah satunya di Kabupaten Bangka Tengah kecamatan Lubuk Besar sebagian besar masyarakat disekitar masih menggunakan pengobatan tradisional untuk mengobati sakit ringan seperti masuk angin, pusing kepala, darah tinggi dan masih banyak penyakit ringan lainnya yang bisa di sembuhkan dengan pengobatan tradisional. Sebagaian masyarakat disana juga memakai pengobatan tradisional karena tidak memilki asuransi seperti Akses, JKN, dan BPJS. Keuntungan memakai pengobatan sendiri seperti obat tradisional mudah di dapatkan, aman untuk digunakan, efektif menghilangkan rasa sakit, waktu dan biaya bisa di jangkau dan dapat juga meringankan beban pemerintah dalam keterbatasan jumlah tenaga dan sarana kesehatan di masyarakatn ( Holt dan Edwin dalam Kristina, 2008) .


(22)

5 Ada 20.000 warga miskin yang berada di Kabupaten Bangka Tengah salah satunya di antaranya Kecamatan Lubuk Besar, Provinsi Bangka Belitung akan mendapatkan layanan BPJS(Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial). Warga di masukan kedalam PBI (Peneriman Bantuan Iuran) yang ditanggung oleh pemerintah daerah melalui APBN (Republika.co.id.Koba.2014). Masyarakat banyak mengeluh tentang pelayanan dan prosedur BPJS. Terutama sikap petugas BPJS yang memerintah berobat hanya menggunakan rekomendasi dari dinas kesehatan jika hendak berobat. Menurut Masyarakat setempat itu sikap yang tidak profesional, karena Prosedur berobat harus membawa kartu BPJS sebagai masyarakat miskin (radarbangka.co.id.2014).

Untuk mengetahui pasien yang berkunjung di Pusekemas Lubuk Besar Bangka Tengah peneliti telah melakukan penelitian awal. Peneliti memperoleh data yang mendukung dalam penelitian ini. Peneliti telah melakukan pengamatan terhadap Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar, Bangka Tengah yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Jumlah pasien yang berkunjung di Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar

Tahun Jumlah Pasien

2011 3.708 jiwa

2012 4.319 jiwa

2013 5.827 jiwa

2014 8.833 jiwa

2015 9.188 jiwa

Sumber : Data puskesmas Lubuk Besar

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah pasien di Puskesmas Lubuk besar dari tahun 2011 samapai dengan 2015 semakin


(23)

6 meningkat. BPJS resmi beroperasi pada tahun 2014 dan bisa kita dilihat pada Tabel 1.1 di tahun 2014 pasien semakin meningkat yang berkunjung kepuskesmas sehingga mencapai 8.833 jiwa. Pada tahun 2011 sebanyak 3.708 jiwa, sedangkan 2012 ada 4.319 jiwa , 2013 ada 5.827 jiwa, dan 2015 meningkat ada 9.188 jiwa. Jika dilihat pada tabel di atas jumlah pasien yang paling banyak terdapat di tahun 2015. Semakin banyak nya pasien dari tahun ke tahun yang terus meningkat di puskesmas, semakin sedikit masyarakat di kecamatan Lubuk Besar menggunakan pengobatan tradisional dan banyak masyarakat menggunakan BPJS kesehatan untuk melakukan pengobatan di puskesmas tersebut.

Untuk mengetahui lebih dalam, penulis berniat untuk melakukan suatu penelitian ilmiah yang memfokuskan tulisan ini pada Pengobatan Tradisional dan BPJS bagi masyarakat Kecamatan Lubuk Besar di Bangka Tengah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya tertarik untuk membuat penelitian ini kedalam sebuah tulisan ilmiah dengan judul Analisis Perilaku Konsumen dalam masalah Kesehatan sebelum dan setelah adanya BPJS ( Studi Kasus di Kecamatan Lubuk Besar) “. B. Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini masalah yang akan dikemukakan dan di uji adalahpengoabatan tradisional dan pengaruh BPJS serta pelayanan di puskesmas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut:


(24)

7 1. Apakah ada perbedaan pelayanan setelah ada BPJS di Puskesmas

Kecamatan Lubuk Besar.

2. Apakah masyarakat di Kecamatan Lubuk Besar masih menggunakan pengobatan tradisional.

3. Apakah ada perbedaan pola pengobatan setelah adanya BPJS di Kecamatan Lubuk Besar.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelayanan di puskesmas Kecamatan Lubuk Besar setelah ada BPJS kesehatan.

2. Untuk mengetahui masyarakat di Kecamatan Lubuk Besar masih menggunakan pengobatan tradisional atau tidak.

3. Untuk mengetahui pola pengobatan di Kecamatan Lubuk Besar setelah adanya BPJS.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagi Pemerintah

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan bahan informasi bagi pemerintah Kecamatan setempat dan masukan untuk pihak-pihak yang terkait upaya pengembangan dalam pelayanan kesehatan.

2. Bagi Fakultas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan ataupelengkap perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dansebagai tambahan informasi bagi pihak- pihak lain yang ingin


(25)

8 mengadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang pengaruh BPJS terhadap perilaku pengobatan tradisional serta pengaruh pelayanan di puskesmas setelah adanya BPJS.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang penulis peroleh dari bangku kuliah dan untuk menambah wawasan tentang hal yang diteliti sehingga mampu membandingkan antara teori yang diterima di dalam perkuliahan dan praktik dilapangan.


(26)

(27)

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan a. Pengertian BPJS kesehatan

Tanggal 1 januari 2014 BPJS kesehatan mulai beroperasi. BPJS kesehatan merupakan suatu lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program sosial kesehatan. Nafsiah Mboi Menteri kesehatan menyatakan BPJS kesehatan akan di upayakan untuk menanggung semua jenis penyakit namun dengan melakukan upaya efisiensi. BPJS kesehatan menggantikan lembaga jaminan kesehatan PT.Akses Indonesia pada tahun 2014, sedangkan BPJS ketenagakerja menggantikan lembaga jaminan sosial ketenaga kerja PT. Jamsostek pada tahun 2015yang berdasarkan Undang-undang Nomor 24 tahun 2011.

VISI BPJS ialah mencakup SEMESTA 2019. Pada tahun 2019 di harapakan seluruh warga Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan tersebut untuk memperoleh perlindungan dan pemeliharaan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan daasar kesehatan yang diselenggarakan BPJS terpecaya, handal, dan unggul. Sedangkan MISI BPJS ialah membangun kemitraan strategis, menjalankan sistem jaminan kesehatan yang efektif, bermutu serta efisien dan mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial.


(29)

10 b. Tugas BPJS

Fungsi BPJS dalam melaksanakan tugasnya, yaitu : 1) Melakukan dan menerima pendaftaran peserta.

2) Mengumpulkan dan memungut iuran dari peserta dan pemberi kerja. 3) Menerima bantuan iuran dari pemerintah.

4) Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta.

5) Mengelola dan mengumpulkan data peserta program jaminan sosial 6) Membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program

jaminan sosial.

7) Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada masyarakat dan peserta.

c. Profil Kantor Layanan Operasional Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka tengah.

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kabupaten Bangka Tengah merupakan perubahan dari PT.Askes (persero). Undang-undang No 24 tahun 2011 terbentuknya BPJS dan tanggal 1 Januari 2014 BPJS mulai beroperasi.

Kantor Layanan Operasional (KLO) BPJS kesehatan Kabupaten Bangka Tengah terletak di Jl.Raya Bay Pass Koba kab.Bangka tengah, kepulauan Bangka Belitung. Kantor Layanan Operasional merupakan kantor cabang yang bertugas sebagai pusat pelayanan informasi, pengelolahan pemberian manfaat kepada peserta, retrutmen peserta, serta pengelolaan hubungan kemitraan dengan provider BPJS kesehatan. Menurut Mariza (2015:69) ada lima fungsi KLOK, sebagai berikut :


(30)

11 a) Rekrutmen peserta, sosialisasi dan edukasi langsung

2) Unit kepersertaan

a) Komunikasi dan pemberian informasi secara langsung atau tidak langsung

b) Penangan keluhan langsung c) Pendaftaran peserta

3) Unit manajemen pelayanan kesehatan primer

a) Mengelola hubungan kemitraan dengan fasilitas kesehatan primer

b) Kegiatan sosialisasi dan edukasi langsung ke fasilitas kesehatan primer

4) Unit manajemen pelayanan kesehatan rujukan

a) Mengelola hubungan kemitraan dengan fasilitas keseluruhan rujukan

b) Kegiatan sosialiasi dan edukasi langsung ke fasilitas kesehatan primer

5) Unit keuangan

a) Mengelola kas KLOKK serta pembayaran di KLOKK d. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan menurut Dekpes RI (2009) merupakan suatu upaya seseorang ataupun sekelompok orang untuk meningkatkan dan memilihara dalam suatu organisasi serta memulihkan dan mencegah kesehatan masyarakat baik secara perorangan keluarga maupun kelompok. Sedangkan Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo menyatakan pelayanan kesehatan ialah yang tujuan sub sistemnya adalah


(31)

12 peningkatan kesehatan (promotif) dan pelayanan pencegahan (preventif) dengan sasarannya masyarakat. Pelayanan kesehatan merupakan hal yang penting ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku. Pelayanan pada hakikatnya menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dan memberikan kepuasan terhadap konsumen. Menurut Gronsross, pelayanan yang berkualitas baik apabila memenuhi kriteria senagai berikut :

1) Keterampilan dan profesionalisme 2) Perilaku dan sikap

3) Fleksibel dan mudah dicapai 4) Terpecaya dan Reliabel 5) Perbaikan

6) Kredibiltasi dan Reputasi e. Tujuan dan Bentuk Pelayanan Kesehatan

Ada empat tujuan pelayanan kesehatan, antara lain :

1) Meningkatkan dan memelihara kesehatan, sangat diperlukan contohnya dalam peningkatan lingkungan dan perbaikan sanitasi.

2) Pencegahan terhadap penyakit yang berisiko ( preventif)

a) Preventif sekunder yang terdiri dari pencegahan penyakit pada tahap dini agar membatasi untuk menghindari kecacatan yang timbul akibat dari perkembangan penyakit tersebut.


(32)

13 b) Preventif primer yang terdiri dari program pendidikan yaitu imunisasi, peneyediaan nutrisi dan kesegaran fisik.

c) Preventif tersier.

d) Pembuatan diagnosa misalnya dalam pelaksanaan tindakan rehabilitasi.

3) Penyembuhan penyakit (kuratif).

4) Pemulihan (rehabilitasi), usaha seseorang dalam pemulihan untuk normal kembali.

Menurut Azwar (1996) ada tiga bentuk pelayanan kesehatan, antara lain :

1) Pelayanan kesehatan tingkat petama (primer) adalah pelayanan yang paling depanm yang diperlukan pertama kali saat mengalami gangguan kecelakaan atau kesehatan.

2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder) adalah pelayanan yang lebih condrong ke spesialis.

3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier) adalah pelayanan yang memproritaskan subspesialis serta pelayanan subspesialis luas.

f. Pengaruh Layanan Kesehatan Terhadap Derajat Kesehatan

Menurut Blum (1981) kesehatan sebagai kesehatan individu dan kesehatan masyarakat, yang merupakan interaksi harmonis seperti beberapa faktor, yaitu gaya hidup/perilaku, keturunan, lingkunagan dan pelayanan kesehatan. Faktor yang mempengaruhi paling besar adalah lingkungan. Lingkungan dapat berupa fisik, yang secara alami terwujud


(33)

14 dalam semesta, maupun lingkungan buatan manusia. Faktor yang mempengaruhi lingkungan, selain lingkungan fisik adalah seperti lingkungan sosial ekonomi, yang anata lain seperti status ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan.

Faktor yang kedua berpengaruh besar adalah faktor gaya hidup seperti sikap dan perilaku terhadap kesehatan. Faktor yang ketiga adalah seperti keturunan, dan terakhir faktor layanan kesehatan. Layanan kesehatan dalam arti luas yang mencakup layanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Melalui layanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif dapat dilakukan perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku. Meskipun demikian, layanan kesehatan secara langsung memengaruhi faktor lingkungan dan gaya hidup atau perilaku, maka secara tidak langsung sangat memengaruhi derajat kesehatan.

Keempat faktor tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi dengan lingkungan yang lebih besar, yaitu populasi yang ada, sistem budaya alam, keseimbangan ekologi dan kemanusiaan. g. Kebijakan Kesehatan

Kebijakan kesehatan suatu negara sangat memperngaruhi tingat akses ekuitas akses terhadap layanan kesehatan, terutama kebijakan tentang sistem pembiayaan yang dijalankan. Di Indoesia, sampai saat ini sistem pembiayaan kesehatan dilakukan dengan cara sederhana antara lain dengan menyediakan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan perlengkapan kesehatan. Konsep ini mengacu ke Inggris di mana


(34)

15 pemerintah memperlakukan layanan kesehatan sebagai hak setiap penduduk melalui model Natinola Health Service (NHS). Kebijakan meniru model Inggris tidak dapat diterapakan oleh Indonesia karena keterbatasan sumber daya dan dana. Jalan keluar nya adalah dengan cara memberikan subsidi tarif, padahal banyak penelitian yang membuktikan bahwa subsidi tarif tersebut tidak tepat sasaran. Banyak masyarakat kaya yang menfaatkan tarif yang besubsidi semntara masyarakat miskin tidak memanfaatkan karena keterbatasan biaya pendukung munuju fasilitas layanan kesehatan.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional ( UU SJSN), yang didalamnya juga mengatur jaminan kesehatan yang telah melatarbelakangi keadaan tersebut. Jaminan kesehatan diselenggarakan berdasarkan asuransi sosial sehingga seluruh masyarakat wajib memiliki jaminan kesehatan dasar. Untuk fakir miskin dan masyarakat miskni, preminya dibayar oleh pemerintah. Apabila UU USJN telah diterapkan secara konsisten maka akan terjadi ekuitas akses layanan kesehatan. Semua masyarakat dapat memperoleh akses layanan kesehatan kapan pun dia mau dan di manapun tanpa meilhat kondisi sosial ekonominya.

2. Puskesmas

a. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan


(35)

16 secara menyeluruh dan terdapu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya sebagai berikut :

1) Wilayah Puskesmas

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagaian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

2) Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Pelayanan Kesehatan yang diberikan di Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan:

a) Kuratif (pengobatan)

b) Preventif (upaya pencegahan) c) Promotif (peninfkatan kesehatan) d) Rehabilitatif (pemulihan kesehatan) 3) Pelayanan Kesehatan Terpadu ( integrasi)

Pelayanan kesehatan sebelum adanya puskesmas terdiri dari yaitu Pemberantasan Penyakit Menular, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak,Usaha Hygiene Sanitasi Lingkungan, Balai Pengobatan dan lain sebagainya.

b. Tugas dan Fungsi Puskesmas


(36)

17 1) Untuk kesehatan masyarakat sebagai pusat pembangunan di

wilayah kerjanya.

2) Meningkatkan kemampuan untuk hidup yang sehat dalam rangka membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya.

3) Memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan secara terpadu untuk masyrakat diwilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan fungsinya ada beberapa proses, dilaksanankan dengan cara sebagai berikut:

1) Dalam rangka menolong diri sendiri untuk melaksanakan kegiatan upaya merangsang masyarakat termasuk swasta.

2) Menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien serta memberikan petunuku kepada masyarakat bagaimana tentang menggalinya.

3) Memberi bantuan bersifat bimbingan tekni materi serta rujukan kesehatan maupun rujukan medis kepada masyarakat dengan ketetapan/ketentuan bantuan tersebut yang tidak menimbulkan ketergantungan.

4) Memberi secara langsung pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 5) Saling berkerja sama antara sektor-sektor bersangkutan dalam

melaksanakan program tersebut. c. Fasilitas Penunjang Puskesmas

Fasilitas Penunjang Puskesmas di bagi menjadi tiga, sebagai berikut: 1) Puskesmas Pembantu


(37)

18 Puskemas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari Puskesmas yang meliputi seluruh puskesmas pembantu yang terdapat diwilayah kerjanya.

2) Puskesmas Keliling

Puskesmas Keliling adalah berupa unit pelayanan kesehatan keliling dilengkapi oleh perahu bermotor atau kendaraan roda empat, peralatan komunikasi, peralatan kesehatan serta tenaga kesehatan yang berasal dari puskesmas tersebut. Fungsi Puskesmas Keliling untuk membantu dan menunjang dalam melaksanakan kegaiatan puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan di dalam wilayah kerjanya.

Kegiatan Puskesmas Keliling adalah :

a) Pelayanan Puskesmas atau Puskesmas pembantu empat hari dalam satu minggu memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang daerahnya sulit dijangkau (terpencil).

b) Menyelidiki tentang terjadinya kejadian yang luar biasa.

c) Dapat dimanfaatkan dalam alat transport penderita sebagai rujukan bagi kasus gawat darurat.

d) Melakukan penyuluhan mengenai kesehatan dengan alat audio-visual.


(38)

19 Ada seorang bidan dan bertanggung jawab secaea langsung terhadap kepala puskesmas ditempatkan pada setiap desa yang masih kurang fasilitas kesehatannya. Tugas bidan yaitu membina peran serta masyarakat melalui pembinaan posyandu dan pembinaan peimpinan kelompok persepuluh, disamping memberi pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persaliann di rumah-rumah.

3. Pengobatan Tradisional

a. Pengertian pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional itu sendiri adalah salah satu upaya kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di turunkan secara lisan maupun tulisan yang berasal dari Indonesia atau luar Indonesia. Sedangkan obat tradisional adalah obat yang dibuat dari bahan yang diperoleh dari tanaman, hewan atau mineral yang berupa zat murni. Menurut WHO pengobatan tradisional adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak, dalam melakukan diagnosis, prevensi dang pengobatan terhadap ketidak seimbangan fisik, mental ataupun sosial. Pedoman utamanya adalah pengalaman praktek yaitu hasil hasil pengamatan yang diteruskan dari generasi baik secara lisan maupun tulisan.

Terdapat 2 macam pendekatan yang dapat ditempuh dalam upaya pengembangan obat tradisional tersebut, yaitu :

1) Obat kelompok fitoterapi, yang mendasarkan kepada simplisia yang digunakan sebagai obat.


(39)

20 2) Obat kelompok kemoterapi, yang mendasarkan kepada zat aktif

yang dalam keadaan murni diisolasi dari tumbuhan.

b. Peranan Pengobatan Tradisional dan Obat Tradisional dalam Pelayanan Kesehatan.

Peran utama masyarakat baik indvidu dan keluarga pada tingkat dalam rumah tangga pelayanan kesehatan. Pemanfatan tanaman dan tentang pengetahuan obat-obatan tradisional merupakan suatu unsur yang paling penting dalam upaya peningkatan kemampuan keluarga ataupun individu untuk memperoleh hidup yang sehat. Namun demikian, agar berbagai upaya pengobatan tradisional tersebut dapat benar-benar berhasil guna dan berdaya gunaserta untuk mencegah timbulnya dampak akibat upaya pengobatan tradisional, maka perlu adanya upaya pembinaan yang sistemastis dan berkesinambungan.Dalam sistem pelayanan kesehatan ada enam kebijakan dalam meningkatkan peran pengobatan tradisional, sebagai berikut :

1) Dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer pengobatan tradisional perlu dikembangkan

2) Sebagai warisan budaya bangsa, namun perlu membatasi praktek-praktek yang membahayakan kesehatan untuk itu pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan

3) Perlu dilakukan pengujian, penelitian, pengembangan obat dan cara-cara pengobatan tradisional dalam rangka peningkatan peran pengobatan tradisional.


(40)

21 4) Pengobatan tradisional untuk upaya kesehatan yang nonoformal perlu pendataan dan tidak memerlukan izin untuk kemungkin pembinaan dan pengawasannya.

5) Pengobatan tradisiobal sebagai yang berlandaskan pada cara-cara organobiologik, setelah diteliti, diuji dan diseleksi dapat diusahakan untuk menjadi bagian program pelayanan kesehatan primer. Contoh dukun bayi dan dukun patah tulang. Sedangka cara-cara psikologik dan supernatural perlu diteliti lebih lanjut, sebelum dapat dimanfaatkan dalam program.

6) Pengobatan tradisional tertentu yang mempunyai keahlaian khusus dan menjadi tokoh masyarakat dalpat dilibatkan dalam upaya kesehatan masyarakat, khusunya sebagai komunikator antara pemerintah dan masyarakat.

Pada hakikatnya peran serta masyarakat adalah yang dimana suatu proses agar masyarakat mampu untuk menyelenggrakan berbagai macam upaya kesehatan, baik yang dilakukan diantara pemerintah atau masyarakat sendiri.

c. Jenis Pengobatan Tradisional di Indonesia

Secara garis besar seminar telah menetapkan 4 jenis pengobatan tradisional sebagai berikut :

1) Pengobatan tradisional dengan racikan obat-obatan a) pengobatan tradisional secara racikan asli Indonesia. b) pengobatan tradisional secara racikan obat Cina. c) pengobatan tradisional dengan racikan obat India.


(41)

22 2) Pengobatan tradisional kebatinan/spiritual

a) pengobatan tradisional meyakini kepercayaan. b) pengobatan tradisional meyakini agama.

c) pengobatan tradisional meyakini geteran magnetis. 3) Pengobatan tradisional atas dasar perangsangan/peralatan

a) akupunktur, pengobatan secara ilmu pengobatan tradisional Cina bahan yang digunakan seperti penghangatan moxa( Daun Arthemesia vulgaris yang dikeringkan) dan penusukan jarum. b) pengobatan tradisional urut pijat

c) pengobatan tradisional patah tulang

d) pengobatan tradisional dengan peralatan (tajam/keras) e) pengobatan tradisional dengan peralatan benda tumpul

4) Pengobatan tradisional yang telah mendapat pengarahan dan pengaturan pemerintah

a) Dukun beranak

b) Tukang gigi tradisional

4. Perilaku Konsumen

Teori Perilaku konsumen terhadap barang dan jasa di pengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain: pendapatan, selera konsumen dan harga barang, di saat kondisi yang lain tidak berubah. Perilaku konsumen didasarkan pada teori perilaku konsumen yang dimana dijelaskan dalam teori tersebut bagaimana seseorang dengan pendapatan yang didapatkannya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga mencapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya. a. Pendekatan perilaku konsumen


(42)

23 Pendekatan perilaku konsumen mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa dengan 2 pendekatan, yaitu: 1) Pendekatan Kardinal

a) Kepuasan konsumsi bisa diukur dengan satuan ukur.

Semakin banyaknya barang yang dikonsumsi maka semakin besar tingkat kepuasan konsumen.

b) adanya hukum the law of deminishing pada tambahan kepuasan di tiap satu-satuan. Tiap tambahan kepuasan yang didapatkan dari setiap unit tambahan konsumsi menjadi semakin kecil. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum gossen.

c) setiap tambahan kepuasan untuk setiap tambahan konsumsi satu unit barang dapat di hargai dengan uang sehingga semakin besar kepuasan semakin mahal harganya. Pendekatan kardinal juga biasa disebut dengan daya guna marginal.

2) Pendekatan Ordinal

Pada pendekatan kardinal adanya kelemahan yang terdapat pada anggapan bahwa kepuasan konsumen dari yang mengkonsumsi barang bisa di ukur dengan satuan kepuasan. Kenyataan pada pengukuran ini sulit untuk dilakukan. Pendekatan ordinal mengukur angka ordinal (relatif) dengan kepuasan konsumen. Dengan menggunakan kurva indiferens, tingkat kepuasan konsumen dapat di ketahui yang ditunjukkan dengan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang bisa menghasilkan tingkat kepuasan yang sama.


(43)

24 Ciri-ciri kurva indiferens:

a) Memiliki kemiringan yang negatif apabila konsumen mengurangi satu barang yang dikonsumsi apabali ia menambahkan jumlah barang lain yang dikonsumsi.

b) Cembung ke arah titik origin, yang menunjukan adanya perbedaan proposi yang harus dikorbankan untuk mengubah jumlah masing-masing kombinasi yang dikonsumsi.

c) Tidak terjadinya saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda. Asumsi: Konsumen bersikap rasional dengan anggaran yang tersedia/berupaya memaksimalkan total kepuasannya dari barang yang dikonsumsi.

b. Hubungan antara Pengobatan Tradisional dengan BPJS

Menurut Kementerian Kesehatan dalam Supriadi (2014), Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang berperan pada pengalaman dan keterampilan secara turun-menurun yang empiris dapat diterapkan dan dipertanggungjawabkan dengan norma yang ada/berlaku, diluar ilmu keperawatan dan ilmu kedokteran. BPJS merupakan tranformasi dari badan usaha milik negara yang di daulat untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan.

Antara pengobatan tradisional dengan bpjs saling berhubungan, dikarenakan konsumen menggantikan dari pengobatan tradisional ke bpjs. Tingkat ini disebut dengan tingkat substitusi marginal (marginal rate of substitution-MRS). Dimana tingkat substitusi mengukur berapa


(44)

25 banyak bpjs dibutuhkan oleh konsumen agar dapat mengompensasi kurangnya pengobatan tradisional.

B. Penelitian Terdahulu

Jennifer (2015) penelitiannya yang berjudul Preferensi individu terhadap pengobatan tradisional di Indonesia. Data yang digunakan bersumber dari data Indonesia Family Live Survey (IFLS) dan merupakan survei longitudinal dengan studi data planel dan pengola data ini dilakukan dengan menggunakan metode regresi probit. Menunjukkan bahwa usia, wilayah tempat tinggal dan keberadaan pos obat masing-masing berpengaruh terhadap probabilitas individu untuk memilih pengobatan tradisional. Sedangkan nilai probabilitas pada setiap variabel menunjukkan bahwa individu dalam rumah tangga yang berusia lanjut, tinggal di desa dan tinggal di wilayah yang terdapat pos obat, memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk memilih pengobatan tradisional. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa variabel yang mempengaruhi adalah pengobatan tradisional, Indonesia family live survey, prefrerensi dan probit klasifikasi JEL.

Sementara dalam penelitian Iriani (2015) yang berjudul Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (Studi kasus evaluasi efektivitas penyelenggaraan jaminan sosial (BPJS) kesehatan di kabupaten temanggung). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode analisis data, penelitian yang digunakan adalah CIPP (Context, Input, process, Product). Sumber data penelitian terdiri dari dua yaitu wawancara dengan pelaksanaan metode purposive sampling. Pengumpulan data ini dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Yang


(45)

26 menunjukkan bahwa pelaksanaan sosialisasi JKN tidak hanya dilaksanakan oleh BPJS kesehatan, adanya pelaksanaan sosialisasi ini belum memberikan dampak pencitraan yang positif terhadap BPJS Kesehatan Temanggung. Saran untuk program adalah meningkatkan hubungan kerja sama antar pihak dalam melaksanakan sosialisasi dan menambahkan personil pelaksanaan sosialisasi guna meningkatkan efektvitas sosialisasi JKN di Kabupaten Temanggung. Variabel dalam penelitian ini adalah jaminan kesehatan nasional (JKN) sosialisasi dan efektivitas analisis CIPP.

Dalam penelitian Yuniarti (2015) yang berjudul Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Dengan Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Diruang Perawatan RSUD Sultan Syarif Mohamad AlKadrie Kota Pontianak. Metode dalam penlitian ini kuantitatif dengan metode survei analisis cross sectional, ada 100 responden jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposiveteknik dannon probability sampling. Metode data dalam penelitian ini menggunakan analisis uji chi-square. 51 reponden dengan persentase 51 persen menyatakan pelayanan baik sedangkan 49 responden dengan persentase 49 persen menyatakan pelayanan kurang baik. Variabel yang berpengaruh dalam penelitian ini adalah tengibility dengan nilai p=0.000 dan emphaty p=0.000 untuk itu bagi pihak rumah sakit supaya terus meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencapai kepuasan pasien maxsimal. Variabel penelitian ini kualitas pelayanan dan kepuasan pasien.

Adapun penelitian yang dilakukan Tahalliman (2015) yang berjudul analisis perbandingan kinerja keuangan antara bank muamalat


(46)

27 Indonesia dengan bank syariah mandiri tahun 2005-2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Indenpenden Sample T-Test untuk membandingkan kinerja keuangan dua jenis bank syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan dan teknik yang digunakan untuk melihat perbandingan kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri adalah metode Independen Sample T-test. Analisis yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk rasio NIM, selain itu hasil penelitian juga menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan mengenai kinerja Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri yaitu pada aspek CAR,NPA, ROE, BOPO, LDR.

Dalam penelitian Solekhah (2015) yang berjudul Analisis uji beda inflasi metode money based dengan metode inflation targeting framework di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series pada periode bulanan dari bulan januari 2003 sampai dengan desember 2007. Metode yang digunakan dalam menganlisis data adalah uji beda tidak berpasangan Independent Samples Test. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada kedua metode yang pernah ditetapkan Indonesia dalam mengatasi Inflasi dan dari hasil analisis yang dilakukan ditemukan hasil bahwa tedapat perbedaan terhadap dua metode yang dilakukan Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi. Metode Inflation targeting framework merupakan metode yang lebih baik dibandingkan metode money based dengan tingkat rat-rata yang lebih besar.


(47)

28 C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : tidak ada perbedaan terhadap sebelum dan setelah adanya BPJS di Kecamatan Lubuk Besar

H1 : terdapat perbedaan terhadap sebelum dan setelah adanya BPJS di Kecamatan Lubuk Besar

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Penjelasan :

Dengan adanya BPJS membuat kualitas pelayanan menurun salah satunya pelayanan dipuskesmas di karenakan banyaknya aturan baru yang membuat pelayanan tidak maksimal, seperti ada nya beberapa resep obat yang harus dibeli diluar puskesmas. Dalam pelayanan BPJS sering kali ada keluhan tentang tidak sistemastisnya waktu mengantri dalam pelayanan BPJS yang dilakukan karena masih menggunakan fasilitas yang manual atau dengan cara manual, hal ini

Uji Beda

Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)

Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial

(BPJS) Pengobatan

Tradisional Puskesmas


(48)

29 mengakibatkan pasien mengeluh karena lamanya antrian dan sisitematis data yang belum lengkap. Sementara karyawan yang ada di puskesmas tidak sebanding dengan adanya pasien yang berobat melalui BPJS dan hal itu bisa mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Semenjaknya adanya BPJS masyarakat di sekitar berbondong-bondong menggunakan kartu BPJS dan melupakan pengobatan tradisional.


(49)

(50)

(51)

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/Subyek Penelitian

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), objek penelitian adalah lokasi dimana penelitian dilakukan, sedangkan subjek penelitian adalah target populasi atau sampel penelitian yang relavan dengan tujuan penelitian. Objek penelitian ini adalah Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah masyrakat di Kecamatan Lubuk Besar .

B. Jenis Data

Berdasarkan cara memperoleh data, jenis data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan data primer . Menurut Sugiyono data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran dan pengambulan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer dikumpulkan melalui metode angket, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan (kuisoner) yang diambil dari kuesioner penelitian yang akan diisi oleh mahasiswa.

C. Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya


(53)

31 (sugiyono, 2008:115). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Lubuk Besar dan Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh polulasi tersebut (Sugiyono, 2008:116) Pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling yaitu responden yang berhak mengisi kuesioner sepenuhnya tergantung pada kemudahan penelitian. Tujuan teknik convenience agar sampel yang dipilah dapat mewakili populasi dan diharapkan dapat memberikan hasil yang terbaik. Agar penelitian berjalan efektif dan efisien, penelitian menyebarkan kuesioner pada tanggal 10 oktober 2016 saampai dengan Selesai, karena pada tanggal tersebut dimulainya untuk penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan formula sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi (Masyarakat Lubuk Besar dan Pegawai Puskesmas)

E= Presentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang ditoleransikan (10%)


(54)

32 = 99,62

Hasil perhitungan tersebut menjadi batas minimal jumlah sampel, pada penelitian ini. Jadi jumlah total sampel yang digunakan oleh penelitian ini adalah sejumlah 100 orang responden yang dimana di Kecamatan Lubuk Besar terdapat sembilan desa yaitu Kulur, Kulur Ilir, Trubus, Perlang, Lubuk Lingkuk, Lubuk Besar, Lubuk Pabrik, Batu Beriga, dan Belimbing masing-masing desa jauh dari Puskesmas. Dengan pembagian masyarakat 60%, pegawai puskesmas 30%, penyedia obat tradisional 10% karena keterbatasan penyedia pengobatan tradisional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data seperti dimaksud, maka menggunakan teknik yang dianggap tepat untuk digunakan adalah angket (kuisoner) yang dibagikan bagi responden untuk di jawab atau di isi oleh masyrakat yang ada dikecamatan lubuk besar dan para pegawai yang bekerja dikecamatan lubuk besar, kemduian dikumpulkan secara serentak. Sebagai alasan digunakan teknik ini , penelitian banyak merujuk kepada pendapatan dari (sugiyono 2008:195) berkenaan dengan angket, yaitu :

1) Angket bersifat efisien, karena dalam waktu singkat dapat menjangka sejumlah responden

2) Angket dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masibg dalam waktu senggang yang tersedia

3) Angket dapat dibuat anonym, sehingga dengan jujur dan bebas mengeluarkan pendapat.


(55)

33 4) Dapat dibuat standar, sehingga responden dapat menerima

pertanyaan danpertanyaan yang sama.

Untuk mendukung hasil penelitian dari teknik angket dalam penelitian ini, penelitian melakukan interview terhadap masyarakat dan Pegawai Puskesmas yang ada di Lubuk Besar.

E. Definisi Operasional Penelitian

1. BPJS (Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial )

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan proses jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS kesehatan dan BPJS ketenaga kerjaan yang mulai beroperasi pada tanggal 1 januari 2014. Sedangkan jaminan kesehatan merupakan suatu sistem yang memberikan perlindungan kesehatan supaya masyarakat memperoleh pemeliharaan dan perlindungan dengan prinsip biaya dan kendali mutu.

Pelayanan kesehatan menurut Loomba dan Levey (1973) merupakan suatu organisasi yang menyelenggrakan secara sendiri maupun bersama-sama untuk menyembuhkan dan meingkatkan kesehatan masyarakat baik perorangan, keluarga dan kelompok. Dapat disimpulkan bahwa pengertian pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan bertujuan untuk peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) yang sasarannya masyarakat, sub sistem disini yaitu proses, input, outpot, dampak, dan umpan balik (Notoatmodj0, 2007).


(56)

34 a) Tersedia dan berkesinambungan

Pelyanan kesehatan harus tersedia dan bersifat berkesinambungan sehingga masyarakat tidak sulit mendapatkan pelayanan yang dibutuhkannya.

b) Dapat diterima dan wajar

Pelayanan kesehatan tidak betentangan antara kepercayaan dengan keyakinan masyarakat.

c) Mudah dicapai

Dari sudut lokasi pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik.

d) Mudah dijangkau

Dari sudut biaya diupayakan biaya kesehatan sesuai atau wajar dengan kemampuan keuangan masyarakat dalam mewujudkan keadaan mudah dijangkau.

e) Bermutu

Menyelenggarakan kepuasaan para pemakai jasa pelayanan sesuai tata cara penyelenggaraan dengan kode etik serta standar telah ditetapkan untuk menunjukan tidak kesempurnaan pelayanan kesehatan.

2. Pengobatan Tradisional

pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan, yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Adapun obat-obatan tradisional dibuat


(57)

35 dari bahan herbal (alami) secara tradisional, obat ini sejak jaman dahulu sudah ada atau resep nenek moyang. Eksistensi obat tradisional (obat herbal) masih tinggi dikalangan masyarakat dan masih digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Obat tradisional memilik keunggulan dibandingkan dengan obat medis karena terbuat dari bahan alami sehingga tidak berbahaya (aman) digunakan untuk kesehatan sedangkan obat-obatan medis memilik resiko yang tinggi pada kesehatan.

Pengobatan tradisional dapat membawa efek samping dalam penggunaannya, efek sampingnya relatif lebih kecil jika menggunakan secara tepat, yang meliputi ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan dosis, ketepatan informasi, kebenaran bahan dan tanpa penyalahgunaan obat tradissonal (Oktara, 2006).

Dalam sistem pelayanan kesehatan peningkatan peran pengobatan tradisional, dapat dilihat sebagai berikut :

a) Pengobatan tradisional harus dikembangkan dalam pelayanan kesehatan untuk meningkatkan peran serta masyarakat.

b) Pengobatan tradisional dikembangan dan perlu dipelihara untuk digunakan warisan budaya bangsa, tetapi hal ini harus membatasi praktek yang membahayakan kesehatan.

c) Dilakukan pengujian, pengembahangan obat, penelitian dan cara pengobatan tradisional sebagai upaya meningkatkan peran pengobatan tradisional.


(58)

36 d) Pengobatan tradisional sebagai upaya kesehatan nono formal, perlu pendataan (pembinaan dan pengawasan) tanpa harus melakukan pengijinan.

e) Pengobatan tradisional yang berdasarkan organobiologik, diuji, setelah diteliti dan diseleksi digunakan sebagai usaha program pelayanan primer. Contohnya seperti dukun patah tulang maupun dukun bayi, sedangkan cara supernatural dan psikologik perlu diteliti lebih lanjut sebelum di manfaatkan dalam program.

f) Pengobatan tradisional menjadi tokoh dan mempunyai keahlian khusus yang bisa dilibatakan dalam kesehatan masyarakat, khususnya untuk menjadi komunikator antara masyarakat dan pemerintah.

F. Teknik Penentuan Skala

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala pengukuran untuk menganalisis dengan instrumen tertentu yang dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga diperoleh hasil pengukuran yang akurat, efisien dan komunikatif Sugiyono (2009: 134). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.

Menurut Sugiyono (2009: 134), skala likert adalah skala yang digunakan sebagai pengukur sikap, persepsi, pendapat seseorang ataupun sekelompok individu tentang fenomena sosial. Varibel yang diukur menggunakan skala likert dijabarkan menjadi indikator variabel, setelah itu indikator tersebut dijadikan titik tolak menyusun item instrument berupa pernyataan atau pertanyaan. Pada tabel dibawah ini bisa dilihat dari


(59)

37 skala gredasi setiap item mulai dari hal negatif sampai dengan hal yang sangat positif, yaitu :

Tabel 3.1 Skala Pengukuran

No Keterangan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (R) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak setuju (STS) 1

G. Uji Kualitas Data

Dalam penguji kualitas data yang digunakan dalam penelitian, penulis menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Untuk menunjukkan tingkat-tingkat kesasihan /atau kevalidan dan reliabel suatu instrumen. Suatu instrumen yang sahih dan valid mempunyai kualitas yang tinggi dan sebaliknya instrumen yang kurang memiliki validitas yang rendah. Dengan demikian instrumen yang valid merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil yang valid. Data diperoleh dari penelitian ialah data yang teramati mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Ketentuan suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi Pearson Product Moment (r) > 30 dengan alpha sebesar 0,05 (Sugiyono, 2013:1).

Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut baik ( Arikunto dalam Afiani 2016). Alat dikatakan realibel jika digunakan berulang-ulang nilai sama. Pertanyaan yang dikatan reliabel, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.


(60)

38 Instrumen yang dikatakan reliable jika nilai Alfa Cronbach’s lebih besar (>) dari 0,06.

H. Uji Analisis Data dan Alat Ukur Data

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa aplikasi untuk mengolah data statistika yang berupa data primer dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16. Microsoft excel 2007 digunakan untuk input data dan pembuatan tabel. Sedangkan SPSS 16 digunakan untuk mengolah data berupa uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas dan uji beda.Dalam menganalisis data penelitian, penulis menggunakan metode analisi uji beda rata-rata untuk sample tidak berpasangan (Independent samples test) dan untuk menguji kenormalan data penulis menggunakan uji normalitas data Kolmogorow Smirnov Test.

Dalam uji normalitas dengan pendekatan Kolmogorov Smirnov Test, apabila hasil output menunjukkan tingkat signifikansi lebih besar dari taraf nyata 5 persen (a = 0,05), maka data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal. Artinya pada data yang berdistribusi normal dapat digunakan analisis uji t Sampel berpasangan dalam uji beda.

Analisi uji beda rata-rata tersebut digunakan untuk melihat sejauh mana perbedaan adanya BPJS bagi masyarakat sebelum adanya BPJS dan setelah adanya BPJS.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah salah satu alat analisis statistik yang digunakan untuk menguji kualitas data. Tujuan dilakukannya uji kualitas data dengan Normality-Test ini adalah untuk mengetahui apakah data menyebar mengikuti sebaran normal atau tidak (Walpole,


(61)

39 1993 dalam Annisa, 2015). Untuk menguji tingkat kenormalan data, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penulis memilih pendekatan Kolmogorov Smirnov Test yang menggunakan kriteria uji normalitas dengan melihat nilai signifikansi ( Sig) dari hasil tersebut. Data akan berdistribusi normal apabila nilai Sig > 0,05.

2. Uji t Sampel Berpasangan

Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan uji beda untuk dua sampel berpasangan (Paried Sample t Test). Paried sample t test merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda. Uji t untuk data sampel berpasangan membandingkan rata-rata dua variabel untuk suatu grup sampel tunggal. Uji ini menghitung selisih antara nilai dua variabel untuk tiap kasus dan menguji apakah selisih rata-rata tersebut bernilai nol.Tujuan uji t berpasangan (paired t-test) umumnya menguji perbedaan antara dua pengamatan, uji seperti ini dilakukan pada Subjek yang diuji untuk situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa

(sejenis).

Uji-tmenilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara statistik satu sama lain. Analisis ini digunakan apabila kita ingin membandingkan mean dan keragaman dari dua kelompok data, dan cocok sebagai analisis dua kelompok rancangan percobaan acak. Dalam hasil uji yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS 16.


(62)

(63)

BAB IV

GAMBARAN UMUM A. Lubuk Besar Bangka Tengah

Berdasarkan Perda Kabupaten bangka Tengah Nomor 31 tahun 2006 Kecamatan Koba dipecah menjadi dua, yaitu Kecamatan Koba dan Kecamatan Lubuk Besar, resmi berdiri pada bulan Agustus 2009 yang ditandai dengan pelantikan Camat Lubuk Besar dan Kades desa-desa pemekaran. Pada tahun 2013, di Kecamatan Lubuk Besar terdapat sembilan orang kepala desa, yaitu Kulur, Kulur Ilir, Trubus, Perlang, Lubuk Lingkuk, Lubuk Besar, Lubuk Pabrik, Batu Beriga, Belimbing. Untuk mempelancar proses kegiatan pemerintahan di tingkat desa, telah dibentuk struktur organisasi desa. Diantara delapan desa yang ada hanya Desa Kulur, Desa Perlang dan Desa Batu Beriga yang telah memiliki sekretaris desa pada tahun 2013.

Jumlah penduduk dikecamatan Lubuk Besar mengalami penambahan 7,39 persen dibandingkan jumlah penduduk pada tahun 2011. Jumlah kelahiran 24,94 persen dari jumlah pasangan usia subur tahun 2013. Dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah kelahiran di Kecamatan Lubuk Besar mengalami kenaikan 8,94 persen. Jumlah angka kematian pada tahun ini 0,04 persen dari jumlah penduduk, jika dibandingkan ddengan tahun 2011 ada penurunan sebesar 8,93 persen. Perbandingan penduduk dengan jumlah rumah tangga di Kecamatan Lubuk Besar, 2013 adalah 3 orang/keluarga. Hal ini hampir merata di semua desa/kelurahan.


(64)

41 Jumlah penduduk di Kecmatan Lubuk Besar pada tahun 2013 terdiri dari 53,52 persen laki-laki dan 46,48 persen wanita.

Secara geografis sebagian besar desa di Kecamatan Lubuk Besar dikategorikan sebagai wilayah pesisir, karena berbatasan langsung dengan bibir laut. Desa Kulur ,Lubuk Pabrik dan Belimbing yang dikategorikan sebagai wilayah nono pesisir, sedangkan keenam desa lainnya masuk dalam wilayah pesisir. Mata pencarian penduduk yang ada di wilayah ini meliputi kegiatan perkebunan, pertambangan, dan perikanan. Visi Kecamatan Lubuk Besar terwujudkan kesejahteraan masyarakat dengan mengoptimalkan potensi dan sumber daya lokal. Adapun Misi Kecamatan Lubuk Besar adalah sebagai berikut:

a) Memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan.

b) Menciptakan ketentraman dan ketertiban yang kondusif di masyarakat.

c) Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat.


(65)

42 Tabel 4.1

Letak Geografis Kecamatan Lubuk Besar Lubuk Besar

Kecamatan Negara Indonesia

Provinsi Kepulauan Bangka Tengah Kabupaten Bangka Tengah

Camat Jauhari, S.H

Luas 26,535 Km²

Jumlah Penduduk

26,535

Kepadatan 47,98 jiwa/km² Desa/Kelurahan 9

B. Puskesmas Lubuk Besar

Puskesmas Lubuk Besar merupakan puskesmas pemekaran dari Puskesmas Koba. Puskesmas ini mulai beroperasi pada bulan April 2008, dan beroperasi pula UGD 24 Jam, PONED dan Rawat Inap pada tahun 2014. Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Lubuk Besar terletak di Kecamatan Lubuk Besar. Secara geografis Puskesmas Lubuk Besar berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Laut Cina Selatan

Sebelah Selatan : Kabupaten Bangka Selatan Sebelah Barat : Kecamatan Koba

Sebelah Timur : Laut Cina Selatan

Luas wilayah kerja Puskesmas Lubuk Besar 533.03 Km dengan jumlah penduduk sebanyak 24.897 jiwa tersebar tidak merata di 9 desa. Adapun desa-desa tersebut yaitu desa Kulur, Belimbing, Kulur Ilir, Trubus, Perlang, Lubuk Lingkuk, Lubuk Pabrik, Lubuk Besar dan Batu Beriga, dimana desa-desa tersebut masih memiliki beberapa dusun-dusun


(66)

43 terpencil dan beberapa komunitas masyarakat yang mengelompok sehingga terkadang sulit untuk dijangkau.

Keadaan iklim dan cuaca di wilayah Kecamatan Lubuk Besar terdiri dari musim kemarau dan musim penghujan, dimana dalam tenggang waktu yang sama dengan tahun yang berbeda, waktu terjadinya tidak selalu sama sehingga mempengaruhi antisipasi dini pelaksanaan pembangunan kesehatan terutama yang berbasis lingkungan.

Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Besar terdiri dari berbagai kondisi yaitu dataran rendah, rawa-rawa, bekas galian timah dan pantai dengan kepadatan penduduk yang tidak terlalu tinggi kecuali pada daerah-daerah tertentu. Hampir seperempat dari wilayah Puskesmas Lubuk Besar berbatasan dengan laut, sehingga berpengaruh terhadap keadaan suhu dan cuaca, dimana suhu udara akan sangat panas terutama yang berbatasan langsung dengan laut.

Jarak dari Puskesmas Lubuk Besar ke Ibu kota Kabupaten relatif agak jauh, sekitar 30-40 menit mengunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat, demikian pula dengan jarak tempuh dari desa-desa ke Puskesmas Lubuk Besar dan dari desa-desa ke Ibu Kota Kabupaten.

Fasilitas kesehatan meliputi sarana dan prasarana. Fasilitas Keshatan yang ada di wilayah Puskesmas Lubuk Besar terdiri dari 1 Puskesmas Lubuk Besar yang melayani UGD 24 Jam, PONED, Rawat Inap, Balai Pengobatan Umum, Poli Gigi, KIA, laboratorium, konseling gizi, kesehatan lingkungan, dan kegiatan promotif lainnya. Pelayanan


(67)

44 kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Lubuk Besar berupa pelayanan dalam rawat jalan baik dari segi upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM).

C. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial ( BPJS ) Kesehatan

Jaminan Sosial suatu perlindungan sosial untuk menjamin kebutuhan dasar yang layak bagi seluruh rakyat. Ada 2 program penyelenggaraan BPJS jaminan sosial, yaitu :

1. Jaminan Kesehatan berlaku mulai 1 Januari 2014, program ini diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

2. Mulai tanggal 1 Juli 2015 program jaminan pensiun, hari tua dan kesehatan, program ini diselenggarakan oleh BPJS ketenagakerjaan. Badan Penyelenggaraan Sosial (BPJS) kesehatan adalah program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah. BPJS adalah peleburan dari satu badan peleburan dari 4 badan usaha milik negara, yaitu PT TASPEN, PT JAMSOSTEK, PT ASABRI, dan PT AKSES. BPJS berbentuk asuransi yang nantinya semua warga Indonesia diwajibkan untuk mengikuti program ini.

Perserta BPJS dibagi menjadi 2 kelompok dalam mengikuti program ini, antara lainkelompok masyarakat mampu dan masyarakat kurang mampu.

Kelompok kepersertaan Badan Penyelanggaraan Jaminan Sosial (BPJS) dibagi menjadi dua, sebagai berikut:

1. Penerimaan Bantuan Iuran (PBI) yaitu program jaminan kesehatan bagi peserta fakir miskin (orang yang tidak mampu) yang diamankan Undang-Undang SJSN sebagaimana iurannya


(68)

45 dibayarkan pemerintah untuk menjaminan kesehatan mereka. Fakir miskin adalah salah satu perserta PBI yang diatur diteteapkan oleh pemerintah. Yang mengalami cacat total dan tidak mampu termasuk kedalam persertaan PBI. Kecatatan fisik dan/atau mental yang mengakibatkan sesorang tidak melakukan (ketidakmampuan) dalam melakukan suatu pekerjaan di sebut kecacatan total tetap, penetpan ini dilakukan dokter yang berwenang.

2. Bukan PBI jaminan kesehatan yang terbagi dari pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, bukan pekerja dan anggota keluarganya, serta pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya. Pekerjaan merupakan suatu seseorang yang bekerja dengan memperoleh imbalan, gaji, ataupunupah dalam bentuk lain. Seseorang yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji (upah) disebut dengan pekerja penerimaan upah, yang terdiri atas:

 Pegawai pemerintah non pegawai negeri

 Pegawai Negeri Sipil dan pegawai swasta

 Anggota TNI dan POLRI

 Pejabat negara

 Pekerjaan lainnya yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah

Pekerja bukan penerima upah merupakan sesorang yang berusaha meskipun bekerja atas risiko sendiri yang terdiri ataspekerja mandiri atau pekerja diluar hubungan kerja, dan pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja bukan penerima upah. Sedangkan sesorang yang tidak bekerja


(69)

46 tetapi mampu membayaran iuran jaminan kesehatan ialah bukan pekerja, yaitu terdiri atas:

 Perintis kemerdekaan

 Investor

 Pemberi kerja

 Penerima pension

 Veteran

 Bukan pekerja lain yang memenuhi kriteria bukan pekerja penerima upah.

Selanjutnya dalam kepesertaan BPJS ini, anggota keluarga yang wajib ditanggung iurannyadanterdaftar terdiri atas satu orang suami atau istri yang sah dari peserta, anak kandung/anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta dengan beberapa karakteristik dibawah ini:

 Yang masih melanjutkan pendidikan formal.

 Belum menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri.

Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan ini paling banyak adalah 5 (lima) orang, perserta bisa mengikutsertakan anggota lainnya dengan membayar tambahan iuran apabila melebihi dari lima orang termasuk persertanya (Aryani, 2015).

Peranaan yang penting dalam mendukung program BPJS adalah, sebagai berikut:

1. Melalui Integrasi Jamkesda dengan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) mengikuti skema JKN


(70)

47 mendukung proses kepersertaan dalam rangka menuju cakupan semesta2019

2. MendorongPNS, Pemda, Pekerja BUMD dan swasta(kepesertaan pekerja penerima upah) yang ada di wilayahnya dan mendorong kelompok masyarakat atau individu (kepersertaan pekerja bukan penerima upah).

3. Mendorong dalam penyiapan fasilitas kesehatan milik swasta dan pemerintah serta mendukung ketersedianya tenaga kesehatan terutama spesialis di rumah sakit dan dokter umum dipuskesmas.

4. Mengefektifkan pemanfaatan dana kapitasi dan pengelolaan di fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemda.

A. Karakteristik Responden

Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Lubuk Besar dan Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar. Pengambilan data dengan menggunakan kuisoner pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Selesai.

Hasil penelitian menunjukan dari 100 Responden 46 laki-laki dan 54 perempuan, dengan rentang usia responden sebagai berikut :


(71)

48 Tabel 4.2

Jumlah Responden Masyarakat dan

Pegawai Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar Berdasarkan Rentang Usia

Sumber: Data primer diolah

Pada tabel 4.2 dapat dilihat jumlah responden terbanyak dapat dilihat rentang usia dari 24-30 dengan jumlah persentase 53% kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pegawai swasta dan ibu rumah tangga.

Dari hasil penelitian juga dapat diketahui jumlah sebaran 100 orang responden berdasarkan pendidikan terakhirnya. Berdsarkan tabel 4.3 sebagian besar responden memiliki pendidikan sarjana dan diploman sebanyak 33 orang dengan persentase 33 persen. SD dan sederajat memiliki dengan jumlah 20 orang responden. Secara rinci bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Rentang Usia (tahun)

Jumlah Responden (orang)

Persentase (persen)

18-23 8 8

24-30 53 53

31-40 15 15

41-60 21 21

71-78 3 3


(72)

49 Tabel 4.3

Jumlah Responden Masyarakat dan

Pegawai Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaannya dapat dilihat pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4

Jumlah Responden Masyarakat dan

Pegawai PuskesmasKecamatan Lubuk Besar Berdasarkan Jenis Pekerjaannya

Sumber: Data primer diolah

Dilihat pada tabel diatas responden didominasi dengan jeneis pekerjaan PNS yang berjumlah 27 responden sedangkan responden yang

Pendidikan Terakhir Jumlah Responden

(orang)

Persentase (persen)

SD tidak tamat 11 11

SD dan sederajat 20 20

SMP dan sederajat 15 15 SMA dan sederajat 17 17

Akademi 4 4

Sarjana dan diploman 33 33

Total 100 100

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden

(orang)

Persentase (persen)

Ibu Rumah tangga 26 26

Wiraswasta 24 24

Petani 9 9

Perdagangan 4 4

PNS 27 27

Pegawai swasta 10 10


(73)

50 paling sedikit jenis pekerjaannya yaitu perdagangan dengan persentase hanya 4 persen.

Berdasarkan penelitian kepuskemas yang persentasenya 30 persen terdapat ada 2 dokter yang menangani pasien , 4 bidan, 2 sanitanian Puskesmas, 1 nutrisionis pelaksana, dan 2 perawatan yang khusus untuk gigi. Sebagaian besar pegawai yang ada di puskesmas Kecamatan Lubuk Besar yaitu perawat mencapai 11 orang, ada 1 satpam yang menjaga keamanan Puskesmas Kecamatan Lubuk Besar.


(74)

(75)

(76)

BAB V

HASIL DAN ANALISIS A. Uji Validitas

Uji validitas adalah salah satu alat analisis statistik yang digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur secara tepat. Sebelum melakukan penelitian, maka di uji cobakan dahulu untuk mecari validitas dari instrumen. Uji validitas dilakukan kepada 10 responden. Data yang dikatakan valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh penelitian dengan data yang sesungguhnya terjdai pada objek penelitian.

Validitas suatu instrumen akan menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan suatu yang terjadi menjadi sasaran pokok pengukuran. Ketentuan suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi Pearson Product Moment (r) > 30 dengan alpha sebesar 0,05. Dari tabel uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut :


(77)

51 Tabel 5.1

Uji Validitas Component Matrixa

(Extraction Method: Principal Component Analysis)

Compenent 1

Sebelum .692

Setelah .830

Pelayanan .717

Fasilitas .573

Sumber : Data diolah

Dengan melihat hasil component matrix terlihat bahwa seluruh item sebelum dan sesudah memiliki loading faktor yang besar yaitu diatas 0,3 dengan alpha sebesar 0,05. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa 4 item valid.

B. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu yang berkenaan dengan tingkat ketepatan dan ke ajegan hasil pengukuran. Suatu instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengkur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya relative sama (Sukmadinata dalam Afiani, 2016). Instrumen uji reliabilitas menggunakan metode Alfa Crobach’s, yang artinya jika kuisoner dikatakan reliable jika nilai Alfa Cronbach’s > konstantan (0,6) dan bila nilai Alfa Cronbach’s < konstanta (0,6) maka pertanyaan tidak reliabel.


(1)

No Fasilitas

1b 2b 3b 4b 5b 6b 7b 8b jml

1 5 5 5 5 5 5 5 5 40

2 3 3 4 3 3 3 3 4 26

3 4 3 4 4 4 4 3 4 30

4 4 4 4 4 4 4 3 4 31

5 2 2 3 3 3 3 2 3 21

6 3 3 3 3 3 3 3 3 24

7 3 1 3 2 3 2 2 3 19

8 3 2 3 3 3 3 3 3 23

9 3 3 3 3 3 3 3 3 24

10 3 3 3 3 3 3 3 3 24

11 4 4 5 2 4 3 4 4 30

12 4 4 4 2 4 4 4 4 30

13 4 4 4 4 4 4 4 4 32

14 5 5 5 3 5 4 3 4 34

15 4 3 3 3 3 3 3 3 25

16 4 4 4 4 4 4 4 4 32

17 4 4 4 2 3 2 1 2 22

18 5 5 5 5 5 5 5 5 40

19 4 4 4 2 3 2 1 2 22

20 4 4 4 2 4 4 2 4 28

21 4 4 4 2 3 2 1 2 22

22 4 4 4 3 4 4 3 4 30

23 5 5 5 2 4 4 2 2 29

24 2 5 5 2 4 4 4 4 30

25 4 4 4 3 4 4 2 3 28

26 5 5 5 1 4 3 1 3 27

27 4 5 5 3 4 4 3 4 32

28 3 3 3 3 3 3 3 3 24

29 5 5 5 1 4 4 3 4 31

30 5 4 5 4 4 4 5 4 35


(2)

Uji Validitas dan Reliabilitas Component Matrixa

Component 1

Sebelum .692

Setelah .830

Pelayanan .717 Fasilitas .573 Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 1 components extracted.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(3)

Lampiran 4 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sebelum Sesudah

N 60 60

Normal Parametersa Mean 36.0667 35.1000

Std. Deviation 6.29196 5.37319 Most Extreme

Differences

Absolute .079 .102

Positive .056 .086

Negative -.079 -.102

Kolmogorov-Smirnov Z .616 .792

Asymp. Sig. (2-tailed) .843 .557

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pelayanan Fasilitas

N 30 30

Normal Parametersa Mean 40.1667 28.1667

Std. Deviation 6.78275 5.25280 Most Extreme

Differences

Absolute .135 .120

Positive .135 .120

Negative -.114 -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .739 .655

Asymp. Sig. (2-tailed) .645 .785


(4)

Lampiran 5

Uji Beda t Sampel Berpasangan

Paired Samples Statistics Masyara

kat N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 60 36.0667 6.29196 .81229 Setelah 60 35.1000 5.37319 .69368

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Sebelum & Setelah 60 .395 .002

Paired Samples Test Pair 1

Sebelum-Setelah

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper .96667 6.46232 .83428 -.70273 2.636


(5)

Paired Samples Test Pair 1

Pelayanan -Fasilitas

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviatio n Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper 1.2000

0E1 6.92820

1.2649

1 9.41297

14.58

703 9.487 29 .000 Paired Samples Statistics

Puskesmas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 Pelayanan 30 40.1667 6.78275 1.23836 Fasilitas 30 28.1667 5.25280 .95903

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Pelayanan & Fasilitas

30 .359 .05


(6)

Lampiran 6


Dokumen yang terkait

Masalah Dan Prospek Pengolahan Kopi (Studi Kasus : Desa Siharjulu dan Desa Lumban Barat Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 31 95

Ekonomi Cina Dan Politik Luar Negeri Indonesia (Studi Kasus : Pengaruh Kebangkitan Ekonomi Cina Terhadap Orientasi Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pada Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono)

4 86 151

Perilaku Pemilih Dalam Pemilukada (Studi Kasus: Etnis Karo Di Desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo 2010).

1 37 112

Status Kesehatan Gigi dan Masalah Kesehatan Gigi yang dikeluhkan Ibu-ibu Rumah Tangga Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas

2 44 51

PERILAKU KONSUMEN DALAM KONSUMSI AYAM POTONG SETELAH MENYEBAR WABAH FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) (Studi Kasus di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang

0 16 2

Tingkat Pelayanan Jalan Jenderal Ibrahim Adjie Sebelum Dan Setelah Adanya Jalan Layang

1 16 208

Analisis Usaha Pengrajin Tahu Sumedang Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Kedelai (Studi Kasus: Kecamatan Tanjungsari, Sumedang)

0 18 90

GAMBARAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT ANTARA SEBELUM DAN SETELAH LETUSAN GAMBARAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT ANTARA SEBELUM DAN SETELAH LETUSAN GUNUNG MERAPI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SRUMBUNG, MAGELANG.

0 1 17

ANALISIS OMZET DAN KEUNTUNGAN USAHA WARUNG TRADISIONAL SEBELUM DAN SETELAH ADANYA MINIMARKET DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA.

0 0 4

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSISAL) BPJS KESEHATAN DALAM PERSEPEKTIF ISLAM (Studi Kasus Pada Konsumen BPJS Kesehatan di Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung) -

0 0 87