Sistem Perlekatan Pasak Dan Inti Adhesif

Albashaireh et al 2008 menyatakan bahwa terjadinya peningkatan retensi pasak setelah diaplikasikan sistem adhesif total-etch jika dibandingkan dengan self- etch, hal ini disebabkan smear layer lebih efektif di bersihkan dengan menggunakan sistem adhesif total etch. 12 Hasimoto et al 2004 menyatakan bahwa pergerakan air pada rensin-bonded dentin dengan menggunakan sistem adhesif etch - rinse lebih baik daripada penggunaan sistem adhesif self-etch. 13

2.6 Sistem Perlekatan Pasak Dan Inti Adhesif

Selain bentuk, ukuran, dan desain dari pasak, retensi dari pasak juga dipengaruhi oleh semen luting, interaksi antara post-core, post-cement dan dentin-cement interfacegambar 16. Semen resin direkomendasikan sebagai semen luting pada pasak fiber reinforced composite FRC. Hal ini dikarenakan semen resin memiliki daya tahan terhadap fraktur yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan semen yang lainnya. Komposisi resin-based cements hampir menyerupai resin-based composite filling materials matriks resin dengan inorganic fillers. Monomer yang tergabung di dalam semen resin digunakan untuk meningkatkan perlekatan ke dentin. 30 Universitas Sumatera Utara Polimerisasi dapat dicapai dengan conventional peroxide-amine induction system self cure, autopolymerizble atau dengan light cure . Beberapa sistem menggunakan kedua mekanisme dan disebut sistem dual-cure. Dual cure dapat meningkatkan derajat konversi dari semen, sifat mekanis semen seperti modulus elastisitas semen dapat diperbaiki Giachetti et al 2004. 30 Mekanisme yang terpenting dari sistem adhesi pada post cementation adalah mekanisme adhesi interlocking, chemical adhesi, dan interdiffusion. Mekanisme adhesi bergantung pada interlocking dari adhesif ke permukaan substrat. Chemical adhesi berdasarkan ikatan kovalen atau ionik yang menghasilkan sistem perlekatan yang kuat. Perlekatan interdiffusion didasarkan pada difusi dari molekul polimer pada A B C Gambar 16. Perlekatan sistem pasak dan inti, A. perlekatan pasak inti,B.Perlekatan pasak dengan semen luting,C.Perlekatan dentin dengan luting semen 30 Universitas Sumatera Utara suatu permukaan ke permukaan yang lainnya. Mekanisme ini digunakan ketika perlekatan antara pasak dengan dentin saluran akar. 30,34,36 Pasak fiber reinforced composite berikatan dengan dentin saluran akar dengan menggunakan semen luting resin. Dentin saluran akar di etsa terlebih dahulu, sehingga akan menghasilkan adhesi yang lebih kuat. Hal ini disebabkan karena proses pengetsaan menyebabkan tubulus dentin terbuka dan kolagen fiber akan terekspos sehingga bahan bonding akan berpolimerisasi dengan tubulus dentin, sehingga hal tersebut menghasilkan ikatan yang kuat. 30,34,36 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Perawatan pasca endodonti Retensi tambahan pasak dan inti pasak metal fiber Pasak metal tuang Pasak metal fabricated fabricated Customized Glass fiber dengan bentuk tappered Polyethylene bentuk pita anyaman Mekanisme adhesif yang paling penting :  Interlocking Interdifusion  Chemical adhesi  hybrid layer Berikatan dengan intraradicular dentin dengan menggunakan sistem adhesif dan semen luting resin Sistem adhesif Semen luting Self etch Total etch resin GIC Zinc phosphate ketebalan dari semen luting polimerisasi shrinkage Sistem perlekatan pasak, semen luting, dan dentin dipengaruhi oleh:  Keberadaan smear layer  Jenis semen luting yang digunakan Perbedaan celah mikro dari kedua sistem pasak ?? Memerlukan pelebaran saluran akar untuk adaptasi p asak Tidak memerlukan pelebaran saluran akar untuk adaptasi pasak Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbedaan Fracture Resistance Sistem Pasak Customized dari Bahan Polyethylene Fiber Reinforced dengan Menggunakan Bentuk Anyaman Pita Braided dan Locked-Sticthed Threads pada Restorasi Pasca Perawatan Endodonti

1 149 134

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator Pada Sistem Adhesif Untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced Terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 51 109

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

1 80 80

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 4 109

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 2

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 6

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 20

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 4

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 1 20

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 14