Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Perawatan pasca endodonti Retensi tambahan pasak dan inti pasak metal fiber Pasak metal tuang Pasak metal fabricated fabricated Customized Glass fiber dengan bentuk tappered Polyethylene bentuk pita anyaman Mekanisme adhesif yang paling penting :  Interlocking Interdifusion  Chemical adhesi  hybrid layer Berikatan dengan intraradicular dentin dengan menggunakan sistem adhesif dan semen luting resin Sistem adhesif Semen luting Self etch Total etch resin GIC Zinc phosphate ketebalan dari semen luting polimerisasi shrinkage Sistem perlekatan pasak, semen luting, dan dentin dipengaruhi oleh:  Keberadaan smear layer  Jenis semen luting yang digunakan Perbedaan celah mikro dari kedua sistem pasak ?? Memerlukan pelebaran saluran akar untuk adaptasi p asak Tidak memerlukan pelebaran saluran akar untuk adaptasi pasak Universitas Sumatera Utara Perawatan gigi pasca endodonti memerlukan retensi tambahan berupa pasak dan inti agar dapat memperkuat struktur gigi yang masih tertinggal. Pasak yang digunakan pada restorasi pasca perawatan endodonti terdapat beberapa jenis yaitu : pasak metal, baik pasak metal tuang maupun pasak metal buatan pabrik, dan pasak fiber. Pasak fiber telah diperkenalkan pada awal tahun 1990 untuk menggantikan penggunaan pasak metal. Pasak fiber terbagi menjadi dua, yaitu pasak fiber buatan pabrik dan pasak fiber yang dapat dibentuk sendiri customized. Pasak fiber yang sering digunakan glass prefabricated fiber reinforced, dimana pasak ini dalam bentuk siap pakai dan tidak mengikuti bentuk anatomi dari saluran akar, sehingga memerlukan pelebaran dari saluran akar. Perlekatan ke dentin saluran akar dengan menggunakan sistem ahesif dari luting semen. Selanjutnya dikembangkan lagi bahan pasak yang terbuat dari fiber polyethylene yang merupakan suatu pasak yang dapat direstorasi sendiri dengan fiber reinforced polyethylene untuk meningkatkan daya tahan terhadap resin komposit bonding FRC. Pasak Polyethylene fiber reinforced memanfaatkan kekuatan adhesif yang cukup baik karena pasak ini menggunakan perlekatan dengan semen luting berbahan resin dan memanfaatkan anatomi internal saluran akar tanpa dipengaruhi oleh adanya undercut. Dalam perlekatannya dengan dentin intraradikular baik pasak prefabricated maupun pasak customized, sama - sama menggunakan sistem adhesif dan semen Universitas Sumatera Utara luting. Sistem adhesif yang digunakan adalah total etch, dan semen luting yang digunakan adalah semen resin luting. Mekanisme yang terpenting dari sistem adhesif total- etch adalah mekanisme adhesi interlocking yang bergantung pada interlocking dari adhesif ke permukaan substrat, chemical adhesi berdasarkan ikatan kovalen atau ionik yang menghasilkan sistem perlekatan yang kuat, mekanisme interdiffusion yang didasarkan pada difusi dari molekul polimer pada suatu permukaan ke permukaan yang lainnya dan pembentukan hybrid layer pada saluran akar. Sistem perlekatan pasak tergantung pada perlekatan pasak dengan inti, perlekatan pasak dengan semen luting dan perlekatan antara dentin saluran akar dan semen luting. Sementara itu keberhasilan perlekatan dari semen luting resin dipengaruhi oleh ketebalan dari semen luting resin, dan polimerisasi shrinkage sewaktu penyinaran. Meskipun pasak polyethylene fiber reinforced dapat memanfaatkan kekuatan adhesif yang cukup baik dari semen luting resin, namun perlu diketahui bahwa salah satu kelemahan dari bahan restorasi yang berbahan dasar resin terjadinya polimerisasi shrinkage dan dapat menyebabkan terjadinya celah mikro. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan celah mikro pada sistem perlekatan pasak pita polyethylene fiber reinforced dan membandingkannya dengan pasak glass prefabricated fiber reinforced. Universitas Sumatera Utara

3.2 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbedaan Fracture Resistance Sistem Pasak Customized dari Bahan Polyethylene Fiber Reinforced dengan Menggunakan Bentuk Anyaman Pita Braided dan Locked-Sticthed Threads pada Restorasi Pasca Perawatan Endodonti

1 149 134

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator Pada Sistem Adhesif Untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced Terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 51 109

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

1 80 80

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 4 109

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 2

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 6

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 20

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 4

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 1 20

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 14