II.2.3.3. Sistem klasifkasi AASHTO
Sistem klasifikasi AASHTO American Association Of State Highway and Transportation Official Classification membagi tanah kedalam tujuh kelompok.
Tanah-tanah dalam tiap kelompoknya dievaluasi terhadap indeks kelompoknya yang dihitung dengan rumus-rumus empiris. Pengujian yang digunakan hanya
analisa saringan dan batas-batas atau atterberg. Indeks kelompok digunakan untuk mengevaluasi lebih lanjut tanah-tanah dalam kelompoknya. Indeks kelompok
dihitung dengan persamaan Hardiyatmo, H. C, 1955, hal 45 : GI = F – 35 [ 0,2 + 0,005 LL – 40 ] + 0,01 F – 15 PI – 10 ………….2.10
Dimana : GI
= Indeks Kelompok F
= Persentase butir yang lolos ayakan No 200 LL
= Batas Cair PI
= Indeks Plastis Secara umum sistem klasifikasi ini menilai tanah sebagai berikut :
1.
Tanah-tanah yang diklasifikasikan dalam kelompok A-1 sampai A-3 adalah tanah-tanah berbutir kasar dimana 35 atau kurang, butir-butir
tersebut melalui ayakan No. 200
2.
Tanah-tanah dimana 35 atau lebih, melalui ayakan No. 200 diklasifikasikan dalam kelompok A-4 sampai A-7. Pada umumnya tanah-
tanah ini adalah lumpur dan lempung.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO
Sumber : Hardiyatmo, H. C. Mekanika Tanah, 1992, Hal 45
Catatan : Kelompok A-7 dibagi atas A-7-5 bergantung pada batas
plastisnya PL Untuk PL 30 klasifikasinya A-7-5
Untuk PL 30 klasifikasinya A-7-6 NP = non plastis
Universitas Sumatera Utara
II.3. Penelitian Sifat Mekanis Tanah II.3.1 Pengujian kepadatan tanah Proctor Standar
Pemadatan merupakan usaha untuk mempertinggi kerapatan tanah yaitu dengan mengeluarkan udara pada pori-pori tanah yang biasanya menggunakan
energi mekanis. Dilapangan, usaha pemadatan dihubungkan dengan jumlah gilasan dari mesin gilas, atau hal lain yang prinsipnya sama untuk suatu volume
tanah tertentu. Di laboratorium, pemadatan didapat dari tumbukan. Selama pemadatan palu dijatuhkan dari ketinggian tertentu beberapa kali pada beberapa
lapisan tanah dalam suatu cetakan. Tujuan pemadatan adalah untuk memadatkan tanah dalam keadaan kadar
air optimum, sehingga udara dalam pori-pori tanah akan keluar. Beberapa keuntungan yang dipadatkan dengan adanya pemadatan ini adalah :
a. Menaikkan kekuatan tanah .
b. Memperkecil pengaruh air terhadap tanah.
c. Berkurangnya penurunan permukaan subsidence , yaitu gerakan vertical
didalam massa tanah itu sendiri akibat berkurangnya angka pori. Pada tanah yang mengalami pengujian pemadatan akan terbentuk grafik
hubungan berat volume kering dengan kadar air. Kemudian dari grafik hubungan antara kadar air dan berat volume kering ditentukan kepadatan maksimum dan
kadar air optimum yang dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut.
Universitas Sumatera Utara