Hipotesis Serbuk Kulit Kerang Analisis Kapasitas Daya Dukung Tanah Metode Meyerhof

kuat dukung tanah maksimum. Tujuan pencampuran bahan adiktif secara umum adalah sebagai berikut : 1. Mengurangi permeabilitas. 2. Menaikkan kekuatan gesernya. 3. Stabilitas volume. 4. Mengurangi deformability.

II.5. Hipotesis

Dikarenakan sifat yang khas dari tanah lempung dimana dalam keadaan kering dia akan bersifat keras, dan jika basah akan bersifat lunak plastis dan kohesif, mengembang dan menyusut dengan cepat, sehingga mempunyai perubahan volume yang besar karena pengaruh air serta minerologi tanah lempung, maka diharapkan bahwa serbuk kulit kerang sebagai bahan stabilisator tanah lempung dapat memperbaiki kualitas tanah, karena : 1. Hasil pencampuran tanah lempung dengan serbuk kulit kerang akan memberikan nilai tegangan normal dan parameter geser lebih tinggi dibandingkan dengan tanah lempung sebelum adanya stabilisasi tanah. Hal ini diindikasikan dengan hasil pengujian Triaksial consolidated undrained. 2. Bahan stabilisator serbuk kulit kerang pada proses stabilisasi tanah lempung, diharapkan dapat memperbaiki kualitas tanah lempung, sehingga dapat digunakan sebagai tanah pendukung pondasi pada suatu bangunan konstruksi. Universitas Sumatera Utara

II.6. Serbuk Kulit Kerang

Serbuk Kulit Kerang didapatkan dari kulit kerang laut Bivalvia dari kelas Moluska yang dihaluskan melalui proses penumbukan sampai melewati saringan No. 40. Kulit kerang laut Bivalvia memiliki kandungan kapur yang cukup baik, hanya saja pemanfaatannya selama ini lebih banyak diperuntukkan sebagai campuran pakan ternak seperti burung, ikan dan lainnya.

II.7. Analisis Kapasitas Daya Dukung Tanah Metode Meyerhof

Analisis kapasitas dukung tanah metode Meyerhof menganggap sudut β tidak sama dengan φ, tapi β φ. Akibatnya, bentuk baji lebih memanjang kebawah bila dibandingkan dengan analisis Terzaghi. Karena β φ, nilai faktor- faktor kapasitas dukung Meyerhof lebih rendah daripada yang disarankan oleh terzaghi. Namun, karena Meyerhof mempertimbangkan faktor pengaruh kedalaman pondasi, kapasitas dukungnya menjadi lebih besar. Faktor-faktor kapasitas dukung yang diusulkan oleh Meyerhof sebagai berikut Hardiyatmo, H.C, 2002, Hal 121 : qu = s c . d c . i c . N c + s q . d q . i q . N q + s γ . d γ . i γ . 0,5 . B. γ . N γ ……………2.12 Dengan : qu = Kapasitas dukung ultimit Tm 2 B = Lebar Pondasi m γ = berat volume Tanah c = kohesi tanah Tm 2 p o = D f γ = Tekanan overburden didasar pondasi Tm 2 s c ,s q ,s γ = Faktor-faktor bentuk pondasi i c, i q, i γ = Faktor-faktor kemiringan beban Universitas Sumatera Utara N c , N q, N γ = Faktor-faktor kapasitas dukung mayerhoff N q = tg 2 45 + φ2 e π tg φ…………………………………………………………………….. 2.13 N γ = N q – 1 tg 1,4φ…………………………………………………...2.14 N c = N q – 1ctg φ………………………………………………………..2.15 Faktor-faktor bentuk pondasi s c ,s q ,s γ dalam Table 3.5.a. faktor-faktor kedalaman d c ,d q ,s γ dan kemiringan beban i c, i q, i γ berturut-turut ditunjukkan dalam table 3.5b dan table 3.5c. Perhatikan, dalam Table 3.5a : tg 2 45 + φ2 = K p . Untuk pondasi lingkaran B’L’ sebagai ganti BL untuk persamaan-persamaan pada table 3.5a dan Tabel 3.5b. Bila beban eksentris satu arah, digunakan B’L atau BL L = 1meter bergantung pada letak relative eksentrisitas beban. Untuk DB didesain D = 1,5m dan B = 1,5 pada factor kedalaman, B tetap diambil nilai sebenarnya. Tabel 2.4a Faktor Bentuk Pondasi Meyerhof, 1963 Faktor Bentuk Nilai Keterangan S c S q = S γ 1 + 0,2 BL tg 2 45 + φ2 1 + 0,1 BL tg 2 45 + φ2 1 Untuk sembarang φ Untuk φ ≥ 10 Untuk φ = 0 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4b Faktor Kedalaman Pondasi Meyerhof, 1963 Faktor Bentuk Nilai Keterangan d c d q = d γ 1 + 0,2 BL tg 2 45 + φ2 1 + 0,1 BL tg 2 45 + φ2 1 Untuk sembarang φ Untuk φ ≥ 10 Untuk φ = 0 Tabel 2.4c Faktor-faktor kemiringan beban Mayerhof,1963 Faktor Bentuk Nilai Keterangan i c = i q i γ 1 Untuk sembarang φ Untuk φ ≥ 10 Untuk φ = 0 Catatan : δ = sudut kemiringan beban terhadap garis vertical Penggunaan Persamaan 3.13 harus memperhatikan faktor-faktor pengaruh muka air tanah. Meyerhof 1963 mengamati bahwa sudut gesek dalam φ dari hasil uji Laboratorium pada kondisi plane strain pada tanah granuler kira- kira 10 lebih besar dari pada nilai φ dari uji triaxial. Oleh karena itu, untuk pondasi empat persegi panjang yang terletak pada tanah granuler, seperti pasir dan kerikil, Meyerhof menyarankan penggunaan koreksi sudut gesek dalam : φ ps = 1,1 – 0,1 BLφ u ………………….…………………………..2.17 Dengan : φ ps = Sudut gesek dalam kondisi plane strain yang digunakan untuk menentukan faktor kapasitas dukung φ tr = Sudut gesek dalam tanah dari uji triaxial kompresi Universitas Sumatera Utara

II.8. Penelitian Stabilisasi Tanah Lempung