Uji kepadatan tanah uji Proctor standar Pengujian triaxial CU

Tabel 4.1. Hasil Analisa Saringan Tanah Jalan Medan – Binjai Km. 10,5, Sumatera Utara Analisis ayakan lolos No. 10 = 97,33 No. 40 = 91,32 No. 80 = 83,53 No. 100 = 76,68 No. 120 = 65,38 No. 200 = 59,15 Batas cair LL Indeks Plastisitas PI 25,18 18,11 Tipe material yang paling dominan Tanah Berlempung

IV.2. Sifat Mekanik Tanah

Pengujian sifat mekanik tanah yang dilakukan meliputi pengujian Proctor standard dan uji triaksial CU.

IV.2.1. Uji kepadatan tanah uji Proctor standar

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara melakukan pemadatan tanah. Adapun diameter Universitas Sumatera Utara mould cetakan 10,2 cm dengan diameter dalam 10,16cm dan sampel tanah lolos saringan No.4, berat penumbuk sebesar 2,5 kg dan tinggi jatuh sebesar 30 cm. Untuk setiap percobaan, kegunaan pengujian Proctor Standar untuk mencari nilai kepadatan maksimum Maximum Dry Density dari suatu sampel tanah. Hasil pengujian Proctor standar dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2. Uji kepadatan tanah Universitas Sumatera Utara Contoh perhitungan berat volume tanah basah : = = = 1,577 grcm 3 Contoh Perhitungan berat volume kering : = 1.307 Kurva hubungan antara kadar air w dan berat volume tanah kering dibuat dengan kadar air w sebagai absis sedangkan berat volume kering sebagai ordinat. Puncak kurva merupakan nilai maksimum, kemudian dari titik puncak kurva ditarik garis vertikal memotong absis, pada titik ini adalah merupakan kadar air optimumnya. Kurva hasil pengujian kepadatan tanah dapat dilihat pada Gambar 4.1. dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1. Kurva kepadatan tanah Dari kurva hubungan kadar air dengan berat volume tanah kering, maka didapatkan : Kadar air optimum = 23,03 Berat volume kering maksimum = 1,357 grcm 3 Berdasarkan hasil pengujian Proctor Standar berupa kadar air optimum, maka nilai tersebut digunakan sebagai pedoman pencampuran sampel benda uji pada pengujian triaksial CU. Universitas Sumatera Utara

IV.2.2. Pengujian triaxial CU

Pengujian triaxial adalah pengujian sampel tanah dengan tiga dimensi tekanan. Consolidated Undrained Test CU Test, saluran drainase terbuka pada waktu sample diberi tegangan sel dan dibiarkan terbuka sampai konsolidasi tercapai. Sesudah itu saluran ditutup dan sampel diberi tegangan vertikal dengan air. Biasanya tegangan vertikal ini dilakukan dengan menyambung pipa dari dasar sampel pada alat untuk mengukur tegangan pori. Pengujian triaksial dilakukan untuk menentukan nilai sudut geser dalam φ dan kohesi tanah c, yang disetiap sampel diberikan sel 0,5 kgcm 2 , 1.0 Kgcm 2 . Dalam grafik lingkaran Mohr digunakan jari-jari lingkaran mohr sebesar , diameter lingkaran mohr sebesar . Dimana : = Tegangan sel sekap = Tegangan balik Contoh perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.2. dibawah ini Tabel 4.3. Perhitungan jari-jari dan diameter dari Lingkaran Mohr NO. Δσ σ 3 σ 1 1. 1,00 0,5 1,5 1 0,5 2. 1,50 1,0 2,5 1,75 0,75 Universitas Sumatera Utara Kemudian dibuat lingkaran Mohr dari tegangan pada saat sampel pecah dengan tegangan geser sebagai ordinat dan tegangan normal sebagai absis. Gambar 4.2. Lingkaran Mohr Hasil keseluruhan dari pengujian triaksial, tanah dengan komposisi campuran serbuk kulit kerang 0, 5, 10 pada pemeraman 3 hari, 6 hari, 12 hari pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Hasil keseluruhan pengujian triaksial Serbuk Kulit Kerang Curring Time φ c kgcm 2 3 12,27 0,359 6 13,69 0,295 12 14,70 0,305 5 3 15,98 0,230 5 6 16,29 0,251 5 12 16,60 0,272 10 3 18,36 0,238 10 6 18,92 0,189 10 12 19,47 0,177 Perbandingan nilai φ pada pengujian triaksial dengan bahan campuran Serbuk Kulit Kerang dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3. Perbandingan nilai sudut geser dengan serbuk kulit kerang Universitas Sumatera Utara Perbandingan nilai kohesi pada pengujian triaksial dengan bahan campuran Serbuk Kulit Kerang dapat dilihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4. Perbandingan nilai kohesi dengan serbuk kulit kerang Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas karateristik tanah dari Jalan Medan-Binjai Km. 10,5, Sumatera Utara, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilaboratorium Mekanika Tanah, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.

V.1. Klasifikasi Tanah

Untuk mengklasifikasikan sifat tanah didasarkan atas beberapa sistem yang ada yaitu : 1. Sistem Klasifikasi Unified Soil Classification USCS 2. Sistem Klasifikasi AASHTO

V.1.1. Sistem klasifikasi Unified Soil Clasification USCS

Dalam menentukan jenis tanah, Sistem USCS menggunakan sifat-sifat batas cair dan indeks plastisitasnya, maka diperoleh data sebagai berikut : - Batas Cair LL = 25,18 - Batas Plastis PL = 18,11 Dari hasil batas cair dan indeks plastisitasnya kemudian diplotkan pada gambar sistem klasifikasi Unified Soil Clasification USCS, seperti pada Gambar 5.1. Universitas Sumatera Utara