Analisa Data 1. Gambaran umum subjek penelitian Pembahasan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dilanjutkan dengan analisa dan pembahasan hasil penelitian.

A. Analisa Data 1. Gambaran umum subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja perempuan usia 15 sampai 18 tahun berjumlah 80 orang, dan telah memenuhi karakteristik populasi penelitian. Dari total 80 orang remaja perempuan yang terpilih sebagai subjek penelitian, diperoleh gambaran berdasarkan usia.

a. Usia

Berdasarkan usia maka, dapat digambarkan penyebaran subjek penelitian pada tabel 5 berikut. Tabel 5 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia Usia N Persentase 15 tahun 21 26,25 16 tahun 29 36,25 17 tahun 23 28,75 18 tahun 7 8,75 Total 80 100 Dari tabel 5, diperoleh gambaran bahwa subjek penelitian yang berusia 15 tahun sebanyak 26,25, usia 16 tahun sebanyak 36,25, usia 17 tahun sebanyak 28,75 dan subjek berusia 18 tahun sebanyak 8,75.

b. Suku Bangsa Subjek Penelitian

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan suku bangsa subjek penelitian maka dapat digambarkan penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 7 berikut. Tabel 7 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Suku Bangsa Suku Bangsa N Persentase Betawi 2 2,5 Banten 2 2,5 Melayu 5 6,25 Simalungun 2 2,5 Nias 2 2,5 Mandailing 8 10 Padang 1 1,25 Batak 25 31,25 Jawa 28 35 Aceh 5 6,25 Total 80 100 Berdasarkan data pada tabel 7, jumlah subjek yang bersuku bangsa betawi 2 orang 2,5, subjek yang bersuku bangsa banten sebanyak 2 orang 2,5, subjek yang bersuku bangsa melayu sebanyak 5 orang 6,25, subjek yang bersuku bangsa simalungun sebanyak 2 orang 2,5, subjek yang bersuku bangsa nias sebanyak 2 orang 2,5, subjek yang bersuku bangsa mandailing sebanyak 8 orang 10, subjek yang bersuku bangsa padang sebanyak 1 orang 1,25, subjek yang bersuku bangsa batak sebanyak 25 orang 31,25. Subjek yang bersuku bangsa jawa sebanyak 28 orang 35 dan subjek yang bersuku bangsa aceh sebanyak 5 orang 6,25.

B. Hasil penelitian 1. Hasil Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing – masing variabel menyebar secara normal. Pada penelitian ini uji normalitas sebaran dilakukan dengan teknik statistik one sample kolmogorov smirnov. Persyaratan data disebut normal jika probabilitas atau nilai p0.05 pada uji normalitas dengan kolmogorof-smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 8 berikut. Tabel 8 Uji Sebaran Normal Variable Dengan Tes Kolmogorof-Smirnov No Variabel Kolmogorof-smirnov Z Signifikansi Keterangan

1 Asertivitas

0,475 0,978 Terdistribusi Normal 2 Prilaku seksual 1,332 0,58 Terdistribusi Normal Dari uji normalitas pada variabel asertivitas diperoleh nilai Z = 0,475 dengan p = 0,978, sehingga dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusi normal. Pada variabel prilaku seksual diperoleh nilai Z = 1,332 dengan p = 0,58, sehingga dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusi normal.

b. Uji Linearitas Hubungan

Pengujian linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linearitas hubungan antara data variabel bebas dan data vriabel tergantung. Uji linearitas hubungan yang digunakan adalah uji F, dimana jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 p0,05 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung adalah liner. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini. Tabel 9 Hasil Uji Linearitas Universitas Sumatera Utara Variabel Df F Signifikasi Keterangan Asertivitas dan prilaku seksual pranikah 1 7,706 0,008 Linear Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai F = 7,706 dan p = 0,008. Hasil tersebut menunjukkan variabel asertivitas memiliki hubungan yang linear dengan prilaku seksual pranikah. Hubungan linearitas diatas dapat juga dilihat pada penyebaran skor dengan menggunakan teknik interactive graph yang menghasilkan diagram pencar scatter plot sebagai berikut. Gambar 1. Gamabaran Linearitas Asertivitas Dengan Prilaku Seksual Pranikah Interactive Graph Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan hasil uji asumsi diatas diperoleh bahwa penelitian ini terdistribusi normal dan linear, sehingga dapat dilakukan pengolahan data parametrik. Metode analisa data yang digunakan untuk pengujian hipotesa penelitian ini akan menggunakan teknik analisa regresi linear, karena tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh asertivitas terhadap prilaku seksual pranikah.

2. Hasil Analisa Data

Analisa data pada penelitian menggunakan metode analisa regresi yang akan menjelaskan mengenai pengaruh antara variabel asertivitas terhadap prilaku seksual pranikah pada remaja perempuan dengan bantuan spss versi 16,0 for windows. Universitas Sumatera Utara Metode yang digunakan adalah metode enter, yaitu dengan memasukkan variabel asertivitas dan tidak ada variabel yang dikeluarkan. Hasil analisa regresi dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut: Tabel 10. Hasil Analisa Regresi R r 2 F Signifikansi 0,292 0,085 7,291 0,008 Nilai r pada tabel 10 menunjukkan besarnya hubungan antara variabel asertivitas dengan prilaku seksual pranikah yaitu nilai r = -0,292, dengan tingkat signifikansi koefisien korelasi 0,008 p = 0,008. Jika nilai p0,05 maka hubungan antar variabel signifikan Pratisto, 2009. Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa hubungan antara asertivitas dengan prilaku seksual pranikah adalah signifikan. Dari hasil korelasi pearson diketahui arah hubungannya adalah negatif yang menunjukkan semakin tinggi asertivitas maka semakin rendah intensitas prilaku seksual pranikah pada remaja perempuan dan begitu pula sebaliknya. Uji F dilakukan untuk melihat apakah model regresi sudah tepat digunakan untu memprediksi terbentuknya variabel tergantung. Jika nilai signifikansi dari uji F lebih kecil dari 0,05 p0,05 maka model regresi tersebut dapat dipakai untuk memprediksi terbentuknya variabel tergantung Santoso, 2007. Nilai F yang diperolah adalah 7,291 dengan tingkat signifikansi 0,008 p = 0,008. Nilai tersebut sangat signifikan, sehingga model regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk memprediksi intensitas prilaku seksual pranikah. Nilai r 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh model regresi linear sesuai dengan data, dimana dari hasil penelitian diperoleh nilai r 2 = 0,085. Hal ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa asertivitas memiliki pengaruh terhadap intensitas prilaku seksual pranikah sebesar 8,5. Artinya, asertivitas memberikan sumbangan efektif sebesar 8,5, sedangkan sisanya sebesar 91,5 dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Parameter – parameter dalam persamaan garis regresi yang terbentuk dapat dilihat pada tabel. 11 berikut ini: Tabel 11. Parameter – Parameter Persamaan Garis Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 87.333 17.191 5.080 .000 Asertivitas -.237 .088 -.292 -2.700 .008 a. Dependent Variable: prilakuseksual Persamaan garis yang dihasilkan pada analisa regresi linear sederhana ini adalah: Y = 87,333 + -0,237 Keterangan : Y = Prilaku Seksual Pranikah X = Asertivitas Persamaan garis regresi tersebut memeiliki arti jika tidak ada asertivitas, maka prilaku seksual pranikah adalah sebesar 87,333 satuan. Koefisien regresi sebesar 0,237 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan asertivitas akan menurunkan prilaku seksual pranikah sebesar 0,237. Universitas Sumatera Utara

3. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokkan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar 2006 menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Menurut Azwar 2006, pengkategorisasian minimal digunakan oleh peneliti. Criteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut: Rentang Nilai Kategori X µ - 1.0σ Rendah µ - 1.0σ ≤ X µ + 1.0σ Sedang µ + 1.0σ ≤ X Tinggi Pada penelitian ini peneliti mengkategorikan data penelitian berdasarkan rata – rata hipotetik dan rata – rata empirik. Kategori berdasarkan rata – rata hipotetik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor idealnya skala, sedangkan kategori berdasarkan rata – rata empirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor dari subjek penelitian.

a. Varibel Asertivitas

Berdasarkan jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap asertivitas adalah sebanyak 51 aitem dengan format skala likert dalam 5 alternatif pilihan jawaban. Nilai setiap pilihan memiliki rentang dari 1 sampai 5, sehingga dihasilkan total skor minimum sebesar 51 dan skor maksimum 255. Universitas Sumatera Utara Tabel 11 Skor Empirik dan Skor Hipotetik Asertivitas Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Asertivitas Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD 168 231 195,54 12,772 51 255 153 34 Berdasarkan tabel 11, diperoleh mean empirik asertivitas subjek penelitian adalah µ e = 195,54 sedangkan SD e = 12, 772, sedangkan mean hipotetik adalah µ h = 51 sedangkan SD h = 34. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan bahwa skor asertivitas subjek penelitian diatas rata – rata µ e µ h . Hal ini berarti asertivitas subjek penilitan lebih asertif dari pada populasi pada umumnya. Pada tabel 12 dapat dilihat bahwa rata – rata asertivitas subjek penelitian terletak pada kategori sedang berdasarkan mean empirik dan kategori tinggi berdasarkan mean hipotetik. Tabel 12 Kategori Asertivitas Empirik Kategori Hipotetik Rentang nilai Jumlah Rentang nilai Jumlah X 182,768 13 16,25 Rendah X 119 182,768 ≤ X 208,312 54 67,5 Sedang 119 ≤ X 187 17 21,25 208,312 ≤ X 13 16,25 Tinggi 187 ≤ X 63 78,75 Dari tabel 12 diketahui bahwa berdasarkan mean hipotetik, subjek penelitian yang tergolong kedalam kategori rendah tidak ada, subjek penelitian dengan kategori sedang sebanyak 17 orang 21,25, dan subjek dengan kategori tinggi sebanyak 63 orang 78,75. Sementara berdasarkan mean empirik, sebanyak 13 Universitas Sumatera Utara orang 16,25 tergolong kategori rendah, sebanyak 54 orang 67,5 tergolong kategori sedang dan 13 orang 16,25 tergolong kategori tinggi.

b. Variabel Prilaku Seksual Pranikah

Berdasarkan jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap intensitas prilaku seksual pranikah adalah sebanyak 28 aitem dengan format skala likert dalam 4 alternatif pilihan jawaban . nilai setiap pilihan memiliki rentang dari 1 sampai 4, sehingga dihasilkan total skor minimum sebesar 28 dan skor maksimum nya 112. Tabel 13 Skor Empirik Dan Hipotetik Intensitas Prilaku Seksual Pranikah Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Prilaku Seksual Pranikah Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD 28 80 41,01 10,348 28 112 70 14 Berdasarkan tabel 13 diperoleh mean empirik intensitas prilaku seksual pranikah subjek penelitian adalah µ e = 41,01 dengan SD e = 10,348, sedangkan mean hipotetik adalah µ h = 70 dengan SD h = 14. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan bahwa skor intensitas prilaku seksual pranikah subjek penelitian dibawah rata – rata µ e µ h . hal ini berarti intensitas prilaku seksual pranikah subjek penelitian lebih rendah daripada intensitas prilaku seksual pranikah populasi pada umumnya. Pada tabel 14 dapat dilihat bahwa rata – rata intensitas prilaku seksual pranikah subjek penelitian terletak pada kategori sedang berdasarkan mean empirik dan rendah berdasarkan mean hipotetik. Universitas Sumatera Utara Tabel 14 Kategori Data Intensitas Prilaku Seksual Pranikah Empirik Kategori Hipotetik Rentang nilai Jumlah Rentang nilai Jumlah X 30,662 7 8,75 Rendah X 56 75 93,75 30,662 ≤ X 51,358 65 81,25 Sedang 56 ≤ X 84 5 6,25 51,358 ≤ X 8 10 Tinggi 84 ≤ X Dari tabel 14 diketahui bahwa berdasarkan mean hipotetik subjek penelitian yang tergolong pada kategori rendah sebanyak 75 orang 93,75, subjek dengan kategori sedang sebanyak 5 orang 6,25 dan subjek dengan kategoti tinggi tidak ada. Sementara berdasarkan mean hipotetik sebanyak 7 orang subejek penelitian 8,75 tergolong memiliki intensitas prilaku seksual rendah, sebanyak 65 orang subjek penelitian 81,25 tergolong memiliki intensitas prilaku seksual yang sedang dan sebanyak 8 orang subjek penelitian 10 tergolong memiliki intensitas prilaku seksual tinggi.

C. Hasil Analisa Tambahan 1. Gambaran subjek penelitian berdasarkan usia

Pada penelitian ini juga dapat diperoleh gambaran subjek penelitian berdasarkan usia dengan menggunakan teknik statistik One Way Anova. hasil uji statistik berdasarkan usia selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut 15 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 15 gambaran subjek penelitian berdasarkan usia Usia Frekuensi Mean Statistik Levene p 15 tahun 16 tahun 17 tahun 18 tahun 22 28 23 7 192,64 196,82 198,04 191,29 0,938 0,427 Berdasarkan uji homogenitas diperoleh nilai statistic levene sebesar 0,938 p0,05 yang artinya sampel bersifat homogen. Berdasarkan uji ANOVA diperoleh nilai p sebesar 0,427 p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan asertivitas yang signifikan ditinjau dari usia

2. Gambaran subjek penelitian berdasarkan suku bangsa

Pada penelitian ini juga dapat diperoleh gambaran subjek penelitian berdasarkan suku bangsa dengan menggunakan teknik statistic One Way Anova. Hasil uji statistic berdasarkan suku bangsa selengkapnya dapat dilihat dari tabel. 16 berikut ini: Tabel 16 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Suku Bangsa Suku Bangsa Frekuensi Mean Statistik Levene P Jawa Batak Mandailing Aceh Melayu Simalungun Nias Banten Betawi Padang 28 25 8 5 5 2 2 2 2 1 192.25 197.00 196.00 196.80 201.00 199.00 201.50 179.50 202.00 214.00 0,945 0,401 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uji homogenitas diperoleh nilai statistik levene sebesar 0,945 p0,05 yang artinya sampel bersifat homogen. Berdasarkan uji ANOVA diperoleh nilai p sebesar 0,401 p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan asertivitas yang signifikan ditinjau dari suku bangsa.

D. Pembahasan

Hasil utama penelitian dengan menggunakan analisa regresi linear sederhana R = 0,085, p = 0,008 menunjukkan ada pengaruh yang sangat signifikan antara asertivitas dengan prilaku seksual pranikah pada remaja perempuan, dimana terdapat hubungan negatif antara asertivitas dengan prilaku seksual pranikah pada remaja perempuan. Dari hasil analisis penelitian tersebut maka hipotesa yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif asertivitas terhadap prilaku seksual pranikah pada remaja perempuan dapat diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Family dan Consumer di Ohio, AS dalam Utamadi, 2002 yang menunjukkan fakta bahwa kebiasan merokok, penggunaan alkohol, napza serta prilaku seksual pranikah berkaitan dengan ketidakmampuan remaja untuk bersikap asertif. Penelitian lain seperti penelitian Falah 2009 yang mengindikasikan bahwa remaja yang memiliki asertivitas yang tinggi menunjukkan intensitas prilaku seksual yang rendah. Brown, Copper, Getlin, Spotnitz, Tompkins dan Wasson 2009 dalam penelitiannya mengemukakan bahwa Faktor signifikan yang mengarah ke situasi seksual negatif adalah kurangnya komunikasi asertif dimana Kurangnya keterampilan komunikasi asertif dapat menjadi masalah bagi berbagai alasan, termasuk menyebabkan penyesalan dari Universitas Sumatera Utara hubungan seksual, tertular infeksi menular seksual, dan mengalami situasi seksual paksaan. Situasi-situasi ini dapat mengakibatkan berbagai tingkat kesulitan, mulai dari kecemasan dan rendah diri. Dan pengalaman-pengalaman negatif yang sering mengganggu kesejahteraan siswa secara emosional dan fisik, serta keberhasilan akademik mereka. Berdasarkan mean empirik, asertivitas subjek penelitian tergolong sedang, yaitu sebanyak 54 orang subjek penelitian 67,5. Berdasarkan mean hipotetik, asertivitas subjek penelitian tergolong tinggi yaitu sebanyak 63 orang subjek penelitian 78,75. Berdasarkan mean empirik, intensitas prilaku seksual pranikah subjek penelitian berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 65 orang subjek penelitian 81,25. Berdasarkan mean hipotetik, intensitas prilaku seksual pranikah subjek penelitian tergolong rendah yaitu sebanyak 75 orang subjek penelitian 93,75. Berdasarkan mean hipotetik asertivitas subjek penelitian tergolong tinggi menurut Aviatin 2004 individu yang memiliki asertivitas tinggi berarti mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan secara jujur dan relatif mudah. Orang yang asertif mengarah pada tujuan, jujur, terbuka, penuh percaya diri. Perilaku asertif mengandung perilaku kesanggupan bermasyarakat, berempati dan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. Individu yang asertivitasnya tinggi sadar akan kelebihan yang dimiliki dan memandang kelebihan-kelebihan tersebut lebih penting dari pada kelemahannya, begitu pula sebaliknya. Sedangkan subjek penelitian yang tergolong sedang menunjukkan bahwa individu tersebut cukup dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan secara jujur dan terbuka, mereka Universitas Sumatera Utara merasa cukup sadar akan kelebihan – kelibahan yang dimiliki dan memandang bahwa kelebihan tersebut cukup penting. Sedangkan berdasarkan mean hipotetik subjek penelitian yang tergolong rendah tidak ada. Nilai koefisien determinasi R 2 yang diperoleh sebesar 0,085 menunjukkan sumbangan efektif yang diberikan variabel asertivitas dalam mempengaruhi prilaku seksual pada remaja perempuan yaitu 8,5, sedangkan 91,5 menunjukkan besarnya pengaruh kebaradaan variabel - variabel lain yang juga mempengaruhi prilaku seksual pranikah. Dengan demikian dalam penelitian ini variabel asertivitas tidak sepenuhnya sebagai sesuatu yang dapat menyebabkan prilaku seksual pranikah pada remaja perempuan. Variabel – variabel lain yang dimaksud menurut Pratiwi 2004 adalah komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dalam masalah seksual pengaruh orang tua, pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, pengalaman dan penghayatan nilai – nilai keagamaan dan stimulasi yang mendorong munculnya prilaku seksual tersebut seperti melihat gambar – gambar porno diinternet ataupun mendengar obrolan dari teman mengenai pengalaman seksual pengalaman seksual. Pratiwi 2004 mangatakan kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dalam masalah seksual, dapat memperkuat munculnya penyimpangan prilaku seksual. Ditinjau dari pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Remaja yang memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami prilaku seksual serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksual secara sehat dan bertanggung jawab. Serta jika ditinjau dari pengalaman dan penghayatan nilai – Universitas Sumatera Utara nilai keagamaan. Remaja yang memiliki penghayatan yang kuat mengenai nilai – nilai keagamaan, integritas yang baik juga cenderung mampu menampilkan seksual selaras dengan nilai yang diyakininya serta mencari kepuasan dari prilaku yang produktif. Pada penelitian ini diperoleh hasil tambahan berdasarkan usia yaitu usia 15 tahun, 16 tahun, 17 tahun dan 18 tahun. Tidak ditemukan adanya perbedaan asertivitas remaja. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Baer 1976 yang menyatakan bahwa self – assertiveness berkembang sepanjang kehidupan seseorang, maka faktor usia diasumsikan juga berpengaruh terhadap perkembangan asertifitas seseorang. Berdasarkan hasil tambahan yang ditinjau dari suku bangsa subjek penelitian yaitu suku Jawa, batak, mandailing, aceh, melayu, simalungun, nias, banten, betawi dan padang. Tidak ditemukan adanya perbedaan asertivitas remaja. Hal ini terjadi dikarenakan kota madya Medan merupakan kota yang sangat heterogen Pelly dalam Departemen pendidikan kebudayaan RI, 1998. Seperti yang dikatakan oleh Suparlan dalam Departemen pendidikan kebudayaan RI, 1998 bahwa kota medan ini bila dilihat dari tipe penggolongan kota di Indonesia merupakan kota yang dihuni oleh sejumlah suku bangsa yang mendominasi kebudayaan dari ibukota tersebut. Sehingga sudah sangat membaur antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain, antara satu suku dengan suku lain dimana unsur yang dibawa dari faktor kebudayaan tersebut sudah tidak tampak lagi. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama akan berisi rangkuman hasil penelitian yang dibuat berdasarkan analisa, interpretasi dan pembahasan. Pada bagian akhir akan dikemukakan saran – saran yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan tema yang sama.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian, bahwa : 1. Ada pengaruh yang signifikan antara asertivitas terhadap prilaku seksual pranikah pada remaja perempuan dengan nilai R = 0,292 dan p = 0,008. 2. Sumbangan efektif yang diberikan variabel asertivitas dan prilaku seksual pranikah pada remaja perempuan adalah 8,5 R 2 = 0,085, yang berarti bahwa dalam penelitian ini asertivitas mempengaruhi prilaku seksual pranikah pada remaja perempuan sebesar 8,5 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor – faktor lain. 3. Berdasarkan mean empirik, asertivitas subjek penelitian berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 54 orang 67,5. Berdasarkan mean hipotetik asertivitas subjek penelitian berada pada kategori tinggi sebanyak 63 orang 78,75. Universitas Sumatera Utara