BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian ilmiah sehingga metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah hasil
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan Hadi, 2000. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional.
Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain. Peneliti dapat
memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi melalui studi korelasional ini Azwar, 2004.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Berikut adalah identifikasi variabel yang di gunakan dalam penelitian ini : 1. Variabel bebas
: Asertivitas 2. Variabel tergantung
: Prilaku Seksual Pranikah
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Asertivitas
Asertivitas merupakan kemampuan untuk mengungkapkan perasaan, gagasan, keyakinan, serta kemampuan mengatakan tidak, mengungkapkan opini, perasaan
Universitas Sumatera Utara
dan mempertahankan haknya secara jujur, terbuka dan tegas baik secara verbal maupun non verbal tanpa adanya manipulasi. Asertivitas diukur dengan
menggunakan skala asertivitas yang terdiri dari beberapa aitem berdasarkan komponen – komponen asertivitas yang dikemukakan oleh Eisler Miller
Pinkton dalam Martin R.A Poland E.Y, 1980 yaitu compliance, duration of replay, loudness, request for new behavior, affect, latency of response dan non
verbar behavior. Model skala yang digunakan adalah penskalaan tipe Likert. Total skor yang diperoleh pada skala asertivitas menggambarkan tingkat
asertivitas remaja. Semakin tinggi skor yang dicapai berarti semakin tinggi asertivitas yang dimiliki oleh remaja. Sebaliknya, semakin rendah total skor skala
asertivitas maka semakin rendah asertivitas yang dimiliki oleh remaja.
2. Prilaku seksual pranikah
Prilaku seksual pranikah adalah segala prilaku yang didorong oleh hasrat seksual seperti bergandengan tangan, berciuman, bercumbu dan bersenggama
yang dilakukan oleh pria dan wanita tanpa ikatan pernikahan yang resmi menurut hukum dan agama. Prilaku seksual pranikah akan diukur dengan menggunakan
skala prilaku seksual yang terdiri dari beberapa aitem berdasarkan bentuk – bentuk dari prilaku seksual yang dikemukakan oleh Duvall, E.M Miller, B.C
1985 yaitu touching, kissing, petting dan sexual intercourse. Model skala yang digunakan adalah penskalaan tipe likert. Skor total pada skala likert merupakan
petunjuk tinggi rendahnya intensitas prilaku seksual pada remaja perempuan. Semakin tinggi skor skala prilaku seksual pranikah pada remaja, maka semakin
Universitas Sumatera Utara
tinggi intensitas prilaku seksual. Sebaliknya, semakin rendah skor prilaku seksual pranikah yang dilakukan remaja perempuan semakin rendah intensitasnya.
C. Populasi, Sampel, dan Metode pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel