242
Untuk dapat mempertahankan konsistensi data hasil uji yang absah tak terbantahkan, laboratorium pengujian hendaknya merencanakan semua
kegiatannya secara sistematik, sehingga memberikan kepercayaan kepada pelanggan bahwa data yang dihasilkan tersebut telah memenuhi
persyaratan mutu. Hal ini dimungkinkan apabila laboratorium menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem mutu yang sesuai ruang lingkup
kegiatannya. Sistem mutu harus didokumentasikan secara penuh dan paling tidak
mempunyai informasi sebagai berikut : 1. Ruang lingkup tugas laboratorium.
2. Organisasi dan staf laboratorium. 3. Operasi,
kalibrasi dan
jadwal maintenance
peralatan dan
instrumentasi. 4. Spesifikasi dan instruksi penyimpanan bahan kimia dan reagen.
5. Inventarisasi prosedur test dan analisa secara komplit dan rinci. 6. Inventarisasi penuh dan rinci tentang semua SRM Standard Reference
Material baik yang disertifikasi maupun khusus untuk laboratorium in house guna validasi analisa dan kalibrasi peralatan.
7. Dokumentasi, penyimpanan dan arsip yang memadai untuk catatan contoh, data analisa mentah raw, laporan akhir test dan validasi hasil
termasuk SRM. Dokumentasi sistem mutu tersebut harus dikomunikasikan, dimengerti dan
diterapkan oleh semua personel laboratorium yang bersangkutan. Sistem mutu harus dikembangkan menjadi dokumen kerja yang merinci kebijakan
dan tujuan serta keterkaitannya pada praktek berlaboratorium yang benar GLP. Dokumen sistem mutu harus ditinjau sedikitnya sekali dalam
setahun oleh personel yang berwenang untuk menjamin kesesuaian dan efektifitasnya secara berkesinambungan serta melakukan perubahan atau
penyempurnaan jika diperlukan.
243
Elemen-elemen jaminan sistem mutu terdiri dari penggabungan antara persyaratan manajemen mutu yang mengacu pada ISO seri 9000 dan
persyaratan teknis dari ISOIEC Guide 25. Persyaratan kompetensi teknis yang meliputi: personel, peralatan, akomodasi, lingkungan, validasi metode,
pengendalian, rekaman dan laporan merupakan persyaratan akreditasi yang harus dipenuhi oleh suatu laboratorium.
b. Praktek Berlaboratorirum yang baik Good Laboratory Practice : GLP
1 Good Laboratory Practice GLP
Good Laboratory Practice GLP atau praktek laboratorium yang baikbenar pertama kali dikemukakan dalam New Zealand Testing
Laboratory Registraction Act of 1972. Undang-undang tersebut bertujuan untuk menetapkan kebijakan nasional di bidang pengujian
serta digunakan sebagai dasar untuk mendirikan sebuah Testing Laboratory registration Council.
Kemudian diadopsi oleh pemerintah Denmark dalam Danish National Testing Board No.144, 21
st
March 1973 Selanjutnya Amerika Serikat melalui Food and Drug Administration FDA pada tahun 1976 juga
menetapkan peraturan tentang GLP tersebut tertuang dalam Food and Drug
Administration Non-Clinical
Laboratory Studies-Proposed
Regulation for Good Laboratory Practice 19
th
November 1976 kemudian diterbitkan sebagai Food and Drug Administration Non-Clinical
Laboratory Studies-Proposed Regulation for Good Laboratory Practice Regulation final Rule 22
th
November 1978. FDA merupakan badan pemerintah yang menetapkan kesesuaian peraturan GLP secara tegas.
Hal ini mendorong negara-negara lain dan organisasi internasional seperti Organization for Economic Co-operation and Development
244
OECD dan World Health Organization WHO menuangkan GLP dalam suatu peraturan. Selanjutnya pada tahun yang sama 16 negara yang
tergabung dalam OECD. Enam 6 organisasi internasional bertemu di Stockholm menyimpulkan :
Pengembangan persyaratan data secara konsisten serta metode pengujian
Pengembangan standar GLP secara konsisten dan efektif serta penerapannya.
Pada tahun 1981 atas usulan dari pertemuan tingkat tinggi kelompok kimia yang didukung oleh komisi lingkungan dari OECD diputuskan
bahwa data yang dihasilkan dari pengujian kimia oleh negara anggota OECD harus diterima oleh negara lain jika pengujian tersebut sesuai
dengan prinsip GLP yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Dengan demikian tidak terjadi duplikasi pengujian yang pada akhirnya
menghemat biaya, waktu dan mengurangi limbah laboratorium serta meningkatkan perlindungan terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Good Laboratory Practice GLP adalah keterpaduan suatu proses
organisasi, fasilitas, personel dan kondisi lingkungan laboratorium yang benar
sehingga menjamin
pengujian di
laboratorium selalu
direncanakan, dilaksanakan, dimonitor, direkam, dan dilaporkan sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan serta perdagangan.
Penerapan GLP dapat menghindari kekeliruan atau kesalahan yang mungkin timbul sehingga dapat menghasilkan data yang tepat, akurat
dan tak terbantahkan yang pada akhirnya dapat dipertahankan secara ilmiah maupun secara hukum.
Dari definisi tersebut GLP adalah suatu alat manajemen laboratorium yang memberlakukan bagaimana mengorganisasikan laboratorium