258
Pendekatan ini merupakan cara yang sistematik untuk memastikan semua pengendalian yang diperlukan dengan
menetapkan seluruh tahapan pada setiap proses operasional, melalui perencanaan pengambilan contoh sampai hasil
pengujian, termasuk proses pembelian serta preparasi dan penyimpanan bahan habis pakai.
Setiap tahapan yang relevan tersebut harus diidentifikasi sumber-sumber penyebab yang memungkinkan timbulnya
bahaya. Namun, apabila bahaya terjadi dalam kegiatan operasional laboratorium, harus diidentifasi kemungkinan
pengendaliannya dan mendeteksi atau mencegah serta
mengurangi terulangnya kembali. Setelah didapatkan cara pengendalian yang sangat baik utuk dapat diterapkan dengan
didasarkan pada efektifitas dan efisiensi biaya, maka
pengendalian tersebut harus diterapkan dan didokumentasikan serta dilakuakn pelatihan bagi personel terkait. Untuk
mengetahui efektivitas
pengendalian bahaya
tersebut, laboratorium harus memonitor penerapannya.
Secara umum, pengendalian mutu non-numerical meliputi : audit internal
penyeliaan pengendalian terhadap identitas dan keutuhan data
pemeriksaan pemasukan data pemeriksaan terhadap perhitungan dan pemindahan data
memonitor unjuk kerja peralatan dan pemeriksaan kalibrasi pemeriksaan terhadap monitoring lingkungan pengujian
pemeriksaan tanggal kadaluarsa bahan habis pakai dan bahan
kimia.
259
2. Pengendalian Mutu Numerical
Pengendalian mutu digunakan numerical untuk memonitor validitas dan reliabitas hasil pengujian dan kalibrasi. Karena itu,
laboratorium harus mempunyai prosedur pengendalian mutu untuk memonittor validitas pengujian dan kalibrasi yang
dilakukan. Selanjutnya, data yang dihasilkan harus direkam sehingga
kecenderunagn dapat
dideteksi dan
apabila memungkinkan teknik statistik harus diterapkan untuk keji ulang
pengujian. Monitoring tersebut harus direncanakan dan dikaji ulang serta
mencakup hal-hal sebagai berikut :
Penggunaan secra berkala bahan acuan bersertifikat danatau pengendalian mutu internal dengan menggunakan bahan
acuan sekunder Partisipasi dalam uji banding antar-laboratorium atau
program uji profisiensi Pengulangan pengujian dengan menggunakan meetode yang
sama atau berbeda Pengujian ulang pada barang sisa retained items
Korelasi hasil untuk karakteristis yang berbeda dari suatu
barang.
a. Pelaporan Hasil
Laporan pengujian merupakan suatu laporan akhir terhadap kegiatan pengujian dan didistribusikan kepada pelanggan
serta disimpan sebagai arsip laboratorium. Setiap hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium harus dilaporkan
secara akurat, jelas, tidak menimbulkan keraguan dan objektif, serta sesuai dengan instruksi yang spesifik dalam metode
pengujian.
260
Data yang dihasilkan oleh laboratorium harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Objektif : data yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Representatif : data mewakili kumpulannya.
Teliti dan tepat : data terjamin kebenarannya. Tepat waktu : sesuai dengan kebutuhan pada saat tertentu.
Relevan : menunjang persoalan yang dihadapi.
Laporan pengujian harus bebas dari kesalahan, perubahan atau koreksi. Perubahan terhadap laporan hasil harus
dilakukan dengan dokumen baru. Laboratorium pengujian harus segera memberitahukan pelanggan secara tertulis
apabila validitas hasil pengujian yang telah dilaporkan terdapat keraguan atau kesalahan.
Format laporan harus diatur agar jelas dan mudah dimengerti oleh
pelanggan. Laporan
pengujian berisi
informasi diantaranya :
Judul seperti Laporan Pengujian Nama dan alamat laboratorium penguji
Nama dan alamat pelanggan serta nomor order pelanggan Uraian lengkap, kondisi, dan identifikasi contoh yang diuji
Identifikasi metode yang digunakan Tanggal penerimaan contoh, tanggal pengujian contoh dan
bila perlu tanggal pelaporan. Uraian tentang sampling, prosedur preparasi contoh dan
metode penelitian yang digunakan. Juga pernyataan bahwa prosedur pengujian yang digunakan memnuhi standar
nasional atau internasional Pernyataan ketelitian dan detail hasil yang diperoleh dan
penggunaan CRM untuk memvalidasi hasil pengukuran.