50
Seni Tari Kelas X
a. Tenaga
Pengaturan dan pengendalian tenaga pada saat menari merupakan salah satu kunci yang harus dikuasai agar dapat menari dengan baik dan kreatif. Tenagalah satu-satunya
kekuatan yang mengawali, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Adanya aliran tenaga pada seluruh tubuh akan menjadikan tubuh bergerak. Selanjutnya, tenaga yang
dikeluarkan dalam melakukan gerak tari akan menimbulkan dinamika.
Rangkaian gerak dalam setiap tarian tidak hanya menggunakan satu macam tenaga. Ada gerak yang memerlukan tenaga ringan, ada juga gerak yang memerlukan tenaga
kuat. Oleh karena itu, saat kita menari harus lebih cermat dan teliti serta penuh konsentrasi dalam memanfaatkan tenaga. Perhatikan contoh beberapa gerak yang
memerlukan tenaga yang berbeda berikut ini
1 Gerak dengan tenaga ringan.
2 Gerak dengan tenaga kuat.
Gambar 3.19a Menggerakkan kedua tangan ke samping kanan kiri badan
Gambar 3.19b Memutar badan ke samping kanan
Gambar 3.20a Mengangkat kaki kanan Gambar 3.20b Kedua kaki jinjit
D ok
. P en
er bi
t D
ok . P
en er
bi t
D ok
. P en
er bi
t D
ok . P
en er
bi t
Di unduh dari : Bukupaket.com
51
Seni Tari Kelas X
b. Ruang
Ruang adalah salah satu unsur pokok tari yang me-
nentukan terwujudnya atau terungkapnya gerak. Hal ini
karena mustahil suatu gerak lahir tanpa adanya ruang
gerak. Penari dapat bergerak atau menari karena adanya
ruang. Ruang gerak tersebut meliputi posisi arah hadap
dan arah gerak, level atau tingkatan gerak, dan jang-
kauan gerak.
Posisi merupakan salah satu aspek ruang. Posisi me-
nunjukkan arah hadap dan arah gerak penari. Arah hadap penari saat melakukan gerak tari, misalnya, ke depan
atau muka, ke belakang, ke sudut kanan, ke sudut kiri, ke samping kanan, dan ke samping kiri. Adapun, arah gerak penari, misalnya, ke depan, mundur, ke samping kanan, ke
samping kiri, ke arah zig-zag, dan berputar searah jarum jam.
Ruang gerak tari yang lain adalah level atau tingkatan gerak. Level dalam ruang lingkup tari terdiri atas level atas, level sedang, dan level rendah. Level rendah
ditunjukkan oleh berbagai posisi duduk saat menari. Pada level sedang, penari berdiri dengan posisi kaki menekuk sampai pada posisi kaki diluruskan. Adapun level tinggi
dalam menari ditunjukkan oleh penampilan gerak tari mulai dari posisi kaki jinjit sampai gerakan meloncat-loncat atau menjauhkan badan dari lantai. Perhatikan contoh gerak
tari dengan level tinggi, sedang, dan rendah dalam gambar 3.22, gambar 3.23, dan gambar 3.24
Gambar 3.21 Arah hadap penari ke depan dan arah gerak penari juga ke depan
Gambar 3.22 Gerak dengan level tinggi
Gambar 3.23 Gerak dengan level sedang
Gambar 3.24 Gerak dengan level rendah
D ok
. P en
er bi
t
D ok
. P en
er bi
t D
ok . P
en er
bi t
D ok
. P en
er bi
t
Di unduh dari : Bukupaket.com
52
Seni Tari Kelas X
Setiap gerak yang diungkapkan dalam tarian apa pun tidak lepas dari berbagai aturan sesuai
dengan tuntutan tarian atau petunjuk dari penata tarinya. Oleh karena itu, gerakan dalam komposisi
tari selalu bermotivasi atau memiliki alasan-alasan tertentu. Salah satu contohnya adalah gerakan trisik
dalam tarian Jawa. Penari melakukan gerakan ter- sebut dengan posisi kaki dijinjitkan dan langkah-
langkah pendek lari-lari kecil. Jika tidak seperti itu, gerakan trisik yang dilakukan dianggap salah.
Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa gerak-gerak suatu tarian memiliki aturan
dan batasan jangkauan gerak yang ditentukan menurut norma-norma tarian tersebut. Jadi, gerak
tari memiliki jangkauan gerak tertentu. Artinya, setiap gerak tari memiliki batas ruang gerak
tertentu.
Dalam rangkaian-rangkaian gerak yang di- ungkapkan oleh penari, terdapat perubahan,
perbedaan, atau kombinasi penggunaan arah hadap, arah gerak, jangkauan gerak, dan pengaturan level-levelnya. Hal itu akan memunculkan kekontrasan-kekontrasan.
Selanjutnya, kekontrasan itu akan menghasilkan aksen-aksen yang memberikan kesan menarik dan penuh kekuatan. Di sinilah letak potensi lahirnya dinamika ruang.
c. Tempo atau waktu