181
tepat. Pendeknya masih selalu terbuka kesempatan bagi kita untuk berbuat kesalahan. Di bawah ini akan kita lihat hambatan-hambatan yang
menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif. Sebab-sebabnya ditulis satu persatu, namun pada umumnya hal itu terjadi bersamaan.
a. Media Yang Kurang Sempurna
Ini disebabkan karena media komunikasi terhambat, rusak, tidak lengkap, tidak jelas, dsb. Media komunikasi dapat dibedakan sebagai
media yang verbal dan non verbal. Yang verbal adalah buku, majalah, laporan, video tape, TV, dsb. Yang non verbal adalah foto, lukisan, slide,
dsb. Radio atau telepon yang rusak tidak dapat menjadi media yang baik. Termasuk disini adalah hambatan bahasa verbal. Formulasi
berita dengan kata-kata dapat setepatnya melukiskan apa yang sebenarnya dikehendaki oleh pengirim, ini disebabkan karena banyak
kata mempunyai arti lebih dari satu. Sebagian besar kata-kata hanyalah merupakan perkiraan dan
penyederhanaan. Buah pikiran yang akan kita cetuskan. Hambatan lain, banyak orang mengira bahwa kata-kata mempunyai arti pasti, tetapi
sebenarnya kata-kata hanya merupakan simbol untuk benda yang mereka sebutkan : kata itu sendiri bukanlah benda. Sebab itu
mempelajari bahasa dengan baik untuk berkomunikasi adalah mutlak.
b. Feedback yang Kurang Jelas
Ketika pengirim mengirimkan berita, secara temu muka atau lewat telepon, ia akan menerima feedback dari penerima, yang menunjukkan
bahwa pengirim dan penerimaan efektif. Feedback yang secara efektif dikirim dan diterima, merupakan mekanisme pengatur yang dipakai
pengirim untuk penyesuaian pengirim berita selanjutnya. Feedback
182
dapat dipakai untuk checking bila ada gangguan yang merusak penerima.
Tanpa feedback berarti komunikasi gagal. Oleh sebab itu feedback merupakan elemen penting dalam berkomunikasi. Tetapi sayang bahwa
tidak semua feedback lengkap dan mempunyai arti untuk komunikasi.
c. Gangguan Pada Pengirim dan Penerima
Pengirim
Ia mengira bahwa dirinya mengetahui semua subjek berita. Dalam sikap semacam itu ia sebenarnya hanya mengharap satu
jawaban yaitu bahwa penerima akan setuju dengan dirinya. Tetapi ketika penerima menjawab bahwa asumsi pengirim tidak
betul, maka pengirim akan menolak jawaban atau malah menginterpretasikan feedback itu sebagai pertentangan pribadi.
Hasilnya tidak ada komunikasi, pikiran pengirim tetap tertutup. Ia mengira bahwa ia menyarankan idenya secara jelas disertai
argumentasi logis, maka penerima akan setuju dengannya. Dan bila ternyata penerima menolak, pengirim menuduhnya sebagai tidak
competent atau sengaja melawannya. Pengirim lupa bahwa penerima mempunyai asumsi, problem, prioritas dan interest yang
mungkin berbeda dengan apa yang dimilikinya.
Penerima Penilaian Judgement
Penerima yang baik akan memberikan interpretasi yang sedekat mungkin dengan berita yang diterima. Sesudah berita itu diterima
dengan baik, baru ia menilainya. Namun, kebanyakan penerima sudah mulai menilai walaupun berita baru saja ia dengar