Indeks Analisis Pemaknaan Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos

4.3.2 Indeks

Indeks adalah sesuatu yang melaksanakan fungsi penanda yang mengisyaratkan penandanya. Indeks dalam karikatur ini adalah beberapa tulisan, seperti : 1 “KALAU ANGGOTA DEWAN TETAP NGGAK BERUBAH KELAKUANNYA, LAIN KALI CORAT-CORETNYA LANGSUNG DI JIDAT MEREKA SAJA”. 2 “Jujur, adil, tegas”. 3 Tanda garis-garis di atas tulisan “Jujur, adil, tegas”. Sesuai dengan pengertian indeks itu sendiri adalah tanda yang hadir akibat adanya hubungan dengan ciri acuannya yang bersifat kausal atau tanda yang secara alamiah mempresentasikan objek lainnya yang muncul berdasarkan sebab akibat. Bentuk tulisan “KALAU ANGGOTA DEWAN TETAP NGGAK BERUBAH KELAKUANNYA, LAIN KALI CORAT-CORETNYA LANGSUNG DI JIDAT MEREKA SAJA”. Kata-kata di atas dalam karikatur tersebut adalah mengindikasikan kekesalan terhadap wakil rakyat. Kata “ANGGOTA DEWAN” menandakan mereka yang sebagai wakil rakyat terutama anggota DPR. Kemudian kata “NGGAK BERUBAH KELAKUANNYA” menandakan perilaku selama ini anggota dewan yang disesali rakyat yang tak mau kunjung berubah yakni jauh dari kata-kata jujur, adil dan tegas. Yang menarik adalah kata “JIDAT MEREKA SAJA” kata tersebut mengandung penegasan tanpa kompromi yakni langsung coret di jidat mereka saja. Tujuan dari kritik tersebut adalah agar rakyat Indonesia mengetahui siapa- siapa saja anggota dewan yang berkelakuan tidak jujur, adil dan tegas dengan coretan di jidat mereka anggota dewan. Ataupun juga memiliki artian agar anggota dewan sadar betul dengan kritik yang tajam tersebut, tajam dalam artian karena pencoretan di jidat adalah sebuah bentuk kritik yang keras. Kritik ditulis dengan huruf besar semua. Menggunakan huruf besar telah dianggap sama dengan berteriak. Huruf besar merupakan sebuah cara untuk menarik perhatian seseorang. Pemakaian huruf besar juga turut diartikan sebagai bentuk penegasan dalam kata. Sedangkan dalam tulisan “Jujur, adil, tegas” yang mempunyai makna bahwa pemerintah harus memiliki sikap Jujur, adil dan tegas dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia. Jujur yakni dengan sistem pemerintahan yang transparansi dan tidak korupsi. Adil dimaksudkan yaitu memandang seluruh rakyat Indonesia memiliki hak-hak yang sama yang harus dipenuhi dan diperhatikan oleh pemerintah. Tegas dalam artian konsisten dalam menjalankan segala keputusan dalam sistem pemerintahan. Dan tanda garis-garis yang memanjang di atas tulisan “Jujur, adil, tegas”, menunjukkan identik dengan “ketegasan” pernyataan yang kuat dalam tulisan tersebut. Tanda garis-garis tersebut juga sebagai daya tarik. Jadi makna keseluruhan dari indeks pada karikatur clekit kontroversi pencoretan gedung DPR adalah, tulisan “KALAU ANGGOTA DEWAN TETAP NGGAK BERUBAH KELAKUANNYA, LAIN KALI CORAT-CORETNYA LANGSUNG DI JIDAT MEREKA SAJA”. Ini mengindikasikan kekesalan terhadap wakil rakyat. Kata “ANGGOTA DEWAN” menandakan mereka yang sebagai wakil rakyat terutama anggota DPR. Kemudian kata “NGGAK BERUBAH KELAKUANNYA” menandakan perilaku selama ini anggota dewan yang disesali rakyat yang tak mau kunjung berubah yakni jauh dari kata-kata jujur, adil dan tegas. Yang menarik adalah kata “JIDAT MEREKA SAJA” kata tersebut mengandung penegasan tanpa kompromi yakni langsung coret di jidat mereka saja. Dalam tulisan “Jujur, adil, tegas” mempunyai makna bahwa pemerintah harus memiliki sikap Jujur, adil dan tegas dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia. Jujur yakni dengan sistem pemerintahan yang transparansi dan tidak korupsi. Adil dimaksudkan yaitu memandang seluruh rakyat Indonesia memiliki hak-hak yang sama yang harus dipenuhi dan diperhatikan oleh pemerintah. Tegas dalam artian konsisten dalam menjalankan segala keputusan dalam sistem pemerintahan. Tanda garis-garis yang memanjang di atas tulisan “Jujur, adil, tegas”, menunjukkan identik dengan “ketegasan” pernyataan yang kuat dalam tulisan tersebut. Tanda garis-garis tersebut juga sebagai daya tarik.

4.3.3 Simbol

Dokumen yang terkait

KRITIK POLITIK DAN KRITIK SOSIAL PADA KARIKATUR DI JAWA POS(Analisis isi Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi Bulan 01 Agustus- 30 September 2005 )

0 3 2

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA KOLOM OPINI JAWA POS (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Karikatur Clekit pada Kolom Opini di Jawa Pos Edisi 3 April 2012).

0 0 81

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010).

0 0 81

KRITIK SOSIAL KARIKATUR CLEKIT KEBOHONGAN PEMERINTAH (Studi Semiotik Kritik Sosial Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kebohongan Pemerintah” Edisi Sabtu, 15 Januari 2011).

0 1 110

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR HARIAN PAGI JAWA POS (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur “Clekit” Kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II pada Harian Pagi Jawa Pos Edisi 24 September 2011 ).

0 1 74

KRITIK SOSIAL DAN POLITIK KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR JAWA POS (Studi Semiotik Kritik Sosial dan Politik Karikatur Clekit Pada Surat Kabar Jawa Pos “Kontroversi Pencoretan Gedung DPR” Edisi Sabtu, 31 Juli 2010)

1 1 23

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010)

0 0 18

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR HARIAN PAGI JAWA POS (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur “Clekit” Kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II pada Harian Pagi Jawa Pos Edisi 24 September 2011 )

0 0 18

MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR EDITORIAL "OOM PASIKOM DAN CLEKTT" PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN SURAT KABAR JAWA POS

0 1 17

Hasil Pengecekan Plagiasi dengan judul Makna Kritik Sosial Dalam Karikatur Editorial "Oom Pasikom dan Clekit" Pada Surat Kabar Jawa Pos

0 0 17