10
2.2.5.1 Jahe Gajah
Varietas yang banyak ditanam masyarakat adalah jahe putih besar atau umum dikenal dengan jahe gajahbadak. Sesuai dengan namanya, jenis ini
memiliki penampilan ukuran rimpang yang memang lebih besar dibanding jenis jahe yang lainnya, bobotnya berkisar antara 1-2 kg per rumpun. Struktur
rimpangnya besar dan berbuku-buku. Bagian dalam rimpang apabila diirisdipotongdipatahkan akan terlihat berwarna putih kekuningan Widiyanti,
2009. Tinggi rimpang dapat mencapai 6
– 12 cm dengan panjang antara 15 – 35 cm, dan diameter berkisar 8,47
– 8,50 cm. Jahe gajah beraroma tapi berasa kurang tajam. Jahe gajah baik dikonsumsi saat berumur muda maupun tua, baik sebagai
jahe segar maupun olahan. Pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan dan minuman.
Tabel 2. Komposisi kimia jahe gajah
Spesifikasi Jumlah
Pati 44,25
Minyak Atsiri 2,5
Ekstrak yang larut dalam alkohol 5,81
Sumber : Hernani dan Hayani 2001
Gambar 6. Jahe Gajah
11
2.2.5.2 Jahe Emprit jahe putih kecil
Jahe putih kecil atau lebih dikenal dengan jahe emprit memiliki rimpang dengan bobot berkisar 0,5
– 0,7 kg per rumpun. Struktur rimpang jahe emprit, kecil-kecil dan berlapis. Daging rimpang berwarna putih kekuningan. Tinggi
rimpangnya dapat mencapai 11 cm dengan panjang antara 6 – 30 cm, dan
diameter antara 3,27 – 4,05 cm Prayitno, 2002.
Kandungan minyak atsiri jahe emprit lebih besar dari jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas. Jahe ini cocok untuk ramuan obat- obatan, atau diekstrak
oleoresin dan minyak atsirinya. Tabel 3. Komposisi kimia jahe emprit
Spesifikasi Jumlah
Pati 41,48
Minyak Atsiri 3,5
Ekstrak yang larut dalam alkohol 7,29
Sumber: Hernani dan Hayani 2001
Gambar 7. Jahe Emprit
2.2.5.3 Jahe Merah
Jahe merah Zingiber officinale Roxb. Var. rubrum merupakan salah satu varietas dari tanaman jahe. Jahe merah sama seperti varietas jahe yang lain yaitu
merupakan tanaman berbatang semu yang tumbuh tegak tidak bercabang dengan tinggi tanaman dapat mencapai 1,25 meter Guzman dan Siemonsma, 1999. Pusat
12
Studi Biofarmaka 2004, menambahkan bahwa tanaman ini tersusun atas pelepah daun berbentuk bulat berwarna hijau pucat dengan warna pangkal batang
kemerahan dan bentuk daun memanjang. Menurut Hernani dan Hayani, 2001 bahwa jahe merah mempunyai
banyak keunggulan dibandingkan dengan jenis jahe lainnya, terutama ditinjau dari segi kandungan senyawa kimia dalam rimpang dimana terdiri dari zat gingerol,
oleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi sehingga lebih banyak digunakan sebagai obat.
Jahe merah tidak hanya dimanfaatkan bagian daging rimpangnya, tetapi juga kulit rimpangnya bisa dijadikan obat. Jahe merah berkhasiat dalam
menyembuhkan berbagai jenis penyakit, misalnya untuk pencahar, penguat lambung, peluluh masuk angin, peluluh cacing penyebab penyakit, sakit encok,
sakit pinggang, pencernaan kurang baik, radang setempat yang mengeluarkan nanah dan darah, radang tenggorokan, bengek, muntah-muntah dan nyeri otot,
kurang daya penglihatan, kurang darah, sakit kusta, demam, perangsang syahwat, penyakit jantung dan lain-lainnya. Jahe merah juga merupakan bahan baku obat
yang berfungsi menambah stamina, obat untuk nyeri otot, cacingan, sakit kepala dan untuk melawan gejala penyakit Lentera, 2002.
Tabel 4. Komposisi kimia jahe merah
Spesifikasi Jumlah
Pati 52,9
Minyak Atsiri 3,9
Ekstrak yang larut dalam alkohol 9,93
Sumber: Hernani dan Haryani 2001
13
Gambar 8. Jahe Merah
2.3 Pengeringan