e menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
f menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
2.1.4. Penerapan SAP berbasis akrual
Perubahan dari standar akuntansi basis kas menjadi basis akrual dalam akuntansi pemerintahan merupakan bagian dari bangunan yang ingin dibentuk dalam reformasi di bidang
keuangan Negara seperti yang diamanatkan dalam UU no. 17 tahun 2003 dilakukan secara bertahap. Untuk itu perlu adanya dari organisasi-organisasi pemerintahan untuk menerapkan basis
akuntansi akrual ini sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih transparan dan lebih akuntabel.
Organisasi dalam
menerapkan system
atau peraturan
baru menurut Armenakis 1993 ada tujuh aspek mengenai organisasi yang meliputi: mengubah
persepsi anggota organisasi terhadap perubahan, visi, saling percaya dan menghormati, inisiatif perubahan, dukungan manajemen, penerimaan dan bagaimana organisasi mengelola proses
perubahan. Pada intinya, untuk melakukan perubahan melibatkan perilaku kognitif individu anggota organisasi. Smith, Ian2005 berpendapat hal yang sama, anggata organisasi sejatinya
adalah sumber daya, kendaraan dalam perubahan, karena mereka adalah orang yang akan merangkul atau menolak perubahan.
Perubahan organisasi menurut Cummings Worley 2005 didefinisikan sebagai pengadopsian ide-ide atau perilaku baru oleh sebuah organisasi. Perubahan organisasi menyangkut
kegiatan- kegiatan yang disengaja untuk mengubah keadaan yang ada sebelumnya sebagai respon terhadap paksaan perubahan force of change. Pada perkembangannya banyak organisasiyang
mencoba melakukan perubahan dengan struktur horizontal, yang mendorong kerjasama kelompok dan komunikasi yang lebih cepat. Idenya bahwa dengan struktur yang lebih ramping akan
mendorong fleksibilitas, kreatifitas dan inovasi dalam bereaksi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.
Kajian yang dilakukan dalam Klien dan Sora 1996,Priyanto2008 menjelaskan bahwa ketersediaan sumber daya, dukungan manajemen, dan nilai-nilai yang dikembangkan staf
merupakan faktor yang menentukan organisasi untuk berubah. Bila untuk berubah telah melekat kuat dalam anggota organisasi, maka hal ini akan bisa memunculkan budaya kerja yang baru.
Sejalan dengan Lehman, Wayne E.K2005 dalam menyatakan bahwa organisasi untuk berubah dapat dideteksi dari beberapa variable, seperti variable motivasional, ketersediaan sumber daya,
nilai-nilai positif yang dikembangkan anggota organisasi serta iklim yang mendukung perubahan.
2.1.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi dalam menerapkan sistem atau peraturan baru
Dari beberapa definisi tentang organisasi dalam menghadapi perubahan diatas, dapat ditarik beberapa hal menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi, faktor-faktor
tersebut antara lain adalah: a
persepsi dan motivasi anggota organisasi untuk berubah Robins, Stephen P2010:169 mendefinisikan persepsi sebagai proses yang digunakan individu
untuk mengelola dan mentafsirkan kesan indera meraka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Pada hakekatnya persepsi menurut Kotler dan Amstrong1996
berhubungan dengan perilaku seseorang dalam mengambil reaksi dari persepsi terhadap stimulus. Sedangkan motivasi menurut Handoko2001 adalah suatu keadaan dalam pribadi
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Dengan adanya persepsi dan motivasi anggota organisasi untuk berubah, maka akan
semakin mudah bagi organisasi untuk menjalankan perubahan itu. Hal ini sejalan dengan pendapat Displaces2005, bahwa individu untuk menghadapi perubahan akan menjadi daya
pendorong yang membuat perubahan itu akan memberikan hasil yang positif. Beberapa kajian terbaru tentang konstruk variable untuk berubag menjelaskan bahwa sesungguhnya individu
untuk berubah dapat diidentifikasi dari sikap positif individu terhadap perubahan, persepsi dari keseluruhanwarga organisasi untuk menghadapi perubahan, dan rasa percaya individu dalam
menghadapi perubahan. b
ketersediaan sumber daya Ketersediaan sumber daya dalam organisasi menurut Lehman, Wayne E. K2002 dapat
dideteksi dari 3 hal, yaitu : pertama, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dan men dukung organisasi dalam melaksanakan perubahan, kedua, memiliki staf yang terlatih dan
memiliki program pengembangan dengan dukungan dana yang memadai, dan ketiga, akses terhadap peralatan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan dukungan sarana dan
prasarana yang menunjang organisasi untuk melaksanakan perubahan, maka organisasi tersebut akan lebih mudah untuk melakukan perubahan, maka organisasi tersebut akan lebih
mudah untuk melakukan perubahan. Staf yang sudah terlatih yang dimiliki oleh organisasi akan mampu beradaptasi dengan situasi yang baru, sehingga dapat mempengaruhi anggota
yang lain untuk dapat mengembangkan kemampuan dan kecakapan yang baru. Staf juga harus memiliki pemahaman tentang visi, misi dan tujuan lembaga, sehingga akan dengan mudah
menerima perubahan yang akan dilakukan organisasi. c
Budaya kerja organisasi Budaya organisasi dalam hal ini adalah bagaimana organisasi dalam mengelola perubahan
yang ada, langkah-langkah apa yang akan dilakukan organisasi dalam menghadapi perubahan. Menurut Purwanto 2008 Budaya organisasi dalam deskriptif. Budaya mendeskripsikan
bagaimana organisasi mendorong kerja tim, serta apakah organisasi menghargai inovasi. Robbins2010:721 menyatakan bahwa budaya organisasi mengacu pada sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dan organisasi- organisasi yang lain. Sistem makna bersama ini merupakan seperangkat karakteristik utama
yang dihargai oleh organisasi. Organisasi dirancang untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan melalui pembaharuan dan pengembangan internal. Perubahan organisasi dicirikan
dengan berbagai usaha penyesuaian disain organisasi di waktu mendatang, menurut Hendricks dan Singhal 2001 pengelolaan organisasi yang berorientasi pada mutu secara luas telah
dipercaya akan berpengaruh pada munculnya budaya kerja yang baru, seperti budaya terbuka terhadap nilai-nilai dan kecenderungan yang baru.
2.1.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan SAP Berbasis Akrual.