Perbedaan SAP basis akrual dengan SAP basis kas

e Financial accounting standard board; f Governmental accounting standard board; g pemerintah Indonesia, berupa peraturan-peraturan di bidang keuangan Negara; h organisasi profesi lainnya di berbagai Negara yang membidangi pelaporan keuangan, akuntansi, dan audit pemerintah.

2.1.2. Perbedaan SAP basis akrual dengan SAP basis kas

Dengan terbitnya PP. No. 71 Tahun 2010 tentang standard akuntansi pemerintahan sebagai pengganti PP No. 24 tahun 2005 menandai era penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual, meskipun di dalam peraturan tersebut juga masih diakomodir pilihan menerapkan basis kas menuju akrual sebagaimana yang diatur di dalam PP No. 24 tahun 2005 selama masa transisi dimana pelaksanaan akrual murni paling tidak harus diterapkan paling lambat empat 4 tahun setelah peraturan ini diterbitkan. Atau dalam hitungan waktu akan mulai penuh diterapkan pada tahun 2015. Perubahan basis akuntansi dari kas menuju akrual membawa dampak terhadap perubahan tahapan pencatatan dan jenis laporan keuangan yang dihasilkan. Seiring dengan penerapan basis akrual untuk pelaporan keuangan, penyusunan anggaran tetap dilakukan dengan menggunakan basis kas. Hal ini berarti proses pelaporan penganggaran akan menghasilkan laporan realisasi anggaran yang tetap menggunakan basis kas, sedangkan untuk pelaporan keuangan lainnya akan menggunakan basis akrual. Di dalam struktur SAP berbasis akrual berdasar PP No. 71 tahun 2010 terdapat tambahan pernyataan standard akuntansi yaitu pada pernyataan PSAP Nomor 12 tentang laporan Operasional . adapun PSAP dalam lampiran I PP No. 71 tahun 2010 adalah sebagai berikut : a PSAP nomor 01 tentang penyajian lapran keuangan; b PSAP nomor 02 tentang laporan realisasi anggaran; c PSAP nomor 03 tentang laporan arus kas; d PSAP nomor 04 tentang catatan atas laporan keuangan; e PSAP nomor 05 tentang akuntansi persediaan; f PSAP nomor 06 tentang akuntansi investasi; g PSAP nomor 07 tentang akuntansi Aset tetap; h PSAP nomor 08 tentang akuntansi kontruksi dalam pengerjaan; i PSAP Nomor 09 tentang akuntansi Kewajiban; j PSAP nomor 10 tentang koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwa luar biasa; k PSAP nomor 11 tentang laporan keuangan konsolidasia; dan l PSAP nomor 12 tentang laporan operasional. Perbedaan antara PP. No. 71 tahun 2010 dengan PP No. 24 tahun 2005 table F.1.2.1 Juga terdapat pada komponen laporan keuangan. Dalam PP No. 24 tahun 2005 disebutkan terdapat empat 4 jenis laporan keuangan yaitu: 1. Neraca: 2: laporan arus kas: 3. Laporan realisasi anggaran: 4 catatan atas laporan keuangan. Dalam PP. No. 71 tahun 2010 laporan keuangan yang harus disusun oleh pemerintah daerah pemda bertambah menjadi enam 6 jenis laporan keuangan yaitu : laporan realisasi anggaran; laporan perubahan saldo anggaran lebih SAL; neraca: laporan arus kas: laporan operasional: laporan perubahan ekuitas; catatan atas laporan keuangan. Tabel 2.1 Peerbedaaam PP No 24 tahun 2005 dengan PP No. 71 Tahun 2010 PP. No. 24 Tahun 2005 Pp. No. 71 Tahun 2010 LAPORAN PERUBAHAN SAL Tidak Ada laporantersendiri NERACA Ekuitas Dana terbagi; - ekuitas dana lancar; selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka LAPORAN PERUBAHAN SAL Laporan perubahan SAL menyajikan secara komperatif dengan periode sebelumnya po-pos berikut: a. saldo anggaran lebih awal; b. Penggunaan Saldo anggaran lebih; c. sisa lebih kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan : d. koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya ; dan e. lain-lain; f. Saldo anggaran lebih akhir. NERACA Hanya Ekuitas yaitu kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan pendek, termasuk sisa lebih pembiayaan anggaransaldo anggaran lebih - ekuitas dan ainvestasi; mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dana set lainya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang - ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. LAPORAN ARUS KAS LAK - disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan par 15 Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas Saldo ekuitas di neraca berasaldarisaldoakhirekuitaspadalaporan perubahanekuitas pendanaan, dantransitoris LAPORAN ARUS KAS LAK -disajikanoleh unit yang mempunyai fungsi perbendahara umum par 15 operasi, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan non anggaran LAPORAN REALISASI ANGGARAN - bersifat optional - disusun oleh entitas pelaporan yang menyajikan laporan berbasis akrual - sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos; a. pendapatan dari kegiatan operasional; b. beban berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi ekonomi; c. surplus atau defisit. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, LAPORAN OPERASIONAL LO - merupakan laporan keuangan pokok - menyajikan pos-pos sebagai berikut a. pendapatan LO dari kegiatan operasional; b. beban dari kegiatan operasional; c. surplusdeficit dari kegiatan non operasional bila ada; d. posluarbiasa, bilaada e. surplusdefisit- LO LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS -merupakan laporan keuangan pokok - sekurang-kurangnya menyajikan pos- pos; CALK Pada dasarnya hampir sama dengan PP baru. a. ekuitas awal; b. surplusdeficit-LO pada periode bersangkutan c. koreksi-koreksi yang langsung menambah mengurangi ekuitas, misalnya; koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap d. ekuitas akhir. CALK Perbedaan yang muncul hanya dikarenakan komponen laporan keuangan yang berbeda dengan PP lama Sumber: pusdiklatwas. Bpkp.go.id, 2015

2.1.3 Laporan keuangan pemerintah dengan basis akrual

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

12 219 114

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Provinsi Lampung.

3 60 82

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Keuangan Daerah, Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Daerah Ka

6 24 113

Pengaruh Sistem Pengendalian Internpemerintah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan Pengawasan Keuangan D

2 10 96

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 16

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 18

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BANDUNG.

2 11 51

Kemampuan Komitmen Organisasi dan Sistem Pengendalian Intern Memoderasi Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah pada Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem.

1 2 49

Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung.

7 17 45

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern Dan Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus SKPD di Kabupaten Badung).

3 17 42