Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH DAN KOMPETENSI SUMBER

DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Disajikan Oleh :

AYU LESTARY SINGARIMBUN 110503078

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2015

Yang Membuat Pernyataan

Ayu Lestary Singarimbun NIM. 110503078


(3)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintahan dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi pemerintahan dan kompetensi sumber daya manusia. Responden dalam penelitian ini adalah para pegawai Dinas Tenaga Kerja bagian akuntansi di setiap Kab/Kota Provinsi Sumatera Utara. Jumlah pegawai Dinas Tenaga Kerja yang menjadi sampel penelitian ini adalah 35 pegawai dari 27 Dinas Tenaga Kerja Kab/Kota Provinsi Sumatera Utara. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil analisis secara parsial dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel sistem akuntansi pemerintahan (X1) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) ditujukan oleh nilai signifikansi 0,169 > 0,05, dan tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel kompetensi sumber daya manusia (X2) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) ditujukan oleh nilai signifikansi 0,846 > 0,05. Berdasarkan hasil analisis secara simultan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel sistem akuntansi pemerintahan daerah (X1) dan kompetensi sumber daya manusia (X2) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) sebesar 6,3%. Adapun pengaruh dari variabel lain yang tidak diamati sebesar 93,7%.

Kata Kunci : Sistem Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan Kualitas Laporan Keuangan.


(4)

ABSTRACT

Analysis of Government Accounting System and Competence of Human Resources on the Quality of Local Government Financial Statements in the

province of North Sumatra.

This study aimed to analyze the influence of the Government Accounting System and Human Resource Competency on the Quality of Financial Statements. The dependent variable in this study is the quality of the financial statements, while the independent variable in this study is the system of government accounting and human resource competencies. Respondents in this study were employees of the Department of Labor of the accounting department in each district / city of North Sumatra Province. The number of employees Department of Labor that the research samples are 35 employees of the Department of Labor 27 District / City of North Sumatra Province. The sampling method used in the study is convenience sampling, while data processing method used is multiple regression analysis.

Based on the partial results of the analysis can be concluded that there is no significant influence between the variables of government accounting system (X1) on the quality of financial statements (Y) addressed by the significant value of 0.169> 0.05, and there is no significant influence between the variables of human resource competencies (X2 ) on the quality of financial statements (Y) addressed by the significant value of 0.846> 0.05. Based on the results of simultaneous analysis can be concluded that there is no significant influence between the variables of local government accounting system (X1) and competence of human resources (X2) on the quality of financial statements (Y) of 6.3%. As for the influence of other variables that are not observed to be 93.7%.

Keywords : Government Accounting System, Competence of Human


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan

Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara” ini guna memperoleh Sarjana Ekonomi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa isi yang terkandung dalam skripsi ini belum sempurna, hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu, kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki dalam penyajiannya. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, yang nantinya dapat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak, terutama untuk kedua orangtua Ayahanda Edy Simon Singarimbun dan Ibunda Sustrida Wati Sembiring yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materil, nasehat, serta doanya kepada peneliti.

Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

2. Bapak Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Firman Syarif, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing pada penulisan skripsi.

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan, kritik, dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, serta Bapak Iskandar Muda SE, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan arahan, kritik, dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Kepada teman-teman Yosephin, Latifah, Adem, Uweng, Nopia, Septy, Zahra, Dian, Lilis, Ika, dan Raya yang senantiasa memberi dukungan, motivasi, dan bantuan kepada penulis.


(7)

Dengan bantuan yang penulis dapatkan akhirnya dengan menyerahkan diri dan senantiasa memohon petunjuk serta perlindungan dari Allah SWT semoga amalan dan perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang baik pula.

Medan, Juli 2015 Penulis

Ayu Lestary Singarimbun NIM : 110503078


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN... ……..1

1.1 ... Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah... ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Sistem... ... ... 6

2.1.1 Pengertian Sistem ... 6

2.1.2 Akuntansi... 6

2.1.2.1 Definisi Akuntansi... ... 6

2.1.2.2 Sistem Akuntansi... ... 7

2.1.3 Akuntansi Pemerintahan ... 8

2.1.3.1 Definisi Akuntansi Pemerintahan ... 8

2.1.3.2 Karakteristik akuntansi pemerintahan... ... 9

2.1.3.3 Tujuan Akuntansi Pemerintahan... ... 9

2.1.4 Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah ... 10

2.1.5 Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 11

2.1.6 Penyajian Laporan Keuangan ... 12

2.1.7 Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah ... 13

2.1.7.1 Definisi dan Konsep Laporan Keuangan... 13

2.1.7.2 Tujuan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 14

2.1.7.3 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 16

2.1.7.4 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah ... 21


(9)

2.3 Kerangka Konseptual ... 28

2.4 Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 34

3.3.1 Populasi Penelitian ... 34

3.3.2 Sampel Penelitian ... 35

3.4 Jenis Data dan Sumber Data ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.6 Metode Analisis Data ... 37

3.6.1 Uji Validitas ... 37

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 38

3.6.3 Uji Asumsi Klasik... ... 38

3.6.3.1 Uji Normalitas ... 39

3.6.3.2 Uji Multikolienaritas ... 39

3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas... 40

3.6.3.4 Uji Autokorelasi ... 40

3.6.3.5 Uji Regresi Linear Berganda ... 41

3.7 Pengujian Hipotesis ... 42

3.7.1 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 42

3.7.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)... 42

3.7.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Gambaran Umum ... 43

4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian...43

4.1.2 Karakteristik Responden...44

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 45

4.3 Analisis Data... 47

4.3.1 Uji Validitas ... 47

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 50

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 51

4.4.1 Hasil Uji Normalitas ... 51

4.4.2 Hasil Uji Multikoliniearitas ... 54

4.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 55

4.4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 57

4.5 Hasil Uji Hipotesis ... 58

4.5.1 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik t) ... 58


(10)

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R 2

)... 61

4.6 Hasil Uji Regresi Berganda ... 62

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

4.7.1 Pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 64

4.7.2 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan.... ... 66

5.2 Saran ... 67


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ...…..24

3.1 Definisi Operasional Variabel... 32

4.2 Sampel Penelitian ... 43

4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia... 44

4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 45

4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 46

4.7 Uji Validitas Variabel X ... 48

4.8 Uji Validitas Variabel Y ... 49

4.9 Uji Reliabilitas ... 50

4.10 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 53

4.11 Uji Multikolonieritas ... 54

4.12 Uji Autokorelasi ... 57

4.13 Hasil Uji Statistik t ... 58

4.14 Hasil Uji Statistik F ... 60

4.15 Hasil Koefisien Determinasi ... 61


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul

Halaman

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... 28

4.1 Uji Normalitas (1) : Histogram ... 51

4.2 Uji Normalitas (2) : Grafik PP Plots ... 52


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 ... Opin i Audit LKPD ... 71 2 ... Kues

ioner Penelitian ... 72 3 ... Sura

t Pemberian Izin Riset ... 78 4 ... Data

Variabel Penelitian... 80 5 ... Data

Distribusi Sampel Penelitian ... 83 6 ... Tabe

l Durbin-Watson ... 84 7 ... Tabe

l Nilai r... 85 8 ... Tabe

l Nilai t ... 86 9 ... Tabe

l Nilai F ... 87 10 ... Hasi

l Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel ... 88 11 ... Hasi

l Uji Statistik Deskriptif ... 91 12 ... Hasi

l Uji Normalitas ... 92 13 ... Hasi

l Uji Kolmogrov-Smirnov ... 93 14 ... Hasi

l Uji Multikolonieritas ... 94 15 ... Hasi

l Uji Heteroskedastisitas ... 96 16 ... Hasi

l Uji Hipotesis ... 97 17 ... Hasi

l Uji Koefisien Determinasi ... 98 18 ... Hasi


(14)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintahan dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi pemerintahan dan kompetensi sumber daya manusia. Responden dalam penelitian ini adalah para pegawai Dinas Tenaga Kerja bagian akuntansi di setiap Kab/Kota Provinsi Sumatera Utara. Jumlah pegawai Dinas Tenaga Kerja yang menjadi sampel penelitian ini adalah 35 pegawai dari 27 Dinas Tenaga Kerja Kab/Kota Provinsi Sumatera Utara. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil analisis secara parsial dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel sistem akuntansi pemerintahan (X1) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) ditujukan oleh nilai signifikansi 0,169 > 0,05, dan tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel kompetensi sumber daya manusia (X2) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) ditujukan oleh nilai signifikansi 0,846 > 0,05. Berdasarkan hasil analisis secara simultan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel sistem akuntansi pemerintahan daerah (X1) dan kompetensi sumber daya manusia (X2) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) sebesar 6,3%. Adapun pengaruh dari variabel lain yang tidak diamati sebesar 93,7%.

Kata Kunci : Sistem Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan Kualitas Laporan Keuangan.


(15)

ABSTRACT

Analysis of Government Accounting System and Competence of Human Resources on the Quality of Local Government Financial Statements in the

province of North Sumatra.

This study aimed to analyze the influence of the Government Accounting System and Human Resource Competency on the Quality of Financial Statements. The dependent variable in this study is the quality of the financial statements, while the independent variable in this study is the system of government accounting and human resource competencies. Respondents in this study were employees of the Department of Labor of the accounting department in each district / city of North Sumatra Province. The number of employees Department of Labor that the research samples are 35 employees of the Department of Labor 27 District / City of North Sumatra Province. The sampling method used in the study is convenience sampling, while data processing method used is multiple regression analysis.

Based on the partial results of the analysis can be concluded that there is no significant influence between the variables of government accounting system (X1) on the quality of financial statements (Y) addressed by the significant value of 0.169> 0.05, and there is no significant influence between the variables of human resource competencies (X2 ) on the quality of financial statements (Y) addressed by the significant value of 0.846> 0.05. Based on the results of simultaneous analysis can be concluded that there is no significant influence between the variables of local government accounting system (X1) and competence of human resources (X2) on the quality of financial statements (Y) of 6.3%. As for the influence of other variables that are not observed to be 93.7%.

Keywords : Government Accounting System, Competence of Human


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan pemerintah daerah adalah gambaran mengenai kondisi dan kinerja keuangan entitas tersebut. Satu diantaranya pengguna laporan keuangan pemerintah daerah adalah pemerintah pusat. Pemerintah pusat berkepentingan dengan laporan keuangan pemerintah daerah, karena mereka telah menyerahkan sumber daya keuangan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Penyusunan laporan keuangan merupakan salah satu kriteria dalam sistem reward

dan punishment yang diterapkan Kementerian Keuangan kepada pemerintah daerah. Jadi, pemerintah daerah berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan yang dapat menunjukkan kondisi sebenarnya.

Laporan keuangan juga merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi, oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas. Begitu juga di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan (Roviyantie, 2011).

Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semesteran (IHPS) BPK pada tiga tahun terakhir (2010-2013), diketahui bahwa terdapat beberapa kelemahan dalam laporan keuangan pemerintah daerah, terutama yang berkenaan dengan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan keuangan, sistem pengendalian


(17)

pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, serta struktur pengendalian intern. Ironisnya kelemahan tersebut menunjukkan tren peningkatan pada setiap semesternya sejak tahun 2009.

Dari ketiga kondisi kelemahan tersebut, kelemahan pada pengendalian akuntansi dan pelaporan keuangan memberikan kontribusi tertinggi terhadap laporan keuangan pemerintah yang buruk. Hal ini antara lain berupa pencatatan transaksi yang tidak akurat atau bahkan ada yang tidak dicatat, aset tetap yang belum diinventarisasi, hingga pencatatan persediaan yang tidak tertib. Hal ini tentu menyulitkan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah daerah yang andal.

Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dijelaskan bahwa laporan keuangan berkualitas itu memenuhi karakteristik ; relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami (Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010). Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan suatu standar penyusunan laporan keuangan milik pemerintahan yang disusun dalam bentuk prinsip-prinsip akuntansi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Standar akuntansi pemerintahan juga merupakan persyaratan dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.

Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi yang relevan, andal dan dapat dipercaya berkenaan dengan posisi keuangan dan seluruh data transaksi yang dicatat oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Begitu juga dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang setiap tahunnya mendapat penilaian dari auditor pemerintah yaitu Badan Pemeriksa Keuangan


(18)

(BPK) yang berupa opini. Dalam hal ini BPK memberikan 4 macam opini yaitu : Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TW), dan tidak menyatakan pendapat(disclaimer of opinion) (TMP). Adapun daftar opini laporan keuangan pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada lampiran 1 tabel 1.1. (sumber bpk.go.id).

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan, andal, dan dapat dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki sistem akuntansi yang andal. Sistem akuntansi yang lemah menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang andal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan.

Berkaitan dengan yang ditegaskan oleh ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahwa diperlukan percepatan perbaikan dari sistem akuntansi keuangan pemerintahan daerah melalui langkah-langkah nyata, terprogram dan mengikutsertakan berbagai kalangan pemerintah daerah yang hasilnya akan mendukung aparatur pemerintah daerah untuk membuat laporan keuangan yang berkualitas. Penelitian ini merujuk kepada penelitian sebelumnya yang mengatakan adanya hubungan dan pengaruh positif antara sistem akuntansi pemerintah daerah dan sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan. Adapun perbedaan penilitian ini dengan penelitian yang disebutkan diatas selain berbeda pada objek yang diteliti, waktu dan tempat juga berbeda. Berdasarkan teori dan uraian diatas dan didukung dengan fakta-fakta yang ada maka, penulis ingin meneliti lebih jauh dan mendalami tentang “Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya


(19)

Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

Apakah penerapan sistem akuntansi pemerintahan daerah dan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah di Provinsi Sumatera Utara ?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut ini.

Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan sistem akuntansi pemerintahan daerah dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah di Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, pokok permasalahan dan tujuan penelitian maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, pemerintahan daerah, dan akademis.

1. Bagi Peneliti: Sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat mengenai pengaruh penerapan sistem akuntansi pemerintahan daerah dan kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah.


(20)

2. Bagi Pemerintah Daerah: Sebagai bahan sumbangan pemikiran bagi pemerintahan Provinsi Sumatera Utara untuk dijadikan masukan dan pertimbangan guna meningkatkan kinerja dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

3. Bagi Akademis: Sebagai masukan dan tambahan pengetahuan dibidang pemerintahan, khususnya pengaruh penerapan sistem akuntansi pemerintahan daerah dan kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem diperlukan dalam suatu unit usaha agar tujuan dapat dicapai dengan melakukan kegiatan bersama-sama oleh berbagai unsur. Menurut Robert dan Vijay (2005:7), pengertian sistem adalah suatu cara tertentu dan bersifat repetitive untuk melaksanakan suatu atau kelompok aktivitas. Adapun menurut Romney dan Steinhart (2006:2) sistem merupakan rangkaian dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai satu tujuan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan. 2.1.2 Akuntansi

2.1.2.1 Definisi Akuntansi

Ada beberapa pengertian akuntansi, dalam penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang akuntansi diantaranya adalah

accounting principles board seperti yang diungkapkan Halim (2002:32) bahwa akuntansi diartikan sebagai suatu kegiatan jasa, yang fungsinya menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam mengambil keputusan ekonomi dan membuat piliahan-pilihan nalar diantara berbagai alternatif arah tindakan. Akuntansi juga merupakan


(22)

media komunikasi dalam dunia usaha, dimana penerapan akuntansi yang berlaku di setiap perusahaan/instansi itu berbeda. Hal ini tergantung pada jenis atau badan usaha, besar atau kecilnya perusahaan/instansi, rumit atau tidaknya masalah keuangan perusahaan/instansi tersebut. Akuntansi dapat berjalan dengan baik jika ditunjang dengan suatu sistem yang memadai serta sesuai dengan kebutuhan.

Weygandt, et all (2005:4) mendefinisikan akuntansi sebagai“accounting is an information system that identifies, records, and communicates the economic event of an organization to interest users”. Adanya kriteria bahwa informasi yang dihasilkan oleh akuntansi adalah informasi yang berguna dalam mengambil keputusan ekonomi. Definisi diatas menunjukkan bahwa pengertian akuntansi wajib menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi.

2.1.2.2 Sistem Akuntansi

Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001:3). Menurut Midjan dan Susanto (2001) menyatakan bahwa sistem akuntansi sebagai suatu sistem pengelolaan data akuntansi yang merupakan koordinasi dari manusia, alat dan metode yang berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah organisasi yang terstruktur untuk menghasilkan informasi akuntansi


(23)

keuangan dan informasi akuntansi manajemen yang berstruktur. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi merupakan organisasi formulir dan berbagai catatan transaksi yang mana digunakan untuk keperluan penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pengelolaan manajemen.

2.1.3 Akuntansi Pemerintahan

2.1.3.1 Definisi Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan di beberapa sumber disebut dengan akuntansi sektor publik. Secara organisasi akuntansi, domain publik antara lain meliputi pemerintah, BUMN/BUMD, universitas, yayasan dan organisasi nirlaba lainnya. Menurut Tanjung (2008:35) mendefinisikan Akuntansi Pemerintah Daerah sebagai proses pencatatan, penggolongan dan mengikhtisarkan dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk pelaporan hasil-hasilnya dalam penyelenggaraan urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari definisi diatas kesimpulan akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintahan daerah (Kabupaten, Kota, atau Provinsi) yang dijadikan informasi berupa pelaporan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak internal dan eksternal pemerintah yang memerlukan.


(24)

2.1.3.2 Karakteristik Akuntansi Pemerintahan

Menurut Siregar dan Siregar (2001:9), terdapat dua jenis batasan hukum dan administrasi yang ditekankan pada proses akuntansi dan pelaporan keuangan organisasi pemerintah, yaitu sebagai berikut ini.

a. Penggunaan Data

Dana dalam akuntansi pemerintahan bukan merupakan jumlah aktiva yang disisihkan untuk tujuan tertentu, melainkan merupakan suatu kesatuan akuntansi yang memiliki seperangkat akun yang berimbang sendiri untuk mencatat kas dan sumber keuangan lain, bersama-sama dengan utang dan saldo ekuitas, serta perubahan-perubahan yang terjadi untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundangan dan batasan-batasan lain.

b. Peranan Anggaran

Anggaran pada akuntansi pemerintah ditujukan untuk perencanaan dan pengawasan aktivitas yang dilakukan. Satu hal yang membedakan anggaran dalam organisasi pemerintah dengan organisasi komersial adalah terletak pada perencanaannya.

2.1.3.3 Tujuan Akuntansi Pemerintahan

Halim (2007:35) menyatakan bahwa akuntansi pemerintahan mempunyai beberapa tujuan yaitu sebagai berikut ini.

a. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)

Tujuan pertanggungjawaban adalah memberikan informasi keuangan yang lengkap, cermat, dalam bentuk dan waktu yang


(25)

tepat yang berguna bagi pihak yang bertanggungjawab terhadap operasi unit-unit pemerintah. Lebih lanjut tujuan pertanggungjawaban ini mewajibkan setiap orang atau badan yang mengelolah keuangan negara memberikan pertanggungjawaban atau perhitungan.

b. Manajerial

Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan, penganggran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan penilaian kinerja pemerintah.

c. Pengawasan

Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.

2.1.4 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Definisi Sistem Akuntansi Pemerintahan yang termuat dalam (Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010) adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggaraan, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah. Sementara itu, dalam (Peraturan Menteri dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 pasal 232) sistem akuntansi keuangan daerah didefinisikan sebagai serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan


(26)

data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Bastian (2007: 98) memandang sistem akuntansi pemerintah daerah dari proses atau prosedur baik itu dengan menggunakan metode manual maupun secara terkomputerisasi. Prosedur yang dimaksud dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran pemerintah daerah.

Pedoman umum sistem akuntansi pemerintahan diatur dengan peraturan menteri akuntansi keuangan setelah berkoordinasi dengan menteri dalam negeri. Sistem akuntansi pemerintahan daerah disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian internal sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengendalian internal dan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintahan. Sistem akuntansi pemerintah da erah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), sedangkan sistem akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilakukan oleh PPK-SKPD.

2.1.5 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi sumber daya manusia mencakup kapasitasnya, yaitu kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai


(27)

kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran

(outputs) dan hasil-hasil (outcomes). Untuk menilai kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of responsibility dan kompetensi sumber daya manusia tersebut. Tanggungjawab dapat dilihat dalam deskripsi jabatan, deskripsi jabatan merupakan dasar untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa adanya deskripsi jabatan yang jelas, sumber daya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kompetensi dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas. Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman.

2.1.6 Penyajian Laporan Keuangan

Mardiasmo (2004:37) memaparkan bahwa secara garis besar tujuan umum penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah sebagai berikut :

a. untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan,

b. untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasi.


(28)

Adapun secara khusus, tujuan penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah:

1. memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangkan pendek unit pemerintah,

2. memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya,

3. memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lainnya yang disyaratkan,

4. memberikan informasi perancangan dan penganggaran,

5. memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional.

2.1.7 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 2.1.7.1 Definisi dan Konsep Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu daftar finansial suatu entitas ekonomi yang disusun secara sistematis oleh akuntan pada akhir periode atau catatan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahaan yang telah menjalankan perusahaan selama satu periode (biasanya satu tahun).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:7) “Laporan

keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan”. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba, laporan


(29)

rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan”.

Laporan keuangan pemerintah ditujukan untuk memenuhi tujuan umum pelaporan keuangan, namun tidak untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakaiannya. Disamping penyusunan laporan keuangan bertujuan umum, entitas pelaporan dimungkinkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang disusun untuk kebutuhan khusus. Mardiasmo (2001:160) mengatakan bahwa lembaga pemerintah dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan eksternal yang meliputi laporan keuangan formal seperti laporan surplus defisit, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan neraca serta kinerja yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan non finansial. Pelaporan keuangan dihasilkan dari proses akuntansi keuangan dan merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak eksternal yang menaruh perhatian kepada badan atau organisasi pembuat laporan serta aktivitas-aktivitas.

2.1.7.2Tujuan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan (Peraturan Pemerintahan No. 71 Tahun 2010) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menyatakan bahwa pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan cara sebagai berikut:


(30)

a. menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan,

b. menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran,

c. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai,

d. menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya, e. menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi

entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman,

f. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber dana penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas dan arus kas suatu entitas pelaporan.


(31)

2.1.7.3 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan berdasarkan (Peraturan Pemerintahan No.71 Tahun 2010) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah sebagai berikut.

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, lokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsure dapat dijelaskan sebagai berikut : (a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. (b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. (c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana


(32)

perimbangan dana bagi hasil. (d) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh pemerintah.

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

c. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut : (a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan


(33)

diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. (b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. (c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

d. Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional (LO) terdiri dari Pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut : (a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. (b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih. (c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas pelaporan kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. (d) Pos Luar Biasa adalah


(34)

pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

e. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Penerimaan Kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/Daerah. (b) Pengeluaran Kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Negara/Daerah.

f. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan tahun sebelumnya.

g. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan


(35)

Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan Atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam standar akuntansi pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan Atas Laporan Keuangan mengungkapkan / menyajikan / menyediakan hal-hal sebagai berikut: (a) Mengungkapkan informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi. (b) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro. (c) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan dengan kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target. (d) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya. (e) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar laporan keuangan. (f) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan. (g) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.


(36)

2.1.7.4 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut (Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, diantaranya adalah relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

1. Relevan

Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunanya.Informasi yang relevan adalah yang memiliki manfaat umpan balik, memiliki manfaat prediktif, dan tepat waktu.

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat mengoreksi ekspektasi di masa lalu,


(37)

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini,

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat divertifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal serta memenuhi karakteristik adalah penyajian jujur, dapat divertifikasi, dan netralitas.

a. penyajian jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b. dapat divertifikasi

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak


(38)

yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak jauh berbeda.

c. netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada akuntansi yang sekarang diterapkan, maka perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

4. Dapat dipahami

Informasi yanag disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas


(39)

kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud. 2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama dan

Tahun

Variabel Penelitian Hasil Penelitian Nurillah

(2014)

Variabel Independen: Sumber Daya Manusia (SDM), penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem

pengendalian intern

Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

Berdasarkan hasil penelitian ini Sumber Daya Manusia (SDM), penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan tekhnologi informasi dan sistem pengendalian intern pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Depok berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan Roviyantie

(2011)

Variabel Independen: kompetensi sumber daya manusia

Variabel Dependen: kualitas laporan keuangan

Besarnya pengaruh secara parsial kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan dikarenakan Kompetensi SDM bagian keuangan/akuntansi pada Dinas

– Dinas di Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya baik, dalam artian SDM

keuangan/akuntansi tersebut kompeten, maka Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada Dinas di Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya pun akan

memenuhi karakteristik kualitatif.Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas pelaporan keuangan


(40)

Juwita (2013)

Variabel Independen:

Implementasi standar akuntansi pemerintahan dan sistem informasi akuntansi

Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan

Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi standar akuntansi pemerintah dan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan

Permadi (2013)

Variabel Independen: penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah Variabel Dependen: kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

Sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah yang dihasilkan, hal itu dikarenakan dengan adanya sistem akuntansi keuangan maka akan lebih mempermudah pemakai sistem akuntansi dalam mengolah data keuangan dan bekerja sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang sudah

diterapkan pada sistem akuntansi keuangan tersebut, sehingga laporan keuangan yang dihasilkanpun akan memiliki kualitas yang baik. Berdasarkan hasil penelitian ini yang telah dilakukan pada Dinas Bina Marga di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sistem akuntansi keuangan di Dinas Bina Marga termasuk kedalam kategori baik, oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan di Dinas Bina Marga berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan

Adrianus (2010)

Variabel Independen: sistem akuntansi keuangan daerah Variabel Dependen: kualitas laporan keuangan

Sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah


(41)

Nurillah (2014) meneliti pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM), penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan tekhnologi informasi dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pejabat struktual dan aparat yang melaksanakan fungsi akuntansi/tata usaha keuangan di masing-masing Dinas di SKPD dan memiliki masa kerja minimal satu tahun dalam periode penyusunan laporan keuangan. Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengambil data dan informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam mengambil keputusan. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan merupakan sumber informasi yang bermanfaat dalam menentukan kualitas laporan keuangan.

Roviyantie (2011) meneliti kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan. Adapun metode pengumpulan datanya adalah kuesioner. Dan hasil dari penelitiannya bahwa sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Juwita (2013) meneliti implementasi standar akuntansi pemerintahan dan sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan atau menguraikan secara tuntas dan jelas mengenai karakteristik permasalahan yang dihadapi. Hasil penelitian memberikan bukti empiris bahwa implementasi standar akuntansi pemerintahan yang baik akan meningkatkan kualitas laporan keuangan.


(42)

Permadi (2013) meneliti sistem akuntansi pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden dari 4 bidang dibagian keuangan. Adapun metode pengumpulan datanya adalah kuesioner. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya pengaruh sistem akuntansi pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah pada Dinas Bina Marga yang menjadi subjek dalam penelitian. ini.

Adrianus (2010) meneliti sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten Bandung. Adapun metode pengumpulan datanya adalah kuesioner yang diberikan kepada karyawan atau staff bagian akuntansi di setiap kabupaten Bandung. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten Bandung.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan yang mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari penelitian yang sedang diteliti. Sistem akuntansi pemerintahan dan sumber daya manusia merupakan sumber informasi yang bermanfaat dalam menentukan kualitas laporan keuangan.


(43)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan

sistem akuntansi pada masa pra reformasi dan sistem yang baru adalah sistem akuntansi penatausahaan keuangan daerah yang berlaku pada masa lalu dan saat ini tercermin dalam perhitungan APBD menggunakan sistem pembukuan tunggal yang berbasis kas. Prinsip basis kas adalah mengakui pendapatan pada saat diterimanya kas dan mengakui belanja atau biaya pada saat dikeluarkannya kas. Hal tersebut tentu saja sangat terbatas, karena informasi yang dihasilkan hanya berupa kas yang terdiri dari informasi kas masuk, kas keluar, dan saldo kas. Dengan demikian reformasi akuntansi pemerintahan di Indonesia adalah perubahan single entry menjadi dauble entry. Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan tingginya tuntutan perwujudan good public governance, perubahan tersebut dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan karena pengaplikasian double enrty dapat menghasilkan laporan keuangan yang lengkap dan auditable. Untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan, perlu adanya penerapan sistem akuntansi seperti; pengembangan sistem

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

(Variabel X) Kualitas Laporan

Keuangan (Variabel Y) Kompetensi Sumber Daya


(44)

pembukuan berganda (Double Entry), dimana setiap transaksi dicatat dengan jurnal berpasangan yaitu sisi debit dan sisi kredit, dan penggunaan basis akrual, dimana dengan mengembangkan prinsip dan asumsi bahwa pencatatan transaksi keuangan tidak hanya dilakukan pada saat terjadi penerimaan dan pengeluaran uang. Adanya basis akrual, informasi yang akan diberikan kepada pemakai tidak hanya terbatas pada transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pengeluaran kas, melainkan juga kewajiban yang membutuhkan penyelesaian kas dimasa depan dan informasi lain yang mempresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan.

Untuk menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas dibutuhkan juga Sumber Daya Manusia (SDM) yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan (Roviyantie, 2011). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia yang ada di instansi pemerintahan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan sehingga pemerintah daerah membuat program/ kebijakan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Kegagalan sumber daya manusia Pemerintah Daerah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah (Warisno, 2008). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan dan penerapan sistem akuntansi pemerintahan juga berpengaruh positif terhadap kompetensi sumber daya manusia.


(45)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007:51). Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Sistem akuntansi pemerintahan daerah dan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah di Provinsi Sumatera Utara.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian explanatory. Penelitian explanatory

adalah suatu metode penelitian yang bermaksud untuk mendapatkan kejelasan fenomena yang terjadi secara empiris dan berusaha untuk mendapatkan jawaban hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis. Adapun pengertian

explanatory adalah sebagai suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan kausal antara variabel satu dengan yang lain melalui pengujian hipotesis (Sugiyono, 2011:10). Metode survey sebagai suatu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah dan mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek -praktek yang sedang berlangsung (Nazir, 2003).

Berdasarkan pengertian dengan pendekatan diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian explanatory analisis dengan pendekatan survey adalah suatu prosedur penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyusun, menganalisa dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran keadaan yang terjadi secara nyata untuk kemudian ditarik kesimpulan yang dapat dijadikan dasar untuk memberikan sasaran.


(47)

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel berikut. Definisi operasional adalah menjelaskan karakter dari obyek ke dalam elemen yang dapat diobservasi sehingga suatu konsep dapat diukur di dalam penelitian (Erlina, 2011 : 48). Tujuan dari definisi operasional adalah memberikan kejelasan akan variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitin ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi pemerintahan daerah dan kompetensi sumber daya manusia dan variabel terikatnya adalah kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah. Penelitian ini menggunakan metode angket yaitu menyebarkan pertanyaan (kuesioner), adapun kuesioner mengenai sistem akuntansi pemerintahan terdiri dari 10 item pertanyaan yang penulis adopsi atau secara keseluruhan tidak ada perbedaan kuesioner dari peneliti sebelumnya (Fajar, 2010), kuesioner mengenai kompetensi sumber daya manusia terdiri dari 8 item pertanyaan yang penulis adaptasi atau adanya perbedaan dari kuesioner dari peneliti sebelumnya (Roviyantie, 2011), dan kuesioner kualitas lapora n keuangan yang terdiri dari 8 item pertanyaan yang penulis buat adalah hasil adaptasi atau adanya perbedaan kuesioner dari peneliti sebelumnya (Fajar, 2010).


(48)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan

Daerah

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Pengukuran Nomor Kuesioner Variabel Independen Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (X1) Serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,

pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang disusun dan dihasilkan dari sebuah sistem akuntansi pemerintahan daerah. 1. Prosedur pencatatan transaksi dilakukan berdasarkan standar pencatatan akuntansi pada umumnya 2. Pembuatan laporan keuangan dan dilaporkan secara periodik 3. Kesesuaian sistem akuntansi keuangan yang digunakan sudah memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Skala Likert dengan pilihan 1-5

1 s/d 5

6 s/d 9

10 Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2) Kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau

kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Sistem Akuntansi Instansi (SAI) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Skala Likert dengan pilihan 1-5


(49)

keluaran-keluaran

(outputs) dan hasil-hasil (outcomes).

Variabel Dependen Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y) Ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Laporan keuangan yang disusun sudah memenuhi kriteria dari sebuah laporan keuangan yang kualitatif dengan karakteristik yaitu andal, relevan, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami Skala Likert dengan pilihan 1-5

1 s/d 8

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas ; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan atau staff bagian akuntansi yang berada di Dinas Tenaga Kerja di setiap Kabupaten/Kota dan Provinsi di Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti untuk mengetahui bagaimana pengaruh sistem akuntansi pemerintahan daerah


(50)

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah. Adapun Dinas Tenaga Kerja yang berada di Kabupaten/Kota dan Provinsi yaitu terdiri dari; Disnaker: Kota medan, Kota Binjai, Kota Pematang Siantar, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Labuhan Batu, Serdang Bedagai, Simalungun, dan Asahan. Disnakertrans: Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Toba Samosir, Sibolga, dan Provinsi Sumatera Utara. Dissosnakertrans: Kabupaten Humbang Hasundutan, Karo, dan Pakpak Barat. Disnakersos: Kabupaten Dairi. Diskependuknakertrans: Kabupaten Nias. Diskepend, Ketenagakerjaan, dan Transmigrasi: Kabupaten Nias Selatan. Dissosnaker, Pemuda, dan Olahraga: Kabupaten Samosir. Disnakertrans dan Sos: Kabupaten Tapanuli Selatan. Disnakertrans dan Pmp: Kabupaten Tapanuli Utara. Disnaker, Kop dan Ukm: Kota Padang Sidimpuan. Diskessosnaker dan Kb: Kota Tebing Tinggi. Diskependukcapilnakertrans: Kabupaten Batubara. Adapun dari 34 Kabupaten/Kota dan Provinsi di Sumatera Utara, hanya 27 Kabupaten/Kota dan Provinsi yang memiliki Dinas Tenaga Kerja.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menentukan sampel adalah teknik nonprobability sampling, yang dipilih adalah sampel berdasarkan kemudahan (convenience sampling). Teknik ini adalah teknik pengambilan sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Pengambilan sampel ini harus


(51)

dilakukan sedemikian rupa sehingga sampel yang benar-benar dapat mewakili

(representative) dan dapat menggambarkan populasi sebenarnya. Metode pengambilan sampel ini dipilih untuk memudahkan pelaksanaan riset dengan alasan bahwa jumlah populasi yang diteliti tidak diketahui sehingga terdapat kebebasan untuk memilih sampel yang cepat dan murah.

Berdasarkan populasi diatas, penulis tidak melakukan penelitian kepada semua karyawan yang berada di Dinas Tenaga Kerja di setiap Kabupaten/Kota dan Provinsi. Namun, peneliti hanya mengambil sampel pada karyawan atau staff yang berada di bagian akuntansi saja. Hal ini dikarenakan judul penelitian ini mengacu kepada sistem akuntansi keuangan yang digunakan tentunya oleh bagian akuntansi atau bagian keuangan di Dinas Tenaga Kerja di setiap Kabupaten/Kota dan Provinsi. Adapun jumlah karyawan atau staff bagian akuntansi di setiap Dinas hanya 2 orang. Dan Dinas yang diteliti berjumlah 27 Dinas di Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan responden yang dipilih berjumlah 54 orang pegawai bagian akuntansi di Dinas Tenaga Kerja yang berada di Kabupaten/Kota dan Provinsi di Sumatera Utara.

3.4 Jenis Data dan Sumber Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diteliti dan dikumpulkan sendiri oleh penulis langsung dari tempat objek penelitian di Dinas Tenaga Kerja di setiap Kabupaten/Kota dan Provinsi di Sumatera Utara.


(52)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden yang merupakan karyawan atau staff di bagian akuntansi di Dinas Tenaga Kerja di setiap Kabupaten/Kota dan Provinsi. Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang telah disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden, biasanya disertai alternatif-alternatif jawaban. Kuesioner diberikan secara langsung oleh responden. Responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tersebut, kemudian memintanya untuk mengembalikannya melalui peneliti yang secara langsung.

3.6 Metode Analisi Data

Analisis data adalah cara mengelola data yang terkumpul kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengelolaan data ini digunakan untuk menujukkan masalah yang telah di rumuskan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas.

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrument penelitian. Validitas menunjukkan seberapa baik suatu instrument yang dibuat mengukur konsep tertentu yang ingin diukur. Alat ukur yang absah akan mempunyai validitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila nilai koefisien rhitung > rtabel, begitu pula sebaliknya dan jika rhitung (+) juga dapat


(53)

dinyatakan valid. Uji validitas dilakukan alat ukur berupa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel sistem akuntansi pemerintah daerah dan kompetensi sumber daya manusia terhadap variabel kualitas laporan keuangan daerah.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran tanpa bisa (bebas kesalahan) karena itu menjamin pengkuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Untuk menguji reliabilitas atau keandalan alat ukur atau instrumen dalam penelitian ini digunakan koefisien Alpha Cronbach. Variabel dapat dinyatakan reliable apabila nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. Koefisien keandalan menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data suatu penelitian. Uji reliabilitas dilakukan terhadap alat ukur berupa kuisoner yang digunakan dalam penelitian ini pada variabel sistem akuntansi pemerintah daerah dan kompetensi sumber daya manusia terhadap variabel kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Pengujian meliputi :


(54)

3.6.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modal regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas pada penelitian ini didasarkan pada uji statistik sederhana dengan melihat nilai kurtosis dan skewness untuk semua variabel dependen dan independen.

3.6.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya bebas dari multikolinearitas. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas yaitu (a) Nilai R square (R2) yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual tidak terikat, (b) menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (lebih dari 0,09) maka merupakan indikasi adanya multikolinearitas, (c) melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), suatu model


(55)

regresi yang bebas dari masalah multikolinearitas apabila mempunyai nilai

tolerance kurang dari 0,1 dan niali VIF lebih dari 10. 3.6.3.3Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2006). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak (tanpa pola yang jelas) serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Selain menggunakan grafik scatterplots, uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser. Jika probabilitas

signifikan ≥ 0,05, maka model regresi tidak mengandung

heteroskedastisitas. 3.6.3.4Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Menurut Ghozali (2009:99), autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan


(56)

lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

1. nilai DW lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,

2. nilai DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. nilai DW lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif. 3.6.3.5Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan dengan maksud meramalkan bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen dimanipulasi (Sugiyono, 2006: 210). Analisi ini menggunakan teknik analisis statistik SPSS dengan metode analisis regresi linear berganda. Dalam model ini dinyatakan penerapan sistem akuntansi pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Pengujian terhadap model tersebut dengan mengidentifikasi nilai dan probabilitas b1 adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 e Dimana:

Y = Kualitas laporan keuang

X1 = Sistem akuntansi pemerintahan daerah X2 = Kompetensi sumber daya manusia a = Konstanta


(57)

b = Koefisien regresi c = Standard error

3.7 Pengujian Hipotesis

3.7.1 Uji signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Apabila nilai kualitas pelaporan keuangan

signifikansi ≤ 0,05, maka suatu variabel independen merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

3.7.2 Uji signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali,

2006). Apabila nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05, maka variabel

independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. 3.7.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas sistem akuntansi pemerintah daerah, kompetensi sumber daya manusia terhadap variabel terikat kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap pegawai di Dinas Tenaga Kerja di Provinsi Sumatera Utara. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah pegawai bagian akuntansi/keuangan di Dinas Tenaga Kerja di Provinsi Sumatera Utara. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran

kuesioner penelitian secara langsung kepada responden yang bertugas di Dinas Tenaga Kerja di Provinsi Sumatera Utara. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 54 kuesioner, dan adapun penyebaran serta pengambilan kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 14 Mei 2015 sampai dengan 15 Juni 2015. Peneliti mengambil sampel sebanyak 27 Dinas Tenaga Kerja yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Adapun data penelitian dapat dilihat pada lampiran 5.

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 54 kuesioner dan jumlah yang dikembalikan 35 kuesioner. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 35 kuesioner. Gambaran mengenai data sampel ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Sampel Penelitian

No Keterangan Kuesioner Jumlah Presentase

1 Kuesioner yang disebar 54 100%

2 Kuesioner yang kembali 35 64,8%

3 Kuesioner yang tidak kembali 19 35,1%

4 Kuesioner yang dapat diolah 35 64,8%


(59)

4.1.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai bagian

akuntansi/keuangan di Dinas Tenaga Kerja di Provinsi Sumatera Utara. Berikut ini deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari umur, jenis kelamin dan pendidikan terakhir.

Tabel 4.3

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Presentase

29-39 Tahun 24 68,6%

>39 Tahun 11 31,4%

Total 35 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 diatas berdasarkan umur responden terlihat bahwa umur responden 29-39 tahun berjumlah 24 responden atau sebesar 68,6%, umur responden >39 tahun berjumlah 11 responden atau sebesar 31,4%.

Tabel 4.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 17 48,6%

Wanita 18 51,4%

Total 35 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 17 orang atau 48,6% responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 18 orang atau 51,4% berjenis kelamin wanita.


(60)

Tabel 4.5

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Presentase

D3 2 5,7%

S1 33 94,3%

Total 35 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.5 diatas berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki responden terlihat bahwa responden dengan pendidikan terakhir D3 hanya berjumlah 2 orang atau 5,7%, sedangkan responden dengan pendidikan terakhir S1 berjumlah 33 orang atau 94,3%.

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu sistem akuntansi pemerintahan daerah, kompetensi sumber daya manusia dan kualitas laporan keuangan disajikan sebagai berikut:


(61)

Tabel 4.6

Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Sistem Akuntansi

Pemerintahan

35 3.50 5.00 4.4743 .07222 .42726

Kompetensi Sumber Daya Manusia

35 2.88 5.00 4.4321 .07710 .45611

Kualitas Laporan Keuangan

35 4.50 6.88 5.8571 .11088 .65596

Valid N (listwise) 35

Sumber : Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :

1. Dari 35 responden ini variabel independen sistem akuntansi pemerintahan daerah memiliki nilai minimum sebesar 3,50, nilai maksimum sebesar 5,00, dan mean (nilai rata-rata) sebesar 4,4743 dengan standar error sebesar 0,7222 dan standar deviasi sebesar 0,42726.

2. Pada variabel kompetensi sumber daya manusia memiliki nilai minimum sebesar 2,88, nilai maksimum sebesar 5,00, dan mean (nilai rata-rata) sebesar 4,4321 dengan standar error sebesar 0,7710 dan standar deviasi sebesar 0,45611.

3. Pada variabel kualitas laporan keuangan memiliki nilai minimum sebesar 4,50, nilai maksimum sebesar 6,88, dan mean (nilai rata-rata) sebesar 5,8571 dengan standar error sebesar 0,11088 dan standar deviasi sebesar 0,65596.


(62)

4.3 Analisis Data

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0.03 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid dan sebaliknya. Uji validitas dilakukan pada setiap butir pernyataan, dan hasilnya dapat dilihat melalui hasil rhitung yang

dibandingkan dengan rtabel, dimana rtabel yang diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2 (signifikan 5%, n= jumlah sampel). Adapun nilai rtabel pada tingkat signifikansi 5% dan (df= N-2) sebesar 0,3388. Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel X yaitu sistem akuntansi pemerintahan dan kompetensi sumber daya manusia dengan 35 sampel responden.


(63)

Tabel 4.7

Uji Validitas Variabel X No Butir

Instrumen

Koefisien Korelasi

r kritis Keterangan

1 0,633 0,30 Valid

2 0,608 0,30 Valid

3 0,655 0,30 Valid

4 0,540 0,30 Valid

5 0,627 0,30 Valid

6 0,669 0,30 Valid

7 0,435 0,30 Valid

8 0,448 0,30 Valid

9 0,418 0,30 Valid

10 0,462 0,30 Valid

11 0,458 0,30 Valid

12 0,467 0,30 Valid

13 0,488 0,30 Valid

14 0,633 0,30 Valid

15 0,608 0,30 Valid

16 0,565 0,30 Valid

17 0,675 0,30 Valid

18 0,460 0,30 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil perhitungan korelasi item total untuk variabel X, diketahui bahwa suatu item pernyataan nilqi koefisien validitasnya lebih besar dari titik kritis sebesar 0,30, dan nilai rhitung > rtabel, sehingga semua item pernyataan untuk variabel X dapat dikatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian. Adapun tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kualitas laporan keuangan.


(1)

Hasil Uji Kolmogrov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

Unstandardized Residual

N 35 35

Normal Parametersa, b

Mean .0000000 .0000000

Std. Deviation .50742606 .50742606

Most Extreme Differences

Absolute .100 .100

Positive .054 .054

Negative -.100 -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .591 .591

Asymp. Sig. (2-tailed) .876 .876

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

REGRESSION

/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)


(2)

95

Lampiran 14

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Sistem Akuntansi Pemerintahan .456 2.195

Kompetensi Sumber Daya Manusia .456 2.195

a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan


(3)

(4)

97

Lampiran 16

Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1.526 .980 1.557 .129

Sistem Akuntansi Pemerintahan

.251 .311 .163 .806 .426

Kompetensi Sumber Daya Manusia

.724 .291 .504 2.486 .018

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 5.875 2 2.938 10.738 .000b

Residual 8.754 32 .274

Total 14.629 34

a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan

b. Predictors: (Constant), Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Akuntansi Pemerintahan


(5)

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .634a .402 .364 .52304

a. Predictors: (Constant), Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Akuntansi Pemerintahan


(6)

99

Lampiran 18

Hasil Uji Regresi Berganda

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .634a .402 .364 .52304 .741

a. Predictors: (Constant), Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Akuntansi Pemerintahan b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 1.526 .980

Sistem Akuntansi Pemerintahan

.251 .311 .163

Kompetensi Sumber Daya Manusia

.724 .291 .504

Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Provinsi Lampung.

3 60 82

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan

0 8 129

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 16

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 18

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, DAN GOOD GOVERNANCE Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Good Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasu

0 6 15

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, DAN GOOD GOVERNANCE Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Good Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasu

0 4 18

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN SISTEM Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerinta

0 6 13

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

0 0 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem - Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

0 0 25

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara

0 0 13