signifikan adalah HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C. Virus Hepatitis B diketahui menimbulkan risiko terbesar bagi petugas kesehatan McCulloch,
2000. Untuk menghindari perlukaan atau kecelakaan kerja maka semua benda
tajam harus digunakan sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas pakai tidak boleh digunakan lagi. Sterilisasi jarum suntik dan alat kesehatan yang lain
yang menembus kulit atau mukosa harus dapat dijamin. Kebanyakan kecelakaan kerja akibat melakukan penyarungan jarum suntik setelah
penggunaannya.
2.1.3 Pengendalian Infeksi Nosokomial
Pengendalian infeksi nosokomial adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, serta pembinaan dalam upaya
menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah Sakit Depkes, 2004. Center for Disease Control and Prevention 2007 menjelaskan bahwa
salah stau pengendalian infeksi nosokomial adalah melakukan kebersihan tangan. Intervensi lainnya seperti pemasangan dan perawatan yang btepat dari
peralatan invansif, penggunaan alat steril dan aseptic pada waktu pergantian balutan, kebersihan kulit, dekontaminasi dan sterilisasi dan surveilans yang
berkelanjutan terhadap infeksi nosokomial.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial
Secara umum faktor-faktor yang dapat menyebabkan infeksi nosokomila terdiri dari dua faktor yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor
endogen meliputi umur, jenis kelamin, riwayat penyakit, daya tahan tubuh, dan kondisi-kondisi tertentu. Sedangkan faktor eksogen meliputi lama
penderita dirawat, kelompok yang merawat, alat medis serta lingkungan. Faktor yang berhubungan dengan infeksi nosokomial adalah tindakan
invansif, ruangan terlalu peuh dan kurang staf, penyalahgunaan antiobiotik, prosedur sterilisasi yang tidak tepat, dan ketidaktaatan
peraturan pengendalian infeksi khususnya melakukan kebersihan tangan Weston, 2008. Melakukan kebersihan tangan merupakan salah satu cara
pengontrolan infeksi yang sangat mudah dilakukan. Manfaat ini juga penting dalam mengurangi penyebaran mikororganisme. Mikroorganisme
ini dapat dihilangkan dari permukaan dengan gesekan mekanis dan pencucian tangan dengan teknik yang benar Potter dan Perry, 1999.
2. Kondisi-kondisi yang Mempermudah Terjadinya Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial mudah terjadi karena adanya beberapa keadaan tertentu, yaitu sebagai berikut Potter dan Perry, 1999 :
1. Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya orang sakit atau pasien
sehingga jumlah dan jenis kuman penyakit yang ada lebih banyak. 2.
Rumah sakit seringkali melakukan tindakan invansif mulai dari sederhana misalnya suntikan sampai tindakan yang lebih besar seperti
operasi. Dalam melakukan tindakan seringkali petugas kurang memperhatikan tindakan aseptik dan antiseptik.
3. Mikroorganisme yang cenderung lebih resisten terhadap antibiotic,
akibat penggunaan berbagai macam antibiotik yang tidak rasional. 4.
Adanya kontak langsung antara pasien atau petugas dengan pasien yang dapat menularkan kuman pathogen.
5. Pengunaan alat-alat kedokteran yang terkontaminasi dengan kuman.
6. Dari petugas, terkadang petugas kurang memahami cara-cara
penularan, kurang memperhatikan kebersihan perorangan, tidak menguasai cara
mengerjakan tindakan, tidak memperhatikan atau melaksanakan aseptik dan antiseptik,dan tidak mematuhi SOP yang ada.
2.2. Prosedur Penatalaksanaan Jarum Suntik