Latar Belakang TINGKAT KEPATUHAN TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA TINDAKAN PENATALAKSANAAN JARUM SUNTIK INJEKSI DI RUANG TRIASE INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2016.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan suatu organisasi melalui tenaga medis professional yang teroganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Dalam penyelenggaraan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan, serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda tajam sebagai sarana pendukung. Permasalahan yang muncul dan dihadapi di kemudian adalah munculnya kejadian luka tusuk pada tenaga medis yang melakukan kegiatan rumah sakit tersebut Harrington, 2003. Sistem Kesehatan Nasional SKN menyebutkan bahwa upaya kesehatan di rumah sakit bersifat menyeluruh, terpadu, bermutu, merata, terjangkau, dan dapat diterima oleh masyarakat luas. Masyarakat berhak mendapatkan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan juga perlindungan yang layak. Oleh karena itu, rumah sakit dalam memberikan pelayanan wajib memenuhi standar profesi dan juga memperhatikan hak pasien Depkes RI, 2004. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan, diperlukan suatu perangkat intruksi atau langkah-langkah kegiatan tersebut, intruksi tersebut adalah Standar Operasional Prosedur SOP. Tujuan umum standar operasional prosedur adalah untuk mengarahkan kegiatan asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif sehingga konsisten dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku Depkes RI, 2006. Kualitas pelayanan dan peningkatan pembiayaan pelayanan kesehatan dihubungkan oleh kejadian infeksi. Kejadian penyakit infeksi di rumah sakit dianggap sebagai masalah yang serius karena mengancam kesehatan dan keselamatan pasien dan petugas kesehatan secara global. Kejadian yang paling umum terjadi di pelayanan kesehatan adalah tertusuk jarum suntik yang dipakai pada pasien menusuk kulit seorang petugas kesehatan. Yayasan Spiritia, 2009. Setiap pasien berpotensi menularkan virus Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV melalui darah. Selama ini banyak ditemui kasus di rumah sakit bahwa pekerja medis kerap mengalami kejadian tertusuk jarum suntik bekas pakai. Kejadian ini dapat terjadi misalnya, ketika pekerja medis menyuntik pasien, dan pasien tiba-tiba bergerak secara spontan saat ujung jarum menusuk kulitnya. Selain itu yang juga rawan adalah saat petugas medis melakukan tindakan recapping penyarungan kembali jarum suntik bekas pakai. Petugas kesehatan beresiko terpajan penularan penyakit infeksi blood borne seperti HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, yang berasal dari sumber infeksi seperti benda terkontaminasi, jarum suntik bekas pakai Weston, 2008. Di Amerika Serikat, lebih dari 8 juta petugas kesehatan di Rumah Sakit terpajan darah atau cairan tubuh lainnya, diantaranya melalui jenis kontak seperti luka dengan instrumen tajam yang terkontaminasi seperti jarum suntik dan pisau bedah 82, kontak dengan selaput lendir mata, hidung atau mulut 14, terpajan dengan kulit yang terkelupas atau rusak 3, dan gigitan manusia 1, dan 800.000 kejadian luka dengan instrumen tajam yang terkontaminasi tersebut terjadi setiap tahun di antara semua petugas kesehatan Centers for Disease Control and Prevention , 2007. Di Indonesia, data penelitian pada 114 petugas kesehatan di 10 puskesmas DKI Jakarta menunjukkan sekitar 84 di antaranya pernah tertusuk jarum bekas. Ditemukan prevalensi HBsAg positif sebesar 12,5 pada kelompok dokter gigi dan 13,3 pada petugas laboratorium, padahal prevalensi pada petugas kesehatan umumnya sekitar 4 Hudoyo, 2004 dalam Basuki dan Hadi, 2007. Di Bali, khususnya di Kota Denpasar, berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Januari 2016, selama tahun 2015 terdapat 70 insiden tertusuk jarum. Sementara target yang ditetapkan oleh pihak RSUP Sanglah untuk indikator insiden tertusuk jarum adalah 0 0 insiden. Grafik 1. Jumlah Insiden Tertusuk Jarum di RSUP Sanglah Denpasar Sumber : Tim PPI RSUP Sanglah Denpasar Insiden tertusuk jarum di RSUP Sanglah menyebar di seluruh area klinis rumah sakit, dan paling banyak ditemukan di ruang Triase IGD, karena merupakan salah satu unit di RSUP sanglah yang dikunjungi banyak pasien yang Jan Peb Mar April Mei Juni Juli Agst Okt Nop Des Insiden 3 6 5 5 7 6 3 6 7 6 10 Target 2 4 6 8 10 12 Ju m la h I n s id e n Insiden Tertusuk Jarum Januari-Desember 2015 membutuhkan tindakanpenanganan yang cepat, dan juga kegiatan menggunakan jarum suntik di ruang Triase IGD ini banyak dilakukan. RSUP Sanglah Denpasar adalah rumah sakit pendidikan tipe A yang sudah terakreditasi Internasional. Untuk melindungi dan mencegah penularan infeksi dari kejadian tertusuk jarum bagi petugas kesehatan dan pasien, RSUP Sanglah telah membuat Standar Operasional Prosedur terutama prosedur penatalaksanaan jarum suntik injeksi yang harus dipatuhi oleh petugas kesehatan di RSUP Sanglah dalam melakukan kegiatan klinisnya. Namun, Tim PPI RSUP Sanglah Denpasar mengatakan bahwa penerapan SOP penatalaksanaan jarum suntik pasca injeksi yang dilakukan petugas kesehatan belum dilaksanakan dengan optimal. Hal ini didasarkan pada masih banyaknya insiden tertusuk jarum yang dialami petugas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut bagaimana kepatuhan SOP pada tindakan penatalaksanaan jarum suntik injeksi yang dikaitkan dengan kejadian tertusuk jarum di RSUP Sanglah Denpasar.

1.2. Rumusan Masalah