profesional yang membutuhkan auditor untuk mengevaluasi kemungkinan kecurangan material. Selain itu juga dapat diartikan sebagai pilihan untuk memenuhi
tugas audit profesionalnya untuk mencegah dan mengurangi konsekuensi bahaya dan prilaku orang lain Kautsarrahmelia 2013.
Seorang auditor yang skeptis, tidak akan menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti, dan
konfirmasi mengenai objek yang dipermasalahkan Rusyanti, 2010. Tanpa menerapkan skeptisme profesional, hanya salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan
saja yang akan ditemukan oleh auditor dan akan sulit untuk menemukan salah saji yang yang disebabkan oleh kecurangan, karena kecurangan biasanya akan
disembunyikan oleh pelakunya.
2.1.7 Kualitas Audit
De Angelo 1991 dalam Adeniyi dan Mieseigha 2013 mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan jujur
melaporkan kesalahan material, kekeliruan dan kelalaian yang terdeteksi dalam sistem akuntansi klien.
Rusyanti 2010 mendefenisikan kualitas audit adalah probabilitas seorang auditor atau akuntan pemeriksa menemukan penyelewangan
dalam sistem akuntansi suatu unit atau lembaga, kemudian melaporkannya dalam laporan audit. Seorang auditor dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas pekerjaan
yang tinggi, karena auditor mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pihak- pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan termasuk
masyarakat. Tidak hanya bergantung pada klien saja. Kualitas auditor merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh para auditor dalam proses pengauditan.
Hasil penelitian Deis dan Giroux 1992 menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih
besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Penelitian ini dilakukan atas empat hal yang dianggap mempunyai hubungan kualitas audit yaitu 1 lama waktu auditor
telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan, semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas yang dihasilkan
akan semakin rendah, 2 jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan
berusaha menjaga reputasinya, 3 kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor
agar tidak mengikuti standar, dan 4 review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview
oleh pihak ketiga.
2.2 Hipotesis Penelitian 2.2.1 Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Skeptisisme Profesional Auditor