tugasnya. Pernyataan di atas didukung pula dengan hasil penelitian dari Pramudita 2012, Paulus 2013 serta Winantyadi dan Waluyo 2014 yang menunjukkan
adanya pengaruh positif antara pengalaman terhadap skeptisisme profesional auditor. Semakin lama pengalaman seorang auditor maka akan semakin tinggi skeptisisme
profesional auditor. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan sebagai berikut.
H
1
: Pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap skeptisisme profesional auditor.
2.2.2 Pengaruh Pengalaman Auditor pada Kualitas Audit
Seorang auditor akan lebih mudah untuk mendeksi kesalahan maupun kecurangan yang terkandung dalam laporan keuangan kliennya apabila auditor
tersebut memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang audit, dengan pengalaman yang dimilikinya maka auditor akan mampu untuk menghasilkan kualitas audit yang
baik jika dibandingkan dengan auditor yang tidak memiliki pengalaman dalam bidang audit. Menurut hasil penelitian Ramdanialsyah 2011 menunjukkan bahwa
pengalaman auditor mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal tersebut didukung pula dengan hasil penelitian Ika 2011, Nurmalita 2011 dan
Agustin 2013 yang menunjukkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Maka dari penjelasan diatas dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut. H
2
: Pengalaman auditor berpengaruh positif pada kualitas audit.
2.2.3 Pengaruh Keahlian Auditor terhadap Skeptisisme Prifesional Auditor
Keahlian yang dimiliki oleh auditor dapat membuat skeptisme yang dimiliki oleh auditor menjadi meningkat. Hal tersebut dikarenakan dengan keahlian yang
dimilikinya, seorang auditor dapat menggunakan pengetahuan, keterampilan serta kompetensi yang dimilikinya untuk mendeteksi salah saji maupun kecurangan yang
terkandung dalam laporan keuangan klien sehingga auditor tersebut akan cenderung untuk bersikap hati-hati atau selalu memertanyakan laporan keuangan kliennya.
Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Winantyadi dan Waluyo, 2014, Oktania dan Suryono 2013 dan Paulus 2013 yang
menyatakan bahwa keahlian auditor memiliki hubungan yang signifikan terhadap skeptisisme profesional
auditor. H
3
: Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap skeptisisme profesional auditor. 2.2.4 Pengaruh Keahlian Auditor pada Kualitas Audit
Keahlian yang diperlukan dalam proses audit tidak hanya berupa penguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing, namun penguasaan terhadap objek audit juga
harus dimiliki oleh serang auditor. Auditor juga dituntut untuk menguasai disiplin ilmu lain yang mendukung pekerjaannya dan mempunyai keterampilan dalam
berhubungan dengan orang lain dan berkomunikasi secara efektif Sari, 2014. Ashari 2011 dan Riharna 2013 mengatakan auditor yang memiliki keahlian akan
menghasilkan audit yang berkualitas dibandingkan dengan auditor yang tidak meiliki keahlian, karena dengan keahlian yang dimilikinya seorang auditor dapat
menyelesaikan tugasnya secara profesional, sehingga akan menghasilkan audit yang
berkualitas tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut.
H
4
: Keahlian auditor berpengaruh positif pada kualitas audit.
2.2.5 Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor pada Kualitas Audit