yang berkepentingan yang dinilai dari probabilitas bahwa auditor akan menemukan pelanggaran atau kesalahan dalam sistem pelaporan dan pada probabilitas bahwa
auditor akan melaporkan pelanggaran ditemukan atau kesalahan Al-Khaddash, et al., 2013
Menurut Arrens and Loebbecke 2005 dalam Ashari 2011 mendefinisikan pengertian auditing adalah suatu kegiatan pengumpulan dan penilaian bukti
– bukti yang menjadi pendukung informasi kuantitatif suatu entitas untuk menentukan dan
melaporkan sejauh mana kesesuaian antara informasi kuantitatif tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh institusi atau orang yang
kompeten dan independen. Auditing merupakan suatu prosesi bagi auditor yang sangat dibutuhkan spesialisasi tertentu dalam menentukan derajat kualitasnya. Profesi
akuntan publik mempunyai kedudukan berbeda dibandingkan profesi lain. Seorang akuntan publik dalam melaksanakan tugasnya dituntut mempunyai derajat keahlian
yang memadai Prastamawati, 2009.
2.1.3 Standar Audit
Standar audit mengharuskan auditor untuk menggunakan pertimbangan profesional dan memelihara skeptisisme profesional dalam merencanakan dan
melaksanakan audit atas laporan keuangan. Standar audit terbagi atas 4 bagian yaitu prinsip-prinsip umum dan tanggung jawab, penilaian risiko dan respons terhadap
risiko yang telah dinilai, atas entitas dan lingkungannya, bukti audit, penggunaan pekerjaan lain, kesimpulan audit dan pelaporan, dan area-area khusus yang
kesemuanya terdiri atas 35 butir pernyataan standar audit.
Pada penelitian ini lebih mengacu pada Standar Audit SA 200 mengenai Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Suatu Audit Berdasarkan
Standar Audit. Terdapat Pasal A18 hingga A22 dalam SA 200 yang mengatur sikap skeptisisme profesional yang harus dimiliki oleh seorang auditor.
2.1.4 Pengalaman Auditor
Herman 2009 dalam Ramdanialsyah 2010 menyatakan bahwa pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa
yang dialami dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman berdasarkan lama bekerja merupakan pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan suatu waktutahun.
Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor dapat dikatakan sebagai auditor yang berpengalaman Ramdanialsyah, 2010. Karena semakin lama bekerja
sebagai auditor, maka akan dapat menambah dan memperluas pengetahuan auditor dibidang akuntansi dan auditing.
Pengalaman merupakan cara pembelajaran yang baik bagi auditor untuk menjadikan auditor kaya akan teknik audit. Semakin tinggi pengalaman auditor, maka
semakin mampu dan mahir auditor mengusai tugasnya sendiri maupun aktivitas yang diauditnya Yulian, 2012. Pengalaman juga membentuk auditor mampu menghadapi
dan menyelesaikan hambatan maupun persoalan dalam pelaksanaan tugasnya, serta mampu mengendalikan kecenderungan emosional terhadap pihak yang diperiksa.
Choo dan Trotman 1991 memberikan bukti empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum dibandingkan auditor yang
kurang berpengalaman, tetapi antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak berbeda dalam menemukan item-item yang umum.
Penelitiaan serupa dilakukan oleh Tubbs 1992, menunjukkan bahwa subyek yang mempunyai pengalaman audit lebih banyak, maka akan menemukan kesalahan
yang lebih banyak dan item-item kesalahannya lebih besar dibandingkaan auditor yang pengalaman auditya lebih sedikit. Ananing 2006 dalam Ramdanialsyah 2010
mengatakan bahwa seorang yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal seperti mendeteksi kesalahan, memahami
kesalahan, dan mencari penyebab munculnya kesalahan. Seseorang yang berpengalaman memiliki cara berpikir yang lebih terperinci, lengkap, dan
sophisticated dibandingkan dengan seseorang yang belum berpengalaman. Pengalaman dalam praktik audit juga harus mensyaratkan asisten junior, yang
baru masuk ke dalam karier auditing juga harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapat supervisi yang memadai dan review atas
pekerjaannya oleh atasan yang lebih berpengalaman IAI, 2015. Akuntan publik harus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam profesinya serta mempelajari,
memahami dan menerapkan ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi Prastamawati, 2009. Oleh karena
itu pengalaman auditor telah dipandang sebagai suatu faktor yang penting.
2.1.5 Keahlian Auditor