2.9 Sistem Informasi Eksekutif Berbasis Komputer
Sistem informasi eksekutif executive information system, atau EIS, merupakan suatu sistem yang menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai
kinerja keseluruhan perusahaan. Informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam berbagai tingkat rincian.
Para eksekutif membangun EIS atas dasar konsep-konsep manajemen. Ada 3 konsep yang perlu dibahas, yaitu: faktor-faktor penentu keberhasilan
critical success factors , management by exception, dan model mental.
2.9.1 Penerapan EIS
a. Perangkat lunak produktivitas perorangan siap pakai :
1 Perangkat lunak umum yg dapat digunakan oleh setiap orang untuk
mengembangkan aplikasi mereka sendiri 2
Contoh: DBMS, paket spreadsheet, paket grafik, dll Gambar 2.5 Model EIS
b. Perangkat lunak EIS siap pakai
1 Dirancang khusus memenuhi kebutuhan informasi eksekutif,
menyediakan pemampatan informasi dan drill-down 2
Tiga keuntungan : a
Memungkinkan perusahaan segera menjalankan system b
Tidak banyak membebani staf jasa informasi c
Khusus dimaksudkan bagi eksekutif dan menawarkan kesempatan yg baik untuk digunakan
c. Perangkat lunak EIS pesanan
2.9.2 Faktor Penentu Keberhasilan EIS
Adapun faktor-faktor sebagai penentu keberhasilan dalam sistem informasi eksekutif adalah sebagai berikut :
a. Sponsor eksekutif yang mengerti dan berkomitmen
b. Sponsor operasi : bekerja sama dengan eksekutif pemakai dan spesialis
informasi untuk memastikan bahwa penerapan EIS terlaksana c.
Staf jasa informasi yang sesuai mengerti teknologi informasi dan mengerti cara eksekutif menggunakan system
d. Manajemen data mengetahui seberapa mutakhir data yang ada, mampu
mengikuti analisis data e.
Kaitan yang jelas dengan tujuan bisnis memecahkan masalah-masalah spesifik
f.
Manajemen atasi penolakan organisasi
g.
Manajemen atasi penyebaran dan evolusi sistem
2.10 Metode FIFO First In First Out
Dalam penerapan metode FIFO Fifo In First Out untuk menentukan harga pokok digunakan asumsi atas arus biaya dimana urutan biaya terjadi adalah
yang pertama masuk atau diperoleh, yang pertama keluar atau dijual. Dengan demikian persediaan yang tinggal, dianggap akan nilai dengan menggunakan
biaya atau harga pokok cost yang paling baru. Untuk mengilustrasikan metode FIFO Fifo In First Out dalam suatu
sistem pencatatan persediaan perpetual, digunakan buku tambahan persediaan inventory subsidiary ledger untuk setiap jenis barang, yang disebut juga dengan
kartu-kartu persediaan. Setiap pembelian dan penjualan barang dagang harus dicatat dalam kartu persediaan selain dalam buku harian pembelian dan buku
harian penjualan. Sebagai contoh kartu persediaan dalam menerapkan metode FIFO Fifo In First Out dan juga digunakan untuk metode LIFO Last In First
Out dan Rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut :
Barang Dagang B Kuantitas
Harga pokokunit 1 januari 2004
Persediaan 20
Rp. 4000 5 januari 2004
Persediaan 14
8 januari 2004 Persediaan
16 Rp. 4200
20 januari 2004 Persediaan
8 Tabel 2.4 Contoh Kartu Persediaan Harian
28 januari 2004 Persediaan
4 31 januari 2004
Persediaan 20
Rp. 4400
Anggaplah bahwa menurut perhitungan fisik yang dilakukan pada tanggal 31 desember 2003, jumlah persediaan adalah 150 unit. Dengan menggunakan
metode FIFO, berarti persediaan akhir akan dimiliki dengan harga pokok dari pembelian yang paling akhir atau paling baru. Ini sesuai dengan anggapan arus
biaya dalam metode FIFO bahwa biaya yang akan dibebankan ke laporan laba rugi adalah biaya-biaya yang paling dahulu dikeluarkan. Persediaan barang
dagang pada tanggal 31 desember 2003 menurut metode FIFO dapat ditentukan sebagai berikut:
Tabel 2.5 Contoh Kartu Persediaan Barang B-Metode FIFO
Tanggal Perolehan
Kuantitas Harga PokokUnit JumlahPersediaan
12 November 2003 50
Rp 6.000 Rp 300.000
29 Marret
100 Rp
5.500 Rp
550.000 150
Rp 850.000
Beban pokok penjualan cost of merchandise sold pada 31 Desember dapat ditentukan sebagai berikut:
Persediaan barang dagang, 1 Januari Rp 450.000
Pembelian selama
tahun 2003
Rp 2.150.000
Barang dagang tersedia untuk dijual Rp 2.600.000
Persedian barang dagang 31 Desember 2003 Rp 850.000
Beban pokok
Penjualan Rp
1.750.0000
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini menganalisis data dari mana data diperoleh dan kemudian dianalisa sehingga dapat membuat suatu sistem. Selanjutnya akan dibuat
rancangan sistem dan desain interface.
3.1 Pengumpulan Data
Pada Sistem Informasi Akuntasi Ekskutif Metode FIFO First In First Out
pengumpulan data dilakukan dengan metode: a.
Metode Interview Yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan suatu tanya jawab untuk
memperoleh data yang tidak mungkin didapat dengan cara lain. b.
Literatur Yaitu mempelajari buku-buku referensi di perpustakaan yang berkaitan
dengan permasalahan. c.
Telaah Dokumen Yaitu mempelajari dokumen, artikel dan catatan yang masih berkaitan dengan
bidang permasalahan.
3.2 Analisa Sistem
Dengan pesatnya perkembangan teknologi khususnya di bidang teknologi informasi dan komputer serta dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka
sebuah organisasi atau perusahan CV.Bagus Jaya sangat membutuhkan informasi yang cepat dan akurat dalam penyajiannya yang diperlukan untuk membantu
pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil dapat cepat dan tepat. 26
Perlu adanya sistem yang membantu dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Untuk itu dibuat sistem informasi akuntansi eksekutif di CV. Bagus Jaya ini.
Aplikasi sistem informasi akuntansi eksekutif ini dikembangkan dengan menggunakan metode FIFO First In First Out. Dimana didalam metode ini
harga pokok unit barang yang akan dijual selalu dihitung setiap pembelian dilakukan. Harga pokok unit barang ini akan dipakai sampai pembelian
berikutnya.
3.3 Perancangan Sistem
Setelah menganalisa permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka tahapan selanjutnya adalah melakukan perancangan sistem, dimana pada tahap
perancangan sistem ini meliputi. Flowchart, Data Flow Diagram DFD, Entity Relationship diagram ERD dan System Flowchart .
Didalam Sistem Informasi Akuntansi Eksekutif ini ada beberapa proses yang dilakukan didalam aplikasi berbasis desktop dan beberapa aplikasi didalam
aplikasi berbasis website. Dimana proses-proses yang berada didalam aplikasi berbasis desktop yaitu proses-proses yang dilakukan oleh admin dan kasir.
Proses yang dilakukan oleh admin didalam aplikasi berbasis desktop yaitu proses yang meliputi maintenance data master, membuat jurnal, buku besar,
neraca dan laba rugi. Sedangkan untuk proses yang dilakukan oleh kasir didalam aplikasi berbasis desktop yaitu proses transaksi penjualan dan proses transaksi
pembelian