mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tindakan korektif, bila diperlukan, untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana Goerge
R. Terry, 1993:60. Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki Lubis, 1985:154.
Pengawasan adalah suatu sistematik untuk menetapkan standart pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi
umpan balik, membandingkan kegiatan nyata, dengan standart, yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan T. Hani Handoko, 1995: 360-361.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan serta hasil yang dikehendaki.
2. Pengawasan Ketenagakerjaan
Menjamin terlaksananya Peraturan Ketenagakerjaan, maka perlu adanya suatu sistem pengawasan guna mengawasi pelaksanaan perundang-undangan
ketenagakerjaan. Tugas tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam
hal ini adalah Departemen Tenaga Kerja yang saat ini di ubah menjadi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk melaksanakannya.
Untuk menjamin pelaksanaan pengaturan ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan peraturan pelaksanaannya, maka diadakan suatu pengawasan ketenagakerjaan adalah untuk menjamin terlaksanya Undang-
Undang Ketenagakerjaan maupun peraturan pelaksanaannya, dalam bentuk peraturan pemerintah, peraturan menteri dan sebagainya Darwan Prinst,
2000:143 Pengawasan ketenagakerjaan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
3 Tahun 1951 dimaksudkan agar perusahaan yang merupakan alat perekonomian tersebut dapat berjalan dengan lancar, berkembang menjadi
perusahaan yang kuat dan tidak mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Mengenai masalah pengawasan ketenagakerjaan ini pemerintah telah mengaturnya dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1948 jo Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pengawasan Perburuhan sekarang pengawasan ketenagakerjaan diadakan guna :
1. Mengawasi berlakunya undang-undang dan peraturan-peraturan
perburuhan pada khususnya. 2.
Mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal-soal hubungan kerja dan keadaan perburuhan dalam arti tang seluas-luasnya guna
membuat undang-undang perburuhan lainnya. 3.
Menjalankan pekerjaan lainnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Pengawasan perburuhanketenagakerjaan dilakukan dengan melakukan kunjungan ke perusahaan untuk mengamati, mengawasi pelaksanaan hak-hak
normative pekerja belum dipenuhi oleh pengusaha, maka pegawai pengawas dapat melakukan teguran agar hak-hak pekerjaburuh diberikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada, jika tidak diindahkan pegawai pengawas yang merupakan penyidik pegawai negeri sipil di bidang
perburuhanketenagakerjaan dapat menyidik pengusaha tersebut untuk selanjutnya dibuatkan berita acara pemeriksaan untuk diproses lebih lanjut ke
pengadilan. Ada dua macam pengawasan ketenagakerjaan, yaitu :
1. Pengawasan Preventif Pengawasan preventif adalah pengawasan ketenagakerjaan yang
bersifat pencegahan sebelum terjadiya pelanggaran. Dengan diketahui bahwa bagi setiap pelanggar akan dikenakan sanksi pidana denda dan
atau kurungan dan atau penjara, maka yang bersangkutan sedapat mungkin untuk tidak melakukan pelanggaran. Pengawasan preventif ini
diwujudkan dalam bentuk pembinaan pada seluruh perusahaan yang memperkerjakan pekerja perempuan pada malam hari. Pembinaan ini
merupakan langkah atau tindakan hukum positive yaitu dengan
diadakannya pembinaan ini, maka perusahaan yang bersangkutan yang melakukan pelanggaran dapat segera melaksanakan ketentuan peraturan
ketenagakerjaan sesuai dengan apa yang dianjurkan. 2. Pengawasan Represif
Pengawasan represif adalah pengawasan yang bersifat penindakan bagi mereka yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran dan
kemungkinan telah menimbulkan kerugian pada pihak lain dengan menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
C. Pengaturan Pekerja Perempuan 1.