70
Penggunaan bahasa dialek Jawa Timur pada kutipan di atas menambah nilai estetis pada cerbung CTP.
4.2 Kategori Gramatikal
Katagori gramatikal yang dimaksud menyaran pada pensertian struktur kalimat.Katagori gramatikal meliputi klasifikasi kalimat, jenis frase, dan
jenis klausa.
4.2.1 Klasifikasi Kalimat
Kalimat dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan, antara lain jumlah klausa, struktur klausa, kategori predikat, amanat wacana, dan perwujudan
kalimatnya.
4.2.1.1 Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa
Berdasarkan jumlah klausanya kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi
kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Dalam bahasa Jawa kalimat tunggal disebut ukara lamba, sedangka kalimat majemuk
disebut ukara camboran. Arum Satuhu wis uwet ing pawon CTP, KGKKL01hlm. 19.
’Arum Satuhu sudah sibuk di dapur.’ Kalimat di atas adalah kalimat tunggal. Arum Satuhu sebagai subjek,
wis uwet sebagai predikat, dan ing pawon sebagai keterangan tempat.
71
Luhur mangan roti dan ngombe susu sing diladekake ibune CTP, KGKKL02hlm. 19.
’Luhur makan roti dan minum susu yang disajikan ibunya.’ Kalimat di atas adalah kalimat majemuk setara. Hubungan kedua
klausa pada kalimat diatas adalah hubungan penambahan. Trengginas gedheg CTP, KGKKL02hlm. 20
’Trengginas menggeleng.’ Kalimat di atas adalah kalimat tunggal yang hanya terdiri dari subjek
dan predikat. Trengginas sebagai subjek, dan gedheg sebagai predikat. Prawan ayu Abrit Mayamaya mlebu menyang mobile Honda Stream
putih CTP, KGKKL03hlm. 19. ’Perawan ayu Abrit Mayamaya masuk ke mobilnya Honda Stream
putih.’ Kalimat di atas termasuk kalimat tunggal karena terdiri dari satu
klausa bebas. Prawan ayu Abrit Mayamaya sebagai subjek, mlebu sebagai predikat, dan menyang mobile Honda Stream putih sebagai keterangan
tempat. Abrit terus cak-cek ngrangkul lan ngarasi ibune, terus genten bapake
CTP, KGKKL05hlm. 19. ’Abrit terus lekas merangkul dan menciumi ibunya, terus gantian
bapaknya.’
72
Kalimat di atas adalah kalimat majemuk setara yang mempunyai hubungan penambahan.
Urip neng negara kene kuwi kepenak tenan, yen saben warga negarane asesanti lirih nagariku CTP, KGKKL05hlm. 40.
’Hidup di negara ini itu enak sekali, jika setiap warga negaranya bersemboyan lirih negaraku.’
Kalimat diatas adalah kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai
hubungan kejadian-syarat. Klausa utama urip neng negara kene kuwi kepenak tenan mempunyai makna kejadian, sedangkan klausa pendukung
yen saben warga negarane asesanti lirih nagariku mempunyai makna syarat. Nalika kru shooting bubaran ngaso, Luhur isih njenggruk ana ing
pucuk undhukan lemah ngeker terus tingkahe Abrit CTP, KGKKL12hlm. 19.
’Ketika kru shooting selesai istirahat, Luhur masih duduk di atas gundukan tanah mengeker terus perilaku Abrit.’
Kalimat di atas adalah kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai
hubungan makna waktu-kejadian. Klausa pendukung nalika kru shooting bubaran ngaso memepunyai hubungan makna waktu, sedangkan klausa
utama Luhur isih njenggruk ana ing pucuk undhukan lemah ngeker terus tingkahe Abrit mempunyai hubungan makna kejadian.
Dheweke kipa-kipa gage oncat saka papan shooting, marga ngrasa isin banget ditampik terang-terangan dening calon tunangane CTP,
KGKKL13hlm. 20. ’Dia ingin cepat-cepat menyingkir dari tempat shooting, karena
merasa malu sekali ditolak terang-terangan oleh calon tunangannya.’
73
Kalimat di atas adalah kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai
hubungan makna akibat-sebab. Klausa dheweke kipa-kipa gage oncat saka papan shooting sebagai klausa utama bermakna akibat, sedangka klausa
marga ngrasa isin banget ditampik terang-terangan dening calon tunangane sebagai klausa pendukung bermakna sebab.
Pangarsa Seksi Marketing ngundang Lirih CTP, KGKKL25hlm.19.
’Kepala Seksi Marketing memanggil Lirih.’ Kalimat di atas adalah kalimat tunggal yang terdiri dari satu klausa
bebas. Kata Pangarsa Seksi Marketing sebagai subjek, ngundhang sebagai predikat, Lirih sebagai objek.
4.2.1.2 Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Struktur Klausa