3. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, dihasilkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10. Nilai tolerance untuk struktur aktiva sebesar 0,927, dan untuk profitabilitas sebesar 0,927. Demikian juga dengan
besaran VIF pada masing-masing dari variabel bebas yang jauh lebih kecil dari 10, untuk variabel struktur aktiva diperoleh nilai VIF sebesar 1,078,
dan untuk variabel profitabilitas nilai VIF adalah sebesar 1,078. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat
problem multikolinieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas Ghozali 2001:69. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi
variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y
sesungguhnya. Dasar analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat dari gambar 3.1 hasil output
SPSS release 12.0 sebagai berikut :
-4 -2
2 4
Regression Standardized Predicted Value
-2 -1
1 2
3 4
5
Regres sion
Stud enti
ze d Res
idua l
Dependent Variable: Struktur_Modal Scatterplot
Gambar 3.1 Grafik Scatterplot
Berdasarkan grafik scatterplot tersebut, tampak bahwa titik-titik tersebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola yang jelas, serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka nol sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai
untuk mengetahui struktur modal berdasar masukan dari variabel bebasnya,
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali 2001:83. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu
diagonal dari grafik. Menurut Santoso 2004:214, dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Hasil uji normalitas dapat dilihat dari hasil analisis menggunakan program SPSS Release 12.0 sebagai berikut :
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Expec ted Cu
m Prob
Dependent Variable: Struktur_Modal Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 3.2 Grafik Normal Plot
Berdasarkan grafik normal plot pada gambar 4.2 tersebut, dapat dilihat bahwa data-data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi memiliki distribusi data yang normal atau memenuhi asumsi normalitas data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Tingkat Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur
Modal.
Pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal dapat diketahui dengan menggunakan uji F atau uji simultan. Sedangkan untuk
mengetahui tingkat pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal dapat dianalisis menggunakan uji koefisien determinasi R
2
.
a. Uji F uji simultan Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara
bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Kaidah pengambilan keputusan dalam uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel.
Apabila F
hitung
lebih besar dari F
tabel
maka hipotesis penelitian diterima, sebaliknya jika F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
maka hipotesis penelitian ditolak. Nilai F
hitung
dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Uji simultan
ANOVAb
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
5.244 2
2.622 3.821
.032a Residual
22.643 33
.686 Total
27.887 35
a Predictors: Constant, Profitabilitas, Struktur_Aktiva b Dependent Variable: Struktur_Modal
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui nilai F
hitung
adalah sebesar 3,821, sedangkan F
tabel
df 33 dengan taraf signifikansi 5 adalah