Implementasi Nilai Bersahabat Komunikatif

135 langsung kepada narasumbernya”. Asumsi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan dokumentasi selama melakukan penelitian. Rasa ingin tahu peserta didik difasilitasi dengan berbagai proyek atau kegiatan. Kegiatan tersebut disebut sebagai outing class mengarahkan peserta didik untuk belajar langsung pada sumbernya.

e. Implementasi Nilai Bersahabat Komunikatif

Berdasarkan indikator keberhasilan sekolah dan kelas dalam Panduan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa Kementerian Pendidikan Nasional 2010: 29. Implementasi nilai bersahabat komunikatif terwujud dalam tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. Berdasarkan indikator keberhasilan sekolah maupun kelas dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa, Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo memenuhi seluruh aspek ketercapaian yaitu Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah; berkomunikasi dengan bahasa yang santun; saling menghargai dan menjaga kehormatan; Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban; Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik; pembelajaran yang dialogis; guru mendengarkan keluhan- keluhan peserta didik; dan dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik. Menjadinya nilai bersahabat atau komunikatif sebagai budaya Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo jelas terlihat saat pertamma kali memasuli sekolah. Sekolah alam ini memiliki design sekolah yang memudahkan interaksi antar warga, sekolah hampir tanpa sekat tembok. Bangunan dibuat dari bahan alami seperti saung yang terbuat dari kayu dan rumah pohon. Ruang kelas untuk belajar peserta didik terdiri dai bangunan saung-saung kayu dengan posisi belajar peserta 136 didik lesehan atau duduk tanpa kursi, walaupun beberapa kelas memiliki kursi dan meja. Kondisi kelas yang lesehan seperti ini membuat peserta didik dan fasilitator menjadi tanpa jarak dan tanpa sekat posisi duduk. Peserta didik dengan nyaman berinteraksi dengan fasilitator, berdiskusi, bertanya, menjawab maupun berkeluh kesah dengan fasilitator tanpa rasa canggung. Selain ruang kelas yang nyaman untuk belajar peserta didik difasilitasi ayunan yang tersebar di beberapa sudut sekolah, kolam interaksi, lapangan bermain, jalan desa, bahkan rumah pemilik yayasan dapat digunakan sebagai tempat berinteraksi dengan nyaman saat makan siang maupun waktu-waktu tertentu selama peserta didik menginginkannya. Selain berbentuk fisik athmosfer ramah terwujud dalam bersikap warga sekolah baik di dalam pelaksanaan kegiatan maupun saat berinteraksi dengan orang yang bekum lama dikenal. Mudahnya interaksi yang ditunjukkan salah satu penyebabnya yaitu sering dikunjunginya Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo oleh masyarakat luar seperti mahasiswa, lembaga forma maupun informal, masyarakat umum baik dari dalam maupun dari luar negeri yang ingin mempelajari dan mengetahui konsep sekolah alam lebih jauh. Implementasi nilai bersahabat komunikatif keterwujudan dalam fisik dan perilaku, fisik merupakan faktor pendukung dari keterwujudan perilaku warga sekolah. Keterwujudan fisik merupakan fasilitas pendukung dalam melaksanakan kegiatan yang terwujud dalam berperilaku warga sekolah. Perwujudan perilaku bersahabat komunikatif didukung oleh berbagai pihak baik warga sekolah maupun dari masyarakat yang berkunjung di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo. Komunikasi yang terjalin antar pihak aktif terlihat baik didalam pembelajaran 137 maupun aktifitas di luar pembelajaran. Komunikasi yang terwujud di luar pembelajaran yang melibat kan semua pihak yaitu dengan kegiatan night camp, dan Kembang Mekar. Kegiatan tersebut melibatkan orang tua peserta didik sebagai penyelenggara acara dengan konsep yang berhasil menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan tidak hanya satu keluarga tetapi seluruh keluarga di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo. Lapisan asumsi di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo yang mencerminkan nilai bersahabat atau komunikatif dapat dilihat dari perilaku-perilaku warga sekolah yang tidak disadari dan diungkapkan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi selama penelitian berlangsung tidak muncul asumsi pada nilai bersahabat atau komunikatif. Nilai bersahabat atau komunikatif dapat dilihat melalui dua lapisan yaitu nilai dan keyakinan serta lapisan artifak yang terwujud dalam fisik dan perilaku.

f. Implementasi Nilai Peduli Lingkungan