137 maupun aktifitas di luar pembelajaran. Komunikasi yang terwujud di luar
pembelajaran yang melibat kan semua pihak yaitu dengan kegiatan night camp, dan Kembang Mekar. Kegiatan tersebut melibatkan orang tua peserta didik sebagai
penyelenggara acara dengan konsep yang berhasil menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan tidak hanya satu keluarga tetapi seluruh keluarga di
Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo. Lapisan asumsi di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo yang mencerminkan
nilai bersahabat atau komunikatif dapat dilihat dari perilaku-perilaku warga sekolah yang tidak disadari dan diungkapkan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi selama penelitian berlangsung tidak muncul asumsi pada nilai bersahabat atau komunikatif. Nilai bersahabat atau komunikatif dapat dilihat
melalui dua lapisan yaitu nilai dan keyakinan serta lapisan artifak yang terwujud dalam fisik dan perilaku.
f. Implementasi Nilai Peduli Lingkungan
Berdasarkan indikator keberhasilan sekolah dan kelas dalam Panduan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa Kementerian Pendidikan Nasional 2010:
30. Implementasi nilai rasa ingin tahu terwujud dalam sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Berdasarkan indikator keberhasilan sekolah maupun kelas dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa, Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo memenuhi sebagian besar aspek ketercapaian yaitu pembiasaan
memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah; tersedia tempat
138 pembuangan sampah dan tempat cuci tangan; menyediakan kamar mandi dan air
bersih; pembiasaan hemat energi; membuat biopori di area sekolah; membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik; melakukan pembiasaan memisahkan
jenis sampah organik dan anorganik; penugasan pembuatan kompos dari sampah organik; penanganan limbah hasil praktik; menyediakan peralatan kebersihan;
membuat tandon penyimpanan air; memrogramkan cinta bersih lingkungan; memelihara lingkungan kelas; tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas;
pembiasaan hemat energi; memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan. Hampir seluruh
indikator terpenuhi kecuali pemasangan poster atau perintah menjaga lingkungan, hemat air dan listrik. Jarang menemukan poster yang sifatnya mengajak di Sekolah
Dasar Alam Bengawan Solo tetapi sering kali ditemukan ajakan secara langsung dari fasilitator untuk menjaga lingkungan.
Implementasi nilai peduli lingkungan terwujud dalam fisik dan perilaku, keterwujudan fisik merupakan faktor pendukung dari keterwujudan perilaku warga
sekolah. Keterwujudan fisik merupakan fasilitas pendukung dalam melaksanakan kegiatan yang terwujud dalam berperilaku warga sekolah. Perwujudan perilaku
peduli lingkungan terus ditanamkan dan dibiasakan pada diri peserta didik di dalam maupun di luar sekolah. Di dalam sekolah seperti terus diingatkannya peserta didik
membuang sampah pada tempatnya, tidak hanya itu tetapi peserta didik dibiasakan memisah sampah menjadi beberapa jenis antara lain sampah plastik, kertas, organik
maupun sampah logam. Ketersediaan tempat sampah tidak hanya di luar kelas
139 tetapi tersedia juga di dalam kelas. Fasilitas lain penunjang nilai peduli lingkungan
yaitu terdapat biopori di daerah rawan terjadi genangan air seperti di kolam. Di luar sekolah peserta didik juga dibiasakan menjaga kebersihan lingkungan
dengan tidak membuang sampah sembarangan maupun memungut sampah plastik di lingkungan yang di kunjungi seperti beberapa tempat saat penelitian berlangsung
yaitu Gedung Garuda, bersih pasar Panjangan, dan bersih tepi sungai Bengawan Solo. Penanaman nilai peduli lingkungan ini selaras dengan konsep sekolah alam
yang belajar dan mencintai alam. Lapisan asumsi di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo yang mencerminkan
nilai peduli lingkungan dapat dilihat dari perilaku-perilaku warga sekolah yang tidak disadari dan diungkapkan. Asumsi yang mencerminkan nilai peduli
lingkungan di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo yaitu “ Tidak ada gunanya jika berada di suatu tempat dan tidak bermanfaat”. Asumsi tersebut sesuai dengan hasil
observasi dan dokumentasi selama melakukan penelitian. Nilai peduli lingkungan dicontohkan dan selalu diingatkan oleh fasilitator kepada peserta didik. Rasa peduli
lingkungan diwujudkan dengan bertangungjawab atas kebersihan sebelum, saat kegiatan berlangsung sampai dengan selesai kegiatan.
4. Evaluasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo