Lembar Observasi Anekdot Dokumentasi

50 implementasi pendidikan karakter yang akan diteliti hanya pelaksanaan dan evaluasi. Setiap sub variabel terdiri dari indikator yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian. Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Orang tua Wali Peserta Didik No. Sub Variabel Indikator 1. Pelaksanaan Implementasi Budaya Sekolah Berbasis Karakter Monitoring perilaku peserta didik Monitoring peran pihak pendukung Implementasi penanaman nilai karakter peserta didik di sekolah 2. Evaluasi Implementasi Budaya Sekolah Berbasis Karakter Saran kegiatan penunjang pendidikan karakter Implementasi penanaman nilai karakter peserta didik di rumah Kisi-kisi pada tabel di atas ditujukan kepada orangtua wali dari peserta didik di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo. Tabel berisi sub variabel yang terdiri dari tahapan implementasi pendidikan karakter yang akan diteliti yaitu pelaksanaan dan evaluasi saja, dikarenakan hanya mengikuti tahap tersebut. Setiap sub variabel terdiri dari indikator yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian yang menjabarkan sub variabel agar lebih jelas dan wawan cara lebih akurat dan terarah.

b. Lembar Observasi Anekdot

Instrumen lembar observasi digunakan untuk mendukung kelengkapan data dalam penelitian implementasi budaya sekolah berbasis karakter. Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan anekdot anecdotal record yaitu alat observasi untuk mencatat kejadian yang luar biasa sehingga dianggap penting. Instrumen lembar observasi ini berbentuk tabel yang berisi panduan peneliti dalam pengamatan selama di lapangan. Kondisi lapangan yang 51 akan diobservasi peneliti yaitu kondisi secara umum yang secara langsung membuktikan hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya mengenai implementasi budaya sekolah berbasis karakter di Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo baik tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. Tabel 6. Kisi-kisi lembar observasi No. Tahap Aspek 1. Perencanaan Implementasi Budaya Sekolah Berkarakter Sarana dan prasarana yang mendukung implementasi 2. Pelaksanaan Implementasi Budaya Sekolah Berkarakter Proses pelaksanaan Keterlibatan pihak pendukung Monitoring pihak sekolah Monitoring orang tuawali Respon tanggapan masyarakat sekitar sekolah

c. Dokumentasi

Instrumen alat rekam data berupa instrumen yang memanfaatkan teknologi yaitu kamera digital dan DSLR guna merekam gambar visual, Handycam audio visual, alat komunikasi guna merekam audio. Hasil dokumentasi tersebut berguna menyempurnakan data yang didukung dengan bukti autenteik. Tabel 7. Kisi-kisi Lembar Dokumentasi No. Tahap Aspek 1. Perencanaan Implementasi Budaya Sekolah Berkarakter Sarana dan prasarana yang mendukung implementasi Profil Sekolah Rancangan kurikulum dan rencana kegiatan 2. Pelaksanaan Implementasi Budaya Sekolah Berkarakter Proses pelaksanaan Kegiatan atau proyek sekolah Keterlibatan warga sekolah 3. Evaluasi Kegiatan evaluasi karakter Raport tematik peserta didik 52

E. Keabsahan Data

Data yang diperoleh natural dari hasil penelitian dilapangan. Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan kondisi lapangan yang saling mendukung sehingga di peroleh hasil yang komprehensif dan mendalam. Guna membuktikan keabsahan data peneliti menggunakan proses trianggulasi data. Trianggulasi data diperoleh dari seluruh data dari narasumber wawancara, observasi maupun dokumentasi. Trianggulasi menurut Wiliam Wiersma Sugiyono, 2016: 125, menyatakan trianggulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trianggulasi sumber, trianggulasi teknik, dan waktu. Penelitian ini hanya menggunakan tianggulasi sumber dan teknik yang dijawarkab sebagai berikut. 1. Trianggulasi sumber yaitu perbandingan data hasil wawancara dengan pengurus yayasan dan kepala sekolah sebagai atasan dan teman pengambil kebijakan, guru sebagai bawahan sumber informan utama dengan informan pendukung yaitu peserta didik, wali orang tua, dan masyarakat sekitar Sekolah Dasar Alam Bengawan Solo. Gambar 4. Trianggulasi sumber data menurut Wiliam Wiersma Sugiyono, 2016 Pengurus Yayasan Kepala Sekolah Guru