Hakikat Pembelajaran Biologi Hakikat Sains

6 BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran Biologi

Proses pembelajaran biologi sebagai suatu sistem, pada prinsipnya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara komponen- komponen raw input peserta didik, instrumental input masukkan instrumental, environment lingkungan, dan outputnya hasil keluaran. Keempat komponen tersebut mewujudkan sistem pembelajaran biologi dengan prosesnya berada di pusatnya. Komponen masukan instrumental, yang berupa kurikulum, guru, sumber belajar, media, metode dan sarana dan prasarana pembelajaran, nampaknya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran biologi. Dalam teori modern, proses pembelajaran tidak tergantung pada keberadaan guru pendidik sebagai pengelola proses pembelajaran Suhardi, 2010: 1. Proses belajar bologi menurut Djohar merupakan perwujudan dari interaksi subjek anak didik dengan objek yang terdiri dari benda dan kejadian, proses dan produk. Pendidikan biologi harus diletakkan sebagai alat pendidikan, bukan sebagai tujuan pendidikan, sehingga konsekuensinya dalam pembelajaran hendaknya memberi kesempatan kepada subjek belajar untuk melakukan interaksi dengan objek belajar secara mandiri, sehingga dapat mengeksplorasi dan menemukan konsep. Suratsih, 2010: 8. 7 Penemuan konsep biologi dapat diperoleh siswa melalui pemecahan masalah dengan metode ilmiah. Pembelajaran biologi sebagainya dilksanakan dengan pendekatan ilmiah bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran biologi di SMAMA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

B. Hakikat Sains

Untuk membahas hakikat sains, terdapat perbedaan cara pandang tentang arti sains itu sendiri sehingga persepsi guru tentang sains akan mempengaruhi proses pembelajarannya. Mengutip dari J.D. Bernal Wuwur Setyowati, 2015 menyarankan untuk memahami bahwa sains haruslah melalui pemahaman berbagai segi atau aspek dari sains seutuhnya tidak hanya dari satu aspek saja. Ia menonjolkan adanya 5 aspek yaitu: 1. Sains sebagai institusi Sains dipandang dalam pengertian sebagai kumpulan para ilmuwan profesional yang dilatih dan bekerja pada lembaga tertentu dan didanai sehingga bisa menghasilkan karya yang bermanfaat untuk keperluan masyarakat. 8 2. Sains sebagai metode Metode sains merupakan suatu proses yang terus berubah. Terdiri dari sejumlah kegiatan, baik mental, maupun manual, termasuk di dalamnya adalah observasi, eksperimentasi, klasifikasi, pengukuran, dan sebagainya dan tidak jarang melibatkan teori-teori hipotesis serta hukum- hukum. 3. Sains sebagai kumpulan pengetahuan Sains dipandang sebagai tubuh dari suatu pengetahuan karena mangacu pada kumpulan berbagai konsep sains yang sangat luas pengetahuannya dan terus berkembang. Pengetahuan tersebut berupa fakta, konsep, teori, dan generalisasi yang menjelaskan tentang alam. 4. Sains sebagai faktor pengembang produksi 5. Sains sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap. Sains dipandang pada nilai yang melekat di dalamnya, sehingga akan menghasilkan sikap-sikap ilmiah yang dimiliki oleh para saintis. Termasuk dialamnya nilai kejujuran, keingintahuan, tanggungjawab, kedislipinan, dan keterbukaan.

C. Proses Sains