59 membaca Kitab al-Musnad secara keseluruhannya, dan berdasarkan segi tata
letaknya yang sedemikian rupa akan mengakibatkan tidak efisien menggunakan metode ini.
48
Jika demikian halnya maka dapat pula menggunakan langkah takhrij yang berikutnya.
2. Takhrij Melalui Pengetahuan Tentang Lafaz Pertama Dari Matan
Hadis.
Langkah yang kedua ini sangat tergantung kepada lafaz pertama matan hadis. Penelusuran hadis dengan menggunakan metode ini akan dikodifikasikan
berdasarkan lafaz pertamanya menurut urutan huruf hijaiyah, seperti hadis-hadis yang huruf dan lafaz pertamanya
alif, ba’, ta’, dan seterusnya. Seorang mukharrij yang menggunakan metode ini haruslah terlebih dahulu mengetahui secara pasti
lafaz pertama dari hadis yang akan di-takhrij-nya, setelah itu barulah ia melihat huruf pertamanya pada kitab-kitab takhrij yang disusun berdasarkan meode ini,
seperti huruf pertama, huruf kedua, ketiga, dan seterusnya. Metode ini mempunyai kelebihan dalam hal memberikan kemungkinan
yang besar bagi seorang mukharrij untuk menemukan hadis-hadis yang sedang dicari dengan cepat.
Namun disisi lain ada juga kelemahan dari metode ini, yakni apabila terdapat kelainan atau perbedaan lafaz pertamanya sedikit saja, maka akan sangat
sulit untuk menemukan hadis yang dimaksud, maka dari itu sebelum menelusuri hadis yang dimaksud, bagi mukharrij harus lebih selektif dan waspada dalam
melihat lafaz pertama matan agar tidak keliru dalam menemukan hadis yang dimaksud.
Ada beberapa kitab yang menggunakan metode ini, di antaranya adalah; a.
Al-Jami’ as-Saghir min Hadis al-Basyir an-Nazir, karya As-Suyuti w. 911 H.
b. Al-Fath al-Kabir fi Damm az-Ziyadat ila al-Jami’ as-Saghir, karya As-
Suyuti w. 911 H.
48
Ibid., hal. 118.
60 c.
Jam’ al-Jawami’ aw al-Jami’ al-Kabir, juga karya Suyuti w. 911 H. d.
Al-Jami’ al-Azhar min Hadis an-Nabi al-Anwar, karya Al-Manawi w. 1031 H
e. Hidayat al-Bari ila Tartib Ahadis al-Bukhari, karya ‘Abd al-Rahim ibn
Anbar at-Tahawi w. 1365. f.
Mu’jam Jami’ al-Usul fi Ahadis ar-Rasul, karya Imam al-Mubarak ibn Muhammad ibn al-Asir al-Jazari.
Namun bila mukharrij menghadapi kesulitan dalam menggunakan metode tersebut di atas, maka dapat menggunakan langkah yang berikutnya.
3. Takhrij Melalu Pengetahuan Tentang Suatu Lafaz Kata Yang