41
c. Sebagai dasar menilai efisiensi perusahaan
Perhitungan harga pokok berfungsi sebagai dasar untuk menilai efisiensi perusahaan. Perusahaan memerlukan suatu alat ukur kinerja, demikian
juga dengan pengukuran tingkat produktivitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk
menghasilkan output tertentu, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan tersebut produktif atau tidak.
d. Sebagai dasar harga yang ditawarkan Harga barang menjadi sesuatu yang sangat penting, bila harga barang
terlalu mahal dapat mengakibatkan barang menjadi kurang laku, dan sebaliknya bila menjual terlalu murah, keuntungan yang didapat menjadi
berkurang. Maka dari itu, perhitungan harga pokok sangat penting sebagai dasar harga jual produk yang ditawarkan kepada
buyer
.
4. Komponen harga pokok ekspor Komponen biaya ekspor merupakan semua biaya cost yang dikeluarkan
oleh eksportir dalam kegiatan ekspor. Komponen biaya ekspor pada dasarnya dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :
a. Komponen biaya pengadaan
purchasing cost
1 Biaya produksi
production cost
a Biaya bahan baku
42
b Biaya bahan pembantu c Upah karyawan
2 Biaya pembelian barang
buying in cost
b. Komponen biaya pengelolaan
Handling charges
1 Biaya pengepakan
a Bahan pangepak
b Upah pengepak
c Ongkos
printing brand mark atau trademark
2 Upah pemindahan dari dalam gudang ke pintu gudang
3 Pembuatan dokumen pengapalan
4 Fumigasi
5 Courier
6 Ongkos angkut dari gudang ekspor sampai ke :
a Sisi kapal
alongside ship
b Terminal peti kemas
container yard
c Dermaga peti kemas
Container freight station
7 Ongkos bongkar di atas alat angkut ke :
a Sisi kapal
alongside ship
b Container yard FCL
43
c Container freight station LCL 8
Ongkos muat barang ke atas kapal c. Pungutan-pungutan Negara
export taxes
1 Pajak Ekspor dan Pajak Ekspot tambahan PEPET 2 Bea statistik
3 Bea barang dan lain-lain 4 Pajak Pertambahan Nilai PPN
d. Jasa – jasa pihak ketiga
third party services
1 Biaya jasa transportasi EMKLEMKU 2 Biaya bank
bank charges
3 Biaya bunga
interest
4 Premi asuransi
insurance premium
5 Biaya surveyor
inspection certificate
6 Biaya sertifikasi mutu
quality certificate
7 Biaya surat keterangan negara asal
certifice of origin
8 Biaya sertifikat kesehatan
veterinary certificatehealth certificate
9 Biaya karantina tanaman
phytosanitary certificate
10 Biaya sertifikat timbangan
weight certificate
11 Biaya sertifikasi lainnya
44
5. Metode Penentuan Harga Jual Ekspor
Pola penentuan harga jual ekspor sangat bervariasi, hal itu tergantung dari kekuatan produk yang dihasilkan di pasar internasional serta politik dagang
yang diterapkan oleh negara pengekspor maupun pengimpor. Terdapat empat cara dalam menentukan harga jual ekspor, yaitu Amir, MS, 2004 :
a.
Cost plus mark up Seller’s market price
Yaitu harga jual HJ untuk ekspor ditetapkan atas dasar perhitungan total biaya penjumlahan dari biaya pengadaan, pengelolaan, pungutan-
pungutan negara dan jasa-jasa pihak ketiga ditambah dengan persentase laba
profit
yang diharapkan.
Contoh : Biaya pengadaan
Rp 10.000,00 Biaya pengelolaan
Rp 2.000,00 Pungutan – pungutan
Rp 1.000,00 Jasa pihak ketiga
Rp 500,00 Total biayacost
Rp 13.500,00 Mark up profit10
Rp 1.350,00
Harga jual ekspor HJ Rp 14.850,00
Harga jual = Harga pokok + profit
45
Kakulasi biaya dan penentuan harga jual seperti ini kita sebut dengan istilah pola progresif, biasanya dipakai untuk komoditi yang mempunyai
pasaran yang kuat dipasar internasional. Berapa pun harga yang ditentukan eksportir, akan tetap diterima oleh pembeli atau importir. Disebut dengan
kondisi “
Seller’s Market
”. b.
Subsidized Price
Yaitu harga jual HJ untuk ekspor didasarkan atas perhitungan total biaya dikurangi dengan komponen biaya tertentu, misalnya sebagian dari biaya
overhead
, atau dibebaskan dari bea masuk impor
draw back system
atau juga dibebaskan dari bea masuk impor di negara pembeli. Subsidi
semacam ini dapat dikatakan sebagai subsidi tidak langsung. Selain itu dikenal pula subsidi langsung seperti kredit ekspor berbunga rendah,
pemakaian bahan bakar atau energi bersubsidi seperti tenaga listrik. Tujuan pemberian keringanan atau pembebasan biaya semacam ini adalah
untuk menekan harga pokok pengadaan, sehingga mempertinggi daya saing di pasar internasional.
c.
Current Market price buyer’s price
Current market price
adalah bila penetapan harga jual ekspor atau harga penawaran ekspor disesuaikan dengan harga jual dipasar internasional
pada saat itu, atau pada harga yang disanggupi oleh pembeli. Besarnya Harga Jual = Harga pokok - subsidi
46
laba tergantung dari selisih antara harga pasar yang berlaku dikurangi dengan total biaya.
Penentuan harga jual ekspor seperti ini didasarkan pada asumsi bahwa pembeli mempunyai posisi yang kuat, sedangkan penjual pada posisi yang
lemah, sehingga eksportir harus menyesuaikan diri dengan harga yang ditentukan pembeli atau penetapan harga yang terjadi dalam bursa
komoditi bersangkutan di pasar internasional. Tegasnya penjuallah yang harus tunduk pada ketentuan harga yang ditetapkan pembeli
buyer’s market
. d. Dumping
market penetration price
Harga dumping adalah harga jual HJ yang ditetapkan lebih rendah dari harga jual komoditi yang sama untuk pasar dalam negeri. Dalam praktek,
Hal ini dimungkinkan bila dalam negeri produsen komoditi itu memegang monopoli, sehingga dapat menjual komoditi itu dengan harga tinggi
didalam negeri dan harga yang wajar untuk pasar luar negeri. Mungkin juga menjual untuk pasar ekspor dengan harga yang lebih rendah dengan
tujuan penetrasi memasuki pasar yang baru. Cara ini biasanya dipakai untuk penjualan jangka pendek.
Market penetrasion price
adalah penetapan harga suatu produk dengan harga dibawah harga pasar, dengan maksud untuk mendapatkan
market share
yang sebesar besarnya.
47
E. INCOTERM 2000
Incoterm
International Commercial Terms
adalah peraturan, standar dan variasi yang merupakan kodifikasi dari peraturan internasional untuk
keseragaman interpretasi pasal-pasal kontrak dalam perdagangan internasional Makalah PPEI, 2009:1.
Tujuan dari
incoterm
yaitu untuk menyediakan seperangkat peraturan internasional agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah-istilah
yang umum dipergunakan dalam perdagangan internasional, supaya tidak terjadi mis interpretasi di negara-negara yang berbeda. Ruang lingkupnya
terbatas pada materi yang berkenaan dengan penyerahan barang dalam kontrak jual beli.
Berdasarkan persyaratan dalam penyertaan barang, incoterm 2000 dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Kelompok “E” Term. Penjual menyerahkan barang ditempatnya sendiri. Hanya terdapat satu
term untuk kelompok ini, yaitu: EXW
Ex Works
dengan persyaratan sebagai berikut : a. Penjual hanya menyediakan barang ditempatnya gudang atau pabrik,
penjualan prangko gudang. b. Pembeli harus mengatur pengakutannya berarti menanggung biaya dan
resiko termasuk izin ekspor.
48
c. Tanggung jawab penjual minimum karena pembeli membeli barang di gudang penjual
cash and carry.
d. Bagi pembeli cara ini kurang menyenangkan karena seolah-olah semua biaya dan resiko ditangung oleh pembeli.
e. Syarat ini jangan dipakai bila pembeli tidak mungkin mengurus formalitas ekspor, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Kelompok “F” Term Penjual menyerahkan barang ditempat yang ditunjuk oleh pembeli.
Terdapat tiga term untuk kelompok ini, yaitu : a.
FAS
Free Alongside Ship
Pihak penjual bertanggung jawab sampai barang berada di pelabuhan keberangkatan dan siap disamping kapal untuk dimuat. Hanya berlaku
untuk transportasi air.
Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :
1 Kewajiban penjual untuk menyerahkan barangnya “
Cleared for Export
” di sisi kapal, atau tongkang di pelabuhan muat. 2 Pembeli menanggung biaya dan resiko hilang atau kerusakan yang
timbul saat barang tiba di sisi kapal. 3 Penjual memberitahukan kedatangan barang dan menyerahkan
dokumen-dokumen penyerahan yang diperlukan.
49
b. FOB
Free On Board
Pihak penjual bertanggung jawab dari mengurus izin ekspor sampai memuat barang di kapal yang siap berangkat. Hanya berlaku untuk
transportasi air. Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut : 1 Penjual menyerahkan barangnya di atas kapal “
Clean on Board
”. 2 Pembeli mengurus angkutan, membayar
freight
, dan menanggung asuransi.
3 Resiko pindah dari penjual ke pembeli setelah barang lewat pagar. 4 Keuntungan penjual :
a Pelabuhan pemuatan di negeri sendiri, dimana penjual sudah mengenal kondisi, peraturan perpajakan, dan pabean.
b Menghindari fluktuasi freight rate dan valuta asing. c. FCA
Free Carrier
Pihak penjual hanya bertanggung jawab untuk mengurus izin ekspor dan meyerahkan barang ke pihak pengangkut di tempat yang telah ditentukan.
Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut : 1 Untuk memenuhi persyaratan dari transportasi modern seperti multi
modal transport, container, roll on atau roll off dengan trailer dan ferry.
2 Mirip FOB hanya disini penjual menyerahkan barang ditempat yang ditunjuk oleh pembeli dalam keadaan “
Clear for Export
”.
50
3 Disebut juga “
Free Carriage Name Point
”. Ditempat titik tersebut tanggung jawab penjual berakhir.
4 Penjual tidak menanggung asuransi. 3. Kelompok “C” Term
Penjual menandatangani kontrak angkutan tanpa menanggung resiko kerusakan atau kehilangan. Terdapat empat term untuk kelompok ini, yaitu :
a. CFR
Cost and Freight
Pihak penjual menanggung biaya sampai kapal yang memuat barang merapat di pelabuhan tujuan. Hanya berlaku untuk transportasi air. Syarat
dan ketentuannya adalah sebagai berikut : 1 Penjual menanggung biaya freight sampai tempat tujuan yang ditunjuk
buyer. 2 Resiko kerusakan kehilangan dipindahkan ke penjual mulai saat
barang melewati pagar kapal. 3 Mengguntungkan penjual bila eksportir besar dapat memilih term yang
lebih baik dari pengangkut. 4 Dapat menguntungkan pembeli karena penjual dapat mengurusi
angkutannya dan menghindari fluktuasi rate. b. CIF
Cost Insurance and Freight
1 Sama dengan CFR hanya ditambah penjual menanggung asuransi. 2 Penjual mengapalkan barang dalam keadaan “
Clear For Export
”.
51
c. CPT
Carriage Paid To
1 Carriage Paid To……
name of destination
. Kewajiban penjual seperti CFR membayar
freight
hingga ke tempat tujuan. Tapi resiko kerusakan barang dipindah ke pembeli.
2 Penjual menyerahkan barangnya “
Clear for Export
”,
carrier
maksudnya dalam hal ini semua orang yang menandatangani kontrak angkutan dan melaksanakannya dengan multi modal transport.
d. CIP Carriage and Insurance Paid To Kewajiban penjual menyiapkan barangnya “
Clear for Export
”, membayar
freight
dan asuransinya. 4. Kelompok “D” Term
Penjual menanggung semua biaya dan resiko yang diperlukan atau timbul dalam pengangkutan. Terdapat lima term untuk kelompok ini, yaitu :
a. DAF
Delivery At Frontier
Pihak penjual mengurus izin ekspor dan bertanggung jawab sampai barang tiba di perbatasan negara tujuan. Bea cukai dan izin impor
menjadi tanggung jawab pihak pembeli. Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :
1 Angkutan yang digunakan kereta api atau truk
land transport
.
52
2 Kewajiban penjual menyerahkan barang sampai batas negara sebelum batas pabean dengan menyerahkan dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk
customs clearance
. 3 Terjadi di daratan Eropa.
b. DES
Delivery Ex Ship
Pihak penjual bertanggung jawab sampai kapal yang membawa barang merapat di pelabuhan tujuan dan siap untuk dibongkar. Hanya berlaku
untuk transportasi air. Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut : 1 Penjual menyerahkan barang ke pembeli di atas kapal pelabuhan
tujuan, atas biaya dan resiko penjual. 2 Pembeli menerima penyerahan barang dari kapal, menanggung biaya
bongkar, izin import, bea masuk, pajak,dan biaya lainnya. 3 Penjual tidak bertanggung jawab atas asuransi.
c. DEQ
Delivery Ex Quay
Pihak penjual bertanggung jawab sampai kapal yang membawa barang merapat di pelabuhan tujuan dan barang telah dibongkar dan disimpan di
dermaga. Hanya berlaku untuk transportasi air. Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :
1 Kewajiban utama penjual mengangkut barangnya dan menyerahkan barang tersebut kepada pembeli di dermaga pelabuhan tujuan.
2 Penjual menanggung biaya angkutan dan resiko yang terjadi.
53
3 Izin impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli. d. DDU
Delivered Duty Unpaid
Pihak penjual bertanggung jawab mengantar barang sampai di tempat tujuan. Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :
1 Penjual menyerahkan barangnya di pelabuhan tujuan dan menanggung biaya angkutan serta resikonya.
2 Menanggung biaya pembongkaran sampai di darat “
Unclear for Import
”. 3 Kewajiban pembeli menerima barang dalam keadaan “
Unclear for Import
”. 4 Izin impor, biaya asuransi dan biaya lain yang mungkin muncul
sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli menjadi tanggung jawab pihak pembeli.
e. DDP
Delivery Duty Paid
Pihak penjual bertanggung jawab mengantar barang sampai di tempat tujuan, termasuk biaya asuransi dan semua biaya lain yang mungkin
muncul sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli. Izin impor juga menjadi tanggung jawab pihak penjual. Syarat dan
ketentuannya adalah sebagai berikut :
54
1 Kewajiban penjual adalah maksimum, penjual menyerahkan barang di pelabuhan tujuan dengan menanggung semua biaya import di negara
pembeli. 2 Penjual menerima barangnya di pelabuhan bongkar “
Clear for Import
”. Pada setiap transaksi, terikat ada paling sedikit 2 belah pihak yang
terlibat dan masing-masing mempunyai kepentingan berbeda, yang setiap saat sanggup berubah atau diubah. Untuk mengamankan resiko
kerja dari suatu transaksi terhadap kerugian perlu adanya kesepakatan, sanksi memegang jaminan. Bisnis atau transaksi luar negeri maupun
dalam negeri sama-sama berpeluang untuk timbulnya sengketa, sehingga lebih aman bila disepakati dengan perjanjian dan sanksi
hukum.
55
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi obyek penelitian 1. Sejarah Berdirinya PT. Mondrian