Beban Mati qd Beban Hidup ql

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai BAB 2 Dasar Teori 5

BAB 2 DASAR TEORI

2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur diperhitungkan menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban-beban tersebut adalah :

1. Beban Mati qd

Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk semua unsur tambahan yang merupakan bagian dari gedung tersebut. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah : a Bahan bangunan 1 Beton bertulang : 2400 kgm 3 2 Pasir : 1800 kgm 3 3 Beton biasa : 2200 kgm 3 b Komponen gedung 1 Dinding pasangan batu merah setengah bata : 250 kgm 2 2 Langit–langit dan dinding termasuk rusuk–rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku,terdiri dari : - semen asbes eternit dengan tebal maximum 4mm : 11 kgm 2 - kaca dengan tebal 3 – 4 mm : 10 kgm 2 2 Penutup atap genteng dengan reng dan usuk : 50 kgm 2 3 Penutup lantai tegel, keramik dan beton per cm tebal : 24 kgm 2 4 Adukan semen per cm tebal : 21 kgm 2 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai BAB 2 Dasar Teori 6

2. Beban Hidup ql

Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan, sumber dari Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi banguna tersebutr. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari : Beban atap : 100 kgm 2 Beban tangga dan bordes : 300 kgm 2 Beban lantai untuk ruko : 250 kgm 2 Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama umur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya bergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti dapat diperhatikan dalam Tabel 2.1 Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban Hidup Penggunaan Gedung Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk · PERUMAHAN HUNIAN: Rumah sakit Poliklinik · PERTEMUAN UMUM : Ruang Rapat, R. Serba Guna, Musholla · PENYIMPANAN : Perpustakaan, Ruang Arsip · TANGGA : - Perumahanpenghunian 0,75 0,90 0,90 0,75 Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai BAB 2 Dasar Teori 7

3. Beban Angin W