Judul Komponen Struktur Feature

perjalanan itu menembus batas ketahanan fisik, mental, dan peziarahan batin yang panjang. Tubuh dapat disebut sebagai pusat informasi dan runtutan peristiwa. Dalam tubuh tulisan memiliki peran penting dalam pemaparan secara panjang lebar. Berikut akan disertakan kartu indeks yang berisi urutan peristiwa yang ditunjukkan dalam setiap paragraf dalam tubuh feature tersebut dan dapat dicermati pada bagian lampiran. Pada bagian penutup bertujuan mengakhiri suatu cerita. Walaupun letak bagian tubuh, yakni pada bagian terbawah dan terakhir, penutup merupakan bagian penting pula. Dalam penutup wacana feature perjalanan tersebut memiliki ajakan untuk tidak perlu ragu pergi ke gunung tinggi dengan menyertakan sepeda dalam perjalanannya. Hal ini ditunjukkan dalam paragraf 27 dan paragraf 28.

4.3 Komponen Struktur Feature

Setiap wacana feature perjalanan pastilah memiliki komponen struktur penulisan. Adapun komponen struktur penulisan itu terdiri atas judul, intro, tubuh, dan penutup. Berikut akan dibuktikan terkait dengan keruntutan dalam wacana feature yang diteliti.

4.3.1 Judul

Setiap tulisan pada umumnya memiliki judul. Dalam setiap judul tulisan pastilah penulis menyimpan makna dari seluruh tulisan yang dibuat. Adapun makna-makna yang mungkin terdapat dalam judul, yaitu makna denotasi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI makna konotasi. Makna denotasi berarti kata tersebut tidak menyarankan arti lain di luar objek yang diwakilinya. Kata bermakna konotasi menyimpan tafsiran lebih mendalam dan memiliki arti kiasan. Judul feature perjalanan dalam majalah Intisari edisi Januari 2016 berjudul “BERSEPEDA MENJELAJAHI ATAP DUNIA” memiliki makna denotasi dan makna konotasi. Hal itu tampak dalam frasa “atap dunia” memiliki makna denotasi dan ko notasi. Makna denotasi dari “atap dunia” adalah dunia yang memiliki atap atau penutup. Makna harafiah “atap”, yaitu berada di atas rumah, yang berarti tinggi. Oleh karena itu, “atap dunia” berarti tempat yang paling tinggi di dunia. Makna konotasi dari “atap dunia” perlu ditafsirkan. Frasa “atap dunia” bermakna kiasan, yang dapat dimaknai sebagai tempat yang paling tinggi di dunia. Frasa “atap dunia” dalam wacana feature ini lebih bermakna konotasi. “Atap dunia” mengacu pada pegunungan Himalaya yang ada di dalam bacaan. Oleh sebab itu, arti keseluruhan judul ini adalah pendaki tersebut menjelajahi tempat yang paling tinggi, yakni pegunungan Himalaya dengan bersepeda. Judul sebagai bagian yang harus ada dalam wacana memegang peranan penting. Oleh karena itu, judul yang baik dan benar harus memenuhi delapan syarat. Delapan syarat, yaitu provokatif, singkat-padat, relevan, fungsional, informal, representatif, spesifik, dan merujuk bahasa baku Sumadiria, 2014: 195. Syarat-syarat tersebut dapat dibuktikan dalam wacana feature perjalanan berikut ini. Pertama, judul ini provokatif karena memberi daya tarik bagi pembaca. Judul ini memberi dorongan bagi pembaca untuk menelusuri secara keseluruhan isi wacana. Pemilihan kata yang tepat membuat judul ini terlihat menarik. Judul ini dapat ditafsirkan bahwa melakukan perjalanan yang sangat menyenangkan. Kata “menjelajahi” menandakan bahwa perjalanan wisata akan mendapatkan sisi yang berbeda dan di luar dugaan. Hal ini juga didukung dengan kata “bersepeda” menandakan menjelajahi dengan cara unik, yaitu bersepeda. Kedua, judul ini singkat dan padat, yaitu terdiri atas empat kata. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kata pada judul, Bersepeda 1 Menjelajahi 2 Atap 3 Dunia 4. Judul ini terfokus dan tidak menyimpang dari keseluruhan isi wacana feature. Hal itu dibuktikan dengan adanya kisah perjalanan dengan bersepeda menjelajahi pegunungan Himalaya. Ketiga, relevansi judul dengan situasi di Indonesia ada keterkaitannya. Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki gunung dan perbukitan. Hal ini menandakan bahwa banyak masyarakat memiliki kegemaran menjelajahi pegunungan di Indonesia. Sekitaran Pulau Jawa merupakan salah satu contohnya, sebagian besar wilayahnya memiliki gunung yang tinggi. Adapun sebagian pendaki gunung yang menyertakan sepedanya dalam perjalanan penjelajahan tersebut. Keempat, judul ini fungsional karena setiap kata memiliki fungsi dan arti yang berbeda-beda dan mandiri. Kata “Bersepeda” berarti perjalanan menggunakan sepeda, sedangkan kata “Menjelajahi” berarti menyusuri setiap sudut dan setiap sisi yang berbeda serta belum pernah dijumpai. Selain itu, frasa “Atap Dunia” berarti bagian teratas dari dunia ini dan diibaratkan puncak gunung yang tinggi berarti bagian tertingginya. Walaupun arti dari setiap kata berbeda, jika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kata-kata itu digabungkan akan memberi makna yang utuh. Judul tersebut bermakna bahwa menyusuri pegunungan dengan menggunakan sepeda. Kelima, judul ini bersifat informal karena tidak menggunakan bahasa yang kaku atau bahasa formal. Sifat informal ini lebih memiliki kebebasan berekspresi dalam berbahasa. Judul yang bersifat informal sangat mungkin ditunjukkan oleh bahasa kiasan. Bahasa kiasan digunakan untuk memberikan efek mendayu-dayu dan memberi sisi keindahan. Bahasa kiasan tam pak dalam frasa “Atap Dunia”. Atap dunia dapat ditafsirkan sebagai bagian tertinggi dari dunia. Daerah pegunungan tertinggi diibaratkan sebagai atap dunia itu. Keenam, judul ini menunjukkan sisi representatif. Hal itu dimaksudkan bahwa judul mewakili dan mencerminkan keseluruhan struktur. Kalimat judul “Bersepeda Menjelajahi Atap Dunia” representatif akan terurai pada bagian hubungan antarbagian dalam struktur tulisan. Ketujuh, judul ini termasuk judul yang spesifik karena menggunakan kata- kata khusus yang tidak terlampau umum dan tanpa memiliki arti yang luas. Walaupun menggunakan kata-kata kiasan, namun arti dari kata-kata tersebut mudah dimengerti khalayak umum. Hal ini dibuktikan dalam frasa “Atap Dunia”, yaitu yang berarti tempat paling tinggi. Kedelapan, judul ini merujuk pada bahasa baku. Kebakuan dapat dilihat dalam setiap kata. Judul ini sesuai dengan pedoman EYD Ejaan yang Disempurnakan. Hal ini dapat dibuktikan pada imbuhan awalan dan imbuhan akhiran. Kata “Bersepeda” memiliki kata dasar “sepeda” yang berarti kata benda. Kata dasar ini memiliki imbuhan awalan ber-, sehingga kata ini menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI “bersepeda” yang merupakan kata kerja. Kemudian, kata “Menjelajahi” memiliki kata dasar “jelajah”. Kata dasar ini mendapat imbuhan awalan me- dan imbuhan akhiran - i, sehingga kata ini menjadi “menjelajahi” yang merupakan kata kerja.

4.3.2 Intro