“bersepeda” yang merupakan kata kerja. Kemudian, kata “Menjelajahi” memiliki kata dasar “jelajah”. Kata dasar ini mendapat imbuhan awalan me- dan imbuhan
akhiran - i, sehingga kata ini menjadi “menjelajahi” yang merupakan kata kerja.
4.3.2 Intro
Pada bagian pembuka, intro menjadi bagian penting untuk menyentak dan menggelitik  rasa  ingin  tahu  pembaca.  Menurut  Sumadiria  2014:  198  intro
bertujuan menarik pembaca untuk mengikuti cerita dan membuat jalan supaya alur cerita lancar. Berikut akan diuraikan intro dalam wacana feature perjalanan Intisari
edisi Januari 2016 yang terdapat dalam paragraf pertama.
Himalaya.  Pegunungan  besar  di  anak  Benua  Asia  itu sudah lama hidup di dalam angan. Namun sama sekali
tak pernah mengira, suatu saat akan kujelajahi dengan sepeda. Sebuah ekspedisi pribadi selama 20 hari 289-
1710  yang  bukan  saja  menembus  batas  ketahanan fisik  dan  mental,  namun  juga  peziarahan  batin  yang
panjang.
Intro  dalam  wacana  ini  termasuk  intro  gabungan  yang  terdiri  atas  intro deskriptif dan intro bercerita. Intro deskriptif merupakan pembuka wacana feature
yang  menggambarkan  keadaan  atau  situasi  yang  sebenarnya.  Intro  bercerita menempatkan  pembaca  seolah-olah  merasakan  perjalanan  yang  dialami  oleh
penulis.  Pendeskripsian  tampak  ketika  penulis  memaparkan  Himalaya  sebagai pegunungan besar dan berada di  anak Benua Asia. Dalam intro bercerita, tampak
ketika  subjek  “aku”,  yakni  pendaki  atau  penulis  mengemukakan  perjalanannya menyusuri  pegunungan  Himalaya.  Perjalanan  ini  menggunakan  sepeda  dengan
medan  yang  sulit.  Pembaca  diajak  untuk  merasakan  betapa  berat  perjalanan  yang dilalui seorang pendaki dengan berbagai tantangan fisik, mental, dan batin.
Berdasarkan unsur-unsur kemenarikan intro, wacana feature  yang berjudul “Bersepeda Menjelajahi Atap Dunia” memenuhi semua unsur tersebut. Oleh sebab
itu, dapat dikatakan bahwa intro dalam wacana feature ini baik dan tepat. Berikut analisis untuk membuktikan kebenarannya.
Pertama, intro dalam feature ini memiliki unsur kebaruan. Unsur kebaruan tampak  ketika  seorang  pendaki  memiliki  gagasan,  yakni  memiliki  impian  dan
keinginan  mendaki  pegunungan  Himalaya.  Pada  akhirnya,  impian  dan  keinginan itu menjadi kenyataan, yaitu ekspedisi pribadi selama 20 hari dengan menghadapi
berbagai tantangan. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi pendaki tersebut. Kedua,  intro  ini  memiliki  unsur  kedekatan  dengan  pembaca.  Unsur
kedekatannya  ditunjukkan  bahwa  pendaki  merupakan  orang  Indonesia.  Pembaca diajak  merasakan  perjuangan  pendaki  tersebut.  Penulis  yang  juga  merupakan
pendaki,  ingin  menunjukkan  bahwa  ia  orang  Indonesia  sama  seperti  pembaca. Kesamaan  asal,  yakni  satu  bangsa menjadikan dekat.  Oleh sebab itu, pengalaman
mendaki  pegunungan  Himalaya  dalam  wacana  feature  ini  mudah  tersampaikan kepada pembaca.
Ketiga,  dalam  wacana  feature  ini  memiliki  unsur  cuatan.  Cuatan  berarti peristiwa  tersebut  menarik  perhatian  pembaca.  Perhatian  pembaca  akan  tertuju
dengan  peristiwa  yang  dialami  pendaki.  Pada  awalnya,  pendaki  hanya  memiliki keinginan  mendaki  pegunungan  Himalaya.  Semua  itu,  awalnya  hanya  tersimpan
dalam  hati.  Pada  akhirnya,  pendaki  atau  penulis  tidak  menyangka  dan  tidak menduga mampu menaklukkan kebesaran Himalaya.
Keempat, intro dalam wacana ini juga memiliki unsur keanehan. Keanehan berarti  mustahil  dan  menakjubkan.  Pembaca  akan  dibuat  takjub  dengan
penjelajahan  pegunungan Himalaya dengan sepeda selama 20 hari. Dalam wacana ini,  kemustahilan  tampak  ketika  pendaki  melakukan  pendakian  ini  seorang  diri.
Pada umumnya, pendakian dilakukan secara berkelompok. Kelima,  intro  ini  memiliki  daya  pikat  manusiawi  karena  mengaduk-aduk
perasaan  pembaca.  Pembaca  akan  mengalami  perasaan  hati  yang  tidak  menentu setelah  membaca  intro.  Perasaan  sedih,  iba,  khawatir,  atau  senang  mengikuti  alur
penceritaan  dalam  wacana  feature.  Dalam  wacana  ini,  pembaca  akan  merasakan kehebatan  dan  perjuangan  pendaki  tersebut.  Hal  ini  dibuktikan  dengan
kehebatannya menembus batas ketahanan fisik, mental, dan peziarahan batin yang panjang selama 20 hari.
Keenam,  intro  dalam  wacana  ini  juga  memberi  dampak  atau  konsekuensi bagi  pembaca.  Dalam  wacana  ini,  makna  implisit  yang  ingin  penulis  sampaikan
bahwa  angan-angan  bisa  menjadi  kenyataan.  Hal  ini  seperti  yang  dipaparkan penulis dalam kutipan yang berbunyi, “Pegunungan besar di anak Benua Asia itu
sudah lama hidup  di  dalam  angan. Namun  sama  sekali tak pernah mengira, suatu saat akan ku jelajahi dengan sepeda.”
4.3.3 Tubuh