para penulis dan juga menambah data untuk penyusunan tesaurus bahasa Indonesia.
1.5 Tinjauan pustaka
Pembicaraan tentang parafrasa berdekatan dengan sinonim. Sejauh pengetahuan peneliti, baru diperoleh beberapa tulisan mengenai sinonim sebagai
berikut. Notosudirjo 1979 dalam bukunya yang berjudul Pengetahuan Bahasa
Indonesia Baru menjelaskan contoh-contoh kata yang bersinonim dalam bahasa Indonesia. Selain sinonim, Notosudirjo juga menjelaskan mengenai hominim,
ungkapan, peribahasa, kata-kata baru, gejala bahasa, gaya bahasa, penyingkatan kata-kata beserta contoh-contohnya.
Penelitian mengenai analisis sinonim pernah dilakukan Utami 2010 dalam tesisnya yang berjudul Kajian Sinonim Nomina Dalam bahasa Indonesia.
Dalam tesisnya tersebut dijelaskan bahwa kebanyakan nomina dalam Bahasa Indonesia bersinonim dekat near synonym; terdapat ciri semantik general
umum di antara pasangan nomina yang bersinonim; pasangan nomina dalam bahasa Indonesia yang bersinonim ternyata hanya bersinonim dekat near
synonym disebabkan adanya beberapa ciri pembeda adanya perbedaan rasa estetis pemakai bahasa, ada perbedaan media kalimat yang menggunakan kata-
kata bersinonim, adanya ketidaklaziman penggunaan kata yang dianggap bersinonim, serta adanya pengaruh dialek dalam penggunaan kata-kata
bersinonim; dan ada beberapa kata yang selama ini dikelompokkan ke dalam sinonim, tetapi sebenarnya merupakan anggota dari kehiponiman.
Rahmatika 2013 dalam skripsinya yang berjudul Sinonim Nomina dan Adjektiva Dialek Banyumasan mengklasifikasikan wujud dan faktor penyebab
sinonim nomina dan adjektiva dalam dialek Banyumasan. Wujud sinonim berwujud leksem dan leksem, leksem tunggal dengan leksem majemuk, leksem
tunggal dengan frasa, leksem majemuk dengan leksem tunggal, dan frasa dengan frasa. Faktor penyebab yang ditemukan adalah waktu, wilayah, penutur, dan
sosial, nuansa makna dan bidang pemakaian atau kegiatan. Raviqa 2014 dalam skripsinya yang berjudul Diskriminasi Penggunaan
Sinonim Verba dalam bahasa Indonesia mengkaji perbedaan penggunaan sinonim kata kerja dalam bahasa Indonesia serta mendeskripsikan faktor-faktor yang
menyebabkan perbedaan penggunaan sinonim kata kerja dengan anggota sinonimnya tersebut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa analisis distribusi
memunculkan dua kemungkinan karakteristik. Kemungkinan yang pertama, yaitu sejumlah kata kerja yang memiliki kemungkinan untuk berdistribusi secara pararel
dengan semua anggota sinonimnya dan kemungkinan yang kedua tidak dapat saling bersubstitusi secara paralel dengan semua anggota sinonimnya dan
kemungkinan yang kedua tidak dapat saling bersubstitusiberdistribusi secara komplementer dengan semua anggota sinonimnya.Adanyaperbedaan penggunaan
kata kerja dengan anggota sinonimnya disebabkan oleh beberapa faktor yakni kelaziman pemakaian keterbatasan kolokasi, nilai rasa makna emotif, serta
makna dasar dan makna tambahan kata. Dalam kaitannya dengan faktor-faktor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang menyebabkan perbedaan penggunaan kata kerja dengan anggota sinonimnya tersebut dalam sebuah konteks, perbedaan nuansa yang dihasilkan terletak pada
aspek cara, proses, alat, bahan, media, tujuan, serta objek yang dikandung oleh kata.
Dalam skripsi ini peneliti akan menunjukkan adanya fenomena parafrasa kata nominal dengan data yang diperoleh dari www.maribelajarbk.web.id, Novel
Ayah karya Andrea Hirata, dan Harian Kompas Minggu edisi Januari 2016. Dengan penelitian ini diharapkan pemahaman sinonim dan parafrasa bisa
dibedakan.
1.6 Landasan Teori
Dalam landasan teori ini dipaparkan pengertian parafrasa, pengertian kata, kata nomina, kata asal, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk
1.6.1 Pengertian Parafrasa Kridalaksana 1993 dalam Kamus Linguistik Edisi Ketiga menyebutkan
bahwa parafrasa merupakan pengungkapan kembali konsep dengan cara lain
dalam bahasa yang sama, tanpa mengubah maknanya, dengan memberi kemungkinan penekanan yang agak berlainan Kridalaksana, 1993: 154. Selain
itu parafrasa juga berarti bentuk lain serta makna yang lain dengan informasi yang sama Sudaryanto, 1983: 327.
1.6.2 Pengertian Kata
Kata merupakan satuan gramatikal kecil dalam tatanan kategori satuan kebahasaan. Baryadi 2011 mendefenisikan kata ke berbagai sudut pandang
sebagai berikut. Setidaknya ada tiga sudut pandang yang digunakan untuk mendefenisikan
kata. Pertama, dari posisinya dalam satuan-satuan gramatikal, kata dapat dimengerti sebagai satuan gramatikal yang terdiri dari satu morfem atau
lebih yang menjadi unsur langsung pembentuk frasa tau kalimat. Kedua, dari sudut bahasa lisan, kata dapat dimengerti sebagai deretan bunyi atau
fonem yang mengandung arti yang diucapkan dalam satu kecapan. Ketiga, dari sudut bahasa tulis, kata adalah deretan huruf yang mengandung arti
yang penulisannya dalam kalimat dibatasi oleh spasi Baryadi, 2011:18.
1.6.3 Kata Nomina
Kata nomina atau kata benda merupakan salah satu kategori kata atau kelas kata. Baryadi 2011 dalam bukunya yang berjudul Morfologi Dalam Ilmu
Bahasa menyebutkan bahwa kata benda atau nomina merupakan kata yang menyatakan benda atau yang dibendakan Baryadi, 2011: 20.
1.6.4 Kata Asal
Baryadi 2011 dalam bukunya Morfologi Dalam Ilmu Bahasa menyebutkan bahwa kata asal atau kata bermorfem tunggal monomorfemik
sebagai morfem asal bebas karena memenuhi syarat sebagai kata Baryadi, 2011: 39. Contoh kata asal tersebut misalnya, koran, kuli, penjara, dan sebagainya.