perasaan jengkel, sedih, marah, dan sakit hati. Hasil ini sejalan dengan pendapat Retno Astuti 2008: 11 bahwa akibat
bullying
pada diri korban timbu perasaan-perasaan tertekan oleh karena pelaku menguasai korban.
Hasil penelitian keenam siswa yang menjadi korban
bullying
dengan intensitas kategori tinggi berdasarkan data kuantitatif menunjukkan bahwa
keenam siswa memiliki kecenderungan hanya diam saja, tidak membalas, membiarkan dan pasrah ketika mendapat
bullying
. Hal ini dikarenakan siswa merasa takut untuk membalas karena merasa tidak mampu membalas dan
para pelaku
bullying
merasa menang dan semakin berkuasa. Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat yang ada dalam SEJIWA 2008:17 yaitu, Sang
korban umumnya tidak berbuat apa-apa dan membiarkan saja perilaku
bullying
berlangsung padanya, karena ia tidak memiliki kekuatan untuk membela diri atau melawan.
C. Usulan Program Konseling Kelompok
Penyusunan program konseling kelompok bagi korban
bullying
dapat membantu siswa SMP Kanisius Pakem terhindar dari perilaku
bullying
. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat mencegah dan menghindari perilaku
bullying
yan terjadi baik di sekolah maupun di lingkungan pergaulan sehari- hari.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 6 siswa yang menjadi korban
bullying
dengan intensitas kategori tinggi aspek yang paling tinggi skornya adalah aspek verbal jika dibandingkan dengan aspek fisik dan aspek mental.
Item yang skornya tergolong sangat tinggi jumlahnya ada dua yaitu item
denga n pernyataan “Saya dibentak oleh teman” dan “Teman-teman terlihat
tidak suka kepada saya”. Jadi, gambaran diri 6 siswa berdasarkan analisis aspek, item, dan pertanyaan dapat disimpulkan bahwa mereka adalah siswa-
siswi yang sering mendapatkan
bullying
dalam bentuk verbal dan mental. Keenam siswa-siswi juga termasuk siswa yang mempunyai kepercayaan diri
yang rendah, sulit bergaul, dan tidak berani melawan para pelaku
bullying
. Oleh karena itu, gambaran diri keenam siswa inilah yang digunakan untuk
penyusunan program konseling kelompok bagi keenam siswa yang menjadi korban
bullying
dengan intensitas kategori tinggi di SMP Kanisius Pakem
Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013.
Penyusunan Program Konseling Kelompok Bagi Korban
Bullying
Siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013
A. Latar belakang masalah
Berdasarkan hasil penelitian tentang korban
bullying
di SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013 terdapat 6 siswa yang menjadi
korban
bullying
di sekolah. Dari 6 siswa terdapat 5 laki-laki dan 1perempuan.
Bullying
termasuk tindak kekerasan yang bisa melukai korban baik secara fisik maupun psikis. Hal ini tentu saja tidak diharapkan oleh siswa, orang tua
dan pihak sekolah karena siswa butuh konsentrasi dan rasa nyaman saat belajar di sekolah agar materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik.
Individu-individu yang menjadi korban
bullying
biasanya mengalami kurang percaya diri, malas ke sekolah, tidak nyaman, tertekan dan nilai
akademik menurun SEJIWA, 2008. Hal ini didukung jawaban 6 siswa terhadap pertanyaan terbuka. Perasaan-perasaan yang dialami siswa ketika
mendapat
bullying
adalah sedih, marah, tertekan, dan tidak nyaman. Sedangkan perilaku yang mereka tunjukan adalah membalas, pasrah, dan
melapor pada guru. Hal ini membuktikan bahwa 6 siswa tersebut mengalami masalah dalam hal penyesuaian diri. Oleh karena itu, siswa-siswa
membutuhkan pendampingan dari konselor untuk menyelesaiakan masalah
bullying
yang sedang dihadapi tersebut dengan cara konseling kelompok.
B. Dampak