27
BAB III METODOLOGI PENELITAN
Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, populasi, instrumen penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono 2011, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandasakan pada filsafat
positivisme. Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif
pada umumnya dilakukan secara random. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data bersifat kuantitatifstatistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Ditinjau dari pemaparan hasil, penelitian ini tergolong penelitian
deskriptif. Menurut Furchan 2005:415-418, penelitian deskriptif dengan metode
survei dirancang
untuk memperoleh
informasi dengan
mengumpulkan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan tujuan untuk
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik subjek yang diteliti secara tepat.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 2012 2013. Jumlah kelas di SMP Kanisius Pakem
sebanyak 6 kelas, yaitu kelas VII Cerdas, VII Jujur, kelas VIII Disiplin dan
kelas VIII Kasih, kelas IX Berani, dan kelas IX Mandiri. Alasan memilih SMP Kanisius Pakem Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena 1 SMP
Kanisius Pakem Yogyakarta mudah dijangkau oleh peneliti; 2 SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tidak mempunyai guru Bimbingan dan
Konseling; 3 siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tergolong remaja dengan usia rata-rata 12-16 tahun.
Tabel 1 Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Pakem, Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012-2013 Kelas
Jumlah Total
Laki-Laki Perempuan
VII Jujur 13
13 26
VII Cerdas 13
12 25
VIII Disiplin 14
10 24
VIII Kasih 12
7 19
IX Berani 6
12 18
IX Mandiri 9
12 20
Jumlah Total 132
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
1. Kuesioner
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner Korban
bullying
pada siswa SMP Kanisius Pakem, Yogyakarta. Peneliti menggunakan kuesioner tertutup. “Kuesioner
bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-
pertanyaan tersebut” Furchan, 2005 : 260. Kuesioner yang disusun oleh peneliti memuat aspek-aspek korban
bullying
:
bullying
fisik,
bullying
verbal, dan
bullying
mental. Indikator-
indikator dan item-item yang terkandung dalam aspek-aspek tersebut
disesuaikan dengan korban siswa SMP. 2.
Format Pernyataan
Instrumen penelitian mengacu pada
skala likert
dalam bentuk
checklist
.
Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi peserta didik atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Pada
skala likert
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan Sugiyono, 2011: 134.
Pernyataan-pernyataan dalam skala memuat item-item pernyataan yang bersifat positif
favorable
. Pernyataan positif atau
favorabel
merupakan konsep
pernyataan yang
sesuai atau
mendukung atributvariabel yang diukur. Dalam hal ini, pernyataan
favorabel
yaitu pernyataan yang menggambarkan adanya tendensi korban
bullying
. Skala ini dilengkapi dengan empat alternatif jawaban. Alternatif jawaban
setiap item mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata: sangat sering, sering, kadang-kadang, dan tidak
pernah.
3. Penentuan skor
Skoring untuk setiap jawaban dalam kuesioner dilakukan dengan memberi nilai pada setiap alternatif jawaban. Skoring setiap pilihan
jawaban dapat dilihat pada
Tabel 2
di halaman selanjutnya.
Tabel 2 Skoring Penilaian Kuesioner Korban
Bullying
No Pernyataan
Alternatif Jawabam Sangat
sering Sering
Kadang- kadang
Tidak Pernah
1. Favorabel
4 3
2 1
Responden diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang terdapat pada Kuesioner Korban
Bullying
dengan memilih salah satu alternatif jawaan yang telah disediakan menggunakan tanda centang .
Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Dengan demikian dapat diketahui tendensi korban
bullying
pada subjek penelitian ini. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat intensitas korban
bullying
. Sebaliknya, semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin
rendah pula tingkat korban
bullying
.
4. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen disusun berdasarkan bentuk-bentuk
bullying.
Kisi-kisi item Korban
Bullying
pada Siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun ajaran 20122013 sebelum uji coba dapat dilihat pada
tabel di halaman selanjutnya.
Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Korban
Bullying
Sebelum uji coba Jenis Korban
Bullying
Indikator Item
1.
Bullying Fisik Bullying
fisik merupakan jenis
bullying
yang kasat mata. Siapa pun bisa
melihat tindakan
bullying
fisik karena terjadi sentuhan fisik
antara pelaku
bullying
dan korbannya. a.
Ditampar 10
b. Dimaki
25 c.
Dipalak 5, 30, 40
d. Didorong
12, 27 e.
Dirusak 1, 21 33
f. Ditonjok
6, 20, 31 g.
Diganggu 37, 41, 45
h. Cidera
28, 44 2.
Bullying
Verbal
Bullying
verbal merupakan jenis
korban
bullying
yang juga bisa terdeteksi
karena bisa tertangkap dengan indra
pendengaran manusia. a.
Mempunyai julukan 11, 34
b. Dibentak
9, 38, 43 c.
Mendapat penghinaan 2, 39
d. Menebar gosip
41 e.
Menjadi bahan ejekan 8, 17
f. Disorakin
3, 35 g.
Ditertawakan 13, 36
h. Dimarahi
7 3.
Bullying
MentalPsikologis
Bullying
mental psikologis merupakan
jenis korban
bullying
yang paling berbahaya karena tidak
tertangkap mata atau telinga kita jika kita
tidak cukup awas mendeteksinya.
Praktik
bullying
terjadi diam-diam dan di luar radar
pemantauan kita. a.
Dipandang sinis 29, 32
b. Diremehkan
16, 19 c.
Dikucilkan 4, 23, 24
d. Dipelototi
26 e.
Diteror 14, 22
f. Diabaikan
18 g.
Difitnah 15
Jumlah item 45
D. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas berasal dari kata
validity
yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu tes atau
instrumen
pengukur dapat dikatakan valid apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Azwar,
2012.
Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi
content validity
. Validitas isi adalah validitas yang menunjuk pada sejauh mana intrumen yang disusun mencerminkan isi yang dikehendaki.
Dalam penelitian ini, penyusunan instrumen didasarkan pada kisi-kisi yang sesuai dengan aspek tujuan, bahan deskripsi bahan, indikator dan
jumlah pernyataan tiap indikator Furchan, 2005:295.
Pemeriksaan keterpenuhan validitas isi didasarkan pada pertimbangan yang dilakukan secara terpisah oleh ahli
expert judgment
, guna menelaah setiap butir item pernyataan korban
bullying
, yang bertujuan agar setiap item pernyataan yang dibuat tepat dengan aspek tujuan,
bahandeskripsi bahan, indikator dan jumlah pertanyaan per indikator, sehingga dapat dinyatakan baik Nurgiyantoro, 2009:339. Dalam
penelitian ini validitas isi diperiksa oleh Juster Donal Sinaga, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi di Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Juster Donal Sinaga,
M.Pd., memberi koreksi dan masukan untuk lebih memperhatikan pernyataan dalam item. Pertama, membuat pernyataan item yang
favorabel saja sedangkan yang unfavorabel dihilangkan. Kedua, menghilangkan kata yang bernuansa frekuensi pada pernyataan, misalnya
“teman-teman sering merusak peralatan sekolah saya”. Kata sering sebaiknya dihilangkan saja sehingga menjadi “teman-teman merusak
peralatan sekolah saya”. Ketiga, memastikan pernyataan menunjukkan tentang
bullying
.
Selain itu, validitas isi juga diperiksa oleh Drs. Th. Prapanca Hary, M.Si. Beliau adalah dosen Psikologi Universitas Sarjanawiyata Taman
Siswa Yogyakarta dan dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Drs. Th. Prapanca Hari, M.Si., memberi
koreksi dan masukan mengenai penulisan item dan tanda baca. Kata “mempunyai” yang benar memunyai.
Pemeriksaan ini dilakukan guna menelaah kualitas konstruk secara logis dari setiap butir item pernyataan kuisioner korban
bullying
siswa SMP yang disusun oleh peneliti. Pemeriksaan ini juga bertujuan agar
setiap item pernyataan yang dibuat secara logis tepatsesuai dengan konstruk kisi-kisinya Nurgiyantoro, 2009:339.
Setelah mendapatkan
penilaian ahli,
kuesioner kemudian
diujicobakan pada siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta, pada tanggal 14
– 15 Maret 2013. Jumlah peserta didik yang mengisi kuesioner adalah 30 siswa. Pertimbangan peneliti memilih SMP Joannes
Bosco sebagai subjek uji coba penelitiaan adalah karakteristik pesera didik sekolah tersebut relatif sama dengan subjek penelitian.
Data uji coba digunakan untuk melihat koefisien korelasi item terhadap skor-skor aspek melalui pendekatan analisis korelasi
Pearson Product Moment
. Formulasi yang digunakan dalam analisis konsistensi
internal butir item adalah sebagai berikut:
XY
r =
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
Keterangan :
XY
r = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir
N
= jumlah subyek
X
= skor sub total kuesioner
Y
= skor total butir-butir kuesioner
XY
= hasil perkalian antara skor X dan skor Y Proses penghitungan dilakukan dengan cara memberi skor pada tiap
item dan menstabulasikan ke dalam data penelitian. Penghitungan dilakukan dengan
SPSS
16. Pemilihan item berdasarkan korelasi item-total, biasanya digunakan
batasan
i
r
≥ 0,275. Semua item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0,275 dianggap memiliki daya diskriminasinya tinggi dan jika
kurang dari 0,275 diinterpretasikan memiliki daya diskriminasi yang rendah Azwar, 1999:65. Hasil penelitian koefisien korelasi penyusunan
SPSS
16 diperoleh 33 item yang memiliki koefesien korelasi ≥0, 275, sedangkan 12 item 0,275. Item yang valid akan digunakan dalam
kuesioner Tingkat Intensitas Korban
Bullying
sedangkan item yang tidak valid tidak digunakan dalam Kuesioner Tingkat Korban
Bullying
. Pada tabel 4 akan disajikan tabel rincian item yang valid dan item yang tidak
valid:
Tabel 4 Jumlah Item-Item yang Valid dan Tidak Valid
Jenis Korban
Bullying
Indikator Item
Valid Tidak
Valid
1.
Bullying Fisik Bullying
fisik merupakan jenis
bullying
yang kasat mata. Siapa pun bisa
melihat tindakan
bullying
fisik karena terjadi sentuhan fisik
antara pelaku
bullying
dan korbannya.
a. Ditampar
10 10
b. Dimaki
25 25
c. Dipalak
5, 30, 40 5, 30
d. Didorong
12, 27 12, 27
e. Dirusak
1, 21 33 1, 21, 33
f. Ditonjok
6, 20, 31 6, 20
31 g.
Diganggu 37, 41, 45
42, 45 37
h. Cidera
28, 44 44
28
2.
Bullying
Verbal
Bullying
verbal merupakan jenis
korban
bullying
yang juga bisa terdeteksi karena
bisa tertangkap dengan indra
pendengaran manusia.
a. Memunyai
julukan 11, 34
34 11
b. Dibentak
9, 38, 43 9, 43
38 c.
Mendapat penghinaan
2, 39 2, 39
d. Menebar
gosip 41
41 e.
Menjadi bahan ejekan
8, 17 17
8 f.
Disorakin 3, 35
3, 35 g.
Ditertawakan 13, 36
13, 36 h.
Dimarahi 7
7
Jenis Korban
Bullying
Indikator Item
Valid Tidak
Valid
3.
Bullying
MentalPsikologis
Bullying
mental psikologis
merupakan jenis korban
bullying
yang paling berbahaya karena
tidak tertangkap mata atau telinga
kita jika kita tidak cukup awas
mendeteksinya. Praktik
bullying
terjadi diam-diam dan di luar radar
pemantauan kita. a.
Dipandang sinis
29, 32 29
32 b.
Diremehkan 16, 19
16, 19 c.
Dikucilkan 4, 23, 24
4, 23 24
d. Dipelototi
26 26
e. Diteror
14, 22 14
22 f.
Diabaikan 18
18 g.
Difitnah 15
15
Jumlah item 45
33 12
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu
Nugiyantoro, 2009:341. Jadi kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu instrumen pengukuran adalah konsisten, keajegan atau tidak berubah-
ubah. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan pendekatan
koefisien
Alpha Cronbach
α. Penggunaan teknik analisis
Alpha Cronbach
ini didasarkan atas pertimbangan penghitungan reliabilitas skala diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya
sekali saja pada sekelompok responden atau
single trial administration
Azwar, 2012. Rumus koefisien reliabilitas alpha adalah sebagai berikut:
α =
2[1-
2 S
2 S
+ 2
S x
i x
]
Keterangan rumus : S
1 2
dan S
2 2
: varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 S
x 2
: varians skor skala Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dihitung melalui program
komputer
Statistical Product and Service Solutions SPSS 16.0 for
Window
, diperoleh perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan rumus koefisien alpha α, yaitu 0,928. Hasil perhitungan
dikonsultasikan ke kriteria Guilford. Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Kriteria Guilford
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 -1,00 Sangat Tinggi
0, 71 – 0,90
Tinggi 0,41
– 0,70 Cukup Tinggi
1,21 – 0,40
Rendah Negatif -0,20
Sangat Rendah
Berdasarkan kriteria Guilford dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas kuesioner termasuk sangat tinggi.
Kisi-kisi penelitian disusun berdasarkan bentuk
bullying
. Kisi-kisi tentang Tingkat Intensitas Korban
Bullying
pada Siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013 setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 Kisi-kisi Penelitian tentang Tingkat Intensitas Korban
Bullying
Setelah uji coba Jenis Korban
Bullying
Indikator Item
1.
Bullying Fisik Bullying
fisik merupakan jenis
bullying
yang kasat mata. Siapa pun bisa
melihat tindakan
bullying
fisik karena terjadi sentuhan fisik
antara pelaku
bullying
dan korbannya.
a. Ditampar
10 b.
Dipalak 5, 23
c. Didorong
10, 21 d.
Dirusak 1, 18, 24
e. Ditonjok
6, 17 f.
Diganggu 30, 33
g. Cidera
32
2.
Bullying
Verbal
Bullying
verbal merupakan jenis
korban
bullying
yang juga bisa terdeteksi
karena bisa tertangkap dengan indra
pendengaran manusia. a.
Mempunyai julukan 25
b. Dibentak
8, 31 c.
Mendapat penghinaan 2, 28
d. Menebar gosip
29 e.
Menjadi bahan ejekan 15
f. Disorakin
3, 26 g.
Ditertawakan 11, 27
h. Dimarahi
7 3.
Bullying
MentalPsikologis
Bullying
mental psikologis merupakan
jenis korban
bullying
yang paling berbahaya karena tidak
tertangkap mata atau telinga kita jika kita
tidak cukup awas mendeteksinya.
Praktik
bullying
terjadi diam-diam dan di luar radar
pemantauan kita. a.
Dipandang sinis 22
b. Diremehkan
14, 16 c.
Dikucilkan 4, 19
d. Dipelototi
20 e.
Diteror 12
f. Difitnah
13
Jumlah item 33
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Persiapan dan pelaksanaan
a. Mempelajari buku-buku tentang
bullying.
b. Menyusun kuesioner tentang kemampuan mengelola emosi dengan
mengikuti beberapa langkah, yaitu: 1
Menetapakan dan mendefinisikan variabel penelitian, yaitu tingkat korban
bullying
pada siswa SMP Kanisius Pakem, Yogyakarta tahun ajaran 20122013.
2 Menjabarkan variabel penelitian ke dalam aspek-aspek dan
indikator-indikatornya. 3
Menyusun item-item pernyataan sesuai dengan aspek dan indikator yang sudah dibuat.
4 Melakukan expert judgment alat penelitian kepada dosen ahli.
5 Menguhubungi dan bertemu dengan Koordinator Sekolah dan
guru BK SMP Joannes Bosco Yogyakarta untuk meminta ijin mengadakan uji coba alat penelitian penelitian.
6 Melaksanakan uji coba penelitian di SMP Joannes Bosco
Yogyakarta pada sebagian siswa kelas VII. 7
Pengumpulan data uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner uji coba.
8 Merevisi kuesioner dan mengkonsultasikan kepada dosen
pembimbing. 9
Melaksanakan penelitian di SMP Kanisius Pakem Yogyakarta.
2. Tahap Pengumpulan Data
Kuesioner yang telah diujicobakan dan telah direvisi kemudian dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan
data dilaksanakan pada siswa kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 20122013 pada
tanggal 4 dan 6 Mei 2013. Jumlah Peserta didik yang menjadi subjek penelitian sebanyak 132 peserta didik. Penyebaran dan
pengawasan pengisian kuesioner dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh beberapa teman.
F. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis data, yaitu: 1.
Memberi skor pada setiap alternatif jawaban yang dipilih. Norma skoring untuk pernyataan positif adalah: sangat sering = 4, sering = 3,
kadang-kadang = 2, tidak pernah = 1. 2.
Mentabulasi data, menghitung skor total masing-masing responden maupun item kuesioner dan skor rata-rata responden maupun rata-rata
butir. 3.
Mengkategorisasikan korban
bullying
a. Kategorisasi skor subyek penelitian
Kategorisasi tingkat karakter subjek penelitian peserta didik SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 20122013.
Kategorisasi disusun berdasarkan distribusi normal dengan model kategorisasi jenjang ordinal. Menurut Azwar 2012: 106,
kategorisasi jenjang ordinal bertujuan menempatkan individu ke dalam kelom-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu
kontinum berdasar atribut yang diukur. Norma kategorisasi yang digunakan berpedoman pada norma
kategorisasi Azwar 2012: 147-148 dengan lima jenjang kategori diagnosis yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat
rendah. Norma kategorisasi yang digunakan dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7 Norma Kategorisasi Karakter Subjek Penelitian
Perhitungan Skor Keterangan
µ+ 1.5σ X Sangat Tinggi
µ + 0.5 σ X ≤ µ+ 1.5σ Tinggi
µ - 0.5 σ X ≤ µ + 0.5 σ
Sedang µ-
1.5σ X ≤ µ - 0.5 σ Rendah
X ≤ µ- 1.5σ Sangat Rendah
Keterangan: X maksimum teoritik :
skor tertinggi
yang diperoleh
subjek penelitian dalam skala
X minimum teoritik : skor
terendah yang
diperoleh subjek
penelitian dalam skala
σ standar deviasi : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran. µ mean teoritik :
Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum.
Kategori di atas digunakan untuk mengelompokkan tinggi rendah korban
bullying
para peserta didik. Perhitungan dalam penggolongan norma kategorisasi adalah sebagai berikut:
X maksimum teoritik : 4 x 33 = 132 X minimum teoritik : 1 x 33 = 33
Luas jarak : 132 – 33 = 99
σ standar deviasi : 99 6 = 16,5 dibulatkan menjadi 17 µ mean teoritik : 132+33 : 2 = 82,5 dibulatkan menjadi 83.
Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan kategori skala. Kategori skor dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8 Kategorisasi Korban
Bullying
Siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013
Perhitungan Skor Kategorisasi
Keterangan
µ+ 1.5σ X X 109
Sangat Tinggi µ + 0.5 σ X ≤ µ+ 1.5σ
92 – 109
Tinggi µ -
0.5 σ X ≤ µ + 0.5 σ 74
– 92 Sedang
µ- 1.5σ X ≤ µ - 0.5 σ
57 – 74
Rendah X ≤ µ- 1.5σ
≤ 57 Sangat Rendah
Keterangan:
1. Kategori sangat tinggi : siswa yang masuk dalam kategori
sangat tinggi adalah siswa yang menjadi korban
bullying
dengan intensitas sangat tinggi.
2. Kategori tinggi : siswa yang masuk dalam kategori tinggi
adalah siswa yang menjadi korban
bullying
dengan intensitas tinggi.
3. Kategori sedang : siswa yang masuk dalam kategori sedang
adalah siswa yang menjadi korban
bullying
dengan intensitas sedang.
4. Kategori rendah : siswa yang masuk dalam kategori rendah
adalah siswa yang menjadi korban
bullying
dengan intensitas rendah.
5. Kategori sangat rendah : siswa yang masuk dalam kategori
sangat rendah adalah siswa yang menjadi korban
bullying
dengan intensitas sangat rendah.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN,
DAN PENYUSUNAN PROGRAM KONSELING KELOMPOK
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian, pembahasan, dan penyusunan program Konseling Kelompok bagi korban
bullying
di SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013. Hasil penelitian mencakup tingkat
intensitas korban
bullying
siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013, tingkat intensitas korban
bullying
bedasarkan jenis kelamin, tingkat intensitas korban
bullying
bedasarkan kelas. Pembahasan mencakup pembahasan mengenai hasil penelitian. Penyusunan program konseling kelompok mencakup
program yang sesuai untuk diberikan kepada korban
bullying
. A.
Hasil Penelitian
1. Tingkat Intensitas Korban
Bullying
Siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat intensitas korban
bullying
siswa SMP Kanisius Pakem, Yogyakarta Tahun Ajaran 2012-2013. Berdasarkan hasil olahan data penelitian dan tingkat
intensitas yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa hasil penelitian tingkat intensitas korban
bullying
siswa SMP Kanisius Pakem, Yogyakarta tahun ajaran 2012-2013 adalah sebagai berikut: