Karakteristik Resiliensi RESILIENSI 1. Pengertian Resiliensi

6 memungkinkannya menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan, atau bahkan mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Adanya resiliensi akan membuat seseorang berhasil menyesuaikan diri dalam berhadapan dengan kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan Desmita, 2005. Resiliensi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis. 1 Resiliensi ditentukan dari hasilnya. 2 Resiliensi dianggap sebagai salah satu jenis kemampuan dan kualitas individu, dimana ini merupakan salah satu karakteristik individu. 3 Resiliensi dianggap sebagai proses perkembangan yang dinamis. Berdasarkan definisi ini, APA Help Center dalam Wei, dkk. 2011 menunjukkan resiliensi sebagai proses adaptif ketika seseorang mengalami kesulitan, trauma, tragedy, dan stress hebat lainnya.

2. Karakteristik Resiliensi

Wagnild dan Young dalam Shaikh dan Kauppi, 2010 mendefinisikan resiliensi sebagai sebuah sifat kepribadian dengan lima karakteristik yang saling terkait. Karakteristik ini mencakup keseimbangan batin equanimity, ketekunan perseverance, kemandirian self-reliance, kebermaknaan meaningfulness, dan kesendirian eksistensialexistential aloneness. 7 a. Keseimbangan batin equanimity Keseimbangan batin equanimity didefinisikan sebagai perspektif yang seimbang pada kehidupan dan pengalaman seseorang. Beberapa orang terus merenungkan kegagalan yang dialami, terbebani dengan banyak penyesalan, atau cenderung melihat hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup sebagai malapetaka. Orang yang resilien akan mampu mengerti bahwa hidup tidak selalu baik dan tidak selalu buruk. Orang- orang yang resilien mempunyai pikiran yang terbuka. b. Ketekunan perseverance Ketekunan perseverance mengacu pada kesediaan untuk melakukan perlawanan terhadap kesulitan. Kebulatan tekad seseorang meski mengalami kesulitan, kekecewaan, keputusasaan itu yang disebut dengan ketekunan. Orang yang resilien akan mampu mengatasi hal-hal seperti kesulitan, kekecewaan, keputusasaan dan tetap maju meraih tujuannya. Resiliensi merupakan proses untuk bangkit dari pengalaman negatif dan untuk itu diperlukan ketekunan. c. Kemandirian self reliance Kemandirian self reliance diartikan sebagai kepercayaan diri dan kemampuan untuk bergantung pada diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Individu mampu mengerti kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki. Pengalaman dan latihan akan membentuk kepercayaan pada kemampuan diri. Individu yang resilien telah belajar dari pengalaman- 8 pengalaman dan telah mengembangkan banyak cara untuk mengatasi sebuah masalah. d. Kebermaknaan meaningfulness Kebermaknaan meaningfulness tergolong ke dalam realisasi hidup, bahwa hidup memiliki tujuan. Sadar akan tujuan atau makna dalam hidup individu mungkin merupakan karakteristik yang paling penting dari resiliensi karena ini merupakan fondasi dari empat karakteristik lainnya. Hidup tanpa tujuan merupakan hal yang sangat sia-sia. Memiliki tujuan akan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Ketika kita mengalami kesulitan yang tak terelakan, hal yang dapat membuat kita terus maju adalah memiliki tujuan. e. Kesendirian eksistensial existential aloneness Kesendirian eksistensialexistential aloneness mencerminkan sebuah kesadaran bahwa jalan hidup setiap orang adalah unik. Definisi ini mencakup ciri-ciri kepribadian serta orientasi filosofis resilien individu. Individu yang resilien belajar hidup mandiri meskipun hidup bersama- sama dengan orang lain. Individu sadar bahwa ketika menghadapi hal-hal dalam hidup, individu itu harus menghadapinya sendiri. Hal ini tidak berarti melupakan pentingnya berbagi pengalaman dengan orang lain dan menutup hubungan dengan orang lain. Lebih singkatnya, individu yang resilien mengenali diri sepenuhnya, tidak merasakan tekanan konformitas, dan mampu melakukan sesuatu sendiri jika memang diharuskan demikian. 9

3. Hal-hal yang Menguatkan Resiliensi