Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu di dalam kehidupan memiliki berbagai peran, dimana salah satunya adalah peran sebagai seorang mahasiswa.Banyak sekali pekerjaan, tantangan, dan tuntutan yang dihadapi dan harus dijalankan oleh mahasiswa diantaranya banyaknya tugas, laporan, makalah, ujian, maupun mengerjakan skripsi.Berbagai hal dan situasi juga dapat mempengaruhi keberhasilan prestasi mahasiswa atau justru menghambatnya Zulkarnain, 2009. Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggid iharapkan mampu menyelesaikan studinya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Orang tua ingin segera melihat anak-anaknya memperoleh gelar yang dapat dibanggakan. Selain itu, adanya keinginan dari diri sendiri untuk segera lulus. Tuntutan, dorongan maupun keinginan dari diri sendiri, orangtua, maupun pihak akademik akan mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam memandang penyelesaian studi sesuai batas waktu yang telah ditentukan atau tidak. Namun, pada kenyataan untuk menyelesaikan studi tersebut sangat tidak mudah. Mahasiswa harusmenghadapi berbagai tantangan dan hambatan agar dapat lulus dari perguruan tinggi. Salah satu kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan studi adalah menyusun tugas akhir atau skripsi Ulfah, 2010. Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di Perguruan Tinggi Poerwadarminta dalam Gunawati, 2006.Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah penyusunan skripsi tersebut, karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar akademisnya sebagai sarjana. Dalam proses bimbingan skripsi tidak jarang mahasiswa dengan susah payah menyusun tulisan yang kemudian dikoreksi dan dievaluasi oleh pembimbing lalu diminta untuk memperbaiki lagi. Hal ini terjadi karena kurangnya kemampuan mahasiswa dalam memahami standar penyusunan skripsi yang telah ditentukan. Skripsi bisa menjadi stresor bagi sebagian mahasiswa, namun dapat pula dianggap sebagai tantangan positif yang harus dihadapi bagi mahasiswa yang lain Prianto, 2010. Stres yang dialami mahasiswa terjadi karena mahasiswa memiliki berbagai kesulitan dalam mengerjakan skripsi. Kesulitan yang dialami tersebut adalah tidak adanya orientasi ke masa depan yang berakibat pada munculnya rasa malas dari dalam diri mahasiswa dan adanya hambatan keuangan dan sulitnya mendapatkan sumber pustaka Utomo, 2009. Selain itu, mahasiswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan tema dan judul, kesulitan dalam mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, serta kesulitan mencari subjek Kurniawati, 2010. Agar dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa dalam menyusun skripsi, maka dibutuhkan suatu keyakinan dalam diri mahasiswa. Keyakinan yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu atau kemampuan menghadapi kesulitan biasanya disebut efikasi diri atau self- efficacy. Bandura 1997 menggambarkan bahwa efikasi diri merupakan kepercayaan terhadap diri sendiri dalam melakukan suatu tindakan guna menghadapi suatu situasi sehingga dapat memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Efikasi diri adalah bagian dari diri yang dapat mempengaruhi jenis aktivitas yang dipilih, besarnya usaha yang akan dilakukan oleh individu dan kesabaran dalam menghadapi kesulitan. Efikasi diri juga mempengaruhi besar usaha dan ketahanan individu dalam menghadapi kesulitan. Individu dengan efikasi diri tinggi akan memandang tugas-tugas sulit sebagai tantangan untuk dihadapi daripada sebagai ancaman untuk dihindari. Individu mempunyai komitmen tinggi untuk mencapai tujuan-tujuannya dan menginvestasikan tingkat usaha yang tinggi serta mampu berfikir strategis untuk menghadapi kegagalan. Individu memandang kegagalan sebagai kurangnya usaha untuk mencapai keberhasilan. Selain itu individu secara cepat memulihkan perasaan mampu setelah mengalami kegagalan Bandura, 1997. Tingginya efikasi diri yang dimiliki memungkinkan mahasiswa memiliki motivasi untuk melakukan tindakan dan usaha dalam menyusun skripsi, sebaliknya semakin rendah efikasi diri yang dimiliki maka mahasiswa kurang memiliki dorongan yang kuat dalam dirinya dalam menyusun skripsi dan mahasiswa tersebut tidak berusaha melakukan tindakan-tindakan dalam menyusun skripsi. Bandura 1997, mengemukakan bahwa efikasi diri berkaitan dengan kemampuan yang dirasa seseorang untuk mendapatkan hasil dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan mahasiswa ini, berkaitan dengan kemampuan memaksimalkan kinerja mereka. Secara umum diketahui bahwa sukses akademik seseorang dipengaruhi oleh kemampuan kognitif mereka. Mahasiswa-mahasiswa yang memiliki potensi intelektual yang tinggi akan memperoleh sukses yang lebih bagus dibanding mereka yang memiliki kemampuan lebih rendah. Penelitian Hadi Warsito 2004 menunjukkan bahwa terdapat hubungan kausal yang positif signifikan antara self efficacy dengan prestasi akademik Nugroho, 2007. Hal tersebut didukung dengan pernyataan para ahli psikologi pendidikan yang umumnya berpendapat bahwa prestasi yang dicapai seorang individu mempunyai hubungan erat dengan kemampuan dan rasa keberhasilan yang dimilikinya. Pada dasarnya prestasi yang dicapai seorang individu merupakan realisasi kemampuannya. Di antara kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan intelektual yang mempunyai hubungan fungsional yang lebih nyata dengan prestasi belajar seseorang Bennett Aiken dalam naqiyah, 2010. Sebuah lembaga penelitian Pew Research Center mendata bahwa setengah dari mahasiswa wanita lulus empat tahun dari perguruan tinggi di Amerika, dan lulus lebih cepat dengan nilai yang baik, ujar data yang dilansir dari situs Pew Research Center, Minggu 2182011. Jumlah lulusan pria yang lulus tepat waktu hanya 37 persen http:kampus.okezone.com. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada berbagai kesulitan yang dihadapi mahasiswa terutama mahasiswa laki-laki, dimana mahasiswa tersebut tidak memiliki keyakinan yang tinggi dalam menyelesaikan skripsi sehingga menghambat kelulusan mereka. Menurut Martono 2010, perempuan lebih berprestasi daripada laki-laki karena perempuan lebih termotivasi dan bekerja lebih rajin daripada laki-laki dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Selain itu, kepercayaan diri perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki. Selain itu, perempuan lebih suka membaca daripada laki-laki. Prestasi laki-laki lebih rendah daripada perempuan dikarenakan mahasiswa laki-laki kurang memiliki usaha dan memiliki sikap pesimis. Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian sebelumnya tentang “Hubungan Efikasi Diri dan Prestasi Akademik” dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan prestasi akademik Pabiban, 2007. Akan tetapi, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa prestasi laki-laki cenderung lebih baik daripada perempuan. Beberapa penelitian yang dilakukan antara lain oleh Weston and Mantony; Mutchler et al, Lipe dan Lenney Nainggolan, 2008. Peneliti ini menyimpulkan bahwa prestasi akademis laki-laki lebih baik dibandingkan dengan akademik perempuan. Lalu, apabila efikasi diri berkorelasi positif dengan prestasi, lebih tinggi mana efikasi diri antara laki-laki dengan perempuan jika terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa laki- laki lebih tinggi namun disisi lain perempuan juga lebih tinggi. Penelitian mengenai efikasi diri pada mahasiswa yang menyusun skripsi pernah dilakukan di Fakultas Psikologi Sanata Dharma oleh FX. Resky Prianto 2010, akan tetapi penelitian tersebut hanya ingin mengetahui gambaran efikasi diri mahasiswa Fakultas Psikologi Sanata Dharma secara umum, dimana hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa yang menyusun skripsi di fakultas psikologi termasuk dalam kategori sedang. Untuk itu, peneliti tertarik melihat perbedaan efikasi diri pada mahasiswa laki-laki dengan perempuan yang sedang menyusun skripsi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas muncul pertanyaan apakah ada perbedaan efikasi diri antara mahasiswa laki- laki dengan perempuan dalam menyusun skripsi.

B. Rumusan Masalah