dan pelatihan kemoralan. Demikian pula, ketenangan batin mampu memperkuat tiga hal penunjang batin tersebut.
2.2 Mekanisme Meditasi Mindfulness Menurut Dusana Dorje
Meditasi mindfulness
memiliki keterkaitan
dengan peningkatan emotional well-being pada kehidupan manusia. Hal ini
telah membuat Dorje 2010 memiliki keinginan untuk menjelaskan mekanisme dari meditasi mindfulness. Ia membahas mekanisme
meditasi mindfulness berdasar pada penelitian psikologis dan neuroscientific
. Dorje menyatakan bahwa terdapat lima dimensi dalam meditasi mindfulness. Dimensi-dimensi tersebut adalah :
a. Tujuan dan konteks dari praktik mindfulness
Tujuan dari meditasi mindfulness adalah terbebasnya seseorang dari penderitaan yang didasari oleh keserakahan, kebencian, dan
ketidaktahuan. b.
Tujuan yang kosong Tujuan kosong yang dimaksud disini adalah saat seseorang sedang
bermeditasi mindfulness, maka ia tidak akan bereaksi akan apapun yang terjadi di dalam dirinya.
c. Kendali perhatian, sustained attention, dan meta-awareness
Kendali perhatian disini adalah kemampuan seseorang dalam mempertahankan awareness dalam keadaan meditatif. Sedangkan
sustained attention merupakan kemampuan seseorang untuk
mengembalikan fokus setelah orang menyadari objek-objek dalam pikirannya. Untuk meta-awareness dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk mengendalikan proses meditasi. d.
Emosi yang sehat Cinta kasih, murah hati, dan tidak melekat pada suatu hal
merupakan beberapa bentuk emosi yang baik dan berperan penting dalam meditasi mindfulness. Adanya emosi positif pada diri
seorang meditator turut menunjang kemajuan dari meditator dalam bermeditasi.
e. Ethical discernment
Dalam konteks Buddhis, pelaksanaan ethical discernment atau kemoralan adalah hal yang penting untuk menunjang kemajuan
dalam bermeditasi. Berdasarkan kelima dimensi tersebut dapat dilihat bahwa
kendali perhatian adalah penyeleksi objek saat seseorang bermeditasi. Sedangkan sustained attention merupakan komponen utama dalam
mempertahankan fokus saat bermeditasi. Emosi yang sehat, kemoralan, dan meta awareness adalah penopang kemajuan dari
meditasi mindfulness yang dilakukan oleh seseorang. Selain Dorje, terdapat pula beberapa tokoh yang ingin
menjelaskan proses atau mekanisme dari meditasi mindfulness. Menurut teori yang mendasari Mindfulness Based Cognitive Therapy
MBCT, praktik dari mindfulness dapat mengurangi pandangan
terhadap pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan akan fenomena yang biasa dipandang sebagai pengalaman mental yang datang dan pergi
Segal dkk. dalam Lykins Baer, 2009. Shapiro, Carlson, dan Freedman dalam Lykins dan Baer, 2009 juga mendeskripsikan
mekanisme mindfulness yang serupa dengan Segal. Mereka menyatakan bahwa mindfulness adalah kemampuan untuk tidak
mengidentifikasi momen-momen yang muncul dalam diri dan melihat momen tersebut dengan jernih dan objektif.
3. Manfaat Meditasi Mindfulness