56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang uraian hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk kelas V sekolah dasar. Hal-hal yang akan diuraikan yaitu sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini membahas tentang hasil dari prosedur pengembangan tes dan kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V SD.
1. Prosedur Pengembangan Tes
a. Potensi dan Masalah
Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara terhadap 3 SD. Guru SD yang menjadi narasumber tersebut
sudah pernah menggapai pendidikan pada tingkat sarjana. Peneliti melakukan analisis kebutuhan kepada narasumber yang sudah
mempunyai gelar sarjana pendidikan. Analisis kebutuhan digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kebutuhan guru tentang prototipe soal
matematika yang sudah dikatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda, tingkat kesukaran, dan pengecoh. SD yang digunakan peneliti
untuk melakukan wawancara yaitu di SD Kanisius Kadirojo, SD Negeri Condongcatur, dan SD Negeri Denggung.
Peneliti mewawancarai Bapak St. Padmonohadi yang merupakan guru kelas V di SD Kanisius Kadirojo. Hasil wawancara
dengan Bapak St. Padmonohadi adalah sudah membuat soal sendiri dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar,
sudah memuat dimensi proses kognitif. Sudah menguji soal agar valid dan reliabel. Soal yang dibuat Bapak Padmo sudah dalam bentuk soal
cerita untuk memecahkan masalah dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kesulitannya ketika membuat pengecoh dan beliau
membutuhkan prototipe soal matematika yang sudah dikatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran.
Wawancara kedua yang dilakukan peneliti di SD Negeri Denggung. Peneliti mewawancarai Ibu Ari Trisnawati. Beliau
menjelaskan bahwa sudah membuat soal sendiri yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Soal yang dibuat sudah memuat berbagai
dimensi kognitif. Soal yang dibuat ada beberapa yang sudah dalam bentuk soal cerita untuk memecahkan masalah. Proses untuk membuat
soal sudah melalui langkah-langkah pengembangan tes, tetapi beliau belum menguji validitas dan reliabilitas soal. Kesulitan dalam proses
pembuatan soal yaitu ketika membuat kisi-kisi soal dari indikator. Beliau juga membutuhkan prototipe soal matematika yang sudah
dikatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran.
Wawancara yang ketiga dengan Ibu Ana Rahayu yang merupakan guru kelas V di SD Negeri Condongcatur. Beliau
mengatakan bahwa ketika memberikan soal harian kadang-kadang membuat soal sendiri tetapi belum memuat dimensi kognitif mulai dari
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan mencipta. Beliau sudah membuat soal yang ada kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari dalam bentuk soal cerita untuk memecahkan masalah. Bu Ana juga membuat indikator dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar terlebih dahulu, tetapi tidak membuat kisi-kisi soal dan tidak melakukan uji validasi dan reliabilitas terhadap soal.
Kesulitannya adalah sulit untuk mengukur proses kognitif dan beliau juga sulit membuat kisi-kisi soal. Bu Ana membutuhkan prototipe soal
matematika yang sudah dikatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran.
Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa ketiga guru sekolah dasar tersebut sudah membuat soal evaluasi pembelajaran
sendiri. Soal yang dibuat belum menerapkan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar. Guru membutuhkan soal-soal yang
valid, reliabel, mempunyai daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran.
b. Pengumpulan Data