Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

(1)

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR 1.5 MENYELESAIKAN MASALAH YANG

BERKAITAN DENGAN OPERASI HITUNG, KPK DAN FPB

UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Nimas Karomah Dyahningrum NIM: 131134192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR 1.5 MENYELESAIKAN MASALAH

YANG BERKAITAN DENGAN OPERASI HITUNG, KPK DAN FPB

UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Nimas Karomah Dyahningrum NIM: 131134192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada-Nya, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan taufik serta hidayah-Nya kepada saya dalam segala hal.

2. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Samsudi dan Ibu Suprihatin, S.Pd yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, kasih sayang, dan semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini.

3. Kakakku tersayang (Hesty Fitria Diantari, S.Pd.) yang turut memotivasiku untuk tetap semangat.

4. Sahabat hidupku Mas Wahono Saputro yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman-teman seperjuangan Payung yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman PGSD angkatan 2013.

7. Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma.


(6)

v

MOTTO

“Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik maka kau akan menjadi orang yang terbaik”

“Selalu bersikaplah optimis, karena tidak ada yang tidak mungkin

selama kita optimis”.

(Anonim)

“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di

manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon”. (H.R Muslim).


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 06 Februari 2017 Peneliti


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLISIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Nimas Karomah Dyahningrum

Nomor Mahasiswa : 131134192

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR 1.5 MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN OPERASI HITUNG, KPK DAN FPB UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR”.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 06 Februari 2017 Yang menyatakan,


(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR 1.5 MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN OPERASI HITUNG, KPK DAN FPB UNTUK

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Nimas Karomah Dyahningrum

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini dilakukan karena adanya potensi dan masalah yang berkaitan dengan pembuatan tes hasil belajar. Masalah yang dihadapi guru kelas adalah adanya kebutuhan dalam membuat tes hasil belajar yang berkualitas baik. Penelitian ini merupakan penelitian (R&D) yang bertujuan (1) untuk mengembangkan tes hasil belajar (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD.

Prosedur pengembangan dan penelitian produk tes hasil belajar matematika ini berdasarkan modifikasi dari model Borg and Gall. Terdapat 10 langkah prosedur penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Penelitian dan pengembangan hanya dilakukan hingga langkah ke 7 dari 10 langkah prosedur pengembangan. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Patalan Baru dan SD N Piring yang berjumlah 60 siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah penelitian pengembangan yaitu (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 60 butir soal tes didapatkan hasil 43 butir soal kategori valid. Hasil analisis reliabilitas soal tipe A sebesar 0,942 termasuk ke dalam kriteria sangat tinggi, soal tipe B sebesar 0,920 termasuk ke dalam kriteria sangat tinggi. Analisis daya pembeda diperoleh hasil 43 butir soal berkategori baik dan baik sekali. Analisis tingkat kesukaran pada 43 butir soal tersebut meliputi 41 soal (95,34%) sedang dan 2 soal (4,66%) mudah. Analisis pengecoh diperoleh sebanyak 18 option tidak berfungsi dan dilakukan telah revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik kualitas butir soal yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam sebuah buku.

Kata kunci: pengembangan, tes hasil belajar, matematika, validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, pengecoh.


(10)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF BASIC COMPETENCE’S LEARNING 1.5 RESULT TEST RESOLVE PROBLEM RELATED TO ARITHMETIC OPERATIONS, LCM AND GCD TO THE F IF TH GRADE STUDENTS OF

ELEMENTARY SCHOOL

Nimas Karomah Dyahningrum Sanata Dharma University

2017

This research wa s conducted due to the potency and problems tha t related to the making of learning test result. Problem that faced by teachers was the necessities in making good quality of learning test result. This research was (R&D) research which were aimed (1) to develop study result test (2) to describe product quality of study result test for ba sic competency 1.5 resolve problem related to arithmetic operations Least Common Multiple (LCM) and Greatest Common Divisor (GCD) to the fifth grade students of Elementary School.

This developing and research procedures of mathematics study result test product was based on modification from Borg and Gall model. There were 10 steps of this procedure and the development that presented by Borg and Gall. The development and the research were simply conducted up to step 7 out of 10 steps of the development procedure. Subjects in this research were the 5th grade students of SD N Patalan Baru and SD N Piring to amount to 60 students.

This research results showed that (1) development research steps were (a) potency and problems, (b) data collection, (c) product design, (d) design validation, (e) design revision, (f) product experiment, (g) product revision, (2) result of question item analysis on 60 test items was obtained result of 43 items in solid category. Analysis result of question item reability type A was 0,942 that included into very high criteria, type B was 0,920 that included into very high criteria as well. Data distinguishing factor analysis were obtained result of 43 items in good and very good category. Difficulty level analysis on 43 items covered 41 questions (95,34%) were moderate, while 2 questions (4,66%) were easy. Distractor analysis were 18 options in unfunctioned and conducted that have been revised. Test item that have characteristic of good item then complied into one book.

Keywords : development, Learning Result Test, mathematics, validity, reliability, dicrimination index, item difficult, distractor.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah, nikmat serta hidayahnya sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 1.5 Menyelesaikan Masalah Ya ng Berkaitan Dengan Operasi Hitung, KPK Dan FPB Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT, yang selalu memberikan nikmat kesehatan serta kelancaran selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(12)

xi

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Drs. I Nyoman Arcana, M.Si. selaku pakar matematika PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Ibu Aris Widyawati, S.Pd. SD, Bapak Sudarsana, S.Pd. SD, serta Bapak Basir S.Pd, selaku validator guru yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

9. Kepala SD N Patalan Baru dan SD N Piring yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

10. Siswa kelas V SD N Patalan Baru dan SD N Piring yang telah bersedia membantu selama proses penelitian.

11. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Samsudi dan Ibu Suprihatin, S.Pd serta kakakku Hesty Fitria Diantari, S.Pd yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat.


(13)

xii

12. Teman-teman kelas VII D yang selalu mendukung, menyemangati, dan mendoakan.

13. Teman-teman payung yang membantu dan bekerjasama selama penyusunan sampai selesainya skripsi ini.

14. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

15. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa kendala. Kendala tersebut tidak menjadi hambatan dalam diri peneliti melainkan menjadikan semangat untuk terus maju dan menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca baik dalam isi maupun inspirasi untuk lebih baik. Peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ada beberapa kesalahan baik dalam penyajian ataupun isi. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.

Penulis


(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Pembatasan Masalah ... 4

C.Rumusan Masalah ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G.Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A.Kajian Pustaka ... 10

1. Tes Hasil Belajar ... 10

a. Definisi Tes ... 10

b. Definisi Belajar ... 11


(15)

xiv

d. Definisi Tes Hasil Belajar ... 13

e. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar ... 14

f. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 16

g. Tes Pilihan Ganda ... 18

h. Kelebihan dan Kelemahan Tes Pilihan Ganda... 19

i. Kaidah Penulisan Tes Tipe Pilihan Ganda... 21

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 23

a. Validitas ... 24

b. Reliabilitas ... 27

c. Karakteristik Butir Soal ... 30

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 33

4. Matematika ... 36

5. Kompetensi Dasar Menyelesaikan Masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB ... 37

a. Kompetensi Dasar ... 37

b. Operasi Hitung ... 38

c. KPK dan FPB ... 38

6. Taksonomi Bloom ... 39

B.Penelitian yang Relevan ... 42

C.Kerangka Pikir ... 48

D.Pertanyaan Penelitian ... 50

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 52

1. Potensi dan Masalah ... 53

2. Pengumpulan Data ... 54

3. Desain Produk ... 54

4. Validasi Desain... 54

5. Revisi Desain ... 55

6. Ujicoba Produk ... 55

7. Revisi Produk ... 55


(16)

xv

9. Revisi Produk ... 56

10. Produk Masal ... 56

B.Setting Penelitian ... 56

1. Tempat Penelitan ... 56

2. Waktu Penelitian ... 57

3. Subyek Penelitian ... 57

4. Objek Penelitian ... 57

C.Prosedur Pengembangan ... 57

1. Potensi dan Masalah ... 59

2. Pengumpulan Data ... 59

3. Desain Produk ... 60

4. Validasi Desain ... 60

5. Revisi Desain ... 61

6. Ujicoba Produk ... 61

7. Revisi Produk ... 62

D. Teknik Pengumpulan Data ... 62

1. Wawancara ... 62

2. Kuesioner... 63

3. Tes ... 63

E. Instrumen Penelitian ... 64

1. Data Kualitatif ... 64

2. Data Kuantitatif ... 66

a. Kuesioner ... 66

b. Tes ... 66

F. Teknik Analisis Data... 70

1. Data Kualitatif ... 70

2. Data Kuantitatif ... 70

a. Kuesioner ... 70

b. Tes ... 72

1) Validitas ... 72


(17)

xvi

3) Daya Pembeda ... 74

4) Taraf Kesukaran ... 76

5) Pengecoh ... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian... 80

1. Prodesur Pengembangan Tes ... 80

a. Potensi dan Masalah ... 80

b. Pengumpulan Data ... 81

c. Desain Produk ... 81

d. Validasi Desain ... 82

e. Revisi Desain ... 83

f. Uji Coba Produk ... 84

g. Revisi Produk ... 85

2. Hasil Produk Tes Hasil Belajar Matematika ... 85

a. Hasil Uji Validitas... 85

b. Hasil Uji Reliabilitas ... 88

c. Hasil Uji Daya Pembeda ... 89

d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 92

e. Hasil Analisis Pengecoh ... 94

B. Pembahasan ... 97

1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 98

a. Potensi dan Masalah ... 98

b. Pengumpulan Data ... 98

c. Desain Produk ... 99

d. Validasi Desain ... 100

e. Revisi Desain ... 100

f. Uji Coba Produk ... 101

g. Revisi Produk ... 101

2. Kualitas Perangkat Tes Hasil Belajar ... 104

a. Hasil Uji Validitas... 104


(18)

xvii

c. Hasil Uji Daya Pembeda ... 107

d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 109

e. Hasil Analisis Pengecoh ... 111

f. Hasil Soal Berkualitas Baik ... 115

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 116

B.Keterbatasan Pengembangan ... 118

C.Saran ... 119

DAFTAR REFERENSI ... 120

LAMPIRAN ... 124


(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Untuk Guru ... 64

Tabel 3.2 Kisi Tes Hasil Belajar ... 66

Tabel 3.3 Kualifikasi Skor Validator Ahli ... 71

Tabel 3.4 Kriteria Validitas ... 73

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas ... 74

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda ... 76

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 77

Tabel 4.1 Rekapitulasi Penilaian Validator ... 83

Tabel 4.2 Komentar Validator dan Revisi Desain ... 84

Tabel 4.3 Hasil Validitas Butir Soal Tipe A ... 85

Tabel 4.4 Hasil Validitas Butir Soal Tipe B ... 87

Tabel 4.5 Hasil Reliabilitas Butir Soal Tipe A dan Tipe B ... 88

Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 89

Tabel 4.7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 90

Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 92

Tabel 4.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 93

Tabel 4.10 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe A ... 95

Tabel 4.11 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe B ... 96

Tabel 4.12 Revisi Pengecoh yang Tidak Berfungsi ... 101

Tabel 4.13 Analisis Uji Validitas dan Kategori Soal Tipe A ... 104

Tabel 4.14 Analisis Uji Validitas dan Kategori Soal Tipe B ... 105

Tabel 4.15 Hasil Uji Analisis Reliabilitas Soal Tipe A ... 106

Tabel 4.16 Hasil Uji Analisis Reliabilitas Soal Tipe B ... 106

Tabel 4.17 Hasil Analisis Daya Pembeda dan Kategori Soal Tipe A ... 107

Tabel 4.18 Hasil Analisis Daya Pembeda dan Kategori Soal Tipe B ... 108

Tabel 4.19 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran dan Kategori Soal Tipe A .. 110

Tabel 4.20 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran dan Kategori Soal Tipe B .. 111

Tabel 4.21 Analisis Pengecoh Berfungsi dan Tidak Berfungsi Soal Tipe A 111


(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian Relevan ... 47 Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 53 Gambar 3.2 Bagan Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 58


(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 125

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 127

Lampiran 3 Surat Ijin Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 129

Lampiran 4 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 131

Lampiran 5 Lembar Kuesioner ... 136

Lampiran 6 Validasi Para Ahli ... 138

Lampiran 7 Tabel Spesifikasi Produk ... 154

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Validator Ahli... 202

Lampiran 9 Soal Uji Coba Tipe A ... 206

Lampiran 10 Soal Uji Coba Tipe B... 220

Lampiran 11 Hasil Jawaban Siswa Tipe A ... 234

Lampiran 12 Hasil Jawaban Siswa Tipe B ... 236

Lampiran 13 Hasil Analisis Uji Coba Produk Tes Hasil Belajar Tipe A... 239

Lampiran 14 Hasil Analisis Uji Coba Produk Tes Hasil Belajar Tipe B .... 245

Lampiran 15 Tabel Nilai Nilai r Product Moment ... 254

Lampiran 16 Foto Hasil Uji Coba Produk Lapangan Terbatas ... 255


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan spesifikasi produk yang dibuat.

A. Latar Belakang

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk tercapainya tujuan pendidikan, maka perlu mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Salah satu pengembangan SDM dapat diwujudkan melalui kegiatan belajar mengajar yaitu melalui lembaga pendidikan formal khususnya pada jenjang Sekolah Dasar.

Mardapi (2008: 5), menjelaskan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan perbaikan sistem penilaian. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui peningkatan


(23)

kualitas pembelajaran dan peningkatan kualitas penilaian. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya atau assessment siswa.

Suprananto (2012: 8), mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau obyek. Hasil penilaian didapat dari pengujian menggunakan alat ukur berupa tes maupun non-tes. Semakin baik alat ukur yang digunakan akan semakin baik pula data yang dihasilkan.

Arikunto (dalam Widoyoko, 2014: 139-142), mengemukakan ciri-ciri tes hasil belajar yang baik yaitu valid dan reliabel. Tes hasil belajar dapat dikatakan valid, apabila alat ukur itu dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan reliabel, apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg apabila diteskan berkali-kali kepada subjek yang sama serta pada waktu yang berlainan. Alat ukur yang baik juga harus memiliki tingkat kesukaran yang proposional dengan kategori mudah, sedang, dan sukar. Selain tingkat kesukaran dalam pengembangan suatu tes juga perlu dianalisis kualitas butir soalnya untuk mengetahui daya pembeda, tingkat kesukaran serta analisis pengecoh. Suwarto (2013: 108), mengemukakan bahwa daya pembeda merupakan suatu butir tes yang berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan


(24)

yang ada pada kelompok. Rakhmat dan Suherdi (2001: 190), menjelaskan bahwa tingkat kesukaran soal yaitu ukuran yang menunjukkan kesulitan soal untuk diselesaikan oleh siswa. Arikunto (2013: 233), menjelaskan bahwa pengecoh dapat berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik bagi peserta tes yang kurang memahami materi.

Penyusunan alat ukur tes yang sesuai dengan ketentuan bertujuan untuk memberikan gambar sejelasnya mengenai kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 17 Juni 2016 terhadap guru kelas V di SD Negeri Piring diperoleh informasi bahwa (1) guru masih kesulitan dalam membuat soal yang berkualitas baik sesuai dengan langkah-langkah pembuatan tes hasil belajar yang benar, (2) guru kesulitan dalam mengkontruksi butir soal pilihan ganda serta menyusun jawaban alternatif dengan memperhitungkan beberapa jawaban pengecoh (distractor) yang mungkin dipilih oleh siswa, (3) guru hanya mengambil soal dari buku untuk diteskan kepada siswa yang belum tentu teruji untuk digunakan sebagai pengukur kemampuan siswanya, dan (4) guru membutuhkan prototipe soal matematika yang berkualitas baik (valid dan reliabel serta diketahui karakteristik butir soal seperti daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran yang baik) salah satunya pada materi KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar dikarenakan siswa masih kesulitan dalam memahami materi tersebut.


(25)

Berdasarkan dari hasil analisis kebutuhan di atas, peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan tes hasil belajar dengan melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tes hasil belajar yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan dimensi kognitif dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Penelitian yang dikembangkan berjudul : “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 1.5 Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar”.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan alat ukur berupa tes hasil belajar. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif, dan untuk mata pelajaran Matematika dengan ketentuan sebagai berikut

Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif.

1. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

2. Alat ukur yang dikembangkan berupa prototipe tes hasil belajar matematika berbentuk pilihan ganda.


(26)

3. Alat ukur hanya untuk mata pelajaran matematika siswa kelas V pada kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

4. Tes yang disusun berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar yang baik untuk kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB matematika untuk siswa kelas V SD?

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB matematika untuk siswa kelas V SD?

D. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan langkah-langkah tes hasil belajar yang baik untuk kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB matematika untuk siswa kelas V SD. 2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar

1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB matematika untuk siswa kelas V SD.


(27)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis:

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat sebagai bahan referensi dalam mengembangkan sebuah produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis:

a. Bagi peneliti

Manfaat yang diperoleh peneliti dengan adanya penelitian ini adalah menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menyusun tes hasil belajar tipe pilihan ganda sesuai dengan karakteristik pembuatan tes yang benar dan dapat menganalisis setiap butir soal sesuai dengan jawaban siswa untuk mengetahui kualitas setiap butir soal.

b. Bagi guru

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan contoh serta dapat membuat tes hasil belajar sendiri seperti tes hasil belajar yang dibuat oleh peneliti khususnya pada kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.


(28)

c. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat mengukur kemampuan siswa khususnya dari ranah kognitif mengingat sampai mencipta pada kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

d. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah khususnya dalam hal mengembangkan tes hasil belajar yang baik.

F. Definisi Operasional

1. Tes adalah merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah.

2. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan atau kemajuan hasil belajar siswa yang telah dicapai oleh peserta didik.

3. Matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan bahasa simbolis dan universal yang memungkinkan manusia berfikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas dengan menggunakan cara bernalar deduktif dan induktif.


(29)

4. Kompetensi dasar adalah suatu bentuk perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terangkum dalam sebuah indikator untuk mencapai kompetensi yang dicapai pada mata pelajaran tertentu.

5. Operasi Hitung adalah tindakan yang dilakukan dengan cara menjumlahkan, mengalikan, mengurangi, membagi, dan sebagainya. 6. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah bilangan yang memiliki

nilai terkecil yang habis dibagi bilangan tersebut.

7. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) adalah bilangan yang memiliki nilai terbesar yang habis membagi bilangan tersebut.

G. Spesifikasi Produk

Pengembangan produk tes hasil belajar Kompetensi Dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB pada mata pelajaran matematika kelas V Sekolah Dasar. Produk tes hasil belajar yang dihasilkan meliputi:

1. Instrumen tes hasil belajar untuk mengukur ranah kognitif pada kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD yang terdiri dari (a) identitas soal berupa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan, (b) indikator, (c) soal tes hasil belajar matematika, (d) kunci jawaban, (e) ranah kognitif yang diukur, (f) tingkat kesukaran.


(30)

2. Produk tes hasil belajar matematika berupa pilihan ganda sudah diuji validitas telah memenuhi kriteria valid berdasarkan taraf signifikan 5%. 3. Produk tes hasil belajar matematika reliabel.

4. Daya pembeda yang digunakan dalam produk tes hasil belajar matematika adalah yang berkategori baik dengan skala 0,41 – 0,70 dan berkategori baik sekali dengan skala 0,71 – 1,00.

5. Produk tes hasil belajar matematika pada tingkat kesukaran 25% mudah, 50% sedang, dan 25% sukar.

6. Produk tes hasil belajar matematika pilihan ganda memiliki pengecoh yang berfungsi dengan baik.

7. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan EYD (penggunaan tanda baca, huruf kapital, kata depan, dan imbuhan).


(31)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka 1. Tes Hasil Belajar

a. Definisi Tes

Tes merupakan salah satu alat pengukuran yang terdiri dari sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Mardapi (dalam Widoyoko, 2014: 50), mendefinisikan tes sebagai salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.

Mansyur, dkk (dalam Widoyoko, 2014: 2), mengartikan tes sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberi tanggapan atau respons dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari yang dikenai tes (testee).

Suryanto (dalam Widoyoko, 2014: 2), mengartikan tes sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat di mana setiap butir


(32)

pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah.

b. Definisi Belajar

Belajar menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (dalam Sulistyorini, 2009: 5), adalah suatu proses pertumbuhan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain.

Winkel (dalam Sulistyorini, 2009: 5), mengartikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Fajar (dalam Sulistyorini, 2009: 5), mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses itu. Artinya memberikan waktu yang cukup untuk berpikir ketika siswa menghadapi masalah sehingga siswa mempunyai mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.


(33)

Berdasarkan ketiga pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebagai proses untuk merubah diri seseorang (siswa) agar memiliki pengetahuan, sikap, dan tingkah laku melalui latihan baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui berbagai pengalaman yang telah terjadi.

c. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan terbentuknya konsep pengetahuan. Sudjana (2010: 3), mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan-perubahan tingkah laku dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Juliah (dalam Jihad dan Haris, 2012: 15), menjelaskan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya.

Kunandar (2013: 62) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.


(34)

d. Definisi Tes Hasil Belajar

Purwanto (2009: 66), mengemukakan bahwa tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes hasil belajar siswa dilakukan untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh para siswa.

Rakhmat dan Suherdi (2001: 56), mendefinisikan tes hasil belajar sebagai alat atau prosedur sistematik untuk mengukur hasil belajar siswa. Yusuf (2015: 182), mengemukakan bahwa tes hasil belajar merupakan salah satu tipe instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemajuan dan/atau memberi nilai peserta didik dalam tes.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan atau kemajuan hasil belajar siswa yang telah dicapai oleh peserta didik.


(35)

e. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar

Arikunto (dalam Widoyoko, 2014: 139-142) mengemukakan beberapa ciri-ciri tes hasil belajar yang baik, antara lain : 1) Validitas, 2) Reliabilitas, 3) Objektivitas, 4) Praktikabilitas, dan 5) Ekonomis. 1) Tes hasil belajar bersifat valid, apabila alat ukur itu dapat dengan

tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur.

2) Tes hasil belajar bersifat reliabel, tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg apabila diteskan berkali-kali kepada subjek yang sama serta pada waktu yang berlainan.

3) Tes hasil belajar bersifat objektif, apabila dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama dalam sistem skoringnya.

4) Tes hasil belajar bersifat praktis, apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya.

5) Tes hasil belajar bersifat ekonomis, apabila dalam pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

Sudijono (2006: 93-97), mengemukakan ciri-ciri tes hasil belajar yang baik adalah valid, reliabel, obyektif, praktis dan ekonomis. Sebuah tes dikatakan valid atau memiliki validitas apabila tes tersebut secara tepat, benar, secara shahih, atau secara absah dapat mengukur


(36)

apa yang seharusnya diukur. Sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap subyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil.

Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan sebagai tes hasil belajar yang obyektif apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan menurut apa adanya. Ditinjau dari segi isi materi tesnya, maka materi tes tersebut bersumber dari materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan. Tes hasil belajar bersifat praktis bahwa tes hasil belajar tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah apabila disusun dengan sederhana dan lengkap. Tes hasil belajar dikatakan ekonomis bahwa tes hasil belajar tersebut tidak memakan waktu yang panjang dan tidak memerlukan tenaga serta biaya yang banyak.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, apabila memenuhi persyaratan tes yaitu validitas, reliabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis.


(37)

f. Bentuk Tes Hasil Belajar

Menurut Arikunto (2013: 177-190), bentuk-bentuk tes dibedakan menjadi dua, antara lain :

1. Tes Subjektif

Tes subyektif pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes berbentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Soal bentuk esai ini menuntut siswa kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki, dapat dikatakan bahwa tes esai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.

2. Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Adapun macam-macam tes objektif menurut Arikunto, antara lain:

1) Tes Benar-Salah (True-False)

Soal tes benar-salah terdiri pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Responden bertugas untuk menandai masing-masing


(38)

pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.

2) Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

Soal tes pilihan ganda (multiple choice test) terdiri atas suatu keterangan yang belum lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Soal tes pilihan ganda terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).

3) Menjodohkan (Matching Test)

Soal tes menjodohkan (matching test) terdiri atas suatu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawabannya yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas siswa ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya.

4) Tes Isian (Completion Test)

Soal tes isian (completion test) terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian


(39)

yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini merupakan pengertian yang kita minta dari murid.

g. Tes Pilihan Ganda

Menurut Sudijono (2006: 118), tes pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu jawaban (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.

Suwarto (2012: 37), menjelaskan bahwa tes pilihan ganda merupakan suatu butir yang terdiri dari suatu statemen yang belum lengkap, untuk melengkapi statemen tersebut disediakan beberapa statemen sambungan diantaranya sambungan yang benar sedangkan yang lain adalah sambungan yang tidak benar. Arikunto (2013: 183), tes pilihan ganda merupakan suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap, untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan yang belum lengkap, sehingga untuk


(40)

melengkapinya harus disediakan beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

h. Kelebihan dan Kelemahan dari Tes Pilihan Ganda

Sukardi (2008: 125-126), memaparkan kelebihan dan kelemahan tes pilihan ganda sebagai berikut:

1) Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa. Karakter yang baik tersebut yaitu lebih fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar.

2) Item tes pilihan ganda yang dikonstruksi dengan intensif dapat mencakup hampir seluruh badan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas.

3) Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi.

4) Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

5) Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah disiapkan secara terpisah, jawaban siswa dapat dikoreksi dengan lebih mudah. 6) Hasil jawaban siswa yang diperoleh dari tes pilihan ganda dapat

dikoreksi bersama, baik oleh guru maupun siswa dengan situasi yang lebih kondusif.


(41)

7) Item tes pilihan ganda yang sudah dibuat terpisah antara lembar soal dan lembar jawaban, dapat dipakai secara berulang-ulang.

Adapun kelemahan dari tes pilihan ganda adalah sebagai berikut: 1) Konstruksi item tes pilihan ganda lebih sulit serta membutuhkan

waktu yang lebih lama dibandingkan dengan penyusunan item tes bentuk objektif lainnya.

2) Tidak semua guru senang menggunakan tes pilihan ganda untuk mengukur hasil pembelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu, misalnya satu semester atau satu kuartal.

3) Item tes pilihan ganda kurang dapat mengukur kecakapan siswa dalam mengorganisasi materi hasil pembelajaran.

4) Item tes pilihan ganda memberi peluang pada siswa untuk menerka jawaban.

Sulistyorini (2009: 101), menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan tes pilihan ganda. Kelebihan dari tes pilihan ganda adalah semua bahan yang diajarkan guru dapat terwakilkan pada soal, soal pilihan ganda lebih mudah dan cepat ketika mengoreksinya. Sedangkan kelemahan dari tes pilihan ganda adalah proses penyusunan soal lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lama, dan kerjasama antar peserta tes ketika mengerjakan soal lebih terbuka.


(42)

Berdasarkan penjelasan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk tes soal pilihan ganda mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan tes pilihan ganda antara lain adalah butir soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur segala tingkatan tujuan pembelajaran, penskoran dapat dilakukan secara objektif, serta bahan yang diajarkan oleh guru dapat terwakilkan pada soal. Sedangkan kelemahan dari tes pilihan ganda adalah penyusunan soal lebih sulit karena membutuhkan waktu yang lama dan memberi peluang kepada siswa untuk menerka jawaban.

i. Kaidah Penulisan Tes Tipe Pilihan Ganda

Zulaiha (2008: 1-3) memaparkan bahwa kaidah penulisan soal dapat dilihat dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Berikut ini adalah kaidah penulisan soal pilihan ganda, antara lain sebagai berikut:

1) Materi

Pada kaidah penulisan soal pilihan ganda dari segi materi antara lain, sebagai berikut:

a) Soal harus sesuai dengan indikator.

b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.


(43)

c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

2) Konstruksi

Pada kaidah penulisan soal pilihan ganda dari segi konstruksi antara lain, sebagai berikut:

a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

c) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.

d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

e) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

f) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua

pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di

atas benar”.

g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.

h) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.


(44)

3) Bahasa

Pada kaidah penulisan soal pilihan ganda dari segi bahasa antara lain, sebagai berikut:

a) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

b) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lainatau nasional.

c) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.

d) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kaidah penulisan tes pilihan ganda dapat dilihat dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Hasil tersebut dilakukan untuk menyakinkan bahwa soal berkualitas baik. Sehingga, hal tersebut dapat dijadikan pedoman peneliti dalam menyusun tes hasil belajar kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK, dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar yang baik dikonstruksikan dengan memenuhi validitas, reliabilitas, dan karakteristik butir soal yaitu daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh.


(45)

a. Validitas

Widoyoko (2014: 139), menjelaskan bahwa validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Suatu tes atau instrumen dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur hasil belajar yang hendak diukur. Surapranata (2004: 50), mengemukakan bahwa validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang harus diukur.

Sulistyorini (2009: 162), menjelaskan bahwa validitas berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-benar menyasar kepada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar-benar-benar dapat memberikan keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat melakukan fungsi ukurnya sesuai dengan apa yang seharusnya diukur.

Widoyoko (2014: 172), memaparkan bahwa instrumen validitas dibedakan menjadi lima yaitu 1) Validitas Isi, 2) Validitas Konstruk, 3) Validitas Butir, 4) Validitas Kesejajaran, dan 5) Validitas Prediksi. 1) Validitas Isi (Content Validity)

Instrumen yang harus mempunyai validitas isi (content validity) adalah instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur


(46)

hasil belajar. Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur kompetensi yang dikembangkan beserta indikator dan materi pembelajarannya. Untuk menguji validitas isi instrumen tes dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan kompetensi yang dikembangkan dan materi pelajaran yang telah dipelajari. Validitas isi ini berkaitan dengan pertanyaan “sejauh mana butir soal mencakup keseluruhan indikator kompetensi yang dikembangkan dan materi atau bahan yang ingin diukur”.

2) Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen. Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat para ahli (expert judgement). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli akan memberikan keputusan apakah instrumen yang dibuat tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.


(47)

3) Validitas Butir (Item Validity)

Setelah pengujian konstruk dari ahli kemudian dilanjutkan dengan uji coba lapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui validitas butir instrumen. Ada kemungkinan secara konstruk teoritis instrumen tersebut sudah valid karena sudah disusun berdasarkan teori konsep variabel yang akan diukur, dilanjutkan dengan perumusan definisi operasional, indikator, dan penyusunan butir-butir soal, namun setelah diuji cobakan ada yang tidak valid sehingga mengurangi validitas instrumen secara keseluruhan.

4) Validitas Kesejajaran (Concurrent Validity)

Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas kesejajaran (concurrent validity) apabila hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada. Kriteria yang sudah ada dapat berupa instrumen lain yang mengukur hal sama tetapi sudah diakui validitasnya misalnya dengan tes terstandar yang telah teruji validitasnya digunakan sebagai kriteria uji validitas instrumen tes sejenis.

5) Validitas Prediksi (Predictive Validity)

Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas prediksi (predictive validity) atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang mengenai hal sama. Validitas prediktif diperoleh


(48)

apabila pengambilan skor kriteria tidak bersamaan dengan pengambilan skor tes. Setelah subjek dikenai tes yang akan dicari validitas prediktifnya, lalu diberikan tenggang waktu tertentu sebelum skor kriteria diambil dari subjek yang sama. Validitas prediktif ini biasanya digunakan untuk menguji validitas instrumen bentuk tes.

b. Reliabilitas

Sudjana (1990: 16), mengemukakan bahwa reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat penilaian dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.

Masidjo (1995: 208) memaparkan bahwa reliabilitas adalah taraf kemampuan tes dalam menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Azwar (2009: 4) mengatakan bahwa reliabilitas merupakan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan pada suatu alat ukur dalam menilai.

Widoyoko (2014: 188-202), mengemukakan bahwa ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal (external reliability) dan reliabilitas internal (internal reliability).


(49)

1. Reliabilitas eksternal (external reliability)

Reliabilitas eksternal diperoleh jika ukuran atau kriteria tingkat reliabilitas berada diluar instrumen yang bersangkutan. Untuk menguji reliabilitas eksternal instrumen terdapat dua cara yaitu dengan metode bentuk paralel (equivalent method) dan metode tes terulang (test- retest method).

a. Metode Bentuk Paralel (equivalent Method)

Instrumen paralel atau ekuivalen adalah dua buah instrumen yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesulitan dan susunan, tetapi butir-butir pertanyaan/pernyataan berbeda. Metode paralel dilakukan dengan cara menyusun dua instrumen yang hampir sama (equivalent), kemudian diujicobakan pada sekelompok siswa yang sama (siswa mengerjakan dua kali) kemudian dari hasil uji coba tersebut dikorelasikan dengan teknik korelasi product moment. Metode ini pada umumnya untuk menguji reliabilitas instrumen bentuk tes. Data dari hasil dua kali uji coba, yang satu dianggap sebagai nilai X, sedangkan yang lainnya dianggap sebagai nilai Y.

b. Metode Tes Berulang (Test- retest method)

Metode ini dilakukan untuk menghindari penyusunan instrumen dua kali. Dengan menggunakan metode ini kita hanya menyusun satu perangkat instrumen. Instrumen tersebut


(50)

diujicobakan pada sekelompok siswa, hasilnya dicatat. Pada kesempatan yang lain instrumen tersebut diberikan pada sekelompok siswa yang sama untuk dikerjakan lagi, dan hasil yang kedua juga dicatat. Kemudian kedua hasil tersebut dikorelasikan.

2. Reliabilitas Internal (Internal Reliability)

Reliabilitas ini diperoleh jika kriteria maupun perhitungan didasarkan pada data dari instrumen itu sendiri, akan menghasilkan reliabilitas internal. Reliabilitas internal dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Instrumen Skor Diskrit

Instrumen skor diskrit adalah instrumen yang skor jawaban/respondennya hanya dua, yaitu 1 (satu) dan 0 (nol). Dengan kata lain hanya dua jawaban yaitu benar dan salah. Jawaban benar diberi skor 1 (satu) sedangkan jawaban salah diberi skor (0). Untuk instrumen yang skornya diskrit (1 dan 0) tingkat reliabilitasnya dapat dicari dengan menggunakan (1) metode belah dua (split-half metods), (2) rumus Flanagan, (3) rumus Rulon, (4) rumus K-R. 20, (5) rumus K-R, (6) rumus Hoyt. b. Instrumen Skor Non Diskrit

Instrumen skor non diskrit adalah instrumen pengukuran yang dalam sistem skoringnya bukan 1 dan 0 (satu dan nol), tetapi


(51)

bersifat gradual, yaitu ada penjenjangan skor, mulai dari skor tertinggi sampai skor terendah.

c. Karakteristik Butir Soal 1) Daya Pembeda

Suwarto (2013: 108), mengemukakan bahwa daya pembeda merupakan suatu butir tes yang berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok. Zainul dan Nasution (dalam Widoyoko, 2014: 136) menjelaskan bahwa daya beda butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan antara peserta tes yang pandai (kelompok atas) dengan peserta tes yang kurang pandai (kelompok bawah) diantara peserta tes.

Purwanto (2009: 102) mengemukakan bahwa daya beda adalah kemampuan butir soal tes hasil belajar membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. Daya beda ini berhubungan dengan derajat kemampuan butir membedakan dengan baik perilaku pengambil tes dalam tes yang dikembangkan.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa daya pembeda merupakan kemampuan setiap butir untuk dapat membedakan antara siswa yang pandai (kelompok atas) dengan siswa yang kurang pandai (kelompok bawah).


(52)

2) Tingkat Kesukaran

Widoyoko (2014: 132), mengemukakan bahwa tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi peserta tes menjawab dengan benar terhadap suatu butir soal. Purwanto (2009: 99) mengemukakan bahwa tingkat kesukaran (difficulty index) dapat didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar.

Sudjana (2009: 135) mengungkapkan bahwa tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kategori soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Perbandingan proporsi jumlah soal untuk tiga kategori tersebut didasarkan atas kurva normal. Sebagian besar soal berada pada kategori sedang, sebagian lagi berada pada kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. Perbandingan dapat dibuat 25-50-25, 25% soal dengan kategori “mudah”, 50% soal dengan kategori “sedang”, dan 25% soal dengan kategori “sukar”. Proporsi soal dengan kategori sedang lebih banyak dari soal kategori mudah dan soal kategori sukar.

Rakhmat dan Suherdi (2001: 190), menjelaskan bahwa tingkat kesukaran soal yaitu ukuran yang menunjukkan kesulitan soal untuk diselesaikan oleh siswa. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa


(53)

semua soal dikatakan sukar jika sebagian besar testi gagal menyelesaikan, sebaliknya soal dikatakan mudah jika sebagian besar testi mampu menyelesaikannya.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran soal adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal yang terdiri dari kategori rendah, sedang, dan tinggi yang dapat diketahui dari banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar. 3) Pengecoh

Purwanto (2009: 75), mendefinisikan pengecoh adalah pilihan yang bukan merupakan kunci jawaban. Arikunto (2013: 233), menjelaskan bahwa pengecoh dapat berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik bagi peserta tes yang kurang memahami materi.

Surapranata (2004: 43), mengemukakan bahwa pengecoh berfungsi sebagai pengidentifikasi peserta tes yang berkemampuan tinggi. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila banyak dipilih oleh peserta didik yang berasal dari kelompok bawah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengecoh adalah alternatif yang bukan merupakan kunci jawaban yang berfungsi untuk mengecoh peserta tes yang kurang memahami materi. Pengecoh akan berfungsi dengan baik apabila


(54)

pengecoh dipilih secara merata oleh peserta didik paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Mardapi (dalam Suwarto, 2013: 127-133), menyatakan bahwa untuk menyusun tes, terdapat beberapa langkah-langkah dalam pengembangan tes hasil belajar matematika adalah sebagai berikut : a) Menyusun Spesifikasi Tes

Spesifikasi tes berisi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam menulis soal, siapa saja yang menulis soal akan menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif sama mencakup (1) menentukan tujuan tes, (2) menyusun kisi-kisi tes, (3) memilih bentuk tes, dan (4) menentukan panjang tes.

b) Menulis Soal Tes

Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian standar kompetensi dan kompetensi dasar pada kisi-kisi yang telah dibuat. Dalam menulis soal tes harus dilakukan secara hati-hati agar keseluruhan tes dapat berkualitas baik. Pertanyaan perlu dikembangkan dan dibuat secara jelas dan simpel.


(55)

c) Menelaah Soal Tes

Setelah butir-butir soal dibuat, kemudian dilakukan telaah pada butir-butir soal tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatan masih ditemukan kekurangan atau kesalahan. Validasi ahli yang profesional diperlukan untuk kesempurnaan tes yang dibuat. Validasi bisa dari guru senior dan pakar dibidangnya.

d) Melakukan Uji coba Tes

Untuk keperluan standarisasi tes diagnostik yang disusun, diadakan pengumpulan data secara empiris melalui uji coba dalam lingkungan terbatas. Maksud uji coba adalah untuk meneliti apakah tes diagnostik itu sudah dapat berfungsi dengan baik seperti yang diharapkan. Tujuan uji coba adalah mengidentifikasi taraf kesukaran butir soal, daya pembeda butir tes, menentukan alokasi waktu yang layak dan reliabilitas tes.

e) Menganalisis Butir Soal

Analisis butir soal dilakukan untuk masing-masing butir sehingga dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda butir soal. Selain itu dapat diketahui reliabilitas, dan validitas tes yang tersusun. f) Memperbaiki Tes

Setelah uji coba dilakukan dan kemudian dianalisis, maka langkah berikutnya adalah melakukan perbaikan-perbaikan tentang


(56)

bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan atas butir soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih belum baik. Ada kemungkinan beberapa soal sudah baik sehingga tidak perlu direvisi, beberapa butir mungkin perlu direvisi, dan beberapa yang lain mungkin harus dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

g) Merakit Tes

Setelah semua butir soal dianalisis dan diperbaiki, langkah berikutnya adalah merakit butir-butir soal tersebut menjadi kesatuan tes. Dalam merakit soal, diperlukan pengelompokan-pengelompokan butir soal yang mengungkap konsep-konsep yang sama. Butir soal perlu diurutkan pada materi atau konsep yang sama.

h) Melaksanakan Tes

Tes yang telah disusun diberikan kepada testee untuk diuraikan. Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang tepat, karena bila waktu tidak tepat maka miskonsepsi yang ada pada siswa mengalami kesulitan belajar akan tetap ada dikarenakan proses perbaikan pembelajaran berikutnya tidak dapat berlangsung.

i) Menafsirkan Hasil Tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga dapat memberikan keputusan pada


(57)

peserta tes tentang kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Untuk keperluan penafsiran tersebut diperlukan acuan penilaian kriteria, karena tujuan diadakan tes adalah untuk mengetahui konsep-konsep mana yang lemah dan apa penyebabnya.

4. Matematika

Ruseffendi (dalam Heruman, 2007:1), mengemukakan bahwa matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak terdefinisikan, ke unsur yang didefinisikan. Jhonsson dan Myklebust (dalam Mulyono, 1999: 252), menyatakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah memudahkan berfikir.

Lerner (dalam Mulyono, 1999: 252), mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Kline (dalam Mulyono, 1999: 252), menyatakan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis dari ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.

Dari pendapat beberapa para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam kehidupan


(58)

sehari-hari, yang merupakan bahasa simbolis dan universal yang memungkinkan manusia berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas dengan menggunakan cara bernalar deduktif dan induktif.

5. Kompetensi Dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB

a. Kompetensi Dasar

Kusaeri (2014: 40), mengemukakan bahwa kompetensi dasar merupakan tujuan pembelajaran yang memiliki cakupan luas. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 (2006: 37), mengemukakan bahwa kompetensi merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Mulyasa (2004: 37-38), kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar merupakan suatu bentuk perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terangkum dalam sebuah indikator untuk mencapai kompetensi yang dicapai pada mata pelajaran tertentu.


(59)

b. Operasi Hitung

Wahyuni dan Sudrajat (2003: 35), mengemukakan bahwa operasi hitung dalam matematika dapat dibedakan menjadi empat operasi hitung dasar yaitu: (1) Penjumlahan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh dua bilangan bulat atau lebih; (2) Pengurangan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih; (3) Perkalian, yaitu penjumlahan berulang dengan penjumlahan tetap; dan (4) Pembagian, yaitu pengurangan berulang dengan pengurangan tetap. Salim (2002: 532) menjelaskan bahwa hitung merupakan membilang (menjumlahkan, mengalikan, mengurangi, membagi, dan sebagainya).

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa operasi hitung adalah tindakan yang dilakukan dengan cara menjumlahkan, mengalikan, mengurangi, membagi, dan sebagainya.

c. KPK dan FPB

Pujiati (2011: 51), menjelaskan bahwa kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil. Aksin (2008: 16), mengemukakan bahwa kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan adalah bilangan terkecil yang habis dibagi kedua bilangan tersebut.


(60)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kelipatan persekutuan terkecil adalah bilangan yang memiliki nilai terkecil yang habis dibagi bilangan tersebut.

Pujiati (2011: 26), menjelaskan bahwa faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan adalah faktor persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar. Aksin (2008: 15), mengemukakan bahwa faktor persekutuan terbesar yang habis membagi kedua bilangan tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor persekutuan terbesar adalah bilangan yang memiliki nilai terbesar yang habis membagi bilangan tersebut.

6. Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom ini akan membahas mengenai taksonomi bloom yang sudah direvisi. Taksonomi Bloom revisi ini mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan mempunyai empat kategori yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Pada dimensi proses kognitif berisi enam kategori yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Anderson dan Krathwohl (dalam Suwarto, 2012: 18-30) mengemukakan bahwa tingkatan taksonomi bloom terdapat beberapa tingkatan diantaranya sebagai berikut:


(61)

a. Mengingat

Mengingat merupakan terjadinya aktivitas menarik kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang seorang siswa. Proses kognitif yang berkaitan dengan proses mengingat adalah menyadari dan mengingat kembali misalnya adalah menyebutkan, mengidentifikasi, dan menunjukkan.

b. Memahami

Seorang siswa dikatakan mampu memahami jika siswa tersebut dapat menarik makna dari suatu pesan-pesan atau petunjuk-petunjuk dalam soal yang dihadapinya. Para siswa dapat memahami sesuatu hal jika mereka menghubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari dengan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklarifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

c. Menerapkan

Dalam proses kognitif ini meliputi penggunaan prosedur atau cara kerja tertentu untuk mengerjakan suatu latihan atau menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu proses menerapkan ini sangat erat kaitannya dengan pengetahuan prosedural. Dalam tahap menerapkan ini terdiri dari dua proses kognitif, yaitu (1) proses melaksanakan, yaitu apabila tugas yang diberikan berupa sebuah latihan, dan (2)


(62)

proses mengimplementasikan, apabila tugas yang diberikan dalam bentuk suatu persoalan. Proses-proses kognitif dalam kategori menerapkan meliputi menentukan, menerapkan, dan mengaitkan. d. Menganalisis

Dalam tahap menganalisis adalah usaha mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi secara keseluruhan. Tahap menganalisis mencakup proses-proses membedakan, proses mengorganisasi, dan proses menghubungkan.

e. Mengevaluasi

Dalam tahapan mengevaluasi diartikan sebagai tindakan membuat suatu penilaian yang didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria yang paling sering digunakan dalam mengevaluasi adalah kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut dapat ditentukan sendiri oleh para siswa atau para guru. Standar yang bisa digunakan bisa berupa standar kualitatif maupun standar kuantitatif. Standar-standar tersebut kemudian diterapkan pada kriteria-kriteria yang dipilih. Tahap mengevaluasi mencakup sejumlah proses kognitif, yaitu memeriksa dan mengkritik. Proses memeriksa merupakan proses membuat penilaian terhadap suatu konsistensi internal dari suatu hal,


(63)

sementara proses mengkritik merupakan proses membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria-kriteria eksternal.

f. Mencipta

Dalam tahapan mencipta adalah proses mengumpulkan sejumlah elemen tertentu menjadi satu kesatuan yang koheren dan fungsional. Tujuan-tujuan pengajaran pelajaran yang termasuk ke dalam kategori menciptakan adalah mengajarkan pada para siswa agar mampu menemukan sintesis yang baru dari materi yang tersedia sehingga menghasilkan keseluruhan yang baru entah dalam mengarang, menggambar, membuat patung. Mencipta berisi tiga ranah kognitif yaitu: merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

B. Penelitian Relevan

Berikut ini adalah beberapa penelitian relevan yang mendukung penelitian ini. Ketiga penelitian tersebut adalah:

Pertama, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Tes Matematika Berbasis SK/KD dengan Teknik Concurent Pada Siswa Kelas VI Di SD Negeri Se-Kecamatan Gianyar” yang dilakukan oleh Putri, dkk (2013). Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan tes matematika berbasis SK/KD dengan teknik concurrent. Sampel penelitian 689 orang yang diambil dengan random sampling. Desain Penelitian untuk pengumpulan data prestasi belajar matematika digunakan tes prestasi belajar


(64)

matematika bentuk objektif pilihan ganda berjumlah 40 butir soal. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis validitas tes, reliabilitas tes, analisis tingkat kesukaran, efektifitas daya beda dan efektifitas pengecoh. Hasil penelitiannya menemukan: 1) kisi-kisi (blue print) tes prestasi belajar matematika kelas VI dengan koefisien relevensi sebesar 0.95 dan termasuk soal sangat baik; 2) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari vadilitas butir terdapat 3 butir soal yakni butir soal no 20, 22, 30 termasuk butir soal tidak valid salah satu penyebabnya adalah bahwa butir soal tersebut kedua pakar menilai butir soal tidak relevan; 3) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari reliabilitas sebesar 0,68 termasuk soal derajat reliabilitas tinggi sepantasnya untuk disimpan di bank soal; 4) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari tingkat kesukaran, butir-butir soal ulangan bersama semester genap yang ditemukan 35% butir soal termasuk kategori sedang dan 65% soal mudah; 5) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari tingkat daya pembedanya, 3 butir soal atau 1% butir soal daya beda sangat baik, 37 butir soal atau 99% memiliki daya beda cukup perlu diperbaiki; 6) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dariefektifitas pengecoh dengan 23 butir atau 57,5% termasuk soal memiliki efektifitas pengecoh sangat baik dan 17 butir atau 43% soal dengan efektifitas pengecohnya kurang baik.

Kedua, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Berdasarkan


(65)

Revisi Taksonomi Bloom Pada Siswa Kelas V SD” yang dilakukan oleh Siti Sofiyah, dkk (2015). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan paket tes dan memperoleh hasil pengembangan paket tes kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom pada siswa kelas V SD. Prosedur pengembangannya disesuaikan dengan model 4D yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Paket tes yang dikembangkan terdiri dari dua tipe, yaitu Paket A dan Paket B. Pokok bahasan yang dikembangkan menjadi paket tes adalah bilangan, aritmatika, dan geometri. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis yaitu lembar validasi dan lembar jawaban siswa dari uji coba one to one, small group, dan large group. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis validitas oleh validator, analisis kevalidan butir soal, analisis reliabilitas, analisis daya beda, dan analisis tingkat kesukaran. Subjek uji coba pada penelitian ini adalah siswa kelas V-C SDN Jember Lor 1. Pada uji coba yang terakhir (uji coba large group) diperoleh reliabilitas dengan interpretasi sangat tinggi. Hasil analisis validitas butir diperoleh 2 pertanyaan dengan validitas sangat tinggi, 3 pertanyaan dengan validitas tinggi, 4 pertanyaan dengan validitas cukup. Terdapat 5 pertanyaan dengan tingkat kesukaran sukar, 4 soal dengan tingkat kesukaran sedang, 0 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Hasil analisis daya pembeda didapat 4 pertanyaan dengan interpretasi daya jelek, 4 pertanyaan dengan interpretasi


(66)

cukup, dan 1 pertanyaan dengan interpretasi baik. Berdasarkan hasil validasi dan analisis uji coba, secara umum paket tes yang dikembangkan telah sesuai dengan level berpikir tingkat tinggi dan memenuhi kriteria tes yang baik yaitu valid dan reliabel.

Ketiga, penelitian pengembangan yang berjudul Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menggunakan Faktor Prima untuk Menentukan KPK dan FPB untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dilakukan oleh Tiastuti, (2016). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan tes hasil belajar dan mengetahui kualitas tes hasil belajar yang dikembangkan pada kompetensi dasar menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB untuk siswa kelas V SD. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pengembangan produk tes hasil belajar memodifikasi penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Prosedur pengembangan ini melalui 7 langkah dari 10 langkah prosedur pengembangan meliputi: (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk. Subjek penelitian ini adalah 67 siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah penelitian pengembangan yaitu (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 50 butir tes diperoleh (a)


(67)

soal valid sebanyak 36%, (b) hasil analisis reliabilitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa soal reliabel, (c) analisis daya pembeda diperoleh hasil 88,8% dengan kategori baik, 11,2% kategori baik sekali, (d) analisis tingkat kesukaran diperoleh hasil 16,66% dengan kategori mudah, 83,33% dengan kategori sedang, 20% kategori sulit, (e) analisis pengecoh diperoleh 7 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

Berdasarkan hasil penelitian relevan di atas, dapat diketahui persamaan dan perbedaan dalam penelitian tersebut. Persamaannya adalah sama-sama mengembangkan produk tes hasil belajar matematika untuk siswa Sekolah Dasar dan melakukan analisis data terhadap validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh pada setiap butir soal. Perbedaannya penelitian tersebut mengembangkan tes matematika yang lebih menekankan dengan teknik concurrent, mengembangkan tes kemampuan tingkat tinggi sesuai dengan Taksonomi Bloom disesuaikan dengan model 4D yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan mengembangkan tes hasil belajar matematika untuk kelas V SD pada materi Operasi Hitung, KPK, dan FPB. Salah satu kelebihan penelitian ini adalah mengembangkan produk tes hasil belajar sesuai dengan tingkatan ranah kognitif pada Taksonomi Bloom dari mengingat sampai dengan mencipta. Sehingga, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar 1.5


(68)

Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK, dan FPB Matematika Untuk Siswa Kelas V SD”, peneliti akan mengacu pada ketiga penelitian di atas. Literatur map dari ketiga penelitian relevan tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:

Gambar 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan Pengembangan Tes Putri, dkk (2013) “Pengembangan Tes Matematika Berbasis SK/KD dengan Teknik Concurent Pada Siswa Kelas VI Di

SD Negeri Se Kecamatan

Gianyar”

Siti Sofiyah, dkk (2015) “Pengembangan

Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika

Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom Pada Siswa

Kelas V SD”.

Tiastuti, (2016) “Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar

Menggunakan Faktor Prima untuk Menentukan

KPK dan FPB untuk Siswa Kelas V SD

Penelitian yang dilakukan

“Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar 1.5 Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK


(69)

C. Kerangka Berpikir

Tes merupakan salah satu alat pengukuran yang terdiri dari sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Tujuan tes yang terpenting adalah digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan atau kemajuan hasil belajar siswa yang telah dicapai oleh peserta didik. Hasil tes juga dapat digunakan untuk memantau perkembangan mutu pendidikan. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, guru masih kesulitan dalam membuat soal yang berkualitas baik sesuai dengan langkah-langkah pembuatan tes hasil belajar yang benar. Salah satunya guru kesulitan dalam mengkontruksi butir soal pilihan ganda, dan saat menyusun jawaban alternatif dengan memperhitungkan beberapa jawaban pengecoh (distractor) yang mungkin dipilih oleh siswa. Saat ini, masih banyak guru yang belum memahami dan memperhatikan tentang prosedur pembuatan tes yang baik. Guru pun terkadang hanya mengambil soal dari buku untuk diteskan kepada siswa yang belum tentu teruji untuk digunakan sebagai pengukur kemampuan siswanya.

Bentuk tes hasil belajar beraneka ragam dan salah satunya adalah pilihan ganda. Tes bentuk pilihan ganda adalah salah satu jenis tes obyektif dimana jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang disediakan. Tes bentuk pilihan ganda mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari tes pilihan ganda antara lain tes dapat dijawab dengan cepat, hasil jawaban siswa mudah untuk dikoreksi, dan penilaiannya


(1)

19 TOTAL 5 (0,167) 18*(0,600) 6 (0,200) 1 (0,033) High 0 (0,000) 10 (0,909) 1 (0,091) 0 (0,000) Low 2 (0,250) 2 (0,250) 4 (0,500) 0 (0,000) Diff -2(-0,250) 8 (0,659) -3(-0,409) 0 (0,000)

20 TOTAL 18*(0,600) 4 (0,133) 2 (0,067) 6 (0,200) High 8 (0,727) 0 (0,000) 1 (0,091) 2 (0,182) Low 3 (0,375) 3 (0,375) 0 (0,000) 2 (0,250) Diff 5 (0,352) -3(-0,375) 1 (0,091) 0(-0,068)

---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 21 TOTAL 4 (0,133) 9 (0,300) 14*(0,467) 3 (0,100) High 0 (0,000) 3 (0,273) 7 (0,636) 1 (0,091) Low 3 (0,375) 4 (0,500) 0 (0,000) 1 (0,125) Diff -3(-0,375) -1(-0,227) 7 (0,636) 0(-0,034)

22 TOTAL 5 (0,167) 23*(0,767) 2 (0,067) 0 (0,000) High 1 (0,091) 10 (0,909) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 1 (0,125) 5 (0,625) 2 (0,250) 0 (0,000) Diff 0(-0,034) 5 (0,284) -2(-0,250) 0 (0,000)

23 TOTAL 15*(0,500) 6 (0,200) 4 (0,133) 5 (0,167) High 9 (0,818) 1 (0,091) 1 (0,091) 0 (0,000) Low 1 (0,125) 3 (0,375) 2 (0,250) 2 (0,250) Diff 8 (0,693) -2(-0,284) -1(-0,159) -2(-0,250)


(2)

24 TOTAL 6 (0,200) 9 (0,300) 10*(0,333) 5 (0,167) High 0 (0,000) 2 (0,182) 8 (0,727) 1 (0,091) Low 1 (0,125) 4 (0,500) 1 (0,125) 2 (0,250) Diff -1(-0,125) -2(-0,318) 7 (0,602) -1(-0,159)

25 TOTAL 5 (0,167) 4 (0,133) 6 (0,200) 15*(0,500) High 0 (0,000) 1 (0,091) 1 (0,091) 9 (0,818) Low 2 (0,250) 2 (0,250) 3 (0,375) 1 (0,125) Diff -2(-0,250) -1(-0,159) -2(-0,284) 8 (0,693)

---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 26 TOTAL 20*(0,667) 2 (0,067) 3 (0,100) 5 (0,167) High 9 (0,818) 0 (0,000) 2 (0,182) 0 (0,000) Low 4 (0,500) 1 (0,125) 1 (0,125) 2 (0,250) Diff 5 (0,318) -1(-0,125) 1 (0,057) -2(-0,250)

27 TOTAL 4 (0,133) 5 (0,167) 16*(0,533) 5 (0,167) High 0 (0,000) 0 (0,000) 10 (0,909) 1 (0,091) Low 2 (0,250) 2 (0,250) 2 (0,250) 2 (0,250) Diff -2(-0,250) -2(-0,250) 8 (0,659) -1(-0,159)

28 TOTAL 3 (0,100) 7 (0,233) 6 (0,200) 14*(0,467) High 0 (0,000) 2 (0,182) 0 (0,000) 9 (0,818) Low 2 (0,250) 3 (0,375) 1 (0,125) 2 (0,250) Diff -2(-0,250) -1(-0,193) -1(-0,125) 7 (0,568)


(3)

29 TOTAL 5 (0,167) 5 (0,167) 13*(0,433) 7 (0,233) High 1 (0,091) 1 (0,091) 9 (0,818) 0 (0,000) Low 3 (0,375) 2 (0,250) 1 (0,125) 2 (0,250) Diff -2(-0,284) -1(-0,159) 8 (0,693) -2(-0,250)

30 TOTAL 12*(0,400) 8 (0,267) 6 (0,200) 4 (0,133) High 11 (1,000) 0 (0,000) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 0 (0,000) 2 (0,250) 3 (0,375) 3 (0,375) Diff 11 (1,000) -2(-0,250) -3(-0,375) -3(-0,375)


(4)

Lampiran 15 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment


(5)

Lampiran 16 Foto Hasil Uji Coba Produk Lapangan Terbatas


(6)

CURRICULUM VITAE

Nimas Karomah Dyahningrum merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang lahir di Bantul, 6 Maret 1995. Pendidikan Sekolah Dasar diperoleh di SD Negeri Tirtosari dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 2 Sanden dan lulus pada tahun 2010.

Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1 Kretek dan dinyatakan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa aktif Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti beberapa macam kegiatan sebagai pengembangan keterampilan di luar perkuliahan wajib. Beberapa kegiatan yang diikuti seperti Kursus Mahir Dasar Pramuka dan Kepanitiaan Parade Gamelan Anak tahun 2014. Peneliti mengakhiri studi di perguruan tinggi dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar 1.5 Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Operasi Hitung, KPK dan FPB Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.


Dokumen yang terkait

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang dan berat untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

0 1 225

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.2 menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 0 281

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 0 303

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

0 7 269

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 199

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 200

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 4 187

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang dan berat untuk siswa kelas IV sekolah dasar

0 1 223

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

0 13 301

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

0 0 267