25. A
B C
D 0,133
0,400 Kunci Jawaban
0,200 B.
Pembahasan 1.
Prosedur Pengembangan Tes
Pada prosedur pengembangan tes, peneliti akan membahas tentang ketujuh langkah yang digunakan oleh peneliti untuk mengembangkan tes hasil
belajar. Berikut adalah langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar:
a. Potensi dan Masalah
Pertama, peneliti mewawancarai Bapak St. Padmonohadi yang merupakan guru kelas V di SD Kanisius Kadirojo. Beliau menjelaskan
bahwa sudah membuat soal sendiri dengan membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu dan memperhatikan dimensi proses kognitif. Soal yang
telah dibuat selama ini, menurut Bapak Padmo masih perlu disempurnakan karena realita kehidupan siswa berbeda dari tahun ke
tahun. Beliau juga masih menemukan beberapa kesulitan dalam proses pembuatan soal pilihan ganda. Kesulitan yang masih dialami Bapak
Padmo ketika membuat pengecoh, terkadang pengecoh yang dibuat masih kurang berfungsi.
Wawancara kedua yang dilakukan peneliti di SD Negeri Denggung. Peneliti mewawancarai Ibu Ari Trisnawati. Beliau
menjelaskan bahwa sudah membuat soal sendiri dalam bentuk soal cerita yang memuat dimensi proses kognitif. Proses pembuatan soal
sudah melalui langkah-langkah pengembangan tes, tetapi belum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menguji validitas dan reliabilitas soal. Beliau menjelaskan bahwa soal yang dibuat masih harus disempurnakan dan beliau juga masih
menemukan kesulitan dalam proses pembuatan soal yaitu ketika membuat kisi-kisi soal dari indikator.
Wawancara yang ketiga dengan Ibu Ana Rahayu yang merupakan guru kelas V di SD Negeri Condongcatur. Beliau
mengatakan bahwa kadang-kadang membuat soal pilihan ganda sendiri dalam bentuk soal cerita tetapi belum memuat dimensi kognitif. Bu
Ana ketika membuat soal tidak membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu dan tidak melakukan validasi dan reliabilitas terhadap soal yang telah
dibuatnya karena menurut beliau itu terlalu rumit. Beliau juga menuturkan bahwa soal yang selama ini telah diujicobakan kepada
siswa masih perlu disempurnakan agar menjadi soal yang bisa dikatakan baik. Ada banyak kesulitan yang beliau temukan, misalnya
ketika membuat soalnya itu sendiri apakah bisa mengukur kemampuan siswa atau tidak, ketika membuat soal pilihan ganda sulit untuk
mengukur proses kognitif, dan beliau juga meras kesulitan untuk membuat kisi-kisi soal. Bu Ana memaparkan bahwa beliau
membutuhkan prototipe soal matematika yang sudah dikatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran.
Hasil wawancara oleh ketiga narasumber bahwa mereka membutuhkan prototipe soal matematika yang sudah dikatakan valid,
reliabel, mempunyai daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Pengumpulan Data