Hasil Analisis dan Uji Hipotesis 1. Hasil Uji Normalitas Analisis Regresi

4.3. Hasil Analisis dan Uji Hipotesis 4.3.1. Hasil Uji Normalitas . Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS 15.0 dengan Kolmogorov Smirnov diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.13. Uji Normalitas Y X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 Kolmogrov-Smirnov 2.873 2.017 2.279 1.828 1.958 1.627 Asymp. Sig 2-tailed 0.000 0.001 0.000 0.003 0.001 0.010 Sumber : Lampiran 9 Dengan demikian, Uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa data yang digunakan ternyata tidak memenuhi asumsi normalitas. Bahwa nilai signifikan kurang dari 0.05. Regresi linier berganda tetap dilanjutkan, jika populasi tidak mengikuti distribusi normal maka x akan mengikuti distribusi normal jika n 30 Suparman 1987:34.

4.4. Pengujian Adanya Pelanggaran Asumsi-Asumsi Klasik 1.Pengujian adanya Multikolinieritas.

Untuk mengetahui adanya multikolinieritas dengan cara melihat mengamati besarnya VIF, apabila VIF 10 maka regresi bebas dari adanya gejala multikolinieritas, sedangkan VIF 10 regresi mengandung adanya gejala multikolinieritas. Adapun hasil perhitungan dengan komputer. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.14. Nilai VIF Variabel Tolerance VIF Laba Akuntansi X 1 Total Aliran Kas X 2 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi X 3 Arus Kas Dari Aktivitas Investasi X 4 Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan X 5 0,214 0,024 0,017 0,018 0,013 4,683 41,990 60,215 55,698 77,401 Sumber : Lampiran 10 Dalam pengujian pertama menggunakan metode enter menyatakan bahwa analisis penelitian ini menunjukkan adanya gejala multikolineritas yaitu pada variabel total aliran kas X 2 , arus kas dari aktivitas operasi X 3 , arus kas dari aktivitas investasi X 4 , arus kas dari aktivitas pendanaan X 5 dimana nilai VIF pada variabel lebih besar dari 10 maka variabel ini disimpulkan terdapat gejala multikolinieritas dengan variabel independen lainnya. Dengan nilai untuk VIF total aliran kas X 2 = 41,990, arus kas dari aktivitas operasi X 3 = 60,215, arus kas dari aktivitas investasi X 4 = 55,698, arus kas dari aktivitas pendanaan X 5 = 77,401. Untuk mengobati hal diatas, berbagai pendekatan telah dikembangkan. Antara lain dengan menggunakan metode langkah mundur atau yang lebih dikenal dengan metode backward Draper Smith, 1981 :292-293. Metode backward adalah metode yang mencoba membuang variabel yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tidak dibutuhkan yaitu arus kas dari aktivitas operasi X 3 , untuk itu variabel arus kas dari aktivitas operasi dieliminier dan dilakukan pengujian lagi tanpa variabel arus kas dari aktivitas operasi X 3 dengan hasil analisis sebagai berikut : Tabel 4.15 Nilai VIF Variabel Tolerance VIF Laba Akuntansi X 1 Total Aliran Kas X 2 Arus Kas Dari Aktivitas Investasi X 4 Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan X 5 0,214 0,146 0,139 0,186 4,665 6,868 7,176 5,372 Sumber : Lampiran 10 Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa analisis penelitian ini tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dimana nilai VIF pada variabel tidak lebih besar dari 10 maka variabel ini disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas dengan variabel independen lainnya. Dengan nilai VIF untuk laba akuntansi X1 = 4,665, total aliran kas X 2 = 6,868, arus kas dari aktivitas investasi X 4 = 7,176, arus kas dari aktivitas pendanaan X 5 = 5,372. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.Pengujian adanya autokorelasi Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan metode Uji Durbin – Watson d. Adapun pengujiannya adalah sebagai berikut: 1.Banyaknya sampel N= 40 2.Banyaknya variabel bebas k= 4 3.Taraftingkat signifikan yang digunakan α= 0.05 Selanjutnya dilihat pada tabel Durbin Watson diperoleh DL= 1,285 dan DU= 1,721 Serta 4-DU= 2,279 dan 4-DL= 2,715 Adapun kriteria pengujiananya adalah sebagai berikut: Tabel 4.16. Batas – Batas Daerah Test Durbin Watson Daerah Keterengan DW 1,285 1,285 ≤DW1,721 1,721 ≤DW2,279 2,279 ≤DW2,715 DW ≥2,715 Autokorelasi positif Tanpa kesimpulan inconclusive Non autokorelasi Tanpa kesimpulan inconclusive Autokorelasi negative Sumber : Lampiran 10 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sedangakan nilai Durbin Watson dari perhitungan DW 2,031 dimana nilai ini terletak pada daerah 1,721 ≤DW2,279 atau berada pada daerah Non Autokorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa regesi bebas dari autokorelasi.

3. Pengujian adanya Heteroskedasitas

Salah satu metode yang dipakai untuk mengetahui adanya Heteroskedasitas adalah dengan Uji Rank Spearman atau Spearman Rho. Adapun hasil perhitungan dari komputer adalah sebagai berikut: Tabel 4.17. Korelasi Antara Variabel Bebas Dengan Nilai Residual error Variabel Korelasi Sig Laba Akuntansi X 1 Total Aliran Kas X 2 Arus Kas dari aktivitas investasi X 4 Arus Kas dari aktivitas pendanaan X 5 0,184 -0,039 0,28 -0,03 0,255 0.809 0,865 0,987 Sumber : Lampiran 10 Pengambilan keputusan Probabilitas 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Probabilitas 0,05, maka terjadi Non Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa regresi bebas dari Heteroskedastisitas. Dari hasil pengujian dan pendektesian adanya asumsi – asumsi klasik regresi diatas dapat disimpulkan bahwa regresi sudah tidak mengandung indikator – indikator yang bias.

4.5. Analisis Regresi

Dalam analisis ini menggunakan model Analisis Regresi Berganda yang berguna untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh diantara variabel bebas dan variabel terikat.  Tabel 4.18. Data Koefisien Regresi Linier Berganda Coefficientsª Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig 1 Constant 12042.836 5810.312 2.073 .046 X1 -7,882784-008 .000 -.207 -.574 .569 X2 2,203570-008 .000 .086 .197 .845 X4 2,067274-008 .000 .074 .165 .870 X5 1,211874-008 .000 .043 .110 .913 a. Dependent Variable: Y Sumber : Lampiran 10 Y=12042,836 - 7,88.10 -8 X 1 + 2.20.10 -8 X 2 + 2.06.10 -8 X 4 + 1.21.10 -8 X 5 Berdasarkan persamaan tersebut diatas, maka dapat dijelaskan melalui penjelasan sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b =Konstanta=12042,836 Ini menunjukkan besarnya pengaruh faktor lain terhadap harga saham, artinya apabila variabel bebas bernilai konstan, maka harga saham bernilai sebesar12042,836 rupiah. b 1 =Koefisien regresi untuk X 1 =-7,88.10 -8 Ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel laba akuntansi terhadap harga saham, artinya setiap adanya perubahan laba akuntansi akan menyebabkan perubahan terhadap harga saham. Apabila laba akuntansi meningkat 1 rupiah, maka harga saham akan turun sebesar -7,88.10 -8 rupiah dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan atau sama dengan 0. b 2 =Koefisien regresi untuk X 2 =-2.20.10 -8 Ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel total aliran kas terhadap harga saham, artinya setiap adanya perubahan total aliran kas akan menyebabkan perubahan terhadap harga saham. Apabila total aliran kas meningkat 1 rupiah, maka harga saham akan naik sebesar 2.20.10 -8 rupiah dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan atau sama denga b 4 =Koefisien regresi untuk X4=2.06.10 -8 Ini menujukkan besarnya pengaruh variabel arus kas dari aktivitas investasi terhadap harga saham, artinya setiap adanya perubahan arus kas dari aktivitas investasi akan menyebabkan perubahan terhadap harga saham. Apabila variabel arus kas dari aktivitas investasi bertambah 1 rupiah, maka harga saham akan meningkat sebesar 2.06.10 -8 rupiah dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan sama dengan 0. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b 5 = koefisien regresi untuk X5=1.21.10 -8 Ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham, artinya setiap adanya perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan akan menyebabkan perubahan terhadap harga saham. Apabila variabel arus kas dari aktivitas pendanaan bertambah 1 rupiah, maka harga saham akan meningkat sebesar 1.21.10 -8 rupiah dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan atau sama dengan 0.

4.6. . Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia

3 82 75

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 89 104

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 62 111

Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Pengembalian Atas Modal Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 2 1

Pengaruh faktor fundamental dan aliran kas bebas terhadap harga saham pada industri telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 1

Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Aliran Kas Bebas Terhadap Harga Saham Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 1

PENGARUH LABA BERSIH, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

0 1 19

PENGARUH INFORMASI LABA, ALIRAN KAS DAN KOMPONEN ALIRAN KAS TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20

PENGARUH RELEVANSI LABA DAN ALIRAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 17

Pengaruh Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Periode 2010 – 2012)

0 0 14