Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

78 SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

MARTHA ANNA SIAGIAN NIM 070503111

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

79 PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2011

Yang Membuat Pernyataan,

Martha Anna Siagian


(3)

80 KATA PENGANTAR

Pujian syukur bagi Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus atas segala kebaikanNya dalam hidupku. Tiada terukur besar kasih setia, pertolongan, kesehatan yang diberikan Bapa selama dalam proses pengerjaan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri dasar dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, dan disusun dengan tujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

81 3. Bapak Rustam, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku dosen pembanding/penguji I serta Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak, selaku dosen pembanding/penguji II, yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Orang tua penulis terkasih, Ayahanda P. Siagian dan Ibunda Dra H br. Siahaan serta saudari penulis Margaretha Siagian, SE dan Alm Maria Siagian. Terima kasih buat doa, kasih sayang, motivasi, dan materi yang kalian berikan selama penulisan skripsi ini.

6. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman stambuk 2007 serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.


(5)

82 Penulis,

(Martha Anna Siagian) NIM : 070503111

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek Indonesia sejak tahun 2007 sampai dengan 2009. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap harga saham.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id, dan ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba akuntansi sebagai variabel X1 arus kas dari aktivitas operasi sebagai variabel X2,

arus kas dari aktivitas investasi sebagai variabel X3, dan arus kas dari aktivitas

pendanaan sebagai variabel X4, serta harga saham sebagai variabel Y dengan total

sampel per tahun sebanyak 22 perusahaan.

Hasil penelitian ini adalah keempat variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan.

Kata Kunci: laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, harga saham.


(6)

83 ABSTRACT

This study analyzed the influence of accounting profit and cash flow statement information to the stock prices of the basic industry and chemicals companies that listed in Indonesia stocks exchange since 2007 up to 2009. This study was also intended to know which performances measured have the most significant effect to the stock price.

Data that used in this research are financial statements from each company, published through website www.idx.co.id and companies financial data that get from ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are accounting profit as X1 variable, cash flow from operating activities as X2

variable, cash flow from investing activities as X3 variable and cash flow from

financing activities as X4 variable and also stock price as Y variable consist of the

22 firm.

This research concludes that all of the independent variables have positive significant influence toward stock price in simultan, but in partial accounting profit, cash flow from operating activities, and cash flow from financing activities have positive significant to the stock price, whereas cash flow from investing activities are not influence toward stock price. The most significant effect was from the accounting profit and cash flow from operating activities.

Keyword: accounting profit, cash flow from operating activities, cash flow from investing activities, cash flow from financing activities, stock price.


(7)

84 DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah………...………1

Halaman PERNYATAAN………...i

KATA PENGANTAR………ii

ABSTRAK……….iv

ABSTRACT………v

DAFTAR ISI………..…vi

DAFTAR TABEL………...viii

DAFTAR GAMBAR……….ix

DAFTAR LAMPIRAN………..x

BAB I PENDAHULUAN……….………...1

B. Perumusan Masalah………..………...5

C. Tujuan Penelitian………..……...5

D. Manfaat Penelitian………..…….6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...7

A. Tinjauan Teoritis………...7

1. Informasi Akuntansi……..………..7

2. Teori Sinyal (Signaling Theory)………..9

3. Teori Asimetri Informasi………...…………..………...12

4. Laba Akuntansi …………...……….….12

5. Pasar Modal……..………...…………...15

6. Laporan Keuangan………...16

7. Saham……….24

8. Kaitan Antara Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham……....25

9. Kaitan Antara Arus Kas Terhadap HargaSaham………...27

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu………...28

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian………...29


(8)

85

2. Hipotesis Penelitian………...…31

BAB III METODE PENELITIAN………….………32

A. Desain Penelitian………...……….32

B. Populasi dan Sampel Penelitian…………...………...32

C. Jenis dan Sumber Data………...………...…….36

D. Metode Pengumpulan Data………...…..……….……..37

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel…………...……..37

F. Metode Analisis Data………...……..39

G. Jadwal Penelitian………...……….47

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN……….…………..48

A. Data Penelitian………...……….48

B. Analisis Hasil Penelitian………...……..49

C. Pembahasan Hasil Penelitian………...…...70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….…73

A. Kesimpulan………..…………..…73

B. Keterbatasan Penelitian………...………...74

C. Saran………...……74

DAFTAR PUSTAKA………...76


(9)

86 DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu…...………...….28

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria……….33

Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ………...36

Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……….38

Tabel 3.4 Rencana Jadwal Penelitian……….47

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan……….48

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian…..………...50

Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi...52

Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ………..……...55

Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas………..………58

Tabel 4.6 Koefisien Korelasi..………59

Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin Watson …...……….………...63

Tabel 4.8 Analisis Hasil Regresi………64

Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi…..66

Tabel 4.10 Hasil Uji – t………67


(10)

87 DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual……….…30 Gambar 4.1 Histogram (sebelum data transformasi)..………...…53 Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot (sebelum data transformasi)……..……….54 Gambar 4.3 Histogram (setelah data transformasi)………...56 Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot (setelah data transformasi)………..57 Gambar 4.5 Grafik Scatterplot………...61


(11)

88 DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan………..78

Lampiran ii Data Penelitian Tahun 2007………...…………....79

Data Penelitian Tahun 2008……….…..81

Data Penelitian Tahun 2009………...83

Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2007(sebelum transformasi)...….85

Data Variabel Penelitian Tahun 2008(sebelum transformasi)...….86

Data Variabel Penelitian Tahun 2009(sebelum transformasi)……87

Lampiran iv Data Variabel Penelitian Tahun 2007(sesudah transformasi)…....88

Data Variabel Penelitian Tahun 2008(sesudah transformasi)…....89

Data Variabel Penelitian Tahun 2009(sesudah transformasi)…....90

Lampiran v Data Variabel Penelitian Tahun 2007(missing values)……...…....91

Data Variabel Penelitian Tahun 2008(missing values)…...92

Data Variabel Penelitian Tahun 2009(missing values)…………...93

Lampiran vi Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi……….…94

Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi……….……94

Lampiran vii Uji Normalitas Sebelum Transformasi………...95

Uji Normalitas Sebelum Transformasi……….……..96

Lampiran viii Grafik Histogram dan P-P Plot Sebelum Transformasi…….…….97

Grafik Histogram dan P-P Plot Setelah Transformasi…...……….98

Lampiran ix Uji Multikolonieritas………...……..….99

Lampiran x Uji Heterokedastisitas………..………….100

Lampiran xi Uji Autokorelasi………..………...………..101

Lampiran xii Hasil Uji t dan Uji F……….102


(12)

82 Penulis,

(Martha Anna Siagian) NIM : 070503111

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek Indonesia sejak tahun 2007 sampai dengan 2009. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap harga saham.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id, dan ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba akuntansi sebagai variabel X1 arus kas dari aktivitas operasi sebagai variabel X2,

arus kas dari aktivitas investasi sebagai variabel X3, dan arus kas dari aktivitas

pendanaan sebagai variabel X4, serta harga saham sebagai variabel Y dengan total

sampel per tahun sebanyak 22 perusahaan.

Hasil penelitian ini adalah keempat variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan.

Kata Kunci: laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, harga saham.


(13)

83 ABSTRACT

This study analyzed the influence of accounting profit and cash flow statement information to the stock prices of the basic industry and chemicals companies that listed in Indonesia stocks exchange since 2007 up to 2009. This study was also intended to know which performances measured have the most significant effect to the stock price.

Data that used in this research are financial statements from each company, published through website www.idx.co.id and companies financial data that get from ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are accounting profit as X1 variable, cash flow from operating activities as X2

variable, cash flow from investing activities as X3 variable and cash flow from

financing activities as X4 variable and also stock price as Y variable consist of the

22 firm.

This research concludes that all of the independent variables have positive significant influence toward stock price in simultan, but in partial accounting profit, cash flow from operating activities, and cash flow from financing activities have positive significant to the stock price, whereas cash flow from investing activities are not influence toward stock price. The most significant effect was from the accounting profit and cash flow from operating activities.

Keyword: accounting profit, cash flow from operating activities, cash flow from investing activities, cash flow from financing activities, stock price.


(14)

89 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan pengembangan atau perluasan usaha (expansion). Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, perusahaan tentunya harus dapat meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan usahanya. Selain itu, tujuan perusahaan harus mampu menciptakan nilai (value creation) bagi pemiliknya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai-nilai tersebut diwujudkan ke dalam harga pasar dari saham biasa perusahaan.

Harga saham penting bagi perusahaan karena hal tersebut merupakan salah satu alasan utama yang mendasari para investor untuk membeli saham sebagai bentuk investasinya pada perusahaan. Investasi tersebut tentunya sangat diperlukan oleh perusahaan, sebab dalam menjalankan usahanya dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Cara untuk memperoleh dana salah satunya adalah dengan menerbitkan dan menjual saham melalui Pasar Modal atau Bursa Efek sebagai perantara.

Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara, seperti di Indonesia, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal disebut memiliki fungsi ekonomi


(15)

90 karena menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang membutuhkan dana (issuer) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana

(investor) atau disebut sebagai lembaga perantaraan (intermediaries). Sedangkan fungsi keuangan maksudnya reward bagi investor atas hasil investasinya yang berupa keuntungan untuk memaksimalkan kekayaan. Sebelum bertransaksi di pasar modal, investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan (menawarkan) sahamnya di bursa efek.

Harga saham suatu perusahaan selalu mengalami pergerakan naik atau turun. Pergerakan pada harga saham inilah yang dapat memberikan keuntungan bagi para investor. Oleh karena itu para investor sangat membutuhkan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham baik secara langsung maupun tidak. Informasi yang didapat bisa berasal dari eksternal maupun internal perusahaan. Dari eksternal perusahaan berhubungan dengan kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, dan tingkat suku bunga. Sedangkan dari internal perusahaan berhubungan dengan laporan keuangan dari perusahaan. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.1 (IAI, 2007) tentang tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah “Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.


(16)

91 Dalam mempertimbangkan keputusannya untuk berinvestasi dalam bentuk saham, investor membutuhkan berbagai informasi mengenai kinerja perusahaan

issuer yang tercermin dalam laporan keuangan dan yang mendapatkan perhatian utama adalah laba dan arus kas.

Pentingnya laporan arus kas tercantum pada PSAK No. 2 (IAI,2007) tentang laporan arus kas yang merekomendasikan perusahaan harus memasukkan laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara probabilitias dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Laba akuntansi dalam laporan keuangan merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor. Investor juga menggunakan informasi dalam laporan arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan. Kedua ukuran kinerja, yaitu laba akuntansi dan informasi arus kas harus dapat meyakinkan investor serta menjadi fokus perhatian investor dalam mengambil keputusan. Ukuran kinerja akuntansi perusahaan yang menjadi fokus perhatian investor adalah yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi dengan baik serta menyediakan sebuah dasar bagi peramalan aliran kas masa depan suatu saham biasa.


(17)

92 Jika perusahaan bisa memperoleh laba yang besar maka secara teoritis perusahaan mampu membagikan deviden yang makin besar. Teori keuangan mengatakan bahwa laba tidak perlu dibagikan sebagai deviden jika perusahan bisa menggunakan laba tersebut dengan menguntungkan. Uraian tersebut menunjukkan bahwa kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham akan meningkat. Dengan kata lain informasi tentang laba perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap harga saham.

Kandungan informasi laporan arus kas dapat diukur dengan menggunakan kekuatan hubungan antara arus kas dengan harga atau return saham. Informasi laporan arus kas akan dikatakan mempunyai makna apabila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh investor. Apabila dengan dipublikasikan laporan arus kas menyebabkan investor pasar modal bereaksi melakukan pembelian atau penjualan saham yang selanjutnya tercermin dalam harga saham, berarti laporan arus kas mempunyai kandungan informasi yang bermutu dalam memberikan kepercayaan bagi para pengambil keputusan.

Pada penelitian sebelumnya, Chandra dan Wibowo (2002) yang meneliti pengaruh kandungan Informasi Laba Akuntansi dan Arus Kas Terhadap Harga Saham. Penelitian ini menggunakan total arus, komponen arus kas, dan laba akuntansi sebagai variabel independen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah total arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Silitonga (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh


(18)

93 Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel yang digunakan adalah arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Variabel dependennya adalah harga saham. Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara simultan. Namun secara parsial hanya arus kas dari aktivitas operasi yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mempelajari, membahas serta melakukan penelitian dengan judul: Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Apakah laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari akrivitas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(19)

94 C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui pengaruh laba akuntansi dan komponen arus kas (aktifitas operasi, aktifitas investasi, aktifitas pendanaan) secara parsial dan simultan terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pasar modal dan mekanisme pembentukan harga saham yang dipengaruhi oleh kandungan informasi laba akuntansi dan komponen arus kas yang terdapat pada laporan keuangan.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai sumbangan pemikiran untuk dipakai perusahaan sebagai alat bantu alternatif dalam menilai kembali kinerja keuangan perusahaan terhadap fluktuasi harga sahamnya di pasar modal

3. Bagi Investor.

Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor mengetahui perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2009.


(20)

95 4. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Sebagai sumbangan literatur sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi yang akan mengembangkan hasil penelitian ini di waktu-waktu yang akan datang.


(21)

96 BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Tinjauan Teoritis

1. Informasi Akuntansi a. Pengertian Akuntansi

Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountans) mendefinisikan akuntansi ke dalam beberapa definisi (Belkaoui, 2000:37). Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, penginterpretasian hasil proses tersebut.

Definisi akuntansi terbaru telah mengacu pada konsep informasi kuantitatif. Akuntansi adalah aktivitas jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan di antara alternatif tindakan yang ada.

b. Pemakai Informasi Akuntansi

Informasi laporan keuangan dipakai oleh banyak kelompok dengan tujuan yang berbeda. Hal tersebut terjadi sebab mereka memiliki


(22)

97 ekspektasi yang berbeda terhadap laporan keuangan itu sendiri. Menurut Kusnadidan Kertahadi (2001:17), pihak yang berkepentingan secara langsung terhadap laporan keuangan perusahaan,pada umumnya terdapat 7 kelompok, yaitu :

1) Para pemilik. Kelompok ini berkepentingan atas perusahaan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai, bagian laba yang diharapkan dan menilai berhasil tidaknya manajemen perusahaan. 2) Para kreditor. Kelompok ini berkepentingan atas perusahaan

untuk menetapkan syarat kredit, menjaga keamanan kekayaan yang digunakan oleh perusahaan kemudian menilai apakah kepercayaan yang diberikan perlu ditarik atau dipertahankan. 3) Para calon pemilik dan kreditor. Kelompok ini berkepentingan

karena kelompok ini akan memasukkan kekayaan ke dalam perusahaan, akan tetapi sebelum dimasukkan kelompok ini terlebih dahulu harus mengetahui kondisi keuangan perusahaan pada saat itu, hasil yang telah dicapai perusahaan dan tingkat keamanan kekayaan yang akan ditanamkan.

4) Manajemen. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan dengan tujuan untuk menaksir sifat dan jumlah uang atau dana yang diperlukan, mengevaluasi hasil-hasil keputusan dan kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan masa lampau, memproyeksikan posisi keuangan dan pendapatan perusahaan, menetapkan kebijaksanaan keuangan dan pendapatan perusahaan, menetapkan kebijaksanaan dividen, merekomendir setiap reorganisasi atau dissolasi maupun lainnya yang berkaitan dengan bidang manajemen perusahaan.

5) Pihak pajak. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk menghitung kemudian menetapkan besarnya pajak yang ditugaskan kepada perusahaan, menaksir sanksi yang akan dijatuhkan karena perusahaan tidak mengindahkan ketentuan perpajakan, melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap kekayaan dan hasil operasi yang dilaporkan.

6) Para buruh. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk dijadikan dasar di dalam berunding dengan pimpinan perusahaan sehubungan dengan upah atau gaji yang akan diterima, atau untuk menganalisis prospek dari buruh sendiri apakah tempat ia bekerja tersebut sudah cukup aman, stabil dan menguntungkan.


(23)

98 7) Para langganan. Kelompok ini berkepentingan atas laporan

keuangan perusahaan untuk tujuan menaksir perubahan harga yang akan ditetapkan oleh perusahaan, atau untuk memutuskan perlu tidaknya mencari sumber-sumber alternatif dari barang atau jasa yang diperlukan.

2. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham saham, dimana harga saham menjadi naik.

Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga


(24)

99 investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Efisiensi pasar merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal.

Hanafi (2002:244) secara teoritikal membedakan pasar modal yang efisien kedalam tiga kategori sebagai berikut:

a. Efisiensi Bentuk Lemah (Weak Form)

Pasar dikatakan dalam bentuk lemah jika harga mencerminkan informasi masa lampau. Implikasi dari efisiensi bentuk lemah adalah investor tidak akan memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan menggunakan informasi masa lampau. Hal ini menggambarkan bahwa informasi masa lampau tidak bisa dipakai untuk memprediksi harga dimasa mendatang.

b. Efisiensi Bentuk Setengah Kuat (Semistrong Form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga mencerminkan informasi yang dipublikasikan. Contoh informasi yang dipublikasikan adalah pengumuman laporan keuangan, penggumuman keputusan kontrak, pengumuman dividen, pengumuman peraturan tertentu, dan lainnya. Implikasi dari kondisi tersebut adalah investor tidak akan memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan menggunakan informasi yang dipublikasikan, dimana pada waktu informasi dipublikasikan, harga langsung berubah menyesuaikan terhadap informasi tersebut. Penyesuaian terjadi secara penuh, sehingga sesudah publikasi informasi tersebut, harga menjadi stabil lagi.

c. Efisiensi Bentuk Kuat (Strong Form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga mencerminkan informasi yang bersifat pribadi, dan juga informasi lainnya (yang dipublikasikan dan masa lalu). Informasi pribadi (inside information) adalah informasi yang belum dipublikasikan. Biasanya informasi tersebut hanya beredar dikalangan orang dalam


(25)

100 (insiders), seperti direksi-direksi perusahaan. Implikasi dari kondisi tersebut adalah investor tidak bisa memperoleh keuntungan abnormal dengan menggunakan informasi dalam, dan juga semua informasi yang ada. Tentu saja bentuk efisiensi semacam ini merupakan bentuk efisiensi yang sangat ekstrim, dan barangkali masih jauh dari kenyatan.

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor).

Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh: investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.

Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk


(26)

101 membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya analisis terhadap laporan arus kas, maka investor diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.

3. Teori Asimetri Informasi (Assymetric Information Theory)

Husnan (2003:325) mengatakan Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai kondisi atau prospek perusahaan dari pada yang dimiliki investor. Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dari pada para investor (Sofiyanti, 2009:36).

Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar tentang informasi keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan dating, dengan demikian penerbitan laporan arus kas sebagai salah satu bagian dari laporan


(27)

102 keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi keuangan perusahaan dan mengurangi informasi asimetris.

4. Laba Akuntansi

Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode-periode tersebut (Harahap, 2003:273). Dari defenisi tersebut, terlihat jelas bahwa dalam menghitung laba dengan menbandingkan pendapatan atas biaya (macthing cost aginst revenue). Menurut PSAK No.46 paragraf ketujuh laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.

Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan (revenue recognition) adalah titik awal pengukuran laba. Menurut Wildet.al.(2005:411), terdapat dua kondisi wajib agar pendapatan diakui.

a. Telah atau dapat direalisasi (realized or realizable).Untuk dapat diakui,suatu perusahaanharus telahmendapatkan kas atau komitmen andaluntuk mendapatkan kas,seperti piutang yang sah.


(28)

103 b. Telah dihasilkan (earned).Perusahaan harus menyelesaikan seluruh

kewajibannya kepada pembeli,yaitu proses perolehan laba harustelah selesai.

Selain itu, Belkaoui (2000:217) juga mengemukakan lima karakteristik laba akuntansi :

a. Income akuntansi didasarkan pada transaksi actual yang diadakan oleh perusahaan (terutama revenue yang berasal dari penjualan barang dan jasa dikurangi kos yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut). Secara konvensional, profesi akuntansi telah menggunakan pendekatan transaksi untuk pengukuran income. Transaksi mungkin eksternal atau internal. Transaksi eksplisit (eksternal) hasil dari penggunaan atau alokasi aset dalam perusahaan. Transaksi eksternal adalah eksplisit karena mereka didasarkan pada bukti yang objektif; transaksi internal adalah implisit karena mereka didasarkan pada bukti yang kurang objektif.

b. Income akuntansi didasarkan pada periode putulat dan merujuk pada kinerja keuangan perusahaan selama satu periode dan berjalannya waktu.

c. Income akuntansi didasarkan pada prinsip revenue memerlukan definisi pengukuran, dan pengukuran revenue. Secara umum, prinsip realisasi merupakan penguji bagi pengukuran revenue, pada gilirannya untuk pengakuan income.

d. Income akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal kos historis bagi perusahaan merupakan kegiatanyang kuat pada prinsip kos. Aset dicatat pada harga perolehannya hingga penjualan terealisir pada saat perubahan nilai diakui, jadi biaya merupakan aset yang telah digunakan (expired aguisition cost).

e. Income akuntansi meminta bahwa revenue realitation pada suatu periode dikaitkan dengan kos relevan yang layak atau sesuai. Oleh karena itu, income akuntansi didasarkan oleh prinsip penandingan. Secara mendasar, kos tertentu atau kos periode dialokasikan atau ditandingkan dengan revenue dan kos lain dilaporkan dan dipindahkan sebagai aset. Kos yang dialokasikan dan ditandatangani dengan revenues dianggap telah digunakan jasa potensialnya.

Ketika pendapatan telah diakui, biaya yang berhubungan dikaitkan dengan pendapatan atau pengaitan beban (expense matching) untuk menghitung laba. Perlu diperhatikan bahwa beban diakui saat terjadinya


(29)

104 kejadian ekonomi yang terkait, bukan saatnya keluar kas. Laporan laba rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas investasi (return oninvestment) daripada sekadar perubahan kas.

Laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan tentang bagaimana cara menghitung laba. Karakteristik dari pengertian laba akuntansi tersebut memiliki beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005:114) adalah :

a. Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi,

b. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara objektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti.

c. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme.

d. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.


(30)

105 Husnan (1994 : 3) menyatakan bahwa pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta.

Ada empat tipe pasar modal (Jogiyanto, 2000 : 15) yaitu: a. Pasar Perdana (Primary Market)

Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar ini. Surat berharga yang baru dikeluarkan dapat berupa penawaran perdana ke publik atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah go public.

b. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran.

c. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar sekunder tutup. Pasar ini dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar sekunder tutup. d. Pasar Keempat (Fourth Market)

Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan oleh institusi yang berkapasitas besar untuk menghindari komisi broker.

6. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI,2007) “laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.


(31)

106 Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan perusahaan dan disusun secara periodik. Laporan keuangan juga merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut.

Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan keuangan antara lain pemilik perusahaan, kreditur, investor, manajer atau pemimpin perusahaan, karyawan perusahaan dan pemerintah. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui laba yang dihasilkan perusahaan. Kreditur menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan dalam hal pemberian kredit suatu perusahaan. Manajer atau pimpinan perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk menyusun rencana dan strategi perusahaan, memperbaiki operasional perusahaan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. Investor berkepentingan dengan laporan keuangan untuk mengetahui apakah modal yang telah diinvestasikan memberikan prospek keuntungan di masa yang akan datang. Pemerintah melihat laporan keuangan untuk menentukan jumlah pajak yang akan


(32)

107 dibebankan ke perusahaan. Karyawan perusahaan berkepentingan dengan laporan keuangan antara lain untuk kepentingan kompensasi.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Harahap (2007:122) mengutip pernyataan APB Statement No.4 yang berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement Business Enterprises dalam menjelaskan tujuan laporan keuangan yang digolongkan menjadi tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif.

1) Tujuan khusus.

Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.

2) Tujuan umum

Adapun tujuan umum laporan keuangan sebanyak lima tujuan. a) Memberikan informasi yang terpercaya tentang

sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan

b) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba

c) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaandalam menghasilkan laba.

d) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.

e) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

3) Tujuan Kualitatif

Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No.4 adalah sebagai berikut:


(33)

108 a) Relevance, yaitu memilih informasi yang benar-benar sesuai

dan dapat membantu pemakailaporan dalam proses pengambilan keputusan.

b) Understandibility, yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.

c) Verifiability, yaitu hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. d) Neutrality, yaitu laporan akuntansi itu netral terhadap

pihak-pihak yang berkepentingan di mana informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.

e) Timeliness, yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.

f) Comparability, yaitu informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaanlain. g) Completeness, yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus

mencakup semua kebutuhan yang layak dari pemakai.

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang mengikhtisarkan penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah kesatuan usaha untuk suatu periode waktu tertentu. Laporan arus kas melaporkan nilai bersih arus kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan perusahaan. Selain itu juga menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar dari masing-masing aktivitas tersebut.

Pengertian laporan arus kas menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2, 2007) adalah “memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang diklasifikasikan arus kas


(34)

109 berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan selama suatu periode akuntansi”.

Menurut PSAK No. 2 (IAI : 2007), laporan arus kas melaporkan 3 klasifikasi aktivitas, yaitu “Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.”

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities). Oleh karena itu, arus kas tersebut umumnya berasal dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu metode, yaitu:

a. Metode langsung

Dengan penggunaan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.

b. Metode Tidak Langsung

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.


(35)

110 Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas operasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2, 2007) antara lain:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa

b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain-lain c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa

d. Pembayaran kas kepada karyawan

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali bila dapat diidentifikasi secara khusus

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2, 2007) adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain

c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali dilakukan oleh lembaga keuangan

e. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forwad contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali jika kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan atau diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim


(36)

111 terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2, 2007) adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen pasar modal lainnya.

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik saham perusahaan

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya

d. Pelunasan pinjaman

e. Pembayaran kas sewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan. Menurut Stickney dan Weil (1994:216) arus kas mempunyai tiga komponen, yaitu :

1) Aktivitas Operasi (Operations).

Melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban.

2) Aktivitas Investasi (Invesments).

Umumnya melibatkan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas dan mencakup:

a) pemberian dan penagihan pinjaman, dan

b) perolehan serta pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang.

3) Aktivitas Pendanaan (Financing).

Melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik serta mencakup:

a) perolehan kas dari kreditur dan pembayaran kembali pinjaman b) perolehan modal dari pemilik dan tingkat pengembalian dari


(37)

112 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2, 2007) tentang arus kas menjelaskan bahwa laporan arus kas dapat digunakan untuk:

1) Memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas).

2) Mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

3) Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dansetara kas.

4) Untuk membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.

5) Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi setiap perusahaan.

d. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah daftar yang memuat posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, baik harta maupun modal. Neraca sering disebut dengan laporan posisi keuangan, yaitu melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari perusahaan pada tanggal tertentu dan membantu dalam memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas dimasa depan. Dengan melihat hubungan di unsur- unsur ini, para pemakai laporan keuangan dapat memprediksi indikator resiko perusahaan dan arus kas dimasa depan berupa likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan (Kieso, 2004:170). Dalam neraca sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat berdasarkan historical cost.


(38)

113 e. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang terpenting karena mencerminkan kegagalan atau keberhasilan operasional suatu usahabisnis dalam mencapai salah satu tujuan utamanya yaitu memperoleh keuntungan atau laba bersih. Laba bersih terjadi jika pendapatan yang diperoleh oleh suatu usaha bisnis melebihi beban yang dikeluarkan, sebaliknya jika beban yang dikeluarkan melebihi pendapatan yang diperoleh maka akan dihasilkan rugi bersih.

Fungsi dari laporan laba rugi adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu; memberi dasar untuk memprediksi kinerja di masa depan; membantu menaksir resiko atau ketidakpastian dari pencapaian arus kas di masa depan (Kieso, 2004:124).

Laporan laba rugi sering kali disusun dengan dasar akrual yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi dan mengakui beban pada saat periode terjadi, tanpa melihat waktu penerimaan atau pengeluaran kas.

f. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Stakeholder Equity) Laporan ini merupakan ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan perubahan ekuitas menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Penambahan dalam ekuitas pemilik berasal dari investasi


(39)

114 yang dilakukan oleh pemilik dari laba bersih yang dihasilkan selama periode berjalan. Pengurangan ekuitas pemilik dari pengambilan pribadi oleh pemilik dan dari kerugian bersih selama peridoe berjalan. Laporan ini bermanfaat untuk mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang saham atas aktiva perusahaan.

7. Saham

a. Pengertian

Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001: 416) menyatakan: Saham merupakan sebuah piagam yang berisi aspek-aspek penting bagi perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak khusus yang dimilikinya berkaitan dengan kepemilikan saham. Contohnya adalah hak mendapatkan pendapatan tetap dari perusahaan disamping punya kewajiban untuk ikut menanggung risiko bila perusahaan dilikuidasi. Pemilik saham juga berhak mengontrol perusahaan sesuai dengan kapasitas (jumlah) saham yang dimilikinya melalui rapat umum pemegang saham dengan menggunakan hak suara yang dimilikinya.

Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa. Setiap saham yang diperjualbelikan di pasar memiliki harga yang disebut harga pasar saham. Harga penutupan (closing price) yaitu harga yangdiminta oleh penjual pada saat akhir hari bursa.


(40)

115 Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Beberapa karakteristik saham:

1) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen memiliki sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa, pemegang saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap memiliki karakteristik di tengah-tengah antara bond dan saham biasa.

2) Saham Biasa (Common Stock)

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa memiliki beberapa hak. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah hak kontrol, hak menerima pembagian keuntungan, hak preemptive dan hak klaim sisa.


(41)

116 3) Saham Treasuri (Treasury Stock)

Menurut Adinegoro (2007:45) “saham treasuri (treasury stock) adalah saham perusahaan yang pernah dikeluarkan dan beredaryang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri”

8. Kaitan Antara Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham.

Para pemegang saham hendaknya memperhatikan pendapatan perusahaan, karena baik pendapatan yang dilaporkan maupun ramalan pendapatan membantu investor dalam memperkirakan atau meramalkan penghasilan di masa yang akan datang. Perkembangan penjualan memberikan arti bahwa perusahaan mampu mengatasi persaingan. Disamping itu juga menunjukkan adanya stabilitas penjualan yang cukup besar. Perkembangan laba umumnya digunakan sebagai ukuran untuk lembaga keuangan dan para pemegang saham. Pertumbuhan keuntungan ini dapat dilihat dari kenaikan laba. Pengamatan di pasar modal mengindikasi bahwa laba mempengaruhi harga saham.

Menurut Husnan (1997:272-274) harga saham dipengaruhi oleh dua unsur utama yaitu:

a. Resiko atau Beta saham tersebut. Apabila resiko meningkat maka laba makin besar.

b. Tingkat keuntungan bebas resiko. Semakin tinggi keuntungan bebas resiko maka semakin besar keuntungan yang diisyaratkan oleh pemodal. Keuntungan bebas resiko juga mempengaruhi besarnya


(42)

117 tingkat keuntungan portofolio pasar yang berpengaruh terhadap harga saham.

Jika perusahaan bisa memperoleh laba yang besar maka secara teoritis perusahaan mampu membagikan deviden yang makin besar. Teori keuangan mengatakan bahwa laba tidak perlu dibagikan sebagai deviden jika perusahan bisa menggunakan laba tersebut dengan menguntungkan. Uraian tersebut menunjukkan bahwa kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham akan meningkat. Dengan kata lain informasi tentang laba perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap harga saham. Laba tahunan memiliki kandungan informasi, apabila pengumuman laba akan menyebabkan perubahan reaksi investor terhadap distribusi aliran kas dimasa yang akan datang, yang akan menyebabkan perubahan harga saham.

9. Kaitan Antara Arus Kas Terhadap Harga Saham

Tujuan pelaporan keuangan sebagai penyedia informasi bagi pemakai laporan keuangan untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (earnings power), menimbulkan harapan tentang masa yang akan datang yang berhubungan dengan arus kas (cash flow) bagi investor serta kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan kas. Investor akan menggunakan komponen arus kas dan laba untuk membentuk suatu dasar bagi pembelian saham, di samping harga saham itu sendiri. Hal ini disebabkan karena harga saham mencerminkan penilaian atas kemampuan


(43)

118 perusahaan untuk menghasilkan laba (kas) dan kemampuan untuk membayar deviden.

Arus kas begitu vital karena perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran kas hanya bisa diperoleh dari laporan arus kas, tetapi bukan berarti laporan arus kas menggantikan neraca ataupun laporan laba rugi, melainkan saling melengkapi. Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Nilai pasar (market value) dari perusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash flows) masa datang. Jika ini benar, maka investor seharusnya menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan.

Semakin baru, wajar dan baik informasi laporan arus kas yang diterima para investor, diharapkan akan membawa pengaruh terhadap harga saham, karena informasi yang baru dapat membentuk suatu kepercayaan baru di kalangan para investor. Selanjutnya kepercayaan baru itu dapat mengubah

demand dan supply surat-surat berharga seperti saham dan obligasi yaitu dengan cara investor bertransaksi di Bursa Efek Indonesia.

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh informasi arus kas terhadap harga saham antara lain:


(44)

119 TinjauanPenelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

Rina Chandra dan Lysia Hermanto Wibowo (2002) Kandungan Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada perusahaan yang terdapat di BEJ Independen: 1. Laba Akuntansi. 2. Komponen Arus Kas Dependen: Harga Saham

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang termasuk ke dalam LQ 45 periode 1997-1999 dan ditemukan bahwa baik secara parsial ataupun simultan laba akuntansi dan total arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Fitra (2007) Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Independen: Informasi Arus Kas Dependen: Volume Perdagangan Harga Saham

Menunjukkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan manufaktur di BEJ periode 2003-2006. Sedangkan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham.


(45)

120 Lenny Sofiyanti R. Silitonga (2009) Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007

Independen: 1. Arus kas

dari aktivitas operasi 2. Arus kas

dari aktivitas investasi.

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan Dependen: Harga Saham

Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan arus kas dari aktivitas operasi terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman. Namun arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar di BEI.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)

tahun 1973, tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi bagi pemakai laporan keuangan untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau earnings power (Naimah dalam Wibowo dan Chandra, 2002:24). Pernyataan ini menimbulkan harapan tentang masa yang akan datang yang berhubungan


(46)

121 dengan arus kas (cash flow) bagi investor serta kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Menurut AICPA kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan kas. Investor akan menggunakan komponen arus kas dan laba untuk membentuk suatu dasar bagi pembelian saham, disamping harga saham itu sendiri. Hal ini disebabkan karena harga saham mencerminkan penilaian atas kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (kas) dan kemampuan untuk membayar deviden. Atas dasar pemikiran tersebut, dibuatlah kerangka konseptual penelitian ini, yaitu:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H1

H2

H

H

3

4

H4

Laba Akuntansi (X1)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X2)

Arus Kas dari Aktivitas Investasi (X3)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (X4)

Harga Saham (Y)


(47)

122 H5

2. Hipotesis Penelitian

Dari kerangka teoritis yang telah diuraikan di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari

aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. H1 : Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

H2 : Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap

harga saham.

H3 : Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh signifikan terhadap

harga saham.

H4 : Arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

H5 : Laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari

aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(48)

123 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kasual. Desain ini berguna untuk menganalisa hubungan antara 1 variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variable lainnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai variabel independen serta harga saham penutupan (closing price) sebagai variabel dependen.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2007:72) menyatakan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek/subjek yang memiliki kualitas dan kerakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2007-2009 dalam interval 1 tahun. Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel. Dimana sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004:73).


(49)

124 Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004:78). Pertimbangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI dengan kategori perusahaan industri dasar dan kimia selama tahun 2007 hingga tahun 2009 sesuai dengan ICMD, dan tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut.

2. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk tahun buku 2007-2009.

3. Periode laporan keuangan berakhir tanggal 31 Desember.

4. Saham perusahaan aktif diperdagangkan selama tahun 2007-2009. 5. Harga saham yang dipergunakan adalah closing price.

6. Memiliki laba akuntansi positif

Berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan sebelumnya maka perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini berjumlah 22 perusahaan dengan 66 unit analisisuntuk 3 tahun. Daftar perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No. Perusahaan

Kriteria

Sampel

1 2 3 4 5 6


(50)

125

2. Indocement Tunggal Perkasa Tbk √ √ √ √ √ √ 2

3. Semen Gresik (Persero) Tbk √ √ √ √ √ √ 3

4. Arwana Citramulia Tbk √ - √ √ √ √ 4

5. Asahimas Flat Glass Tbk √ - √ - √ -

6. Intikeramik Almasri Industri Tbk √ - √ √ √ - 7. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk - - √ √ √ -

8. Mulia Industrindo Tbk √ - √ - √ -

9. Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ √ √ √ 5

10. Alumindo Light Metal Industry Tbk √ √ √ √ √ -

11. Betonjaya Manunggal Tbk √ √ √ √ √ √ 6

12. Citra Tubindo Tbk √ √ √ √ √ √ 7

13. Gunawan Dianjaya Steel Tbk - - √ - √ -

14. Indal Aluminium Industry Tbk √ √ √ √ √ -

10. Itamaraya Gold Industri Tbk - - √ - √ - 11. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk √ √ √ √ √ -

12. Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ √ √ √ 8

13. Lion Metal Works Tbk √ √ √ √ √ √ 9

14. Lionmesh Prima Tbk √ √ √ √ √ √ 10

15. Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ √ √ √ √ 11

16. Pelat Timah Nusantara Tbk - - √ - √ -

17. Tembaga Mulia Semanan Tbk √ √ √ √ √ -

18. Budi Acid Jaya Tbk √ √ √ √ √ √ 12

19. Colorpark Indonesia Tbk - - √ - √ -

20 Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ √ √ √ √ √ 13

21. Ekadharma International Tbk √ √ √ √ √ √ 14

22. Eterindo Wahanatama Tbk √ - √ √ √ -

23. Indo Acidatama Tbk √ √ √ √ √ √ 15

24. Intanwijaya International Tbk √ √ √ √ √ -


(51)

126 26. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ - √ √ √ -

27. Tri Polyta Indonesia Tbk - - √ - √ -

28. Unggul Indah Cahaya Tbk √ - √ √ √ -

29. Aneka Kemasindo Utama Tbk √ √ √ √ √ -

30. Argha Karya Prima Indonesia Tbk √ √ √ √ √ -

31. Asiaplast Industries Tbk √ √ √ √ √ -

32. Berlina Tbk √ √ √ √ √ √ 16

33. Dynaplast Tbk √ √ √ √ √ -

34. Fatrapolindo Nusa Industri Tbk - - √ - √ -

35. Kageo Igar Jaya Tbk √ √ √ √ √ √ 17

36. Sekawan Intipratama Tbk - - √ - √ -

37. Lapindo International Tbk - - √ - √ -

38. Siwani Makmur Tbk √ - √ √ √ -

39. Summitplast Tbk - - √ - √ -

40. Titan Kimia Nusantara Tbk - - √ - √ -

41. Trias Sentosa Tbk √ √ √ √ √ √ 18

42. Tunas Alfin Tbk Seri A - - √ - √ -

43. Tunas Alfin Tbk Seri B - - √ - √ -

44. Yanaprima Hastapersada Tbk - - √ - √ -

45. Chareon Pokphand Indonesia Tbk √ √ √ √ √ √ 19

46. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk √ - √ √ √ -

47. Malindo Feedmill Tbk √ √ √ √ √ √ 20

48. Sierad Produce Tbk √ √ √ √ √ √ 21

49. Barito Pacific Tbk √ √ √ √ √ -

50. Daya Sakti Unggul Corporation Tbk √ - √ √ √ -

51. Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ √ √ √ -

52. Surya Dumai Industri Tbk - - √ - √ -

53. Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ √ √ √ -


(52)

127 Sumber : Penulis, 2011

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

No. Perusahaan KODE EMITEN

1. Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP

2. Holcim Indonesia Tbk SMCB

3. Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR

4. Arwana Citramulia Tbk ARNA

5. Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

6. Betonjaya Manunggal Tbk BTON

7. Citra Tubindo Tbk CTBN

8. Jaya Pari Steel Tbk JPRS

9. Lion Metal Works Tbk LION

10. Lionmesh Prima Tbk LMSH

11. Pelangi Indah Canindo Tbk PICO

12. Budi Acid Jaya Tbk BUDI

13. Duta Pertiwi Nusantara Tbk DUTI 14. Ekadharma International Tbk EKAD

15. Indo Acidatama Tbk SRSN

16. Berlina Tbk BRNA

17. Kageo Igar Jaya Tbk IGAR

18. Trias Sentosa Tbk TRST

55. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk √ - √ √ √ - 56. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk - - √ - √ - 57. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ √ √ √ -

58. Suparma Tbk √ √ √ √ √ -

59. Surabaya Agung Industry Pulp Tbk √ √ √ √ √ -


(53)

128 19. Chareon Pokphand Indonesia Tbk CPIN

20. Malindo Feedmill Tbk MAIN

21. Sierad Produce Tbk SIPD

22. Fajar Surya Wisesa Tbk FASW

Sumber : Penulis, 2011

C. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2004:13). Sifat data ini adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu. Sumber data yang diteliti dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data/informasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2007-2009, melalui situs resmi milik Bursa Efek Indonesia, yaitu serta ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory).

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, penulis melakukan teknik dokumentasi yaitu teknik mengumpulkan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini, dapat berupa catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama dilakukan


(54)

129 melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi dan buku- buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap yang kedua, pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload situsIndonesia Capital Market Directory (ICMD).

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004:62) ”definisi operasional adalah bagian dari riset yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan di dalam riset”

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen (bebas), merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:50). Variabel independen (bebas) yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasional, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Variabel independen disimbolkan dengan “X1”

(laba akuntansi), “X2” (arus kas dari aktivitas operasi), “X3” (arus kas

dari aktivitas investasi), “X4

2. Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003:50). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham, dimana variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.


(55)

130 Tabel 3.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Laba

Akuntansi (X1

Selisih bersih antara

penerimaan dan pengeluaran perusahaan

yang berasal dari laporan laba rugi tahunan.

)

Nilai laba akuntansi per lembar saham

Rasio

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (X2

selisih bersih antara

penerimaan dan pengeluaran kas dan

setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum )

Nilai arus kas aktivitas operasi per lembar saham Rasio Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (X3)

selisih bersih antara

penerimaan dan pengeluaran kas dan

setara kas yang berasal dari aktivitas investasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai arus kas aktivitas investasi per lembar saham

Rasio

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan (X4)

selisih bersih antara

penerimaan dan pengeluaran kas dan

setara kas yang berasal dari aktivitas pendanaan selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai arus kas aktivitas pendanan per lembar saham Rasio Harga Saham (Y)

Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham ketika mereka memperdagangkan saham di pasar bursa.

Harga pasar per lembar saham pada periode tertentu

Rasio


(56)

131 Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS, namun terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

1. Uji Asumsi klasik

Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator / BLUE).

Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah: a. Berdistribusi normal.

b. Non-Multikolinieritas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

c. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.

d. Homokedastisitas, artinya varians variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

Pengujian tersebut meliputi: 1) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai


(57)

132 a) Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) < Ztabel (1,96), atau angka

signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,

b) Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) > Ztabel (1,96), atau angka signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data

dikatakan tidak normal,

Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data (titik) pada normal P plot of regression standizzed residual variabel independen, dimana :

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.

2) Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal


(58)

133 ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1) Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau

Upper Bound (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut (Ghozali, 2005:105) deteksi heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai


(59)

134 prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan jika terjadi heterokedastisitas, yaitu:

a) Transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam modal tersebut.

b) Transformasi logaritma. 4) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya (Ghozali, 2005: 91). Untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas, dapat dilakukan dengan cara :

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi menurut Ghozali (2005:91) dapat dilihat dari :

a) Nilai Tolerance dan lawannya b) Variance inflation factor


(1)

2 Data Penelitian Tahun 2008

Nama Perusahaan

Laba Akuntansi (rupiah)

Arus Kas Operasi (rupiah)

Arus Kas Investasi (rupiah)

Arus Kas Penda (rupiah)

INTP 2,332,786,918,887 1,619,202,132,220 (232,837,442,184) (893,021,913,491 SMCB 303,468,000,000 1,178,381,000,000 (587,294,000,000) (461,823,000,000 SMGR 3,589,528,547,000 2,628,307,576,000 (527,806,832,000) -1,176,097,019,000 ARNA 79,037,528,709 91,170,264,729 (50,661,739,675) (35,917,987,285 TOTO 90,758,385,364 184,899,787,317 (27,492,070,494) (84,772,652,675 BTON 29,873,967,204 21,114,989,041 (44,612,000)

CTBN 29,873,967,204 93,098,120,000 (21,732,250,000) (98,310,000 JPRS 72,947,916,003 116,894,916,030 (4,676,070,008)

LION 57,060,601,792 28,539,587,019 (4,819,393,012) (6,405,463,900 LMSH 14,054,620,672 4,351,799,510 (1,215,176,954) (3,506,960,312 PICO 19,999,540,532 (43,784,264,959) (30,562,729,752) 84,243,076,929 BUDI 35,566,000,000 79,992,000,000 (195,016,000,000) 104,472,000,000 DUTI 142,214,206,813 293,093,057,003 3,779,910,298 (192,194,192,891 EKAD 6,891,827,321 (57,107,269,027) (9,214,644,233) 53,226,570,008 SRSN 12,570,009,000 24,054,515,000 (3,916,316,000) 18,912,281,000 BRNA 29,002,900,613 15,869,582,295 (12,703,652,983) 9,715,301,094 IGAR 12,391,229,329 41,018,481,569 (5,295,850,708) (32,949,620,579 TRST 25,006,408,269 129,361,073,810 (111,397,203,833) 11,471,454,759 CPIN 375,589,000,000 244,737,000,000 (333,883,000,000) 353,405,000,000 MAIN 14,929,705,000 13,254,603,000 (279,317,494,000) 292,677,599,000 SIPD 44,059,299,369 (50,984,589,935) (30,204,559,075) 113,753,591,883 FASW 35,494,052,783 1,107,948,970,952 (36,004,551,679) -1,073,331,505,342


(2)

3 Data Penelitian Tahun 2009

Nama Perusahaan

Laba Akuntansi (rupiah)

Arus Kas

Operasi (rupiah)

Arus Kas Investasi (rupiah)

Arus Kas Pendana (rupiah)

INTP 3,796,326,872,422 3,184,421,623,015 (274,369,437,444) (1,079,450,550,717 SMCB 1,296,978,000,000 1,542,865,000,000 (470,119,000,000) (1,586,305,000,000 SMGR 4,655,188,285,000 4,246,497,651,000 (3,347,290,902,000) (1,235,627,435,000 ARNA 90,886,611,508 87,985,547,922 (16,051,712,228) (79,642,397,586 TOTO 254,850,518,369 227,527,789,490 (20,663,415,849) (148,028,183,565 BTON 12,891,646,017 10,821,274,744 (27,467,979,938)

CTBN 203,201,410,000 251,440,990,000 (196,170,430,000) 25,814,950,000 JPRS 2,730,337,579 (9,626,220,956) (99,900,506,850)

LION 44,985,949,232 50,456,390,635 3,036,005,755 (6,909,836,575 LMSH 3,890,077,630 4,064,913,956 (11,864,575,796) 7,565,264,100 PICO 18,459,069,272 26,731,596,161 (8,814,079,147) (26,330,737,049 BUDI 178,417,000,000 239,422,000,000 (95,326,000,000) (229,622,000,000 DUTI 325,072,333,288 309,646,127,132 55,430,270,154 (340,007,759,588 EKAD 22,945,489,609 (5,568,258,218) (3,302,680,711) 5,987,787,525

SRSN 36,508,084 -26,580,923 (1,919,050) (9,526,346

BRNA 23,436,022,100 27,083,258,750 (25,654,704,343) 7,508,273,352 IGAR 51,429,526,249 29,394,540,274 38,217,768,592 (28,387,255,195 TRST 3,550,582,914 45,646,255,019 (21,410,168,738) (45,914,122,679 CPIN 2,160,396,000,000 1,855,546,000,000 (153,401,000,000) (1,711,093,000,000 MAIN 112,362,077,000 90,192,511,000 (34,359,846,000) (25,859,314,000 SIPD 61,249,474,594 (7,075,631,909) (97,411,274,879) 78,379,716,629 FASW 387,549,918,604 868,140,069,724 (125,258,849,657) (724,706,512,691


(3)

4 Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (sebelum ditransformasi)

Nama

Perusahaan LA AKO AKI AKP

Harga Pasar

INTP 383.75 382.40 -62.96 -253.88 8,200

SMCB 24.34 112.81 -18.55 -42.75 1,750

SMGR 431.59 349.73 -48.05 -119.84 5,500

ARNA 68.72 83.81 -84.26 4.79 380

TOTO 1660.37 1597.14 -594.17 -1541.52 8,000

BTON 69.01 20.36 -1.98 0.00 185

CTBN 4174.82 1587.10 186.99 -1641.00 30,000

JPRS 78.88 5.46 -2.82 0.00 355

LION 706.53 256.18 -80.50 -98.79 2,100

LMSH 891.29 -31.22 -288.57 479.96 2,100

PICO 20.36 -30.53 -172.02 200.75 505

BUDI 19.64 1.56 -68.78 105.10 310

DUTI 398.07 688.10 124.01 -219.19 390

EKAD 11.48 7.02 -7.27 -0.08 123

SRSN 6.33 7.67 -4.38 -3.88 360


(4)

5 Data Variabel Penelitian Tahun 2008 (sebelum ditransformasi)

IGAR 27.59 15.19 -21.01 6.06 119

TRST 8.25 77.94 -24.90 -33.88 174

CPIN 88.46 -164.44 -168.02 328.53 1,060

MAIN 67.47 5.93 -258.08 276.68 880

SIPD 4.99 -7.46 -2.15 8.81 67

FASW 72.04 291.23 -39.06 -195.55 1,780

Nama

Perusahaan LA AKO AKI AKP

Harga Pasar

INTP 633.74 439.88 -63.25 -242.60 4,600

SMCB 39.60 153.78 -76.64 -60.27 630

SMGR 605.11 443.07 -88.98 -198.26 4,175

ARNA 86.10 99.31 -55.19 -39.13 390

TOTO 1815.17 3698.00 -549.84 -1695.45 8,000

BTON 165.97 117.31 -0.25 0.00 335

CTBN 373.42 1163.73 -271.65 -1.23 31,000

JPRS 97.26 155.86 -6.23 0.00 166

LION 1097.32 548.84 -92.68 -123.18 3,075

LMSH 1405.46 435.18 -121.52 -350.70 3,600

PICO 35.21 -77.08 -53.81 148.32 430

BUDI 9.47 21.30 -51.94 27.82 130

DUTI 429.65 885.48 11.42 -580.65 300

EKAD 12.33 -102.16 -16.48 95.22 145


(5)

6 Data Variabel Penelitian Tahun 2009 (sebelum ditransformasi)

BRNA 210.17 115.00 -92.06 70.40 320

IGAR 11.80 39.07 -5.04 -31.38 58

TRST 8.91 46.07 -39.67 4.09 165

CPIN 114.33 74.50 -101.64 107.58 435

MAIN 44.04 39.10 -823.95 863.36 800

SIPD 4.69 -5.43 -3.22 12.11 50

FASW 14.32 447.11 -14.53 -433.14 1,520

Nama

Perusahaan LA AKO AKI AKP

Harga Pasar INTP 1031.33 865.10 -74.54 -293.25 4,600

SMCB 169.25 201.34 -61.35 -207.01 630

SMGR 784.76 715.86 -564.28 -208.30 4,175

ARNA 49.53 47.95 -8.75 -43.40 390

TOTO 5097.01 4550.56 -413.27 -2960.56 8,000

BTON 71.62 60.12 -152.60 0.00 335

CTBN 254.00 314.30 -245.21 32.27 31,000

JPRS 3.64 -12.83 -133.20 0.00 166

LION 865.11 970.32 58.38 -132.88 3,075

LMSH 389.01 406.49 -1186.46 756.53 3,600

PICO 32.50 47.06 -15.52 -46.36 430

BUDI 47.49 63.73 -25.37 -61.12 130


(6)

7

EKAD 41.05 -9.96 -5.91 10.71 145

SRSN 0.01 0.00 0.00 0.00 88

BRNA 169.83 196.26 -185.90 54.41 320

IGAR 48.98 27.99 36.40 -27.04 58

TRST 1.26 16.26 -7.62 -16.35 165

CPIN 657.65 564.85 -46.70 -520.88 435

MAIN 331.45 266.05 -101.36 -76.28 800

SIPD 6.52 -0.75 -10.37 8.35 50


Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

15 198 120

Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia

3 82 75

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Total Arus Kas Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

2 32 127

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 62 111

ANALISIS PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 5 22

ANALISIS PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 2 14

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA).

0 0 106

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PADA LQ-45 YANG TERDAFTAR DI PT. BEI (BURSA EFEK INDONESIA).

0 6 98

PENGARUH LABA BERSIH, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

0 1 19

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 21