Perencanaan penyearah satu fasa

61 AC D 1 D 2 D 3 D 4 L R D 1 D 2 D 3 D 4 L R Z L 1 C R 1 AC Gambar 3.2. a Penyearah satu fasa full bridge dengan beban kapasitor perata yang dipasang parallel dengan RL seri b penyearah satu fasa full bridge dengan beban kapasitor perata yang dipasang parallel dengan RL seri dan filter pasif RLC pada sisi input penyearah. Dalam penelitian ini akan menganalisa harmonisa yang terjadi pada sisi AC penyearah satu fasa full bridge sebelum menggunakan filter pasif RLC dan setelah memperoleh hasilnya memasangkan filter pasif pada sisi input sisi AC penyearah tersebut.

3.2. Perencanaan penyearah satu fasa

full bridge dan filter pasif RLC Beberapa asumsi dibuat untuk rangkaian penyearah dan filter yang direncanakan adalah: a. Beban R adalah resistif murni dengan nilai 100 ohm untuk memudahkan dalam perhitungan. b. Beban L adalah ideal dengan dua nilai induktansi. yaitu 1,65μH dan 1,65 mH. Nilai induktansi beban L yang pernah dilakukan 1,65μH, pada percobaan ini Universita Sumatera Utara 62 nilai induktansi beban L diperbesar menjadi 1,65 mH untuk melihat perubahan THD arus yang timbul pada sisi AC penyearah. c. Komponen R, L dan C dari filter pasif RLC adalah ideal. d. Dioda yang digunakan sebagai penyearah full bridge dalam simulasi ini adalah dioda ideal, drop tegangan sama dengan nol saat forward dan arus bocor sama dengan nol saat reverse bias. Dalam perencanaan ini ada empat hal yang dikerjakan, yaitu: a. Perencanaan penyearah. 1. Spesifikasi komponen yang digunakan untuk rangkaian penyearah adalah: Tabel 3.1. Spesifikasi komponen penyearah full bridge No Komponen Spesifikasi 1. 2. 3. Sumber AC Kapasitor perata C Daya Penyearah 110 V50 Hz. 0,1 F untuk memperoleh Ripple yang minimum. 500 W Percobaan yang pernah dilakukan, nilai C yang digunakan sebagai kapasitor perata adalah 68μF, 470 μF dan 60 mF. Pada percobaan ini digunakan 0,1 F dan RF yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan berikut: = 1 4 . � 1 + 1 ��. 2 �� = 1 4 . .�−1 2 = 1 4.50.0,1.100−1 2 RF = 3,54 x 10 -4 Universita Sumatera Utara 63 2. Dari spesifikasi diatas diperoleh besaran DC yang dihasilkan penyearah melalui perhitungan berikut: a. � � = � � � 2 sinyal sinus. b. V m = 110 V x 2 = 155,56 V. c. Persamaan 2.44 � � = � 1 − 1 4 � . d. � � = � 1 − 1 4.50.100.0,1 = 155,56 x 0,9995 = 155,48 Volt. e. Bila Vdc = 155,48 V dan P = 500 Watt maka arus maksimum yang dapat dihasilkan oleh penyearah adalah: � � = � � � = 500 155,48 = 3,216 A. Untuk memudahkan perhitungan, nilai tahanan R yang dipasang sebagai beban penyearah sebesar 100 ohm, maka arus yang mengalir melalui R adalah: � = � � � = 155,48 100 Ω = 1,5548 �, nilai I DC lebih kecil dari I DC max . R= 100 Ω dapat digunakan sebagai beban penyearah. b. Simulasi rangkaian penyearah Dengan menggunakan Matlabsimulink data-data tersebut diatas dimasukkan kedalam rangkaian 2 buah penyearah 1 fasa gelombang penuh yang sama tetapi memiliki beban yang berbeda, masing-masing memiliki beban R dan beban RL. Universita Sumatera Utara 64 1. Penyearah dengan beban R. Gambar 3.3 Simulasi rangkaian penyearah satu fasa full bridge dengan beban R Hasil yang diperoleh setelah menjalankan rangkaian Gambar 3.3 diperlihatkan pada Gambar 3.4 s.d 3.9. Gambar 3.4. Gelombang tegangan input penyearah satu fasa full bridge beban R Universita Sumatera Utara 65 Gambar 3.5 Spektrum tegangan input penyearah satu fasa full bridge beban R Gambar 3.6. Gelombang arus input penyearah satu fasa full bridge beban R Gambar 3.7 Spektrum arus input penyearah satu fasa full bridge beban R Universita Sumatera Utara 66 Gambar 3.8 Gelombang tegangan output penyearah satu fasa full bridge beban R Gambar 3.9 Gelombang arus output penyearah satu fasa full bridge beban R Universita Sumatera Utara 67 Dari Gambar 3.4 s.d 3.9 diperoleh data hasil simulasi rangkaian Gambar 3.3 seperti yang terlihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Data hasil Simulasi penyearah satu fasa full bridge beban R No. Uraian Input AC Output DC 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. V maks frkuensi 50 Hz V RMS THD Tegangan I maks I RMS THD Arus V DC I DC 155,6 Volt 110 Volt 3,11 A 2,199 A 299,99 155,5 Volt 1,555A Dari Tabel 3.2 diketahui bahwa dengan nilai kapasitas kapasitor perata 0,1 F dan R = 100 Ω menghasilkan ripple yang minimum, 3,5x10 -4 pada output DC dan THD arus = 299,99 pada input AC. Data percobaan sebelumnya, C = 60 mF dan R=48,4 Ohm menghasilkan ripple faktor sekitar 0,1 dan THD sebesar 169. Ripple faktor keluaran penyearah berbanding terbalik dengan THD arus yang dihasilkan pada sumber input AC penyearah. Dari Tabel 3.2 dan Gambar 3.10 dapat kita peroleh nilai dari Z dioda melalui tahapan berikut: a. Hitung nilai Xc dimana C = 0,1 F dan f = 50 Hz. � = 1 2 � = 1 2 � 3,14 � 50�0,1 = 0,0318 Ω b. Rparalel = � � � +� = 0,0318 � 100 100,0318 = 0,0318 Ω Universita Sumatera Utara 68 c. Z dioda = 110 2,199 − 0,0318 = 49,99 Ω AC Zdioda R=100 Ω V RMS = 110 V I RMS = 2,199 A X C Gambar 3.10 Rangkaian ekivalen penyearah dengan beban R=100 ohm. 1. Penyearah dengan beban RL1, L=1,65μH Gambar 3.11 Rangkaian Penyearah satu fasa full bridge beban RL 1,65μH Universita Sumatera Utara 69 Hasil yang diperoleh setelah menjalankan rangkaian Gambar 3.11 diperlihatkan pada Gambar 312 s.d 3.15. Gambar 3.12 Gelombang tegangan input penyearah satu fasa full bridge beban RL dengan L = 1,65μH Gambar 3.13 Spektrum tegangan input penyearah satu fasa full bridge beban RL dengan L = 1,65μH Universita Sumatera Utara 70 Gambar 3.14 Gelombang arus input penyearah satu fasa full bridge beban RL dengan L = 1,65μH Gambar 3.15 Spektrum arus input penyearah satu fasa full bridge beban RL dengan L = 1,65μH Universita Sumatera Utara 71 2. Penyearah dengan beban RL2, L=1,65mH Gambar 3.16 Rangkaian Penyearah satu fasa full bridge beban RL 1,65mH Hasil yang diperoleh setelah menjalankan rangkaian Gambar 3.16 diperlihatkan pada Gambar 3.17 s.d 3.20 dan pada Tabel 3.3. Gambar 3.17 Gelombang tegangan input penyearah satu fasa full bridge beban RL dengan L = 1,65mH Universita Sumatera Utara 72 Gambar 3.18 Spektrum tegangan input penyearah satu fasa full bridge beban RL dengan L = 1,65mH Gambar 3.19 Gelombang arus input penyearah satu fasa full bridge beban RL dengan L = 1,65mH Universita Sumatera Utara 73 Gambar 3.20 Spektrum arus input penyearah satu fasa full bridge beban RL dengan L = 1,65mH Tabel 3.3 Data hasil Simulasi penyearah satu fasa full bridge beban RL No. Uraian L = 1,65μH L=1,65mH 1. 2. 3. 4. 5. 6. V maks frkuensi 50 Hz V RMS THD Tegangan I maks I RMS fundamental THD Arus 155,6 Volt 110 Volt 3,11 A 2,199 A 299,99 155,6 Volt 110 Volt 3,11 A 2,199 A 299,99 Perubahan nilai induktansi beban L dari 1,65μH menjadi 1,65mH yang dipasang seri dengan R 100 Ohm tidak mempengaruhi besar THD arus yang terjadi pada input AC penyearah, THD arus tetap 299,99. Dari Persamaan 2.14 kita dapat mencari nilai RMS tegangan dan arus input penyearah. � = 1 1 + ��� 2 . Universita Sumatera Utara 74 � = 1 � 1 + ��� 100 2 � � = � 1 � 1 + ��� � 100 2 � = 2,199 1 + 2,9999 2 = 5,361 � , � � = 110 1 + 0,00 2 = 110 � , c. Merencanakan filter pasif RLC, merujuk pada Bab II, 2.11.b. 1. Perhitungan nilai R,L dan C dari komponen filter pasif. Perhitungan nilai C melalui perhitungan faktor daya. Faktor daya dapat diperoleh dengan Persamaan 2.7, persamaan yang menghubungkan faktor daya dengan harmonisa, ∅ = = 1 . 1+ ��� � 2 . 1+��� 2 = cos ∅ � � . cos ∅ � Display P menunjukkan nilai P = 241,4 Watt = � � � � = 110 � � 5,361 � = 589,71 VA 1 = � 1 � 1 � = 110 � � 2,199 � = 241,89 �� ∅ = 241,4 241,89 1+0 2 1+ 2,9999 2 = 241,4 764,9 = 0,3155 ∅ = −1 0,3155 = 71,6 Faktor daya awal ∅ = 0,3155 Faktor daya yang diinginkan ∅ 1 = 0,99, ∅ 1 = 8,11 ∆ = tan ∅ 1 − tan ∅ 2 = 241,4 � tan 71,6 − tan 8,11 ∆ = 241,4 � 3,0 − 0,1425 = 689,8 ��� Universita Sumatera Utara 75 Nilai kapasitor yang akan digunakan dapat dicari dengan Persamaan 2.74 = ∆ �� 2 = 689,8 2 � 110 2 = 1,815 � 10 −4 � Nilai L yang digunakan sebagai filter RLC dimana f O = 50 Hz diperoleh dengan Persamaan 2.98 = 1 � 2 . � → � = 1 � 2 . = 1 2.�.50 2 .1,815 �10 −4 = 56 mH Berdasarkan faktor kualitas Q dan Persamaan 2.97 diperoleh nilai R. Bila Q 10, maka digolongkan BPF bidang lebar. Bila Q 10, maka digolongkan BPF bidang sempit Kita ambil nilai Q = 20, maka nilai R adalah : = 1 � � → � = 1 � � = 1 20 56 �10 −3 1,815 � 10 −4 = 878 Ω Frekuensi Centre f = 50 Hz Frekuensi cut off pada frekuensi tinggi diperoleh dengan Persamaan 2.114 � 2 = � 2 + � 1 + 1 4 2 = 2 ��� 50 2 �20 + 2 ���50 1 + 1 4 � 20 2 ∴ � 2 = 15,708 + 314,16 1,000625 = 329,868 ∴ 2 = 329,868 2 �� = 52,5 �� Frekuensi cut off pada frekuensi rendah diperoleh dengan Persamaan 2.116 � = � 2 . � 1 → � 2 = � 2 . � 1 � 1 = � 2 � 2 = 4 �� 2 �50 2 ��� 52,5 = 5,98 Hz Universita Sumatera Utara 76 Berdasarkan Persamaan 2.116 diperoleh B = � 2 − � 1 = 52,5 − 5,98 = 46,52 Hz. d. Simulasi rangkaian penyearah yang dilengkapi filter pasif Berdasarkan data-data yang telah dihitung diatas, dirangkai filter pasif RLC pada sisi AC masing-masing penyearah 1 fasa dengan beban R dan dengan beban RL, untuk beban RL digunakan L = 1,65 mH . Rangkaian penyearah dilengkapi filter diperlihatkan pada Gambar dibawah ini. 1. Rangkaian penyearah beban R dilengkapi dengan filter pasif Gambar 3.21. Filter pasif RLC dipasang pada sisi input AC penyearah satu fasa full bridge beban R Hasil simulasi rangkaian Gambar 3.21 dapat dilihat pada Gambar 3.22 s.d 3.25 Universita Sumatera Utara 77 . Gambar 3.22. Gelombang tegangan input penyearah beban R setelah difilter Gambar 3.23. Spektrum tegangan input penyearah beban R setelah difilter Gambar 3.24. Gelombang aarus input penyearah beban R setelah difilter Universita Sumatera Utara 78 Gambar.3.25 Spektrum arus input penyearah beban R setelah difilter 2. Rangkaian penyearah beban RL, L= 1,65 mH dilengkapi dengan filter pasif Gambar 3.26. Filter pasif RLC dipasang pada sisi input AC penyearah satu fasa full bridge beban RL Seri, L = 1,65 mH. Universita Sumatera Utara 79 Hasil simulasi rangkaian Gambar 3.26 dapat dilihat pada Gambar 3.27 s.d 3.30. Gambar 3.27. Gelombang tegangan input penyearah beban RL Seri setelah difilter Gambar 3.28. Spektrum tegangan input penyearah beban RL Seri setelah difilter Universita Sumatera Utara 80 Gambar 3.29. Gelombang arus input penyearah beban RL Seri setelah difilter Gambar.3.30 Spektrum arus input penyearah beban RL Seri setelah difilter Dari Gambar 3.22 s.d 3.25 dan Gambar 3.27 s.d 3.30 diperoleh data hasil simulasi rangkaian Gambar 3.21 dan rangkaian Gambar 3.26 seperti yang terlihat pada Tabel 3.4. Universita Sumatera Utara 81 Tabel 3.4. Data hasil Simulasi penyearah satu fasa full bridge setelah difilter No. Uraian Beban R = 100 Ω Beban R = 100 Ω dan L=1,65mH 1. 2. 3. 4. 5. 6. V maks frkuensi 50 Hz V RMS THD Tegangan I maks I RMS THD Arus 155,6 Volt 110 Volt 262,4 A 185,5 A 0,57 155,6 Volt 110 Volt 262,4 A 185,5 A 0,57 Tabel 3.4. memperlihatkan bahwa filter pasif RLC dengan teknik band pass filter dapat mereduksi harmonisa dari 299,99 hingga 0,57 . Peredaman pasif band pass filter RLC Q=20 adalah: = ��� � � − ��� � � ℎ ��� � � x 100 = 299,99 −0,57 299,99 = 99,81 Universita Sumatera Utara 82

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN