Proses 3 - 4 adalah penurunan tekanan tidak reversible atau isentalpi pada entalpi konstan, dan cairan jenuh menuju tekanan evaporator.
Proses 4-1’Proses Pendidihan Proses ini berlangsung didalam evaporator. Panas dari dalam ruangan akan
diserap oleh cairan refrigeran yang bertekanan rendah sehingga refrigeran berubah fasa menjadi uap bertekanan rendah. Proses berlangsung pada secara isobaris dan
isothermis. Proses 1’-1 Proses Pemanasan Lanjut
Pada proses pemanasan lanjut terjadi kenaikan suhu. Dengan adanya pemanasan lanjut, refrigeran yang akan masuk ke dalam kompresor benar-benar
dalam kondisi gas. Hal ini membuat kompresor bekerja lebih ringan dan aman. Proses berlangsung pada tekanan tetap.
2.1.6 Rumus-Rumus Perhitungan Karakteristik Untuk Mesin Pendingin.
Dalam analisa unjuk kerja mesin pendingin diperlukan beberapa rumusan perhitungan, antara lain seperti, kerja kompresor, kalor yang dilepas evaporator
per satuan masa refrigeran, kalor yang diserap evaporator per satuan massa refrigeran, COP
aktual
, COP
ideal
, efisiensi dan laju aliran massa. a
Kerja Kompresor. Besar kerja kompresi per satuan massa refrigeran dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan 2.1. W
in
= h
2
– h
1
2.1 Pada Persamaan 2.1 :
o W
in
: besar kerja kompresor kJkg
o h
1
: entalpi refrigeran saat masuk kompresor kJkg o
h
2
: entalpi refrigeran saat keluar kompresor kJkg b
Kalor yang dilepas kondensor Besar kalor per satuan massa refrigeran yang dilepas kondensor dinyatakan
menggunakan Persamaan 2.2 Q
out
= h
2
– h
3
2.2 Pada Persamaan 2.2 :
o Q
out
: besar kalor yang dilepas kondensor kJkg o
h
2
: entalpi refrigeran saat keluar kondensor kJkg o
h
3
: entalpi refrigeran saat masuk kondensor kJkg c
Kalor yang diserap evaporator Besar kalor per satuan massa refrigeran yang diserap evaporator dinyatakan
menggunakan Persamaan 2.3 Q
in
= h
1
– h
4
2.3 Pada Persamaan 2.3 :
o Q
in
: besar kalor yang diserap evaporator kJkg o
h
1
: entalpi refrigeran saat keluar evaporator kJkg o
h
4
: entalpi refrigeran saat masuk evaporator kJkg d
COP
aktual
Coefficient Of Performance COP dipergunakan untuk menyatakan perfomance unjuk kerja dari siklus
refrigerasi. Semakin tinggi COP yang dimiliki oleh suatu mesin pendingin maka akan semakin baik mesin pendingin tersebut. COP tidak mempunyai satuan
karena merupakan perbandingan antara dampak refrigerasi h
1
-h
4
dengan kerja spesifik kompresor h2-h1 dinyatakan dalam Persamaan 2.4
COP
aktual
=
2.4 Pada Persamaan 2.4 :
o COP
aktual
: koefisien prestasi chest freezer aktual
o h
1
: entalpi refrigeran saat masuk kompresor kJkg o
h
2
: entalpi refrigeran saat keluar kompresor kJkg o
h
4
: entalpi refrigeran saat masuk evaporator kJkg e
COP
ideal
Coefficient Of Performance. Besarnya koefisien yang menyatakan performance dalam posisi ideal pada
siklus kompresi uap standar dapat dihitung dengan Persamaan 2.5 COP
ideal
= 2.5
Pada Persamaan 2.5 : o
COP
ideal
: koefisien prestasi maksimum chest freezer, o
T
e
: suhu evaporator
o
K o
T
c
: suhu kondensor
o
K f
Efisiensi Chest freezer Besarnya efisiensi chest freezer dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan 2.6 Efisiensi =
2.6
Pada Persamaan 2.6 :
o COP
ideal
: koefisien prestasi maksimum chest freezer o
COP
aktual
: koefisien prestasi chest freezer g
Laju liran massa refrigeran. Besarnya laju aliran massa refrigerant
dapat dihitung dengan Persamaan 2.7 m
= =
2.7
Catatan : 1 watt = 1 Js
Pada Persamaan 2.7 : o
m : laju aliran massa refrigeran kgs, o
V : Voltase kompresor v o
I : Arus kompresor ampere o
P : Daya kompresor kJs o
W
in
: kalor besar kerja kompresor kJkg Dengan bantuan diagram tekanan-entalpi, besaran yang penting
sepertikerja kompresor, kerja kondensor, kerja evaporator dan COP dalam siklus kompresi uap dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut dapat diketahui.
Dalam penggunaan
diagram entalpi-tekanan
tergantung jenis
bahan pendinginrefrigeran yang dipakai. Untuk diagram tekanan-entalpi pada jenis
refrigeran134a disajikan pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14. Grafik P-h untuk refrigeran R134a sumber :
http:www.engr.siu.edu
2.1.7. Perpindahan Kalor